Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KASUS AMENOREA

Disusun
Oleh:

MUKTHI

NIM : 22900035

POLI KEBIDANAN

RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


PROGRAM STUDI PROFESI NERS (K3S)
MEDIKA NURUL ISLAM
A. PENDAHULUAN
Amenore adalah tidak terjadinya atau abnormalitas siklus menstruasi
seorang wanita pada usia reproduktif. Menstruasi merupakan tanda penting
maturitas organ seksual seorang wanita. Dimana definisi menstruasi adalah
keluarnya darah, mukus dan debris – debris seluler yang berasal dari uterus
secara periodik dengan siklus teratur. Siklus menstruasi pada wanita normal
berlangsung teratur, yaitu 21 – 35 hari dengan volume darah yang
dikeluarkan selama menstruasi sebanyak 40 ml dan cairan serosa sebanyak 35
ml. Menstruasi merupakan suatu proses yang kompleks, karena melibatkan
berbagai organ, sistem endokrin, hormon – hormon reproduksi dan enzim.
Proses menstruasi diregulasi oleh sistem endokrin dan perubahan hormonal
yang terjadi melalui mekanisme timbal balik (feed back mechanism) antara
hipotalamus, pituitari dan ovarium atau yang dikenal dengan axis endokrin
Hipotalamus – Pituitary – Ovarium (HPO).
Secara umum amenore dibedakan menjadi 2 yaitu amenore primer dan
sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi pertama kali
(menarche) pada usia 13 tahun dengan pertumbuhan seks sekunder normal
atau tidak terjadinya menarche dalam waktu lima tahun setelah pertumbuhan
payudara, apabila terjadi sebelum usia 10 tahun. Sedangkan, amenore
sekunder adalah berhentinya siklus menstruasi yang teratur selama 3 bulan
atau berhentinya siklus menstruasi yang tidak teratur selama 6 bulan.
Pemeriksaan sitogenetika mempunyai peran yang penting untuk
mengetahui kariotipe penderita dan menentukan jenis kelainan kromosom
sebagai penyebab amenore primer. Selain itu, untuk mengetahui faktor resiko
yang berhubungan dengan penyebab amenore primer, perlu dilakukan adanya
observasi data sekunder pasien amenore primer.

B. PENGERTIAN
Amenorea adalah keadaan tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3
bulan berturut-turut. Amenorea adalah tidak ada atau terhentinya haid secara
abnormal. Dalam kamus istilah kedokteran, Amenorea adalah keadaaan tidak
terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada
masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause.
Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus –
hipofisis – aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat.
Amenorea adalah istilah medis untuk tidak adanya periode menstruasi,
baik secara permanen atau sementara. Amenorrhea dapat diklasifikasikan
sebagai primer atau sekunder. Dalam amenore primer, periode menstruasi
tidak pernah dimulai (berdasarkan umur 16), sedangkan amenorea sekunder
didefinisikan sebagai tidak adanya menstruasi selama tiga siklus berturut-
turut atau jangka waktu lebih dari enam bulan pada wanita yang sebelumnya
menstruasi.
Siklus menstruasi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor internal seperti
perubahan sementara di tingkat hormonal, stres, dan penyakit, serta faktor
eksternal atau lingkungan. Hilang satu periode menstruasi jarang tanda
masalah serius atau kondisi medis yang mendasari, tapi amenore dari durasi
yang lebih lama mungkin menandakan adanya suatu penyakit atau kondisi
kronis.

C. KLASIFIKASI
Amenorea dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu amenore primer dan
amenore sekunder.
1. Amenorea primer terjadi bila seorang wanita pada usia 16 tahun
belum mendapatkan menstruasi tetapi perkembangan organ seksual
sekunder nya normal.
2. Amenorea sekunder terjadi bila seorang wanita  tidak mendapatkan
menstruasi selama 3 siklus menstruasi atau selama 6 bulan pada
wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi. Evaluasi awal
amenore baik yang primer maupun sekunder sering sama terlepas dari
kapan mulai terjadinya amenore, kecuali dalam situasi klinis yang
tidak biasa.
D. ETIOLOGI
1. Hymen imperforate, yaitu selaput dara tidak berlubang sehingga darah
menstruasi terhambat untuk keluar. Keluhan pada kejadian ini
biasanya mengeluh sakit perut tiap bulan. Hal ini bisa diatasi dengan
operasi
2. Menstruasi anovulatiore, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak
terjadi haid/hanya sedikit. Pengobatannya dengan terapi hormone
3. Amenorrhoe sekunder, yaitu biasanya pada wanita yang pernah
menstruasi sebelumnya. Penyebab amenorrhoe sekunder ini karena
hipotensi, anemia, infeksi atau kelemahan kondisi tubuh secara umum,
stress psikologis.
4. Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan
berat badan
5. Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan
6. Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor
7. Endometrium tidak bereaksi
8. Penyakit lain : penyakitmetabolik, penyakit kronik, kelainan gizi,
kelainan hepar dan ginjal.

