Anda di halaman 1dari 87

KEPERAWATAN KESEHATAN REPRODUKSI

GANGGUAN MENSTRUASI : AMENOREA,


DISMENOREA, ENDOMETRIOSIS

Kelompok 2
- DEFNISI AMONOREA

Amenorrhea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
Lazim diadakan pembagian antara amenorrhea primer dan amenorrhea sekunder. Kita
berbicara tentang amenorrhea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas
tidak pernah mendapat haid, sedang pada amenorrhea sekunder penderita pernah
mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi (Wiknjosastro,2008).

Amenorrhea adalah tidak ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal yang diiringi
penurunan berat badan akibat diet penurunan berat badan dan nafsu makan tidak sehebat
pada anoreksianervosa dan tidak disertai problem psikologik (Kumala, 2005)
- DEFNISI AMONOREA

Amenorrhea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
Lazim diadakan pembagian antara amenorrhea primer dan amenorrhea sekunder. Kita
berbicara tentang amenorrhea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas
tidak pernah mendapat haid, sedang pada amenorrhea sekunder penderita pernah
mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi (Wiknjosastro,2008).

Amenorrhea adalah tidak ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal yang diiringi
penurunan berat badan akibat diet penurunan berat badan dan nafsu makan tidak sehebat
pada anoreksianervosa dan tidak disertai problem psikologik (Kumala, 2005)
- FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AMONOREA

1. Faktor internal
a. Organ Reproduksi
b. Hormonal
c. Penyakit

2. Faktor Eksternal
a. Status Gizi
b. Gaya Hidup
- KLASIFIKASI AMONOREA

Klasifikasi amenorrhea adalah sebagai berikut :

1. Amenorrhea primer
Amenorrhea primer mengacu pada masalah ketika wanita muda yang berusia lebih
dari 16 tahun belum mengalami menstruasi tetapi telah menunjukkan maturasi seksual,
atau menstruasi mungkin tidak terjadi sampai usia 14 tahun tanpa disertai adanya
karakteristik seks sekunder.

2. Amenorrhea sekunder
Amenorrhea sekunder adalah tidak adanya haid selama 3 siklus atau 6 bulan setelah
menstruasi normal pada masa remaja, biasanya disebabkan oleh gangguan emosional
minor yang berhubungan dengan berada jauh dari rumah, masuk ke perguruan tinggi,
ketegangan akibat tugas-tugas. Penyebab kedua yang paling umum adalah kehamilan,
sehingga pemeriksaan kehamilan harus dilakukan.
- ETIOLOGI

Penyebab Amenorrhea secara umum adalah:


1. Hymen Imperforata : Selaput darah tidak berlubang sehingga darah menstruasi
terhambat untuk keluar.
2. Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone – hormone yang tidak mencukupi
untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit.
• Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan berat badan
• Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan
• Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor
• Endometrium tidak bereaksi
3. Penyakit lain : penyakit metabolik, penyakit kronik, kelainan gizi, kelainan hepar dan
ginjal
- MANIFESTASI KLINIS

1. Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :


• Tidak terjadi haid
• Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.
• Nyeri kepala
• Badan lemah
2. Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :
• Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan
ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan
rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.
• Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan
pembesaran perut.
• Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah
denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
• Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, dan lengan
serta tungkai yang lurus.
- MANIFESTASI KLINIS

3. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :


• Sakit kepala
• Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang
menyusui )
• Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
• Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
• Vagina yang kering
• Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria ),
perubahan suara dan perubahan ukuran payudara.
- PATOFISIOLOGI

Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat berupa tumor
yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat menjadi
terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini disebabkan
oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan
neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat pelepasan gonadrotropin.
Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder.
- woc
- KOMPLIKASI

Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah tidak
percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu kompartemen IV dan terjadilah
lingkaran setan terjadinya amenorrhea.Komplikasi lainnya muncul gejala-gejala lain
akibat hormon seperti osteoporosis.
- PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada amenorrhea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder


maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perlekatan
dalam rahim) melalui pemeriksaan :
• USG
• Histerosalpingografi
• Histeroskopi
• Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka
diperlukan pemeriksan kadar hormon FSH dan LH.
• Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder, maka
dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) karena kadar hormon
prolaktin dalam tubuh.
• Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar
hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / Progesterone Challenge Test adalah
pilihan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium alam rahim.
Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI.
- TERAPI PENANGANAN PENUNJANG

Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang dialami,
apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah terapinya. Belajar
untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat
membantu. Terapi amenorrhea diklasifikasikan berdasarkan penyebab saluran reproduksi
atas dan bawah, penyebab indung telur, dan penyebab susunan saraf pusat.
1. Saluran Reproduksi
a. Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi dengan krim
estrogen.
b. Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki
lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan insisi
atau eksisi (operasi kecil).
c. Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser,- Sindrom ini terjadi pada wanita yang
memiliki indung telur normal namun tidak memiliki rahim dan vagina atau memiliki
keduanya namunkecil atau mengerut.
- TERAPI PENANGANAN PENUNJANG

d. Sindrom feminisasi testis,- Terjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY kariotipe,
dan memiliki dominan X-linked sehingga menyebabkan gangguan dari hormon
testosteron.
e. Parut pada rahim,- Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan
intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi karena
tindakan kuret, operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atau
tuberkulosis.
- TERAPI PENANGANANPENUNJANG

2. Gangguan Indung Telur


a. Disgenesis Gonadal,- Adalah tidak terdapatnya sel telur dengan indung telur yang
digantikan oleh jaringan parut. Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian hormon
pertumbuhan dan hormon seksual.
b. Kegagalan Ovari Prematur,- Kelainan ini merupakan kegagalan dari fungsi indung
telur sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi
atau proses autoimun.
c. Tumor Ovarium,- Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi sel telur normal.
- TERAPI PENANGANAN PENUNJANG

