Anda di halaman 1dari 50

26 Februari 2019

PEMICU 2
ADUH SAKITNYA…
KELOMPOK 3
Tutor : dr. Chandra S. Pratama, MM.
Ketua : Raihan Adham Mufadhdhal (405180194)
Sekretaris : Shita Chandni (405180225)
Penulis : Evelin Maharani Widjaja (405180002)
Anggota :
1. Diah Safitri (405170004)
2. Afrilanatasa (405170194)
3. Salsabila Rahma Fadlillah (405180026)
4. Siti Rubiyati (405180036)
5. Nicolas Nurjadi (405180074)
6. Alvin Putra Pratama (405180100)
7. Alvin Dharmawan (405180135)
8. Desi Witri Yolanda (405180157)
9. Deitra Rifqah Oktaviani (405180221)
Mata Kuliah Penunjang Modul
1. Patologi
2. Mikrobiologi
3. Farmakologi
4. Parasitologi
ADUH SAKITNYA…
Seorang mahasiswa kedokteran ke Kuta Bali saat liburan
semester. Setiba di Kuta Bali ia menghabiskan waktu di pantai bermain
selancar sampai siang hari. Saat berjalan di pinggir pantai, telapak kakinya
tergores karang karena tidak menggunakan alas kaki. Sore hari
sesampainya di hotel, mahasiswa tersebut merasakan kalau punggung
dan lengannya terasa perih dan memerah. Keesokan harinya saat akan
jalan – jalan mahasiswa tersebut merasa sakit untuk memakai sepatu
karena telapak kaki yang tergores karang tampak merah dan
membengkak. Karena khawatir, mahasiswa tersebut berobat ke dokter.
Dokter memberikan obat antibiotika, antiinflamasi dan analgetik.
Mahasiswa menceritakan ke dokter kalau dia adalah mahasiswa
kedokteran yang baru menyelesaikan semester ke-3 yang sedang berlibur
ke Bali. Selain itu, mahasiswa tersebut menanyakan ke dokter apakah
dapat diberikan antibiotika sedangkan belum mengetahui mikroorganisme
yang menyebabkan infeksi. Dokter menjelaskan bahwa pemberian
antibiotika saat ini berdasarkan terapi empiric, untuk terapi causative perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan. Dokter juga mengingatkan
untuk menggunakan antibiotika sesuai waktu yang ditentukan karena
menggunakan antibiotika yang lama dapat berdampak buruk juga.

