Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

WAHYUNUR (A021181028)

DINDA DARWIS (A021181022)

RAMADHANI MANSUR (A021181030)

NIRMAYANTI (A021181031)

MASNURIAH MAWARDI (A0211811016)

WA ODE SHAFITRA RAMADHANY S (A021181027)

NURILMIA (A021181025)

ASTUTIANINCE (A0211810

GUNAWAN (A0211810

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019

i
DAFTAR ISI

Daftar isi ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar belakang masalah ................................................................ 1

B. Rumusan masalah ........................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4

A. Konsep pancasila sebagai paradigma pembangunan ................... 4

1. Makna pembangunan nasional ..................................................... 4

2. Hakekat pembangunan nasional ................................................... 4

3. Tujuan pembangunan nasional ..................................................... 4

4. Pengertian paradigma ................................................................... 5

B. Pancasila sebagai paradigama pembangunan ............................. 8

1. Pancasila sebagai paradigma pembangunan Iptek ....................... 8

2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik ..................... 12

3. Pancasila sebagai paradigma pembangunan sosial budaya ......... 15

4. Pancasila sebagai paradigma pembangunan hukum ................... 17

5. Pancasila sebagai paradigma pembangunan ekonomi ................. 20

ii
BAB III PENUTUP.................................................................................... 23

A. Kesimpulan ................................................................................... 23

B. Saran............................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai bangsa negara merdeka, negara Republik Indonesia

mempunyai nilai filosofis ideologis dan konstitusional sebagai asas

normatif fundamental serta sumber motivasi dan cita– cita nasional. Nilai

fundamental ini adalah pandangan hidup bansa dan filsafat negara yang

tertuang dalam pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang kemudian nilai tersebut yang kita kenal

dengan pancasila. Pancasila pada hakekatnya menjamin kesatuan

bangsa, kemerdekaan dan kedaulatan nasional. Pancasila juga mengakui

dan menjamin kebhinekaan kita sebagai rakyat indonesia dalam

mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus melaksanakan

pembangunan nasional sebagai upaya berkelanjutan mencapai tujuan

nasional negara Republik Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia harus

dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Tujuan

nasional sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang – Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di wujudkan melalui

pelaksanaan penyelenggaran negara yang berkedaulatan rakyat dan

demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa

berdasarkan Pancasila dan Undang– undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Penyelenggaran negara dilaksanakan melalui

1
pembangunan nasional dalam segala aspek kehidupan bangsa oleh

penyelenggara negara bersama segenap rakyat Indonesia di seluruh

wilayah Negara kesatuan republik indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana makna pembangunan nasional sebagai konsep dari

paradigma pembangunan ?

2. Apa hakekat pembangunan nasional ?

3. Apa saja tujuan pembangunan nasional ?

4. Apa apa yang di maksud dengan paradigma?

5. Bagaimana pancasila sebagai pembangunan Iptek?

6. Bagaimana pancasila sebagai pembangunan Politik?

7. Bagaimana pancasila sebagai pembangunan Ilmu budaya ?

8. Bagaimana pancasila sebagai pembangunan Hukum ?

9. Bagaimana pancasila sebagai pembangunan Ekonomi ?

C. Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui bagaimana makna pembangunan nasional

sebagai konsep dari paradigma pembangunan.

2. Untuk mengetahui apa hakekat pembangunan nasional.

3. Untuk mengetahui apa saja tujuan pembangunan nasional.

4. Untuk mengetahui apa apa yang di maksud dengan paradigma.

2
5. Untuk mengetahui bagaimana pancasila sebagai pembangunan

Iptek.

6. Untuk mengetahui bagaimana pancasila sebagai pembangunan

Politik.

7. Untuk mengetahui bagaimana pancasila sebagai pembangunan

Ilmu budaya.

8. Untuk mengetahui bagaimana pancasila sebagai pembangunan

Hukum.

9. Untuk mengetahui bagaimana pancasila sebagai pembangunan

Ekonomi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

1. Makna Pembangunan Nasional

Adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan

yang meliputi aspek politik, ekonomi, soaial dan budaya, dan Hankam

untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana termaksud dalam alinea IV

Pembukaan UUD 1945.

2. Hakekat Pembangunan Nasional

Adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

pembangunan masyarakat Indonesia pada umumnya. Wujud manusia

Indonesia seutuhnya adalah manusia Indonesia yang bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan trampil, berbudi luhur, berakhlak

mulia, desiplin, sehat jasmani dan rohani, bertanggung jawab, dan mampu

membangun diri dalam rangka membangun bangsanya.

3. Tujuan Pembangunan Nasional

Untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang termasuk

dalam alinea ke empat pembukaan UUD 1945 dalam rangka

mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur lahir dan batin

4
berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara kesatuan RI

dan lingkup pergaulan internasional yang merdeka dan berdaulat.

Catatan :

 Tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945, adalah :

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia.

2. Memajukan kesejahteraan umum.

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

4. Ikut melkasanakan ketertiban dunia yang berdasarkan,

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

4. Pengertian Paradigma

Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu

pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali

mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu

tertentu didominasi oleh suatu paradigma.

Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang

apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.

Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang

ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum,

sosial dan ekonomi.

5
Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai

kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur,

parameter, arah dan tujuan.Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu

itu dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan

tujuan dari sebuah kegiatan.

Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting

dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia.Pancasila

sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif

menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek

pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia.Hal ini sebagai

konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional.

Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah

dasar negara Indonesia, sedangkan negara merupakan organisasi atau

persekutuan hidup manusia maka tidak berlebihan apabila pancasila

menjadi landasan dan tolok ukur penyelenggaraan bernegara termasuk

dalam melaksanakan pembangunan.

Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat

manusia.Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk

monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-

ciri, antara lain:

6
1. susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga

2. sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus social

3. kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk

tuhan.

Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya

meningkatkan harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa,

raga,pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan. Secara singkat, pembangunan

nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum

paradigma pembangunan adalah suatu model, pola yang merupakan

sistem berfikir sebagai upaya untuk melaksanakan perubahan yang

direncanakan guna mewujudkan cita-cita kehidupan masyarakat menuju

hari esok yang lebih baik.

Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan

martabat manusia secara keseluruhan.Oleh karena itu, pembangunan

dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup seluruh aspek

kehidupan manusia.Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial

budaya, dan pertahanan keamanan.

7
B. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

1. Pancasila Sebagai Pengembangan Iptek

Perkembangan IPTEK yang semakin cepat bisa mempengaruhi

segala aspek kehidupan dan budaya.Bisa berpengaruh positif tetapi juga

bisa berpengaruh negatif. Apalagi di era modern ini masuknya IPTEK

disengaja atau tidak akan membawa nilai – nilai asing yang dapat

mempengaruhi gaya hidup, sikap hidup maupun pikiran kita.

IPTEK mampu membantu manusia dan memudahkan kehidupan

manusia.Selain itu IPTEK penting bagi lembaga pendidikan

sehingga IPTEK tidak bisa dipisahkan dari lembaga pendidikan.IPTEK

dengan pendidikan memiliki hubungan yang erat.Karena pendidikan

sangat dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK dan IPTEK merupakan

salah satu materi pengajaran sebagai bagian dari pendidikan. Oleh karena

itu agar IPTEK bisa membantu untuk memudahkan kebutuhan manusia

maka dalam menggunakan IPTEK harus dengan cara yang tepat.

IPTEK memang bisa mempengaruhi dalam hal positif dan

negatif.Sehingga dalam pengembangannya pun dibutuhkan suatu

landasan agar tidak merugikan manusia dan bisa mengurangi dampak

negatif. Yaitu berlandaskan pada nilai – nilai Pancasila karena setiap sila

demi sila pada Pancasila mengandung hal – hal yang penting dalam

8
pengembangan IPTEK dan menunjukkan sistem etika dalam

pengembangan IPTEK.

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Perkembangan IPTEK kita

jadikan sebagai bentuk syukur pemberian akal oleh Yang Maha

Esa. Sehingga IPTEK tidak dibuat untuk mencederai keyakinan

umat beragama.