3. Gangguan Susunan Saraf Pusat


a. Gangguan Hipofisis,- Tumor atau peradangan pada hipofisis dapat mengakibatkan
amenorrhea. Hiperprolaktinemia (Hormone prolaktin berlebih) akibat tumor, obat, atau
kelainan lain dapat mengakibatkan gangguan pengeluaran hormon gonadotropin. Terapi
dengan menggunakan agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh.
Sindrom Sheehan adalah tidak efisiennya fungsi hipofisis. Pengobatan berupa
penggantian hormon agonis dopamin atau terapi bedah berupa pengangkatan tumor.
b. Gangguan Hipotalamus,- Sindrom polikistik ovari, gangguan fungsi tiroid, dan
sindrom cushing merupakan kelainan yang menyebabkan gangguan hipotalamus.
Pengobatan sesuai dengan penyebabnya.
c. Hipogonadotropik,- Penyebabnya adalah kelainan organik dan kelainan fungsional
(anoreksia nervosa atau bulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional membutuhkan
bantuan psikeater.
- DEFINISI DISMENORE

Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang di sebabkan oleh kejang otot uterus.
Nyeri ini terasa di perut bagian bawah dan atau di daerah bujur sangkar Michaelis .
Nyeri dapat terasa sebelum dan sesudah haid. Dapat bersifat kolik atau terus menerus.

Nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Istilah dismenorea
biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat dimana penderita mengobati sendiri
dengan analgesik atau sampai memeriksakan diri ke dokter
- KLASIFIKASI DISMENORE

Dismenore terbagi menjadi 2 , yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder :

1. Desminore primer terjadi jika tidak ada penyakit organic, biasanya dari bulan ke-6
sampai tahun ke-2 setelah menarke. Desminore ini seringkali hilang saat berusia 25thn
atau setelah wanita hamil dan melahirkan pervaginam. Faktor psikogenik dapat
mempengaruhi gejala, tetapi gejala pasti berhubungan dengan ovulasi dan tidak terjadi
saat ovulasi disupresi. Selama fase luteal dan aliran menstruasi berikutnya, prostaglandin
F2 alfa (PGF2α) disekresi. Pelepasan PGF2α yang berlebihan meningkatkan amplitude
dan frekuensi reaksiuterus dan menyebabkan vesospasme arteriol uterus, sehingga
menyebabkan iskemia dan kram abdomen bawah yang bersifak siklik. Respon sistemik
terhadap PGF2α meliputi nyeri punggung , kelemahan, mengeluarkan keringat, gejala
saluran cerna (anoreksia, mual, muntah, diare) dan gejala system saraf pusat (pusing,
sinkop, nyeri kepala, dan konsentrasi buruk) (Heitkemper,dkk 1991). Penyebab
pelepasan prostaglandin yang berlebihan belum diketahui.
- KLASIFIKASI DISMENORE

2. Desminore sekunder dikaitkan dengan penyakit pelvis organic, seperti endometriosis,


penyakit radang pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus dan polip
uterus. IUD juga dapat menyebabkan desminore sekunder. Desminore sekunder dapat
disalah artikan sebagai desminore primer aatau dapat rancu dengan komplikasi
kehamilan dini. Pada kasus pemeriksaan pelvis abnormal dibutuhkan evaluasi
selanjutnya untuk menentukan diagnosis. Desminore dapat timbul pada perempuan
dengan menometroragia yang meningkat. Evaluasi yang hati-hati harus dilakukan untuk
mencari kelainan dalam kavum uteri atau pelvis yang dapat menimbulkan kedua gejala
tersebut. Histeroskopi, histerosalpingogram (HSG), sonogram transvaginal (TSV), dan
laproskopi, semuanya dapat digunakan untuk evaluasi. Pengobatak ditujukan untuk
memperbaiki keadaan yang mendasarinya.
- ETIOLOGI DISMENORE

1. Dismenore Primer
Secara umum, nyeri haid timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang
menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di perut
bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial paha.
Penyebab Dismenore Primer :
a. Faktor endokrin
Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase korpus luteum. Menurut Novak dan
Reynolds, hormon progesteron menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus
sedangkan hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus.
b. Kelainan organik
Seperti: retrofleksia uterus, hipoplasia uterus, obstruksi kanalis servikalis, mioma
submukosum bertangkai, polip endometrium.
c. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis
Seperti: rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh,
konflik dengan kewanitaannya, dan imaturitas.
- ETIOLOGI DISMENORE

d. Faktor konstitusi
Seperti: anemia, penyakit menahun, dsb dapat memengaruhi timbulnya dismenorea.
e. Faktor alergi
Menurut Smith, penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada asosiasi
antara dismenorea dengan urtikaria, migren, dan asma bronkiale.
- ETIOLOGI DISMENORE

2. Dismenore sekunder mungkin di sebabkan oleh kondisi berikut :


a. Endometriosis
b. Polip atau fibroid uterus
c. Penyakit radang panggul
d. Perdarahan uterus disfungsional
e. Prolaps uterus
f. Maladaptasi pemakaian AKDR
g. Produk kontrasepsi yang tertinggal setelah abotus spontan, abortus terauputik,
atau ,melahirkan.
h. Kanker ovarium atau uterus
- PATOFISIOLOGI DISMENORE

1. Dismenorea primer
Dismenore primer (primary dysmenorrhea) biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama
setelah menarche (haid pertama) segera setelah siklus ovulasi teratur (regular ovulatory
cycle) ditetapkan/ditentukan. Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas
(sloughing endometrial cells) melepaskan prostaglandin, yang menyebabkan iskemia
uterus melalui kontraksi miometrium dan vasokonstriksi. . Peningkatan kadar
prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid (menstrual fluid) pada wanita
dengan dismenorea berat (severe dysmenorrhea).
- PATOFISIOLOGI DISMENORE

2. Dismenorea Sekunder
Dismenorea sekunder (secondary dysmenorrhea) dapat terjadi kapan saja setelah
menarche (haid pertama), namun paling sering muncul di usia 20-an atau 30-an, setelah
tahun-tahun normal, siklus tanpa nyeri (relatively painless cycles). Peningkatan
prostaglandin dapat berperan pada dismenorea sekunder, namun, secara pengertian (by
definition), penyakit pelvis yang menyertai (concomitant pelvic pathology) haruslah ada.
Penyebab yang umum termasuk: endometriosis, leiomyomata (fibroid), adenomyosis,
polip endometrium, chronic pelvic inflammatory disease, dan penggunaan peralatan
kontrasepsi atau IUD (intrauterine device).
- WOC DISMENORE
- GAMBARAN KLINIS DISMENORE