Apa yang dapat dipelajari dari cerita di atas


Istilah Asing
1. Analgetik  Meredakan nyeri (menurut KBBI), obat yang
meredakan nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran
(menurut kamus dorlands)
2. Terapi empiric  Pemberian terapi antibiotik pada pasien yang
biasa masuk ICU didasarkan pada persangkaan kuman serta
tempat sumber infeksinya sampai didapatkan hasil kultur dan
resistensi.
3. Antiinflamasi  Bahan atau obat yang berfungsi mengurangi
peradangan atau rasa sakit (menurut KBBI)
4. Antibiotik  Zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama
fungsi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain.
5. Terapi causative  Terapi yang ditujukan untuk menyembuhkan
penyebab.
6. Infeksi  Proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme
(jamur, virus, bakteri, parasit) ke dalam tubuh.
Rumusan Masalah
1. Mengapa mahasiswa tersebut merasa punggung dan lengannya
perih dan merah? Apa penyebabnya?
2. Kenapa kaki mahasiswa menjadi bengkak dan memerah keesokan
harinya?
3. Kenapa dokter memberikan mahasiswa tersebut antibiotik,
antiinflamasi, dan obat analgetik?
4. Dampak penggunaan antibiotik yang tidak sesuai?
5. Mengapa antibiotik harus dihabiskan?
6. Bagaimana mekanisme tubuh terhadap obat secara umum?
7. Apakah pemberian antibiotik dapat berlaku pada semua
mikroorganisme?
8. Apa dampak jika menggunakan antibiotik dalam jangka waktu
lama?
9. Perbedaan terapi empiric dan terapi causative?
10. Proses penyembuhan luka?
11. Cara mencegah yang dialami mahasiswa tidak terjadi dikemudian
hari? (sebelum dan sesudah terkena karang)
Curah Pendapat
1. Suhu lingkungan panas  suhu tubuh naik  pelebaran
pembuluh darah untuk mengeluarkan panas  kulit
kemerahan.
Kulit terbakar matahari (jika terlalu lama)  kulit memerah
(setelah 2-6 jam, puncaknya setelah 12-24 jam)
2. Tergores: a) memerah (karena pelebaran pembuluh darah
dalam jaringan yang mengalami gangguan), b)
pembengkakan (terkumpulnya cairan ekstraseluler sebagai
bagian dari eksudat radang serta sel – sel radang yang
bermigrasi ke tempat tersebut)
3. Antibiotik  pada kasus infeksi yang jenis bakteri
penyebabnya belum diketahui diharapkan dapat
menghambat pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi
penyebab penyakit
Antiinflamasi  untuk mengurangi tanda dan gejala radang
Analgetik  untuk mengurangi rasa nyeri
4. Sakit perut, muntah, diare, nafsu makan hilang, demam
5. Antibiotik menyebabkan resistensi  kalau antibiotik tidak
dihabiskan mungkin masih ada bakteri yang belum mati dan bakteri
tersebut bisa bermutasi dan jika daya tahan tubuh lemah
penyakitnya akan muncul kembali. Antibiotik yang diberikan
mungkin saja tidak akan mempan lagi mengobati penyakit itu.
6. a) absorbsi, proses masuknya obat dari tempat pemberian ke
dalam darah b) distribusi, proses masuknya obat dari darah ke
jaringan sel c) metabolisme, perubahan fisik atau kimiawi obat
dalam tubuh d) ekskresi, pengeluaran sisa metabolisme tubuh.
7. Tidak, karena antibiotik tidak bisa bekerja pda virus dan jamur.
8. -Dapat terkena candidiasis (jamur candicta ada di usus karena
penggunaan antibiotika terlalu lama)  kuman yang
komensialisme ikut mati
-Sistem kekebalan tubuh terganggu (antibiotik terlalu lama dapat
menghambat dan memberantas pertumbuhan mikroorganisme
tersebut)
-Muncul gangguan penyakit lebih serius (menggangu fungsi organ
tubuh lain)
9. Terapi empiric  Terapi yang diberikan kepada
seseorang saat penyebab mikroorganismenya belum
jelas
Terapi causative  Terapi yang diberikan setelah
penyebab mikroorganismenya diketahui. Sebelum terapi
causative ada pemeriksaan a) Complete Blood Count
(CBC), pemeriksaan darah lengkap yang mengukur
angka sel darah merah, sel darah putih, serta
hemoglobin b) Kultur bakteri, pemeriksaan mikrobiologi
10. Fase inflamasi, fase proliferasi, dan remodeling
11. Sebelum terkena karang menggunakan alas kaki,
sesudah terkena karang mencuci dengan air dan
memberikan antiseptik dan salep antibiotik, saat luka
mengering (koreng) jangan dikelupas
MIND MAP

