Anda di halaman 1dari 6

Pengertian

Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa Yunani. Kata dys yang berarti sulit, nyeri,


abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran.

Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menstruasi yang dapat mengganggu
aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah
perut maupun panggul.

Angka Kejadian
Angka kejadian (prevalensi) dismenore berkisar 45-95 persen (sumber: USA, November 2006).
Wanita yang mengalami dismenore sampai parah dapat mencapai 15 persen.

Penyebab
Penyebab dismenore bermacam-macam, bisa karena penyakit (radang panggul),endometriosis,
tumor atau kelainan uterus,selaput dara atau vagina tidak berlubang, stres atau cemas yang
berlebihan. Penyebab lain dari dismenore diduga terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan
tidak ada hubungan dengan organ reproduksi.

Klasifikasi
Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan atau sebab
yang dapat diamati.

Berdasarkan jenis nyeri adalah:

1. Dismenore spasmodik.
2. Dismenore kongestif.
Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati adalah:

1. Dismenore primer.
2. Dismenore sekunder.
Dismenore Berdasarkan Jenis Nyeri
Dismenore Spasmodik

Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut dan terjadi sebelum
atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat dialami oleh wanita muda
maupun wanita berusia 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang mengalami dismenore
spasmodik, tidak dapat melakukan aktivitas.
Tanda dismenore spasmodik, antara lain:

1. Pingsan.
2. Mual.
3. Muntah.
Dismenore spasmodik dapat diobati atau dikurangi dengan melahirkan bayi pertama, walaupun
tidak semua wanita mengalami hal tersebut.

Dismenore Kongestif

Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala yang
ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid datang, tidak
terlalu menimbulkan nyeri. Bahkan setelah hari pertama haid, penderita dismenore kongestif
akan merasa lebih baik.

Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain:

1. Pegal (pegal pada paha).


2. Sakit pada payudara.
3. Lelah.
4. Mudah tersinggung.
5. Kehilangan keseimbangan.
6. Ceroboh.
7. Gangguan tidur.
8. Timbul memar di paha dan lengan atas.
Dismenore Berdasarkan Ada Tidaknya Kelainan atau Sebab yang Dapat Diamati
Dismenore Primer

Dismenore primer adalah nyeri haid yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang nyata.
Dismenore primer terjadi sesudahmenarche (12 bulan atau lebih) dikarenakan siklus menstruasi
bersifat anovulatoir yang tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama haid
dan berlangsung beberapa jam. Sifat nyeri yang dirasakan seperti kejang yang berjangkit-
jangkit, terjadi pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan paha. Gejala lain yang
menyertai nyeri antara lain rasa mual, muntah, sakit kepala dan diare (Hanafiah, 1997).

Patofisiologi

Mekanisme terjadinya nyeri pada dismenore primer adalah sebagai berikut:

Korpus luteum akan mengalami regresi apabila tidak terjadi kehamilan. Hal ini akan
mengakibatkan penurunan kadar progesteron dan mengakibatkan labilisasi membran lisosom,
sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 akan
menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium dan menghasilkan
asam arakhidonat. Asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan
merangsang kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin PGE2 dan PGF2 alfa.
Wanita dengan dismenore primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di
dalam darahnya, yang merangsang miometrium. Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi dan
disritmi uterus, sehingga terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan mengakibatkan iskemia.
Prostaglandin sendiri dan endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi, selanjutnya menurunkan
ambang rasa sakit pada ujung-ujung saraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan
kimia (Sunaryo, 1989).

Etiologi

Faktor yang menyebabkan dismenore primer antara lain:

1. Faktor kejiwaan.
2. Faktor konstitusi.
3. Faktor obstruksi kanallis servikalis.
4. Faktor endokrin.
5. Faktor alergi.
6. Faktor neurologis.
7. Vasopresin.
8. Leukotren.
Faktor Kejiwaan

Wanita mempunyai emosional yang tidak stabil, sehingga mudah mengalami dismenore primer.
Faktor kejiwaan, bersamaan dengan dismenore akan menimbulkan gangguan tidur (insomnia).

Faktor Konstitusi

Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan yang dapat menurunkan ketahanan
terhadap nyeri. Faktor konstitusi antara lain: anemia, penyakit menahun dan sebagainya.

Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis

Teori tertua menyatakan bahwa dismenore primer disebabkan oleh stenosis kanalis servikalis,
akan tetapi sekarang sudah tidak lagi. Mioma submukosum bertangkai polip endometrium dapat
menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus berkontraksi kuat untuk mengeluarkan kelainan
tersebut.

