Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN MATERNITAS II

AMENOREA DAN DISMENOREA

OLEH :

KELOMPOK 1

ANGGI ADHELA 1714201110068

ERMA APRIANI 1714201110071

HESTY NOOR OKTAVIANI 1714201110075

NADYA NAILIL GHINA 1714201110081

RUSMIATI 1714201110094

HENY AGUSTINA 1714201110095


AMENORE (TIDAK MENSTRUASI)

1. Definisi
Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Amenorea merupakan masalah yang
sering dialami oleh wanita usia subur. Dikatakan amenorea apabila mencakup salah
satu tiga tanda sebagai berikut.
- Tidak terjadi haid sampai usia 14 tahun, disertai tidak adanya pertumbuhan atau
perkembangan tanda kelamin sekunder.
- Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun, disertai adanya pertumbuhan normal dan
perkembangan tanda kelamin sekunder.

- Tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3 bulan berturut-turut pada perempuan
yang sebelumnya pernah haid.1
Secara klasik amenorea dikategorikan menjadi dua yaitu amenorea primer dan
amenorea sekunder. Jika menstruasi tidak pernah terjadi maka disebut amenorea
primer, jika menstruasi pernah terjadi tetapi kemudian berhenti selama 6 bulan atau
lebih maka disebut amenorea sekunder. Amenorea yang normal hanya terjadi sebelum
masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menopause.
a. Amenorea primer
Amenorea primer terjadi jika seorang remaja putri yang sudah berusia 16 tahun
belum mendapat menstruasi. Amenorea primer paling sering disebabkan oleh
abnormalitas struktur, seperti disgenesis gonad dan himen imperforata;
abnormalitas kongenital, seperti ketiadaan vagina atau uterus; dan abnormalitas
endokrin, seperti sindrom insensitivitas androgen dan kegagalan ovarium
prapubertas.
b. Amenorea sekunder
Amenorea sekunder terjadi jika seorang wanita yang pernah mendapat menstruasi
tidak lagi mendapatkannya. Kehamilan mungkin merupakan penyebab tersering
amenorea sekunder pada wanita berusia antara 16 sampai 45 tahun. Kontrasepsi
oral, terutama pil estrogen atau pil progestin dosis rendah, sering kali
menyebabkan wanita tidak mendapat satu periode menstruasi atau lebih.
Amenorea akibat rendahnya kadar estrogen mungkin disebabkan oleh stres,
penurunan berat badan dan anoreksia nervosa.

2. Penyebab

1 Reeder, dkk. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga. (Jakarta: EGC, 2011), Vol 1, hlm.
262.
Amenorea bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid,
kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi
lainnya. Dalam keadaan normal hipotalamus (bagian dari otak yang terletak diatas
kelenjar hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk melepaskan
hormon-hormon yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh ovarium. Pada
penyakit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal bisa menyebabkan
terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya serangkaian proses hormonal yang
terlibat dalam terjadinya menstruasi.
a. Penyebab amenorea primer
- Tertundanya menarke (menstruasi pertama)
- Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim atau
vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput
yang menutupi vagina terletak sempit)
- Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan, diet berlebihan,
anoreksia nervosa, bulimia, dan lain-lain)
- Kelainan kromosom dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X
- Kekurangan gizi
b. Penyebab amenorea sekunder
- Kehamilan
- Kecemasan akan kehamilan
- Penurunan berat badan yang drastis
- Olahraga yang berlebihan
- Mengkonsumsi hormon tambahan
- Stres emosional
- Menopause
- Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB,
fenotiazid)
- Prosedur dilatasi dan kuretase
- Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom
asherman (pembentukan jaringan perut pada lapisan rahim akibat infeksi atau
pembedahan)

3. Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah
kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta
perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan akan ditemukan
morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormin tiroid
yang tinggi maka gejala nya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang
hangat dan lembab. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenorea :
- Sakit kepala
- Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil)
- Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
- Vagina yang kering
4. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik, dan usia penderita.
pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :
- Biopsiendometrium
- Progestin withdrawal
- Kadar prolaktin
- Kadar hormon misalnya testosteron
- Tes fungsi tiroid
- Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom
5. Pengobatan
Pengobatan tergantung pada pegobatannya. Jika penyebabnya adalah penurunan berat
badan yang drastis, penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat. Jika
penyebabnya adalah olahraga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk
menguranginya. Jika seorang anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi
dan semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3-6 bulan
untuk memantau perkembangan pubertasnya. Untuk merangsang menstruasi bisa
diberikan progesteron. Untuk merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan
yang payudara nya belum membesar atau rambut kemaluan dan ketiak nya belum
tumbuh, bisa diberikan estrogen. Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan
pembedahan untuk mengangkat tumor tersebut.2

2 Taufan dan Bobby. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. (Yogyakarta: Nuhamedika, 2014) Cet 1, hlm. 257.
DISMENORE

1. Definisi
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama
menstruasi.3 Nyeri ini berlangsung selama satu sampai beberapa hari selama
menstruasi.
2. Penyebab
Disebut dismenore primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan
dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan kandungan.
Dismenore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya
dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya dismenore primer timbul
pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama Nyeri pada
dismenore primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh
prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan
dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviksnya
sempit. Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenore adalah :
- Rahim yang menghadap ke belakang ( retroversi)
- Kurang berolahraga
- Stres psikis atau stress sosial.

Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore


primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan
dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan. Perbedaan beratnya nyeri
tergantung kepada kadar prostaglandin. Wanita yang mengalami dimenore memiliki
kadar prostaglandin yang 5-13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang
tidak mengalami dismenore. Dismenore sangat mirip dengan nyeri yang dirasakan
oleh wanita hamil yang mendapatkan suntikan prostaglandin untuk merangsang
persalinan. Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita
yang mengalami dismenore. Dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20
tahun. Penyebab dari dismenore sekunder adalah :
- Endometriosis
- Fibroid
- Adenomiosis
- Peradangan tuba falopii
- Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut.

- Pemakaian IUD
3. Gejala
3 Taufan dan Bobby. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. (Yogyakarta: Nuhamedika, 2014) Cet 1, hlm. 254.
Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar
kepunggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai keram yang hilang
timbul. Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai
puncaknya dalam waktu 24jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga
sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih.
Kadang sampai terjadi muntah
4. Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5. Pengobatan
Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid
(misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mafenamat). Obat ini akan sangat efektif
jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2
menstruasi. Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan :
- Istirahat yang cukup
- Olahraga yang teratur ( terutama berjalan)
- Pemijatan
- Yoga
- Orgasme pada aktivitas seksual
- Kompres hangat di daerah perut
Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan
muntah biasanya menghilang jika kramnya telahnteratasi. Gejala juga bisa dikurangi
dengan istirahat yang cukup serta olahraga secara teratur. Jika nyeri terus dirasakan
dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang
mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroxiprogesteron. Pemberian
kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan
mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya
dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan
(misalnya laparoskopi). Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio
endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan
dengan alat pemanas. Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada
penyebabnya.4

4 Reeder, dkk. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga. (Jakarta: EGC, 2011), Vol 1, hlm.
264.
DAFTAR PUSTAKA

Reeder, dkk. 2011. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga Volume 1.
Jakarta: EGC.
Taufan dan Bobby. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuhamedika.

Anda mungkin juga menyukai