RADANG

PENYEBAB DAN
KOMPLIKASI
JENIS RADANG JENIS MEKANISME
RAADANG
PEMERIKSAAN

AKUT KRONIK INFEKSI NON INFEKSI PENYEMBUHAN

OBAT
Learning Issues
1. MM Definisi, jenis, dan tanda radang
2. MM Faktor penyebab infeksi dan non infeksi radang
3. MM Mekanisme patofisiologi radang (sesuai penyebab)
4. MM Jenis – jenis pemeriksaan (cara pengambilan,
penyimpanan, pengiriman yang benar)
5. MM Penyembuhan radang (prosesnya)
6. MM Antimikroba dan antiinflamasi (farmakodinamik,
farmakokinetik, dan efek samping)
7. MM Komplikasi radang
8. MM Menjelaskan hasil pemeriksaan ke pasien dengan
benar
9. MM Macam – macam floranormal
LEARNING ISSUES 1
DEFINISI, JENIS, DAN TANDA RADANG
Definisi Radang
 Menurut KBBI
Penyakit kerusakan jaringan tubuh yang ditandai oleh demam dan
pembengkakan.
• Menurut Kamus Dorlands
Radang ialah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh
cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan,
mengurangi, atau mengurung baik agen pencedera maupun jaringan
yang cedera itu.
• Menurut Katzung (2002)
Radang ialah suatu proses yang dinamis dari jaringan hidup atau sel
terhadap suatu rangsang atau injury (jejas) yang dilakukan terutama
oleh pembuluh darah (vaskuler) dan jaringan ikat (connective
tissue).
Jenis Radang
1. Radang Akut, yaitu respon cepat tubuh terhadap jejas, mikroba,
dan benda asing yang menyebabkan pelepasan leukosit dan
protein plasma di tempat jejas tersebut
a. Radang Kataral  Ditandai dengan pembentukan mukus
berlebihan pada mukosa. Contohnya pada mukosa hidung dan
mata
b. Radang Supuratifa  Ditandai dengan pembentukan eksudat
purulenta, biasanya terjadi pada kuman piogenik. Contohnya
pada organ tubuh bisa menyebabkan emplema, akibat pleuritis
supuratifa.
c. Radang Fibrinosa  Terjadi pada permukaan yang dilapisi
serosa (pleura, perikardium, peritoneum), ditandai dengan
pembentukan eksudat fibrinosa. Contohnya pneumonia dan
karditis theumatika
d. Radang Pseudomembran  Ditandai dengan pembentukan
pseudomembran pada permukaan mukosa, yaitu nekrosis epitel
permukaan mukosa disertai endapan fibrin dan leukosit.
Contohnya radang akibat difteri
e. Radang Serosa  Ditandai dengan pembentukan eksudat
serosa
2. Radang Kronik, yaitu hasil perkembangan radang akut. Infiltrasi
sel mononuklear (makrofag) limfosit dan proliferasi fibroblast.
a. Radang Kronik Granulomatosa  Reaksi radang kronik yang
khusus dimana sel yang menyolok yaitu makrofag yang
mengalami modofikasi menyerupai sel epitel (epiteloid)

Granuloma adalah suatu daerah radang granulomatosa yang


menunjukan kumpulan sel epiteloid, sel datia yang dikelilingi
oleh limfosit dan kadang – kadang oleh sel plasma.
Tanda Radang
a. SECARA MAKROSKOPIS
Menurut Celcus, ada 4 pokok tanda radang (The Cardinal Signs)
1. Warna Kemerahan (Rubor)  Diakibatkan oleh adanya dilatasi
pembuluh darah kecil dalam darah yang mengalami kerusakan
2. Panas (Kalor)  Peningkatan suhu hanya tampak pada bagian
perifer tubuh (kulit), diakibatkan karena meningkatnya aliran
darah sehingga sistem vaskuler dilatasi mengalirkan darah yang
hangat pada daerah tersebut.
3. Nyeri (Dolor)  Diakibatkan oleh regangan dan distorsi
jaringan akibat edema dan terutama karena tekanan pus di
dalam rongga abses
4. Bengkak (Tumor)  Pembengkakan sebagai hasil adanya
edema dan kelompok sel radang dalam jumlah sedikit yang
masuk ke dalam darah tersebut
Lalu, Rudolf Virchow “Bapak Patologi Modern” menambahkan
yang ke-5
5. Gangguan Fungsi (Fungsio Laesa)  Bagian yang meradang
berfungsi secara abnormal