Faktor Endokrin

Kejang pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi yang berlebihan. Hal ini disebabkan
karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 alfa yang menyebabkan
kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2 alfa berlebih akan dilepaskan dalam
peredaran darah, maka selain dismenorea, dijumpai pula efek umum, seperti diare, nausea, dan
muntah.
Faktor Alergi

Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara dismenore primer dengan urtikaria, migren
atau asma bronkial.

Faktor Neurologis

Uterus dipersyarafi oleh sistem oleh sistem syaraf otonom yang terdiri dari syaraf simpatis dan
parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenoreaditimbulkan oleh ketidakseimbangan
pengendalian sistem syaraf otonom terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi
perangsangan yang berlebihan oleh syaraf simpatis sehingga serabut-serabut sirkuler pada
istmus dan ostium uteri internummenjadi hipertonik.

Vasopresin

Kadar vasopresin pada wanita dismenoreaprimer sangat tinggi dibandingkan dengan wanita


tanpa dismenorea. Pemberian vasopresin pada saat menstruasi menyebabkan meningkatnya
kontraksi uterus, menurunnya aliran darah pada uterus, dan menimbulkan nyeri. Namun, hingga
kini peranan pasti vasopresin dalam mekanisme terjadinya dismenorea masih belum jelas.

Leukotren

Helsa (1992), mengemukakan bahwa leukotren meningkatkan sensitivitas serabut nyeri


pada uterus. Leukotren dalam jumlah besar ditemukan dalam uterus wanita
dengandismenorea primer yang tidak memberi respon terhadap pemberian antagonis
prostaglandin.

Penanganan

Penanganan dismenore primer antara lain dengan:

1. Obat-obatan.
2. Rileksasi.
3. Hipnoterapi.
4. Alternatif.
Obat-Obatan

Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi nyeri haid antara lain: analgetika, hormonal, anti
prostaglandin.

Analgetika

Analgetika digunakan untuk mengurangi nyeri. Jenis analgetika untuk nyeri ringan antara lain:
aspirin, asetaminofen, propofiksen. Sedangkan jenis analgetika untuk nyeri berat antara lain:
prometazin, oksikodon, butalbital.
Hormonal

Pengobatan hormonal untuk meredakan dismenore, dan lebih tepat diberikan pada wanita yang
ingin menggunakan alat KBberupa pil. Jenis hormon yang diberikan progestin,
pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi). Pemberian pil dari hari 5-25 siklus haid
dengan dosis 5-10 mg/hari. Progesteron diberikan pada hari ke 16 sampai ke 25 siklus haid,
setelah keluhan nyeri berkurang.

Anti Prostaglandin

Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang menghambat produksi dan kerja


prostaglandin digunakan untuk mengatasi dismenore primer. NSAIDs tidak boleh diberikan pada
wanita hamil, penderita dengan gangguan saluran pencernaan, asma dan alergi terhadap jenis
obat anti prostaglandin.

Rileksasi

Pada kondisi rileks tubuh akan menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon
yang diperlukan saat stress. Karena hormon seks esterogen dan progesteron serta hormon stres
adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama. Ketika kita mengurangi stres maka
mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut. Jadi, perlunya rileksasi untuk memberikan
kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan haid yang
bebas dari nyeri.

Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah metode mengubah pola pikir negatif menjadi positif. Hal ini dilakukan dengan
memunculkan pikiran bawah sadar agar permasalahan dapat diketahui dengan tepat.

Alternatif

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri haid antara lain:

1. Suhu panas (bantal pemanas, kompres, minum minuman hangat, mandi air hangat).
2. Tidur dan istirahat cukup.
3. Olahraga teratur.
4. Visualisasi konsentrasi.
5. Aroma terapi.
6.  Pijatan.
7. Mendengarkan musik, membaca buku maupun menonton film.
8. Mengurangi konsumsi kopi.
9. Tidak merokok maupun minum alkohol.
10. Mengurangi konsumsi garam dan memperbanyak minum air putih.
11. Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium.
12. Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran.
13. Tumbuhan obat (daun sadewa, mawar, teki, dan sebagainya).
Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disebabkan oleh penyakit, gangguan atau kelainan
di dalam maupun di luar rahim. Nyeri pada dismenore sekunder dimulai sejak 1-2 minggu
sebelum menstruasi dan terus berlangsung beberapa hari setelah menstruasi.

Penyebab

Penyebab dismenore sekunder antara lain:

1. Benjolan yang menyebabkan perdarahan.


2. Rahim yang terbalik.
3. Peradangan selaput lendir rahim.
4. Pemakaian kontrasepsi spiral/IUD.
5. Endometriosis.
6. Fibroid atau tumor.
7. Infeksi pelvis.
Pengobatan

Anda mungkin juga menyukai