Menurut Harlow (1996), juga terdapat faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan
terjadinya dismenorea yang berat (severe episodes of dysmenorrhea) :
1. Menstruasi pertama pada usia amat dini (earlier age at menarche)
2. Periode menstruasi yang lama (long menstrual periods)
3. Aliran menstruasi yang hebat (heavy menstrual flow)
4. Merokok (smoking)
5. Riwayat keluarga yang positif (positive family history).

a. Dismenore Primer
1) Deskripsi perjalanan penyakit :
a) Dismenore muncul berupa serangan ringan, kram pada bagian tengah, bersifat
spasmodis yang dapat menyebar ke punggung atau paha bagian dalam.
b) Umumnya ketidaknyamanan di mulai 1-2 hari sebelu menstruasi, namun nyeri yang
paling berat selama 24 jam pertama menstruasi dan mereda pada hari kedua.
- GAMBARAN KLINIS DISMENORE

c) Dismenore kerpa di sertai efek samping seperti :


• Muntah
• Diare
• Sakit kepala
• Sinkop
• Nyeri kaki
2) Karakteristik dan faktor yang berkaitan :
a) Dismenore primer umumnya di mulai 1-3 tahun setelah menstruasi.
b) Kasus ini bertambah berat setelah beberapa tahun samapai usia 23- 27 tahun, lalu
mulai mereda.
c) Umumnya terjadi pada wanita nulipara , kasus ini kerap menuntun signifikasi
setelah kelahiran anak.
d) Lebih sering terjadi pada wanita obesitas.
e) Dismenore berkaitan dengan aliran menstruai yang lama.
f) Jarang terjadi pada atlet.
- GAMBARAN KLINIS DISMENORE

g) Jarang terjadi pada wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur.
h) Nulliparity (belum pernah melahirkan anak)
i) Usia saat menstruasi pertama <12 tahun

b. Dismenore sekunder
1) Indikasi
a) Dismenore di mulai setelah usia 20 tahun
b) Nyeri berdifat unilateral.
2) Faktor yang berhubungan sebagai penyebab
a) PRP
• Awitan akut
• Dispraurenia
• Nyeri tekan asala palpasi dan saat bergerak
• Massa adneksia yang dapat teraba
- GAMBARAN KLINIS DISMENORE

d) Prolaps uterus
• Awitan dismenore sekunder lebih lambat pada tahun-tahu reproduktif dari pada
dismenore primer.
• Lebih umum terjadi pada pasian multipara.
• Nyeri punggung awalnya di mulai saat pramenstruasi dan menetap sepanjang
menstruasi.
• Disertai disparunia dan nyeri panggul yang dapata di pulihkan dengan posisi terlentang,
atau lutut-dada.
• Sistokel dan inkontennesia urine terjadi bersamaan.
Tanda gejala umum yang paling sering muncul yaitu :
• Nyeri pada daerah supra pubis seperti cram, menyebar sampai area lumbrosacral.
• Sering disertai nausea, muntah
• Diare
• Kelelahan
• Nyeri kepala
• Emosi labil
-PERBEDAAN ANTARA DISMENORE PRIMER DAN SEKUNDER
MENURUT RIWAYAT DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Riwayat
a. Riwayat menstruasi
• Awitan menarke
• Awitan dismenore yang berkaitan dengan minarke
• Frekuensi dan keteraturan siklus
• Lama dan jumlah aliran menstruasi
• Hubungan antara dismenore dengan siklus dan aliran menstruasi.
b. Deskripsi nyeri
• Awitan yang terkait dangan masa menstruasi
• Rasa kram spasmodic atau menetap
• Lokasi menyeluruh atau spesifik
• Unilateral atau seluruh abdomen bagian bawah
• Lokasi pada abdomen bagian bawah, punggung atau paha.
• Memburuk saat palpasi atau bergerak
-PERBEDAAN ANTARA DISMENORE PRIMER DAN SEKUNDER
MENURUT RIWAYAT DAN PEMERIKSAAN FISIK

c. Gejala yang berkaitan


• Gejala ekstragenetalia
• Dispareunia- konstan atau bersiklus yang berhubungna dengan silus menstruasi.
d. Riwayat obstetri-paritas
e. Pemasangan AKDR
f. Riwayat kondisi yang mungkin mengakibatkan dismenore sekunder.
-PERBEDAAN ANTARA DISMENORE PRIMER DAN SEKUNDER
MENURUT RIWAYAT DAN PEMERIKSAAN FISIK

2. Pemeriksaan fisik
a. Pencatatan usia dan berat badan
b. Pemeriksaan speculum
• Observasi ostiumm uteri untuk mendeteksi polip.
• Catat warna atau bau yang tidak biasa dari rabas vagina , lakukan pemeriksaan sediaan
basah.
• Persiapkan uji kultur serviks, kultur IMS, dan uji darah bila perlu, berdasarkan riwayat
pasien.
c. Pemeriksaan bimanual
• Catat nyeri tekan akibat gerakan serviks
• Catat ukuran bentuk dan konsestensi uterus, periksa adanya fibroid.
• Catat setiap masa atau nodul pada adneksa, terutama nyeri unilateral.
• Catat bila terdapat sistokel atau prolaps uterus.
- PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemerikasaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk menunjang


penegakan diagnosa bagi penderita Dismenorea atau mengatasi gejala yang timbul.
Pemeriksaan berikut ini dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik
dismenorea:
1. Cervical culture untuk menyingkirkan sexually transmitted diseases.
2. Hitung leukosit untuk menyingkirkan infeksi.
3. Kadar human chorionic gonadotropin untuk menyingkirkan kehamilan ektopik.
4. Sedimentation rate.
5. Cancer antigen 125 (CA-125)
6. Laparoscopy
7. Hysteroscopy
8. Dilatation
9. Curettage
10. Biopsi
11. Endomentrium
-PENATALAKSANAAN

a. Dismenore primer
1. Latihan
a) Latihan moderat, seperti berjalan atau berenang
b) Latihan menggoyangkan panggul
c) Latihan dengan posisi lutut di tekukkan ke dada, berbaring telentang atau miring.