E. PATOFISIOLOGI
Disfungsi hipofise. Terjadi gangguan pada hipofise anterior, gangguan
dapat berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone
yang membuat menjadi terganggu.
Kelainan kompartemen IV (lingkungan). Gangguan pada pasien ini
disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan
terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat
menghambat pelepasan gonadrotropin.
Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun
sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium
( gonadal disgenesis ). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan
kelainan genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan
proses autoimun dimana folikel dihancurkan.
Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea
dimana dibutuhkan kalori yang banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh
habis dan bahan untuk pembentukan hormone steroid seksual ( estrogen dan
progesterone ) tidak tercukupi. Pada keadaaan tersebut juga terjadi
pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan
terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone yang memicu terjadinya
amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin yang
merupakan derifat morfin. Endorphin menyebabkan penurunan GnRH
sehingga estrogen dan progesterone menurun. Pada keadaan tress berlebih
cortikotropin realizinghormone dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi
opoid yang dapat menekan pembentukan GnRH.
F. PATHWAY
G. GEJALA KLINIS
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
1. Tidak terjadi haid
2. Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.
3. Nyeri kepala
4. Badan lemah

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pada amenorrhea primer apabila didapatkan adanya perkembangan
seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi
(indung telur, rahim, perekatan dalam rahim). Melalui pemeriksaan USG,
histerosal Pingografi, histeroskopi dan Magnetic Resonance Imaging (MRI),
apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder
maka diperlukan pemeriksaan kadar hormone FSH dan LH setelah
kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder maka dapat
dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormon (TSH) karena kadar
hormone thyroid dapat mempengaruhi kadar hprmone prolaktin dalam tubuh.

I. PENATALAKSANAAN

Dapat dilakukan secara non-farmakologi dan farmakologi


treatment.Modalitas terapi untuk amenore digunakan untuk mengembalikan
siklus normal menstruasi. Dapat dilakukan secara non-farmakologi dan
farmakologi treatment.Modalitas terapi untuk amenore digunakan untuk
mengembalikan siklus normal menstruasi.

Tujuan pengobatan termasuk menjaga kekuatan tulang, mencegah


keropos tulang, pemulihan ovulasi dan meningkatkan kesuburan. Pendekatan
umum untuk keberhasilan terapi amenore tergantung pada identifikasi yang
tepat dari penyebab dasar pada gangguan mentruasi. Pada pasien amenore
sekunder dengan hipoestrogen maka pemberian kalsium dan vitamin D
penting untuk menghindari dampak negatif pada kesehatan tulang.
Pada pasien amenore sekunder dengan hipoestrogen maka pemberian
kalsium dan vitamin D penting untuk menghindari dampak negatif pada
kesehatan tulang.

1. Terapi Non-farmakologi
Terapi non-farmakologi untuk amenore bervariasi tergantung pada
penyebab yang mendasari. Pada wanita usia muda yang melakukan
kegiatan olahraga berlebihan kemungkinan dapat menjadi penyebab dasar
amenore, maka treatmentnya adalah pengurangan terhadap exercise yang
berlebihan.
2. Terapi Farmakologi
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea
yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diet dan
olahraga adalah terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan
aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau
insisi dilakukan pada wanita yang mengalami Amenorrhea Primer.

Amenore primer maupun sekunder dengan hipoestrogen maka perlu


diberikan  estrogen (dengan progestin). Hal ini dapat diberikan dalam bentuk
kontrasepsi oral (OC).

Tujuan terapi estrogen ada dua yaitu untuk mengurangi risiko


osteoporosis dan meningkatkan kualitas hidup. Jika hiperprolaktinemia
diidentifikasi sebagai penyebab amenore, penggunaan bromocriptine atau
cabergoline, agonis dopamin, menghasilkan penurunan konsentrasi prolaktin
dan kembalinya menstruasi

J. KOMPLIKASI

Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi


lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu
kompartemen IV dan terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea.
Komplikasi lainnya muncul gejala-gejala lain akibat hormone seperti
osteoporosis.
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Difa Danis. Kamus Kedokteran. Gitamedia Press.

Dipiro TJ, Talbert LR, Yee CG, Matzke RG, Wells GB, Posey ML,
2008,Pharmacotherapy: A Phatophysiologi Approach 7th ed, The Mc
Graw-Hill Companies Inc.USA.

Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.


Jakarta : EGC

NANDA NIC-NOC. 2015

Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
& JNKKR-POGI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai