1.1.2 Etiologi
Adanya kerusakan di kanalis semisikularis ( organ pengatur kesimbangan di
telinga bagian dalam ), tersumbatnya aliran darah arteri yang menuju ke telinga
bagian tengah, ada cidera atau penyakit dibagian telinga tengah, operasi telinga.
Gangguan psikologis berupa cemas, depresi, panic juga berpotensi vertigo.
Beberpak penyebab vertigo perifer adalah gangguan, penyakit atau kondisi berikut :
BPPV ( Benign Paroxysmal Posititional Vertigo ), cidera kepala, kolesteoma ( kista
pada kulit), fistula perilimfa ( abnormalitas yang terjadi di antara ruang dalam telinga
), infeksi pada organ dalam telinga, iskemia, neuronitis vestibular ( peradangan pada
saraf di telinga ) neuroma akustik ( tumor jinak pada saraf telinga ), otosklerosis
( pertumbuhan abnormal tulang di telinga tengah ), toksin atau racun ( misalnya
ototoksisitas aminoglikosida ).
Penyebab utama vertigo sentral adalah gangguan penyakit atau kondisi berikut :
demielinasi, neoplasma, migraine vetebrobasiler,stroke serebral, tumor otakk,
beberpa obat atau zat penyebab vertigo dan pusing adalah alkohol, aminoglikosida,,
antidepresan.
1.1.3 Fatofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan
ke pusat kesadaran. Susunan eferen yang terpenting dalam sistem ini adlah susunan
vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus –menerus menyampaikan impulsnya
ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optic dan pro-
prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuclei vestibulasi dengan nuclei nervus
III,IV dan VI, susunan vestibuloretikularis dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
reseptor vesibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusun kemudian reseptor visual dan
yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi
fsisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh
berasal dari reseptor vesibuler, visual dan propriseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses
lebih lanjut. Respon yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak
tubuh dalam keadaan bergerak.
Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terdapat lingkungan
sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh diperifer atau sentral dalam kondisi
tidak normal/tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan,
maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncuk gejala vertigo
dan gejala otonom, disamping itu, respon penyesuaian otot menjadi tidak adekuat
sehingga muncul gejala abnormal yang dapat berupa nistagmus, unseteadiness,
ataksia saat berdiri/berjalan dan gejala lainnya.
1.1.4 Woc
Gangguan telinga Gangguan pada nervus vertibularis Neuroma akustik
Vertigo
Ketidakcocokan informasi
aferen ke pusat kesadaran
Gangguan rasa
nyaman nyeri Kurangnya
akut pengetahuan
tentang
penyakitnya
Otot leher Gangguan pola
kaku/tertekan tidur
Deficit
pengetahuan
1.1.7 Penatalaksanaan
Vertigo biasanya di atasi dengan menangani sesuai penyebabnya. Missal,
vertigo disebabkan oleh pada gangguan penglihatan, maka diobati di bagian
penglihatannya. Keluhan vertigo pun akan hilang dengan sendirinya seiring dengan
sembuhnya yang yang mendasari vertigo tersebut. Pemberian vitamin antihistamin,
diuretika, pembatasan konsumsi garam yang telah diketahui dapat mengurangi
keluhan vertigo. Penanganan yang diberikan pada vertigo selama ini dapat dilakukan
dengan farmakologi, non-farmakologi, Padafarmakologi, penderita biasanya akan
diberikan golongan antihistamin dan benzodiazepine. Salah satu terapi non
farmakologi yaitu menggunakan teknikbrandit daroff
Tujuan utama terapi vertigo adlah mengupayakan kualitas hidup yang optimis
sesuai dengan perjalanan penyakitnya, dengan mengurangi atau menghilangkan
sensasi vertigo dengan efek samping obat yang minimal. Terapi vertigo meliputi
beberapa perlakuan yaitu pemilihan medikamentosa, rehabilitas dan operasi. Pilihan
terapi vertigo mencakup :
1. Terapi simtomatik, melalui farmakoterapi
2. Terapi kausal, mencakup
a. Farmakoterapi
b. Prosedur reposisi partikel (pada BPPV)
c. Bedah
3. Terapi rehabilitas atau terapi (vestibular exercise) mencakup
a. Metode brand-daroff
b. Latihan vistual vestibular
c. Latihan berjalan