2. Panas
a) Buli-buli panas atau botol air panas yang di letakkan pada punggung atau abdomen
bagian bawah
d) Mandi air hangat atau sauna.

3. Orgasme yang mampu menegakkan kongesti panggul.(peringatan : hubungan seksual


tanpa orgasme, dapat meningkatkan kongesti panggul.

4. Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostaglandin


5. Pijat daerah punggung, kaki , atau betis.
-PENATALAKSANAAN

6. Istirahat
7. Obat-obatan
• Kontrasepsi oral menghambat ovulasi sehingga meredakan gejala
• Mirena atau progestasert AKDR dapat mencegah kram.
• Obat pilhan adalah ibuprofen, 200-250 mg, diminum peroral setiap 4-12 jam,
tergantung dosis, namun tidak melebihi 600 mg dalam 24jam.
• Aleve (natrium naproksen) 200mg juga bisa di minum peroral setiap 6 jam.
8. Terapi Komplementer
• Biofeedback
• Akupuntur
• Meditasi
• Black cohos
-PENATALAKSANAAN

b. Dismenore sekunder
1. PRP
a) PRP termasuk endometritis, salpoingitis, abses tuba ovarium, atau peritonitis panggul.
b) Organisme yang kerap menjadi penyebab meliputi Neisseria Gonnorrhoea dan C.
thrachomatis, seperti bakteri gram negative, anaerob, kelompok B streptokokus, dan
mikoplasmata genital. Lakukan kultur dengan benar.
c) Terapi anti biotic spectrum-luas harus di berikan segera saat diagnosis di tegakkan
untuk mencegah kerusakan permanen (mis, adhesi, sterilitas). Rekomendasi dari center for
disease control and prevention (CDC) adalah sebagai berikut :
-PENATALAKSANAAN

• Minum 400 mg oflaksasin per oral 2 kali/hari selama 14 hahri, di tambah 500 mg flagyl
2 kali/hari selama 14 hari.
• Berikan 250mg seftriakson IM 2 g sefoksitin IM, dan 1g probenesid peroral di tambah
100 mg doksisiklin per oral , 2 kali/ hari selama 14 hari.
• Untuk kasus yang serius konsultasikan dengan dokter spesialis mengenai kemungkinan
pasien di rawat inap untuk di berikan antibiotic pe IV.

d) Meskipun efek pelepasan AKDR pada respons pasien terhadap terpi masih belum di
ketahui, pelepasan AKDR di anjurkan
-PENATALAKSANAAN

2. Endometriosis
a) Diagnosis yang jelas perlu di tegakkan melalui laparoskopi
b) Pasien mungkin di obati dengan pil KB, lupron, atau obat-obatan lain sesuai anjuran
dokter.
3. Fibroid dan polip uterus
a) Polip serviks harus di angkat
b) Pasien yang mengalami fibroleomioma uterus simtomatik harus di rujuk ke dokter.
4. Prolaps uterus
a) Terapi definitive termasuk histerektomi
b) Sistokel dan inkonmtenensia strees urine yang terjadi bersamaan dapat di ringankan
dengan beberapa cara berikut :
• Latihan kegel
• Peralatan pessary dan introl untuk reposisi dan mengangkat kandung kemih.
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Proses Keperawatan
1.. Identitas
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Penyakit Keluarga
6. Riwayat Menstruasi
Menarche : Umur 12 tahun Siklus : Teratur 28 hari
Banyaknya : Normal Lamanya : 7 hari
Keluhan : Disminore
7. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi
b. Tidur / Istirahat
c. Aktivitas
d. Konsep Diri
8. Pemeriksaan Fisik Dilakukan secara Head to Toe
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

a. Kepala : Bentuk normal, tidak ada pembengkakan dan tidak ada keluhan
b. Mata : Kulit kelopak mata normal, gerakan mata deviasi normal dan mistagmus,
konjungtiva normal, sklera normal, reflek cahaya normal
c. Hidung : Tidak ada reaksi alergi, tidak ada nyeri tekan sinus
d. Mulut dan Tenggorokan : Gigi geligi normal, tidak ada kesulitan menelan
e. Dada dan Aksila
Mammae : Membesar ( ) ya (√) tidak
Areolla mammae : Normal
Papila mammae : Normal
f. Pernapasan : Jalan nafas normal, Suara nafas normal, tidak menggunakan otot-otot
bantu pernafasan
g. Sirkulasi Jantung
Kecepatan denyut apikal : Takikardi
Irama : Normal teratur
Kelainan bunyi jantung : Tidak ada
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

h. Abdomen
Mengecil : -
Linea dan Striae : - Luka bekas Operasi : -
Kontraksi : -
Lainnya : Nyeri pada abdomen bawah
i. Genitourinari :
Perineum : Normal
Vesika Urinaria : Oliguri
j. Ekstermitas (Integumen/Muskuloskletal) : Turgor kulit normal, warna kulit normal,
kontraktur pada persendian ekstremitas tidak ada, kesulitan dalam pergerakan tidak ada
kesulitan
k. Pemeriksaan Abdomen : Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan peritoneum atau
suatu keadaan patologik yang terlokalisir. Bising usus normal
l. Pemerkisaan Pelvis : Pada kasus disminore primer, pemeriksaan pelvis adalah normal
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

h. Abdomen
Mengecil : -
Linea dan Striae : - Luka bekas Operasi : -
Kontraksi : -
Lainnya : Nyeri pada abdomen bawah
i. Genitourinari :
Perineum : Normal
Vesika Urinaria : Oliguri
j. Ekstermitas (Integumen/Muskuloskletal) : Turgor kulit normal, warna kulit normal,
kontraktur pada persendian ekstremitas tidak ada, kesulitan dalam pergerakan tidak ada
kesulitan
k. Pemeriksaan Abdomen : Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan peritoneum atau
suatu keadaan patologik yang terlokalisir. Bising usus normal
l. Pemerkisaan Pelvis : Pada kasus disminore primer, pemeriksaan pelvis adalah normal
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