2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, menekankan bahwa

dalam pengembangan IPTEK harus dengan cara–cara yang

berperikemanusiaan dan tidak merugikan manusia individual

maupun umat manusia yang sekarang maupun yang akan datang

agar bisa mensejahterakan manusia. ( T. Jacob, 2000 : 155 )

3. Sila Persatuan Indonesia, mengingatkan kita untuk

mengembangkan IPTEK untuk seluruh tanah air dan bangsa

secara merata. Selain itu memberikan kesadaran bahwa rasa

nasionalisme bangsa Indonesia akibat adanya kemajuan IPTEK,

dengan IPTEK persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud,

persaudaraan dan persahabatan antar daerah dapat terjalin. ( T.

Jacob, 2000 : 155 )

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan perwakilan, meminta kita membuka

kesempatan yang sama bagi semua warga untuk dapat

mengembangkan IPTEK dan mengenyam hasilnya sesuai

9
kemampuan dan keperluan masing – masing, sehingga tidak

adanya monopoli IPTEK. ( T. Jacob,2000 : 155 )

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, IPTEK

didasarkan pada keseimbangan keadilan dalam kehidupan

kemanusiaan. ( T. Jacob 2000 : 156 ).

Contoh kasus Pancasila Sebagai Pengembangan Iptek :

IPTEK disalah gunakan kebanyakan oleh remaja, juga sering

dilakukan oleh para ilmuan. Contohnya saja adanya internet yang

mempermudah dalam pencarian informasi tetapi kebanyakan orang

menggunakannya untuk mencari dan melihat video porno. Karena kondisi

yang seperti itu maka perlu adanya landasan bagi pengembangan IPTEK

yaitu Pancasila.Agar dalam pemgembangan IPTEK bisa berdampak

positif dan bisa mensejahterakan manusia serta tidak disalahgunakan.

Dengan begitu Iptek pada hakekatnya tidak bebas nilai namun

terikat oleh nilai. Dan dalam pengembangannya juga dapat membawa

dampak positif yaitu memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia.

Contohnya yang tadinya berhubungan menggunakan surat dengan

adanya kemajuan IPTEK, berhubungan jarak jauh bisa menggunakan

telepon,jika dulunya membajak sawah menggunakan alat tradisional kini

bisa menggunakan peralatan dari mesin karena kemajuan IPTEK.

10
Selain itu juga mempermudah meluasnya berbagai informasi.

Serta bertambahnya pengetahuan dan wawasan karena dulu komputer,

internet danhandphone merupakan peralatan yang sangat canggih

dimana hanya orang–orang tertentu yang mampu membelinya dan

menggunakannya, namun karena perkembangan IPTEK peralatan

elektronik tersebut menjadi benda yang menjamur dimana tidak hanya

orang–orang tertentu yang mampu menggunakannya bahkan anak – anak

dibawah umurpun menggunakannya.

Kita juga harus waspada dan memiliki sikap positif terhadap

Pancasila agar kita dapat menyaring dan memilih mana yang baik untuk

dicontoh dan menghindari yang buruk. Karena dengan perkembangan

komunikasi memudahkan hubungan antarbangsa di dunia dengan

intensitas yang cukup tinggi sehingga menyebabkan proses akulturasi dan

saling mempengaruhi antara nilai – nilai dan kebudayaan antarbangsa.

Selain itu seharusnya dalam penyajian siaran di televisi maupun di Radio

atau diberbagai media elektronik harus yang bermanfaat karena sekarang

ini banyak menyajikan yang kurang bermanfaat bagi masyarakat yang

dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat itu sendiri dan bisa

mempengaruhi pola berfikir anak.Sangat tidak baik jika anak – anak diberi

siaran yang kurang bermanfaat karena tidak baik untuk perkembangan

dan pertumbuhan anak.Jika siaran televisi tersebut menyajikan tayangan

11
orang berkelahi bisa saja anak tersebut ikut – ikutan dan dipraktekkan

dalam kehidupan sehari – harinya.

Oleh karena itu dalam menonton harus didampingi oleh orang tua

agar anak tersebut diarahkan ke hal yang positif sehingga nantinya anak

itu tidak terjerumus ke pergaulan bebas. Sebab sekarang ini banyak anak

– anak dan remaja yang terjerumus pergaulan bebas hanya karena

terpengaruh temannya, tidak adanya bimbingan dan perhatian dari orang

tuanya atau bisa juga karena mendapat kiriman video porno

melalui handphone sehingga ada keinginan untuk menirukan apa yang

ada di video tersebut. Apalgi diperkuat oleh rayuan temannya yang sudah

terjerumus ke hal yang negatif.