b. SECARA MIKROSKOPIS
1. Vasodilatasi  melebarnya pembuluh darah
2. Eksudasi  Cairan dari sel yang keluar dari kapiler darah dan
masuk ke alam jaringan pada waktu radang
3. Emigrasi Leukosit  Proses perpindahan leukosit yang
bergerak keluar dari pembuluh darah
LEARNING ISSUES 2
FAKTOR INFEKSI DAN NON INFEKSI RADANG
Penyebab Radang Infeksi
1. Bakteri, mengeluarkan toksin (racun) yand dapat merusak jaringan
tubuh. Dapat menyebabkan infeksi tenggorokan, infeksi saluran
pencernaan, infeksi pernapasan (seperti TBC), infeksi saluran
kemih, hingga infeksi genital.
2. Virus, berukuran lebih kecil dari bakteri. Membutuhkan host
seperti orang, tanaman, atau hewan untuk bermultiplikasi.
3. Jamur, dapat hidup di udara, tanah, tanaman, atau di dalam air.
Beberapa jamur juga hidup di dalam tubuh manusia, seseorang
yang sistem imunnya sedang lemah atau sedang meminum
antibiotik dengan jangka waktu yang lama.
4. Parasit, merupakan mikroorganisme yang membutuhkan
organisme atau host lainnya untuk bertahan. Infeksi parasit
disebabkan oleh 3 jenis organisme yaitu
protozoa, helminth (cacing), dan ektoparasit.
Penyebab Radang Non - Infeksi
1. Trauma (tumpul atau tajam) dan berbagai agen fisis dan kimia
(misalnya jejas termal, seperti luka bakar atau luka pembekuan;
radiasi; toksisitas akibat pengaruh kimia lingkungan) akan
mencederai sel tubuh dan memicu reaksi radang.
2. Nekrosis jaringan (akibat semua sebab), termasuk iskemia
(seperti pada infrak miokardium) dan jejas fisis dan kimia.
3. Benda asing (serpihan, kotoran, jahitan, deposit kristal).
4. Reaksi imun (juga disbut reaksi hipersensitif) terhadap substansi
lingkungan atau terhadap jaringan “sendiri”. Karena stimulus
untuk respons radang ini tidak dapat dieliminasi atau dicegah,
maka reaksi itu cenderung menetap, dengan gambaran reaksi
radang kronik.
LEARNING ISSUES 3
MEKANISME PATOFISIOLOGI RADANG
(SESUAI PENYEBABNYA)
Langkah-langkah Respon
Radang (5R):
• Recognition the injurious
agents.
• Recruitment leukocytes.
• Removal the agents.
• Regulation/Control the
response
• Resolution/Repair.
Reaksi pembuluh darah
Perubahan aliran dan kaliber vaskular :
- Vasodilatasi oleh aksi mediator pada otot halus (smooth
muscle) vaskular
- Peningkatan permeabilitas mikrovaskulatur
- Aliran darah lambat, konsentrasi eritrosit pada pembluh kecil
dan peningkatan viskositas darah mengakibatkan
pembengkakan pembuluh kecil dengan eritrosit yang bergerak
lambat (stasis)
- Akumulasi leukosit darah sepanjang endotelium vaskular

Peningkatan permeabilitas vaskular :


- Kontraksi sel endotelial mengakibatkan peningkatan ruang
interendotelial
REKRUITMEN LEUKOSIT
LEARNING ISSUES 4
JENIS – JENIS PEMERIKSAAN
CARA PENGAMBILAN, CARA PENYIMPANAN, DAN
CARA PENGIRIMAN YANG BENAR
Pemeriksaan Spesimen Sputum
Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paruparu, bronkus
dan trakea. Individu yang sehat tidak memproduksi sputum. Pasien
perlu batuk untuk mendorong sputum dari paru-paru, bronkus dan
trakea ke mulut dan mengeluarkan ke wadah penampung.
PENGAMBILAN SPESIMEN :
 Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari
 Pengambilan sputum juga harus dilakukan sebelum pasien
menggosok gigi lalu pasien disuruh untuk berkumur dengan air
 Minta pasien untuk napas dalam lalu batuk. Diperlukan sputum
sebanyak 15-30mL
 Sputum diambil dari batukkan pertama
 Lakukan perawatan mulut dengan obat expectorant atau dengan
mengkonsumsi air teh manis saat malam sebelum pengambilan
sputum.
PENYIMPANAN :
 Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang
 Penyimpanan pada pot steril berpenutup
PENGIRIMAN :
https://www.slideshare.net/trist
 Pengiriman < 2 jam pada suhu ruang yanto/persiapan-pengambilan-
spesimenbag4?from_action=sa
 Bila tidak memungkinkan, simpan dalam media ve

transport (Amies medium, Stuart’s medium)


Pemeriksaan Spesimen Darah
Bahan Spesimen Darah digunakan untuk :
Pemeriksaan Hematologi : Hemoglobin, Jumlah lekosit, Jumlah
eritrosit, Jumlah trombosit
Pemeriksaan Kimia Klinik Test faal hati, test faal ginjal
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi : Widal test (utk diagnosis
demam typhoid)
Pemeriksaan Parasitologi : untuk penyakit malaria
Pemeriksaan Spesimen Darah
Bahan Spesimen Darah digunakan untuk :
Pemeriksaan Hematologi : Hemoglobin, Jumlah lekosit, Jumlah
eritrosit, Jumlah trombosit
Pemeriksaan Kimia Klinik Test faal hati, test faal ginjal
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi : Widal test (utk diagnosis
demam typhoid)
Pemeriksaan Parasitologi : untuk penyakit malaria