ANALISA DATA

DATA 1
DS :
1. Klien mengeluh pucat

DO:
2. Klien terlihat gelisah

ETIOLOGI:
Menstruasi >> Nyeri Haid >> Kurang pengetahuan >> Ansietas

MASALAH KEPERAWATAN:
Ansietas
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

ANALISA DATA

DATA 2
DS :
1. Klien mengeluh nyeri pada abdomen bawah hingga menjalar ke bawah pinggang dan
punggung
DO:
1. Klien mengeluarkan keringat banyak, dan sikap tubuh menekuk memegang bagian
tubuh yang sakit
2. Wajah tampak menahan
nyeri
3. TD menjadi rendah 90/60 mmHg
– Penyebab timbulnya nyeri:
disminore karena adanya kontraksi distritmik lapisan miometrium
– Nyeri dirasakan meningkat saat aktivitas, nyeri seperti ditusuk-tusuk
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

– Nyeri terjadi pada daerah sekitar abdomen bawah hingga menjalar ke daerah bawah
pinggang dan punggung
– Skala nyeri 4 – 6. Nyeri sampai menangis, merintih dan menekan-nekan bagian yang
nyeri
– Nyeri timbul sebelumnya atau bersama-sama ketika haid, nyeri sering dan terusmenerus

ETIOLOGI
Menstruasi >> Korpus Iuteum Regresi >> Penurunan Kadar Progesteron >> Labilisasi
Membram Lisosom ( mudah pecah ) >> Enzim Fosfolipase A2 meningkat >> Hidroliss
senyawa fosfolipid >> Terbentuk asam arakhidonat >> Prostagladin meningkat >>
Myometrium terangsang >> Meningkat kontraksi dan distrimi uterus >> Menurunkan aliran
darah ke uterus >> Iskemia >> Nyeri

MASALAH KEPERAWATAN
Nyeri
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

ANALISA DATA

DATA 3
DS :
1. Klien mengeluh pusing, lemas
2. Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas

DO:
3. Klien terlihat lemas, pucat

ETIOLOGI:
Menstruasi >> Anemia >> Nyeri haid >> Kelemahan >> Intoleransi Aktifitas

MASALAH KEPERAWATAN:
Intoleransi Aktivitas
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

B. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas (00146) berhubungan dengan kurang pengetahuan penyebab nyeri abdomen
ketika haid
2) Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agens cedera biologis yang ditandai dengan
iskemia dengan meningkatnya kontraksi uterus
3) Intoleransi aktivitas (00092) berhubungan dengan imobilitas akibat nyeri abdomen
ketika haid
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

C. Intervensi Keperawatan
1) Ansietas (00146) berhubungan dengan kurang pengetahuan penyebab nyeri abdomen
ketika haid
Domain 9 : Koping / Toleransi Stres
Class 2 : Respons Koping

NOC :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, klien dapat menunjukkan
tingkat kecemasan dengan kriteria hasil :
Tingkat Kecemasan (1211)
1. (121105) Klien dapat menunjukkan perasaan gelisah (4)
2. (121106) Klien dengan tidak merasakan otot tegang (4)
3. (121112) Klien dapat mengatasi dalam kesulitan berkonsentrasi (4)
4. (121117) Klien dapat menunjukkan rasa cemas yang disampaikan secara lisan (4)
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

NIC
Pengurangan Kecemasan (5820)
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
2. Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan
3. Lakukan usapan pada punggung dengan cara yang tepat
4. Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
5. Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan
6. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

C. Intervensi Keperawatan
2) Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agens cedera biologis yang ditandai dengan
iskemia dengan meningkatnya kontraksi uterus
Domain 12 : Kenyamanan
Class 1 : Kenyamanan Fisik
NOC :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, rasa nyeri klien dapat
berkurang dan teratasi dengan kriteria hasil :
Tingkat Nyeri (2102)
1. (210201) Klien dapat melaporkan dari tingkat nyeri (4)
2. (210206) Klien dapat mengekspresikan nyeri wajah (4)
3. (210209) Ketegangan otot (4)
4. (210210) Klien dengan frekuensi nafas (RR) normal (4)
5. (210211) Klien dengan detak jantung (HR) normal (4)
6. (210220) Klien dengan Nadi normal (4)
7. (210212) Klien dengan TD normal (4)
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

NIC
Manajemen Nyeri (1400)
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
2. Gunakan strategi komunikasi terpeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri
3. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
4. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri disminore, berapa lama nyeri
akan dirasakan
5. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respons pasien terhadap
ketidaknyamanan
6. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
a. Berikan diuresis natural (vitamin), tidur dan istirahat
b. Lakukan latihan ringan
c. Lakukan teknik relaksasi
d. Hangatkan bagian perut
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

7. Dukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri
8. Beri tahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan pasien saat ini berubah
signifikan dari pengalaman nyeri sebelumnya
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

C. Intervensi Keperawatan
3) Intoleransi aktivitas (00092) berhubungan dengan imobilitas akibat nyeri abdomen
ketika haid
Domain 4 : Aktivitas / Istirahat
Class 4 : Respons kardiovaskular / Pulmonal
NOC :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, klien dapat beraktivitas
seperti semula dengan kriteria hasil :

Daya Tahan (0001)


1. (000101) Klien dapat melakukan aktivitas rutin (4)
2. (000102) Klien dapat melakukan aktivitas fisik (4)
3. (000104) Klien dapat berkonsentrasi (4)
4. (000106) Klien dapat menjaga daya tahan otot (4)
5. (000112) Oksigen darah ketika beraktivitas (4)
6. (000118) Klien tidak terasa kelelahan (4)
-ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

NIC
Terapi Aktivitas (4310)
1. Bantu klien untuk mengeksplorasi tujuan personal dari aktivitas-aktivitas yang bisa
dilakukan
2. Ciptakan lingkungan yang aman untuk periode istirahat tanpa gangguan, dorong
istirahat sebelum makan
3. Tingkatkan aktivitas secara bertahap
4. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
5. Bantu klien untuk meningkatkan motivasi diri dan penguatan
-DEFINISI ENDOMETRIOSIS

Endometriosis adalah kasus jaringan endometrium (lapisan dinding Rahim) yang tumbuh di
luar rahim (implant endometrium). Kata endometrium sendiri berasal dari Bahasa Latin
(Yunani) endo (di dalam) dan metra ( Rahim).