Untuk itu anak-anak maupu remaja boleh-boleh saja di beri

handphone tetapi harus selalu dikontrol agar dengan adanya handphone

tersebut tidak untuk hal-hal yang buruk tetapi untuk digunakan hal-hal

yang positif seperti seperti untuk alat komunikasi sebagaimana mestinya.

2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik

Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan

sebagai subjek atau pelaku politik bukan sekadar objek politik.Pancasila

bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan politik harus dapat

meningkatkan harkat dan martabat manusia.Sistem politik Indonesia yang

bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan

12
kekuasaan tertinggi pada rakyat.Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh

rakyat dan untuk rakyat.Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila

sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter.

Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas

asas kerakyatan (sila IV Pancasila).Pengembangan selanjutnya adalah

sistem politik didasarkan pada asas-asas moral daripada sila-sila pada

pancasila.Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik Indonesia

dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral

persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan.

Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara

negara dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan

perilaku politik yang santun dan bermoral.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik

diartikan bahwa Pancasila bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita

bersama yang ingin diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam

Pancasila. Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat secara

berurutan-terbalik:

1. Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan

politik, budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari;

2. Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam

pengambilan keputusan;

13
3. Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan

berdasarkan konsep mempertahankan persatuan;

4. Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan

kemanusiaan yang adil dan beradab;

5. Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan,

dan kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber

pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi

tersebut perlu direkonstruksi kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil

society) yang mencakup masyarakat tradisional (berbagai asal etnik,

agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan masyarakat purna

industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral

baru masyarakat informasi adalah:

1. nilai toleransi;

2. nilai transparansi hukum dan kelembagaan;

3. nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata);

4. bermoral berdasarkan konsensus (Fukuyama dalam Astrid:

2000:3).

14
3. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang

pancasila bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu

sendiri.Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil

dan beradab.Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu

meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang

berbudaya dan beradab.Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan

manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas

bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab.

Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus

mampu meningkatkan derajat kemanusiaannya.Manusia harus dapat

mengembangkan dirinya dari tingkat homo menjadi human. Berdasar sila

persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas

dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang

beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa

persatuan sebagai bangsa.

Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan

kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka

merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa.Dengan demikian,

pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan,

kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial.Paradigma-baru

dalam pembangunan nasional berupa paradigma pembangunan

15
berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu

diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti yang

terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan

hak asasi individu secara berimbang (Sila Kedua).

Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/ penghubung/

penengah antara hak negara dan hak asasi individu.Paradigma ini dapat

mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan yang mengabaikan

kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia.

Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada otonomi

suku bangsa tetapi justru akan memadukan pembangunan lokal/daerah

dengan pembangunan regional dan pembangunan nasional (Sila

Keempat), sehingga ia akan menjamin keseimbangan dan kemerataan

(Sila Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa

yang akan sanggup menegakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI

(Sila Ketiga).

Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi

kriteria sebagai puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-

bersama, bagi kebudayaan – kebudayaan di daerah:

1. Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun

golongan sosial dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak

mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

16
2. Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh

segenap warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usul

kesukubangsaan, kedaerahan, maupun golongannya;

3. Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan

tekad masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk

mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat;

4. Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di

kalangan masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan

kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk

mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan

perorangan;

5. Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan

yang membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia

dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

4. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.Hal ini

mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh

penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara

keseluruhan.Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan

17
adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa.Sistem

pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem

pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).

Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh

warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta

dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara

total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala

ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada

kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada

kekuatan sendiri.

Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di

mana pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban

yang sama dalam masalah pertahanan negara dan bela negara.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah

diterima bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun

2002 tentang pertahanan Negara.

Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan

negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa

Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945.

18
Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah

konstitusi, yang di dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-

muatan konstitusi, yaitu:

1. adanya perlindungan terhadap HAM,

2. adanya susunan ketatanegaraan Negara yang mendasar, dan

3. adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan

yang juga mendasar.Sesuai dengan UUD 1945, yang di dalamnya

terdapat rumusan Pancasila, Pembukaan UUD 1945 merupakan

bagian dari UUD 1945 atau merupakan bagian dari hukum positif.