PENGAMBILAN
 Darah yang diambil biasanya darah vena
 Volume darah yang diambil 10-20 ml
 Darah diambil saat suhu badan naik/demam tinggi
 Darah diambil dari 2 tempat yang berbeda, yaitu pada vena
lengan kanan dan vena lengan kiri untuk menghindari false
positive / false negative
PENYIMPANAN
• Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang.
• Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport berupa
Stuart’s medium atau Amies medium.
PENGIRIMAN
• Pengiriman < 2 jam pada suhu ruang
• Bila tidak memungkinkan, teruskan dengan media transport
(Stuart’s medium atau Amies medium)
Pemeriksaan Spesimen Feses
PENGAMBILAN
• Ambil spesimen dengan menggunakan sarung tangan bersih
• Jumlah feses tergantung pemeriksaan,
- 2,5 cm untuk feses padat
- 15-30 mL untuk feces cair.
• Untuk kultur, gunakan swab yang steril, lalu dimasukkan dalam
kantung steril
PENYIMPANAN
• Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
• Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s medium,
ataupun Pepton water
• Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam
pada suhu 4°C
PENGIRIMAN
• Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang
• Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau kultur
pada media Tetra Thionate Broth

Pemeriksaan Spesimen Urine


Pengambilan :
• Bersihkan area penis/vagina dengan sabun dan air atau dengan
tisue khusus lalu keringkan
• Biarkan urin yang keluar pertama dimaksudkan untuk mendorong
dan mengeluarkan bakteri yang ada
• Beberapa waktu kemudian tampung urin yang ditengah.
• Hati-hati memegang wadah penampung agar wadah tersebut
tidak menyentuh area genital.
• Jumlah yang diperlukan 30-60mL
• PENYIMPANAN & PENGIRIMAN
• Penyimpanan & pengiriman dalam waktu 1 jam pada suhu ruang
• Apabila tidak memungkinkan maka dapat menyimpannya dalam
almari pendingin dalam waktu 24 jam
• Gunakan urine transport tube atau steril container
LEARNING ISSUES 5
PROSES PENYEMBUHAN RADANG
Konsep Penyembuhan Radang
Proses penyembuhan radang didasarkan
pada kemampuan jaringan, khususnya sel
tersebut untuk berproliferasi atau
berdiferensiasi.
Berdasarkan kemampuan tersebut,
dibedakan 3 macam jaringan:
I. Labile (continuously dividing)
tissues, contoh sel epitel
permukaan kulit.
II. Stable tissues, contoh sel ginjal,
hati dan pankreas.
III. Permanent tissues, contoh sel
saraf (neuron).
2 langkah utama perbaikan
jaringan:
• Regenerasi:
Kemampuan
sel/jaringan di
sekitarnya (uninjured
cells) untuk
berproliferasi.
• Pembentukan Luka
(Scar Formation)
Pembentukan Luka (Scar Formation)
dibagi dalam 3 langkah:
I. Angiogenesis/Pembentukan
pembuluh darah baru.
II. Proliferasi dan migrasi fibroblas
serta pembentukan jaringan ikat
baru.
III. Remodeling jaringan fibrosa
untuk membentuk luka yang
stabil.