Endometriosis paling sering ditemukan di ovarium. Endometriosis juga dapat terjadi di luar
uterus, pada ligamen sakro-uterinum dan ligamen latum, serta peritoneum. Area lain yang
lebih jarang terjadi endometriosis antara lain adalah dinding usus, kandung kemih, serviks,
vagina, vulva, dan umbilicus serta jaringan parut. Endometriosis terkadang terjadi di paru.
(Andrews, 2009).

Endometriosis merupakan jaringan mirip selaput lendir yang menutupi permukaan rongga
rahim (endometrium) yang berada di luar rongga rahim pada tempat yang tidak semestinya
(Center for Young Women’s Health, 2006 dalam Oepomo, 2007).
-ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO ENDOMETRIOSIS

Penyebab endometriosis tidak diketahui, walaupun telah dikemukakan beberapa teori.


Mestruasi retrogad, teori yang paling diterima menyatakan bahwa sekresi menstruasi
mengalir balik melalui tuba fallopi dan mengendapkan partikel jaringan endometrium hidup
di luar rongga uterus yang menyebabkan fragmen-fragmen kecil endometrium normal
tertanam di rongga peritoneum bawah.
Wanita dengan periode menstruasi lebih lama (lebih dari 8 hari) dan siklus menstruasi yang
lebih pendek (kurang dari 27 hari) beresiko tinggi mengalami endometriosis. Kondisi ini
tergantung estrogen, terjadi pada wanita berusia 15 sampai 44 tahun, dan jarang terjadi pada
wanita sebelum masa puber atau setelah menopause. Sering melakukan olahraga aerobik
terbukti memberi perlindungan terhadap endometriosis karena dapat menurunkan tingkat
produksi estrogen. (Barbieri, 1990 dalam Reeder, 2011).
-PATOFISIOLOGI ENDOMETRIOSIS

Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara
perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini
juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita
tersebut.
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem
hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan
progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya
dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring
dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
-KLASIFIKASI ENDOMETRIOSIS

Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu


1. Endometriosis genetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di dalam uterus
2. Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di dinding belakang
uterus, di bagian luar tuba dan di ovarium
3. Endometriosis genetalia eksterne, yaitu endometriosis yang letaknya di pelvio
peritoneum dan di kavum douglas, rekto sigmoid, kandung kencing
-TINGKATAN ENDOMETRIOSIS

Secara garis besar endometriosis ini dibagi menjadi empat tingkatan berdasarkan beratnya
penyakit(American Fertility Society):
1. Stage 1 (minimal) : lesi bersifat superficial, ada perlengketan di permukaan saja
2. Stage 2 (ringan) : adanya pelengketan sampai di daerah cul-de-sac
3. Stage 3 (sedang) : sama seperti stage 2, namun disertai endometrioma yang kecil pada
ovarium da nada perlengketan juga yang lebih banyak
4. Stage 4 (berat) : sama seperti stage 3, namun disertai endometrioma yang besar dan
perlengketan yang sangat luas
-MANIFASTASI ENDOMETRIOSIS

Manifestasi klinis endometriosis berkaitan lebih kepada lokasi dibandingkan terhadap


beratnya penyakit. Gejala endometriosis meliputi :
1. Nyeri, adalah manifestasi yang paling khas. Nyeri secara khas dimulai sebelum periode
menstruasi mencapai puncaknya tepat sebelum onset atau selama 1 atau 2 hari pertama
menstruasi. Nyeri dapat berlangsung selama durasi menstruasi dan kadang-kadang hingga
beberapa hari setelahnya. Nyeri dapat berlokasi di berbagai tempat, menyebabkan diagnosis
lebih sulit dikonfirmasi.
2. Disparaunia, adalah menstruasi tidak teratur
3. Menoragi. Pasien yang menderita endometriosis sering mengalami menstruasi yang
diawali dengan perdarahan bercak berwarna gelap selama dua atau tiga hari. Selain itu
menstruasi pasien tersebut sangat banyak
4. Infertilitas, sekitar sepertiga pasien endometriosis mengalami infertilitas.
5. Infertilitas mungkin merupakan satu-satunya gejala yang muncul
-PENATALAKSANAAN ENDOMETRIOSIS

1. Pengobatan medis
Endometriosis jarang terjadi setelah menopause sehingga hanya terjadi pada wanita yang
menjalani terapi sulih hormone. Kehamilan memiliki efek yang terbatas, bahkan sering kali
berefek kuratif pada penyakit ini, tetapi infertilitas merupakan salah satu gejala penyakit ini,
andaipun wanita menginginkan seorang bayi. Dengan demikian, pengobatan medis
dilakukan dengan menekan fungsi ovarium.
a. Danol (Danazol). Danol dapat digunakan hingga 9 bulan dan jika efek samping dapat
ditoleransi, obat ini meringankan endometriosis.
b. Pil kontrasepsi kombinasi. Pil kontrasepsi ini dapat bekerja efektif untuk pengobatan
kasus ringan, terutama jika kontrasepsi juga diperlukan.
c. Progesterone, noretisteron, didrogesteron, atau medroksiprogesteron asetat yang
diberikan dalam dosis tinggi memiliki efek hormonal yang sama seperti kehamilan.
d. Analog GnRH. Obat ini efektif dalam menekan endometriosis, tetapi hanya dapat
diberikan dalam jangka pendek karena beresiko menimbulkan osteoporosis
-PENATALAKSANAAN ENDOMETRIOSIS

e. Terapi pelengkap dan terapi alternatif. Banyak wanita melaporkan perbaikan gejala
dengan mengonsumsi vitamin, unsur renik mineral, atau ramuan herbal. Terapi pelengkap
dan terapi alternatif merupakan area yang belum “dilirik” untuk diteliti, tetapi manfaat
terapi ini dalam pengobatan sindrom pramenstruasi mendorong
penderita endometriosis untuk mencobanya. Perubahan alam perasaan, vagina kering yang
nyeri, dan nyeri menyerupai kram, dilaporkan berkurang dengan penggunaan minyak
evening primrose
-PENATALAKSANAAN ENDOMETRIOSIS

