Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dizziness atau Vertigo (sering juga disebut pusing berputar, atau pusing tujuh
keliling) adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing disertai berputar atau
lingkungan terasa berputar walaupun badan orang tersebut sedang tidak
bergerak.Vertigo terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 1 menit.

Adapun penyebab dizziness antara lain :


o Keadaan lingkungan : Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
o Obat-obatan : Alkohol
o Kelainan sirkulasi gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran
darah ke salah satubagian otak.
o Kelainan di telinga
o Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri

Adapun tanda dan gejala pada dizziness (Vertigo) yaitu:


o Pusing
o Kepala terasa ringan
o Rasa terapung, terayun
o Mual
o Keringat dingin
o Pucat
o Muntah
o Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan
o Nistagmus (gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas kebawah)

B. Batasan masalah
Didalam makalah ini akan membahas tentang DIZZINESS yang juga sering
disebut pusing.

1
C. Tujuan penulisan
a. Tujuan umum
Mengetahui gambaran umum tentang Dizziness
b. Tujuan khusus
Membahas tentang :
 Mengetahui lebih jela tentang Dizziness
 Klasifikasi dari dizziness
 Menjelaskan tentang etiologi, manifestasi klinis, penatalaksanan, dan asuhan
keperawatan.

D. Metode penelitian
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode narasi, dengan
teknik browsing internet untuk mendapatkan dasar ilmiah yang berhubungan dengan
dizziness.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Dizziness atau Vertigo (sering juga disebut pusing berputar, atau pusing tujuh
keliling) adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing disertai berputar atau
lingkungan terasa berputar walaupun badan orang tersebut sedang tidak
bergerak.Vertigo terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 1 menit.

B. Etiologi
Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga
bisaberhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang
terjadisecara tiba-tiba. Adapun penyebab lainnya, yaitu :
o Keadaan lingkungan : Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
o Obat-obatan : Alkohol
o Kelainan sirkulasi gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran
darah ke salah satubagian otak.
o Kelainan di telinga
o Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri

C. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala pada dizziness (Vertigo) :
o Pusing
o Kepala terasa ringan
o Rasa terapung, terayun
o Mual
o Keringat dingin
o Pucat
o Muntah
o Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan
o Nistagmus (gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas kebawah)

3
D. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah
sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis
dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling
besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil
kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan
dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan
diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan
penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi
kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan
tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada
rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan
terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu,
respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal
yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala
lainnya.

E. Klasifikasi Vertigo
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :

1. Vertigo paroksismal

Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa


menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan
tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas
keluhan.

4
2. Vertigo kronis

Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia


Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut.

3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur


mengurang

Ada pula yang membagi vertigo menjadi :


a. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.
b. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.

F. Manifestasi klinik
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan
reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah,
lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri
kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung,
gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.

G. Pemerikasaan Penunjang

1. Pemeriksaan fisik :
o Pemeriksaan mata
o Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
o Pemeriksaan neurologik
o Pemeriksaan otologik
o Pemeriksaan fisik umum.
2. Pemeriksaan khusus :
o ENG
o Audiometri dan BAEP
o Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan :
o Laboratorium
o Radiologik dan Imaging

5
o EEG, EMG, dan EKG.

H. Penatalaksanaan Medis

Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) :


Terdiri dari :

1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik

Terapi simtomatik bertujuan meminimalkan 2 gejala utama yaitu rasa berputar


dan gejala otonom. Untuk mencapai tujuan itu digunakanlah vestibular suppresant
dan antiemetik. Beberapa obat yang tergolong vestibular suppresant adalah
antikolinergik, antihistamin, benzodiazepin, calcium channel blocker, fenotiazin,
dan histaminik.

Antikolinergik bekerja dengan cara mempengaruhi reseptor muskarinik.


Antikolinergik yang dipilih harus mampu menembus sawar darah otak (sentral).
Idealnya, antikolinergik harus bersifat spesifik terhadap reseptor vestibular agar
efek sampingnya tidak terlalu berat. Sayangnya, belum ada.

Benzodiazepin termasuk modulator GABA yang bekerja secara sentral untuk


mensupresi repson dari vestibular. Pada dosis kecil, obat ini bermanfaat dalam
pengobatan vertigo. Efek samping yang dapat segera timbul adalah terganggunya
memori, mengurangi keseimbangan, dan merusak keseimbangan dari kerja
vestibular.