Dalam kedudukan yang demikian, ia mengandung segi positif dan

segi negatif. Segi positifnya, Pancasila dapat dipaksakan

berlakunya (oleh negara); segi negatifnya, Pembukaan dapat

diubah oleh MPR—sesuai dengan ketentuan Pasal 37 UUD 1945.

Hukum tertulis seperti UUD—termasuk perubahannya—, demikian

juga UU dan peraturan perundang-undangan lainnya, harus mengacu

pada dasar negara (sila – sila Pancasila dasar negara).

Dalam kaitannya dengan ‘Pancasila sebagai paradigma

pengembangan hukum’, hukum (baik yang tertulis maupun yang tidak

tertulis) yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh bertentangan

dengan sila-sila:

19
1. Ketuhanan Yang Maha Esa,

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3. Persatuan Indonesia,

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus

merupakan perwujudan atau penjabaran sila-sila yang terkandung dalam

Pancasila.Artinya, substansi produk hukum merupakan karakter produk

hukum responsif (untuk kepentingan rakyat dan merupakan perwujuan

aspirasi rakyat).

5. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi

Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi

maka sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral

daripada pancasila. Secara khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan

pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan kemanusiaan ( sila

II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam

humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan.

Sistem ekonomi yang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk

individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk tuhan.

20
Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem

ekonomi liberal yang hanya menguntungkan individu-individu tanpa

perhatian pada manusia lain. Sistem ekonomi demikian juga berbeda

dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui

kepemilikan individu. Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas

dan manusia sebagai subjek.

Oleh karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi

sistem dan pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan

rakyat secara keseluruhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila

adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan.

Sistem ekonomi Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral

kemanusiaan. Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri

dari bentuk-bentuk persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang

hanya akan menimbulkan penindasan, ketidakadilan, penderitaan, dan

kesengsaraan warga negara.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih

mengacu pada Sila Keempat Pancasila; sementara pengembangan

ekonomi lebih mengacu pada pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia.

Dengan demikian subjudul ini menunjuk pada pembangunan Ekonomi

Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi atau pembangunan

Sistem Ekonomi Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila.

21
Dalam Ekonomi Kerakyatan, politik/kebijakan ekonomi harus untuk

sebesarbesar kemakmuran/kesejahteraan rakyat - yang harus mampu

mewujudkan perekonomian nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh

warga masyarakat (tidak lagi yang seperti selama Orde Baru yang telah

berpihak pada ekonomi besar/konglomerat). Politik Ekonomi Kerakyatan

yang lebih memberikan kesempatan, dukungan, dan pengembangan

ekonomi rakyat yang mencakup koperasi, usaha kecil, dan usaha

menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional. Oleh

sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas

asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan ini ialah

koperasi.

Ekonomi Kerakyatan akan mampu mengembangkan program-

program kongkrit pemerintah daerah di era otonomi daerah yang lebih

mandiri dan lebih mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan

pembangunan daerah. Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan

mampu memberdayakan daerah/rakyat dalam berekonomi, sehingga lebih

adil, demokratis, transparan, dan partisipatif. Dalam Ekonomi Kerakyatan,

Pemerintah Pusat (Negara) yang demokratis berperanan memaksakan

pematuhan peraturan-peraturan yang bersifat melindungi warga atau

meningkatkan kepastian hukum.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hakekat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan

mengandung pengertian bahwa dalam segala aspek pembangunan

nasional, harus berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-

sila pancasila.

B. Saran

Dalam hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, pancasila

harus mewarnai gerak langkah, sikap dan perilaku kita. Sebagai landasan

hidup pancasila harus dipahami secara mendalam, menyeluruh, dan

kontekstual.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://www.empatpilarkebangsaan.web.id/pancasila-sebagai-paradigma

http://kristiarjati.blogspot.com/2012/06/pancasila-sebagai-landasan-

pengembangan.html

http://mkholilblog.blogspot.com/2012/08/pancasila-sebagai-sumber-nilai-

dan.html

http://www.mysusis.com/2013/07/makalah-pancasila-sebagai-paradigma-

pembangunan.html

https://www.academia.edu/34739837/Makalah_Pancasila_sebagai_paradi

gma_pembangunan_Poleksosbudhankam_1?auto=download

24

Anda mungkin juga menyukai