2. Pengobatan melalui pembedahan


Teknik yang menggunakan pengobatan ablative local, dengan diaterni atau laparoskop laser,
dikembangkan di beberapa klinik ginekologis dengan laporan keberhasilan bervariasi.
Ooforektomi atau sistektomi ovarium dapat direkomendasikan. Waktu pemulihan yang
diperlukan setelah dilakukan teknik pembedahan mikro lebih singkat, tetapi peralatan yang
diperlukan sangat mahal dan ketersediaannya terbatas.
3. Laparoscopy
Laparoscopy adalah prosedur operasi yang paling umum untuk diagnosis dari
endometriosis. Laparoscopy adalah prosedur operasi minor (kecil) yang dilakukan dibawah
pembiusan total, atau pada beberapa kasus-kasus dibawah pembiusan lokal. Ia biasanya
dilakukan sebagai suatu prosedur pasien rawat jalan.
-PENATALAKSANAAN ENDOMETRIOSIS

4. Ovarektomi (pengangkatan ovarium)


Tindakan ini hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan
obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi. Setelah pembedahan,
diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika
jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan
setelah pembedahan
-PROGNOSIS ENDOMETRIOSIS

Endometriosis pada umumnya terjadi pada usia reproduksi, walaupun demikian telah
ditemukan pula endometriosis pada usia remaja dan pasca menopause. Endometriosis
diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-50% wanita
mandul dan bisa juga terjadi pada usia remaja. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan
kemandulan karena menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.
Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu,
anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya
endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia
diatas 30 tahun.
-WOC ENDOMETRIOSIS
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS

A.PENGKAJIAN
1) Data Demografi
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama/suku, warga negara, bahasa yang
digunakan, dan penanggung jawab yang meliputi nama, alamat, dan hubungan dengan
klien.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daerah pengolahan katu dan
produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita
endometriosis.
5) Riwayat Obstetri dan Menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang
berwarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau akhir menstruasi.
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS

B. PEMERIKSAAN FISIK
1) Pada pemeriksaan fisik umum
Jarang dilakukan kecuali penderita menunjukkan adanya gejala fokal siklik pada daerah
organ non ginekologi. Pemeriksaan dilakukan untuk mencari penyebab nyeri yang letaknya
kurang tegas dan dalam.
2) Pada pemeriksaan fisik ginekologik
Pada genitalia eksterna dan permukaan vagina biasanya tidak ada kelainan. Lesi
endometriosis terlihat hanya 14,4% pada pemeriksaan inspekulo, sedangkan pada
pemeriksaan manual lesi ini teraba pada 43,1% penderita. Ada keterkaitan antara stenosis
pelvik dan endometriosis pada penderita nyeri pelvik kronik.
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS

a. Abdomen:
Inspeksi: perut datar, tidak tampak benjolan, striae (-)
Palpasi: teraba massa di regio suprapubis sebesar telur ayam, dengan konsistensi
kistik, permukaan licin, batas tegas, terfiksir, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
Perkusi: pekak daerah massa, shifting dullness (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
b. Genitalia:
Inspeksi: vulva dan uretra tenang
Inspekulo: vulva dan vagina tenang, portio kenyal, permukaan licin, OUE tertutup, fluksus
(-), erosi (-), laserasi (-), polip (-), massa (-), fluor albus (-)
c. Pemeriksaan dalam/ bimanual:
- Vagina tenang
- Portio kenyal, permukaan licin, OUE tertutup
- Korpus uteri tidak teraba
- Teraba massa kistik di parametrium sinistra
- Kavum Douglass: menonjol
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS

3) Review of system
a. Breath : Tachikardi
b. Blood : Anemia
c. Brain : -
d. Bladder : Oliguri
e. Bowel : Konstipasi
f. Bone : Nyeri
g. Reproduction system : Nyeri saat menstruasi dan koitus
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas (00146) berhubungan dengan ancaman status infertile.
2. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan dengan agen cedera biologi,
ditandai dengan peluruhan endometrium dan endometriosis saat menstruasi.
3. Risk for bleeding (00206) berhubungan dengan iritasi peritonium
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
D. ANALISA DATA
DATA SUBJECTIF:
• Klien mengatakan takut karena ada perdarahan dan rasa nyeri yang hilang
timbul dan tidak seperti sebelumsebelumnya.
DATA OBJEKTIF:
Klien tampak gelisah
Klien tampak pucat

PATHWAY
Endometriosis >> Adhesi di tuba fallopi >> Gerakan spontan ujung – ujung
fimbriae >> Gerakan ovum ke uterus lambat >> Ovum tertahan di saluran
ekstra uterine >> Infertil >> Ansietas
MASALAH KEPERAWATAN
Ansietas
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
D. ANALISA DATA 2
DATA SUBJECTIF:
Adanya keluhan nyeri saat menstruasi
DATA OBJEKTIF:
Terlihat klien sedang memegangi perut bagian kiri bawahnya sambil
menunjukan ekspresi kesakitan
P : Menstruasi
Q : Nyeri seperti tertusuk dan terbakar
R : Perut bagian bawah hingga ke punggung
S :6
T : Sebelum-saat-sesudah menstruasi (fluktuatif)
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS

PATHWAY
Endometriosis >> Peningkatan respon thd FH dan LSH >> Kontraksi otot –
otot rahim >> nyeri saat menstruasi (dysminorea) >> Nyeri akut

MASALAH KEPERAWATAN
Nyeri akut
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
D. ANALISA DATA 3
DATA SUBJECTIF:
Klien mengatakan
gejala anemia (lelah, lemah, letih, lesu, lunglai).
DATA OBJEKTIF:
Hb : <11
Klien tampak pucat
Klien terlihat lemas
PATHWAY
Endometriosis >> Iritasi peritoneum >> pendarahan di pelvic >> risk for
bleeding
MASALAH KEPERAWATAN
Risk for bleeding
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

1) Ansietas (00146) berhubungan dengan ancaman status infertile.