Antiemetik digunakan untuk mengontrol rasa mual. Bentuk yang dipilih


tergantung keadaan pasien. Oral untuk rasa mual ringan, supositoria untuk muntah
hebat atau atoni lambung, dan suntikan intravena pada kasus gawat darurat.
Contoh antiemetik adalah metoklorpramid 10 mg oral atau IM dan ondansetron 4-
8 mg oral.

6
3. Terapi rehabilitasi bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan
kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular.
Mekanisme kerja terapi ini adalah substitusi sentral oleh sistem visual dan
somatosensorik untuk fungsi vestibular yang terganggu, mengaktifkan kendali
tonus inti vestibular oleh serebelum, sistem visual dan somatosensorik, serta
menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi sensorik
yang diberikan berulang-ulang.
4. Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.Obat untuk mengurangi vertigo yang
ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin. Skopolamin
terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk
plester kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Semua obat di atas bisa
menyebabkan kantuk, terutama pada usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester
menimbulkan efek kantuk yang paling sedikit.

7
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO

A. Pengkajian
1. A k t i v i t a s / I s t i r a h a t
o Letih, lemah, malaise
o Keterbatasan gerak
o Ketegangan mata, kesulitan membaca
o Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
o Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja)atau karena perubahan
cuaca.

2. S i r k u l a s i
o Riwayat hypertensi
o Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
o Pucat, wajah tampak kemerahan.

3. I n t e g r i t a s E g o
o Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
o Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
o Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
o Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).

4. M a k a n a n d a n c a i r a n
o Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,alkohol, anggur,
daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog,MSG (pada migrain).
o Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
o Penurunan berat badan

5. N e u r o s e n s o r i s
o Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
o Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
o Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
o Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
o Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore

8
o Perubahan pada pola bicara/pola pikir
o Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
o Penurunan refleks tendon dalam
o Papiledema.

6. N y e r i / k e n y a m a n a n
o Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,ketegangan otot, cluster,
tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
o Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
o Fokus menyempit
o Fokus pada diri sendiri
o Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
o Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

7. K e a m a n a n
o Riwayat alergi atau reaksi alergi
o Demam (sakit kepala)
o Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
o Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).

8. I n t e r a k s i s o s i a l
o Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yangberhubungan dengan penyakit.

9. P e n yu l u h a n / p e m b e l a j a r a n
o Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
o Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone,menopause.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan.
2. Koping individual in efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
9
Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan.

Tujuan
Nyeri hilang atau berkurang.

Kriteria Hasil :
 Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
 Tanda-tanda vital normal
 Pasien tampak tenang dan rileks.

Intervensi :
 Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
 Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
 Atur posisi pasien senyaman mungkin.
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah keteganganotot serta mengurangi
nyeri.
 Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam.
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebihnyaman.
 Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadilebih nyaman.

Diagnosa Keperawatan 2. :
Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi.

Tujuan :
Koping individu menjadi lebih adekuat

Kriteria Hasil :
 Mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif
 Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki.
 Mengkaji situasi saat ini yang akurat
 Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.

10
Intervensi :
 Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.
Rasional : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologistubuh dan
memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
 Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segalaperasaannya dan menjadi
lebih tenang.
 Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yangdiharapkan.
Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, danmemberikan klien
harapan dan semangat untuk pulih.
 Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan darikegiatan yang dapat
diajarkan.
Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.

Diagnosa Keperawatan 3. :
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

Tujuan :
Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.

Kriteria Hasil :
 Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatutindakan.
 Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimenperawatan.

Intervensi :
 Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dankeluarga tentang
penyakitnya.
 Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dankeluarganya akan merasa
tenang dan mengurangi rasa cemas

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dizziness atau Vertigo (sering juga disebut pusing berputar, atau pusing tujuh
keliling) adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing disertai berputar atau
lingkungan terasa berputar walaupun badan orang tersebut sedang tidak bergerak.Vertigo
terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 1 menit.

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau


seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai
dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Hal ini bisa berlangsung beberapa menit,
sampai beberapa jam, bahkan hari. Penderita vertigo merasa lebih baik jika berbaring
diam, namun demikian serangan vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak
bergerak sama sekali.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini dan kelompok berharap saran dari teman-teman yang sifatnya
dapat menjadi perbaikan dalam makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/88364206/Satuan-Acara-Penyuluhan-Dizziness-Asli
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news_print.asp?IDNews=221
http://smkmkhjkt.0fees.net/index.php?option=com_content&view=article&id=50:asuhan-
keperawatan-askep-penyakit-vertigo&catid=1:latest-news&Itemid=50
http://www.scribd.com/doc/61324629/ASkep-Vertigo

13

Anda mungkin juga menyukai