Catatan: Kekuatan kulit yang


luka/Wound Strength adalah kira-
kira 70% dari kekuatan kulit
LEARNING ISSUES 6
ANTIMIKROBA DAN ANTIINFLAMASI
(FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, DAN EFEK
SAMPING)
Farmako Dinamik
Farmakodinamik adalah pengaruh obat terhadap sel hidup,
organ atau makhluk, yang secara keseluruhan erat kaitannya dengan
fisiologi, biokimia, dan patologi meliputi efek biokimiawi dan
fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya (Setiawati, 2007).
Mekanisme Kerja Obat
Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan
reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya
ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang
merupakan respons khas untuk obat tersebut. Setiap komponen
makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat,
tetapi sekelompok reseptor obat tertentu juga berperan sebagai
reseptor yang ligand endogen (hormon, neurotransmitor). Substansi
yang efeknya menyerupai senyawa endogen disebut agonis.
Sebaliknya, senyawa yang tidak mempunyai aktivitas intrinsik tetapi
menghambat secara kompetitif efek suatu agonis di tempat ikatan
agonis (agonist binding site) disebut antagonis.
Farmako Kinetik
1. Absorbsi
merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke
dalam darah.
2. Distribusi
Dalam darah, obat akan diikat oleh protein plasma dengan
berbagai ikatan lemah. Ada beberapa protein plasma diantaranya
albumin, site 1, site 2, alpha-glikoprotein, CBG, SSBG.
3. Metabolisme/Biotransformasi
Metabolisme obat terutama terjadi di hati. Tujuannya mengubah
obat yang non polar (larut lemak) menjadi polar (larut air) agar
dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu.
4. Ekskresi
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat
diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh maupun bentuk
metabolitnya. Ekskresi dalam bentuk utuh atau bentuk aktif
merupakan cara eliminasi obat melalui ginjal.
Efek Samping
EFEK SAMPING EFEK SAMPING
ANTIMIKROBA ANTIINFLAMASI
1. Reaksi Alergi 1. Serangan jantung
2. Reaksi Idiosinkrasi 2. Stroke
3. Reaksi Toksik 3. Tekanan darah tinggi
4. Perubahan Biologik Dan
4. Gagal jantung akibat
pembengkakan tubuh
Metabolik (retensi cairan)
5. Masalah ginjal termasuk
gagal ginjal
6. Perdarahan dan luka di
lambung dan usus
7. Sel darah merah
rendah (anemia)
LEARNING ISSUES 7
KOMPLIKASI RADANG
KOMPLIKASI RADANG
1. Abses  penimbunan 5. Empiema  bengkak
nanah, biasanya tjd akibat berisi nanah pada rongga yg
infeksi bakteri. ada pada tubuh
Gejalanya: nyeri, teraba 6. Proud flesh  jaringan
hangat, pembengkakan, parut yang menonjol diatas
kemerahan, dan demam. permukaan luka
2. Ulcus  sebagian 7. Keloid jaringan parut yang
permukaan jaringan hilang meluas, melebihi batas luka
atau nekrosis, karena toksik asli
atau penyumbatan kapiler, 8. Kontraktur luka yang luas
jaringan di sekitarnya radang  menyebabkan
3. Flegmon  abses yg radang terbentuknya parut
jaringannya luas oleh disekeliling struktur tubular
Streptoccocus seperti tubafalopi atau ureter.
4. Erysipelas  seperti Jaringan otot lurik yg di ganti
flegmon tapi leukosinya jaringan ikat akan
sedikit sehingga tidak terjadi mengakibatkan kontraksi
di supurasi atau penanahan. daerah yg kena.
LEARNING ISSUES 8
MENJELASKAN HASIL PEMERIKSAAN KE PASIEN
DENGAN BENAR
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dengan dialog lembut dan
menyenangkan.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan dengan singkat, jelas dengan
bahasa yang mudah dimengerti pasien dan tidak bertele – Tele.
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan secara utuh dan sesuai apa adanya,
tidak ada yang ditutup-tutupi.
4. Bila perlu gunakan bahasa tubuh yang sesuai untuk memperkuat
pengertian kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan.
5. Menjelaskan dengan penuh pengertian dan sabar.
LEARNING ISSUES 9
MACAM – MACAM FLORANORMAL
Flora Normal
Flora normal ada 2 yaitu :
1. Flora Tetap (Resident Flora)
- mikroorganisme tertentu
- pada bagian tubuh tertentu
- pada usia tertentu
2. Flora Sementara (Transient Flora)
- mikroorganisme nonpatogen / potensial menjadi
patogen
- asal: bias dari lingkungan
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan : Bila sudah terjadi cedera, maka harus
diberikan pertolongan pertama seperti memberi perban dan
pergi ke dokter
Saran : Bila bepergian ke pantai menggunakan alas
kaki agar tidak cedera
Daftar Pustaka
• Setiabudy, Rianto, Nafrialdi, Instiaty. Farmakologi dan Terapi.
Edisi 6. Jakarta: FKUI, 2016.
• CP, Davis. Chapter 6 : Normal Flora. University of Texas
Medical Branch. Galveston, 1996.
• Pahwa. Roma, Jialal Ishwarlal. Chronic Inflammation. Treasure
Island, 2018.
• Kumar, Vinay, K. Abbas, Abul, C.Aster, Jon. Robbins and
Cotran Pathologic Basis of Disease. 9th Edition. Philadelphia,
2015.
• Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S, editor. Buku Ajar
Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI, 2011.
• https://pakarkomunikasi.com/cara-komunikasi-efektif-
dengan-pasien

Anda mungkin juga menyukai