Domain 9 : Koping / Toleransi Stres
Class 2 : Respons Koping
NOC
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, klien dapat
menunjukkan tingkat kecemasan dengan kriteria hasil :
Tingkat Kecemasan (1211)
5. (121105) Klien dapat menunjukkan perasaan gelisah (4)
6. (121106) Klien dengan tidak merasakan otot tegang (4)
7. (121112) Klien dapat mengatasi dalam kesulitan berkonsentrasi (4)
8. (121117) Klien dapat menunjukkan rasa cemas yang disampaikan secara
lisan (4)
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NIC
Pengurangan Kecemasan (5820)
7. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
8. Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi
ketakutan
9. Lakukan usapan pada punggung dengan cara yang tepat
10.Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
11.Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan
12.Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
Manajemen teknologi reproduksi (7886)
1. Berikan pendidikan tentang macammacam terapi modalitas reproduksi
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NIC
2. Membantu pasien untuk fokus pada bidang kehidupan yang sukses tidak
terkait dengan status kesuburan
3. Rujuk klien untuk melakukan konseling terkait dengan proses reproduksi
4. Beritahu keluarga untuk tetap memberi semangat kepada klien ketika
terjadi
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

2) Nyeri akut (00132) berhubungan dengan dengan agen cedera biologi,


ditandai dengan peluruhan endometrium dan endometriosis saat
menstruasi.
Domain 12 : Comfort
Class 1 : Physical Comfort
NOC
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan
keperawatan 1x24 jam, nyeri klien akan berkurang dengan kriteria
hasil:
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NOC
Level Nyeri (2102) :
1) Ekspresi wajah menahan nyeri berkurang (210206) (3-5)
2) Lama waktu episode nyeri (210204) (4)
3) Tidak mengerang dan menangis (210217) (3-5)
4) Ketegangan otot berkurang (210209) (3-4)
Kontrol Nyeri (1605) :
1) Mengenali timbulnya nyeri (160502) (4-5)
2) Laporkan gejala yang tidak terkontrol kepada perawat/dokter (160507) (3-
4)
3) Menggunakan langkah-langkah pencegahan (160503) (3-4)
4) Menggunakan analgesik sesuai yang dianjurkan (160505) (3-5)
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NIC
Pemberian analgesik (2210)
1) Periksa kembali instruksi dokter, berikan obar dengan prinsip 5S
2) Evalusi respon klien terhadap analgesik yang diberikan
3) Cek riwayat alergi
4) Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesik
Manajemen Lingkungan : Kenyamanan (6482)
1) Berikan lingkungan yang bersih dan aman bagi klien
2) Jelaskan sumber-sumber kenyamanan bagi klien
3) Hindari pencahayaan yang Berlebihan
4) Posisikan klien senyaman mungkin
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NIC
Manajemen Nyeri (1400)
1) Berikan informasi tentang nyeri, penyebab, berapa lama, dan cara
mengantisipasinya
2) Dampingi klien dan keluarga untuk bisa memberikan semangat ketika nyeri
timbul
3) Tanyakan kepada klien, hal-hal apa saja yang bisa meningkatkan da
memperburuk nyeri
4) Ajarkan teknik-teknik distraksi nyeri, seperti mendengarkan musik.
5) Dorong klien untuk bisa memonitor nyerinya sendiri dan
mengintervensi sebisanya.
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
4. Risk for bleeding (00206) berhubungan dengan iritasi peritonium
Domain 11 : Safety/ Protection
Class 2 : Physical Injury Domain
NOC
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, perdarahan
klien dapat teratasi dan jumlah darah klien kembali normal dengan kriteria
hasil :
Keparahan Kehilangan Darah (0413)
1. Kehilangan darah terlihat (4)
2. Perdarahan vagina (4)
3. Kecemasan (4)
4. Penurunan hemoglobin (Hb) (4)
5. Penurunan hematokrit (Ht) (4)
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NIC
1. Penurunan pendarahan (4020)
a. Mengidentifikasi penyebab pendarahan
b. Memonitor jumlah dan sifat kehilangan darah
c. Perhatikan hemoglobin hematokrit tingkat sebelum dan setelah kehilangan
darah
d. Mempertahankan kepatenan akses IV
e. Mengelola produk darah (misalnya, trombosit dan plasma beku segar),
sesuai
f. Hematest semua ekskresi dan mengamati darah di emesis, dahak, tinja,
urine, drainase NG, dan drainase luka, yang sesuai
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NIC
g. Mengevaluasi psikologis pasien dalam menanggapi perdarahan dan
persepsi peristiwa
h. Mengajar pasien dan keluarga tindakan pada tanda-tanda pendarahan dan
tepat (i.e., memberitahu perawat), harus lebih lanjut perdarahan terjadi
i. Menginstruksikan pasien pada pembatasan aktivitas
j. Mengajar pasien dan keluarga pada keparahan kehilangan darah dan
tindakan yang tepat yang dilakukan
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NIC
2. Pengajaran: Prosedur / Pengobatan (5618)
a. Menginformasikan pasien tentang kapan dan di mana prosedur /
pengobatan akan berlangsung, yang sesuai
b. Menginformasikan pasien tentang berapa lama prosedur / perawatan
diperkirakan berlangsung
c. Menginformasikan pasien tentang siapa yang akan melakukan prosedur
/ pengobatan
d. Memperkuat kepercayaan pasien dalam staf yang terlibat, yang sesuai
e. Menentukan pengalaman pasien sebelumnya dan tingkat pengetahuan yang
berkaitan dengan prosedur / perawatan
- ASUHANN KEPERAWATAN TEORITIS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NIC
f. Menjelaskan tujuan prosedur / perawatan
g. Menggambarkan kegiatan preprocedure / pengobatan
h. Menjelaskan prosedur / perawatan
i. Mendapatkan saksi / informed consent pasien untuk prosedur / pengobatan
sesuai dengan kebijakan lembaga, yang sesuai
j. Anjurkan pasien tentang cara untuk bekerja sama / berpartisipasi selama
prosedur / perawatan, yang sesuai
k. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik diarahkan untuk
mengendalikan aspek-aspek tertentu dari pengalaman (misalnya, relaksasi dan
mengatasi citra), yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai