Anda di halaman 1dari 77

PEMICU 3

KENT VILANDKA
405140001
KELOMPOK 18
LEARNING OBJECTIVES

• Diagnosis komunitas dengan paradigma Blum (masalah kota, penyebab dan


indikator kota sehat dengan perspektif paradigma blum)
• Upaya kesehatan lingkungan (Rumah sehat, excreta disposal, sanitasi tempat
umum dan pengolahan makanan, penyediaan air bersih)
• Promosi kesehatan advokasi (langkah-langkah advokasi agar program
mencapai kota sehat dan disetujui oleh DPRD)
• Epidemiologi penyakit menular dan tidak menular di wilayah urban
LO 1
INDICATORS

1. Health
a) Mortality
b) Main causes of death
c) Low Birth Weight
INDICATORS

2. Health Services
a) City health education programs
b) Immunization rates
c) Inhabitants per primary health care practitioner
d) Inhabitants per nurse
e) Percentage of population covered by health insurance
f) Availability of services in foreign languages
g) Health debates in city council
INDICATORS
3. Environmental Indicators
a) Air pollution
b) Water quality
c) Sewage collection
d) Household waste treatment
e) Green space
f) Derelict industrial sites
g) Sport and leisure facilities
h) Pedestrianization
i) Cycle routes
j) Public transport access
k) Public transport range
l) Living space
INDICATORS

4. Socioeconomic Indicators
a) Percentage of population in inadequate housing
b) Homelessness
c) Unemployment
d) Poverty
e) Availability of child care
f) Age of mothers at time of birth
g) Abortion rate
h) Employment of disabled people
STATUS KESEHATAN

• Indikator : Morbidity dan mortality rate


• Banyaknya kematian dalam kelompok-kelompok masyarakat
• Banyaknya kesakitan oleh sebab penyakit-penyakit yang ada
• Banyaknya kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit yang ada
PELAYANAN KESEHATAN

• Pencegahan, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, penginkatan kesehatan


• Kegiatan” pelayanan kesehatan n frekuensinya
• Cakupan atau pencapaian target
• Sarana” dan penggunaan sarana” untuk pelayanan kesehatan
PERILAKU INDIVIDU/MASYARAKAT

• Pengetahuan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan serta pelayanan


kesehatan
• Sikap masyarakat terhadap kaidah” dan praktek” kesehatan serta fasilitas
kesehatan
• Perbuatan yang dilakukan masyarakat untuk mengupayakan kesehatannya
• Kebiasaan masyarakat sehari”
FAKTOR KETURUNAN DAN KONDISI
MASYARAKAT

• Jumlah penduduk (Gol. Umur, jenis kelamin, dll)


• Penyebaran dan kepadatan penduduk
• Jumlah kelahiran bayi dalam suatu periode
• Jumlah pus dalam suatu periode
• Kondisi genetic masyarakat
• Keadaan gizi masyarakat
• Keadaan tingkat kekebalan masyarakat terhadap penyakit
LINGKUNGAN FISIK

• Kondisi air untuk keperluan RT


• Keadaan limbah air yang dibuang
• Kondisi udara di tempat terbuka, di rumah” atau di ruang tertutup
• Kondisi tanah dari segi pencemaran
• Kondisi pencemar” yang dapat menimbulkan keracunan atau merupakan
karsinogen
• Kondisi habitat fisik dari kuman, parasite dan vector penyakit
• Keadaan cuaca
VEKTOR BIOLOGIS

• Populasi kuman dan parasite penyebab penyakit


• Populasi vector-vector penyakit
• Kondisi habitat biologis dari kuman, parasite dan vector
• Manusia” pembawa kuman penyakit
LINGKUNGAN SOSIAL-EKONOMI-
BUDAYA

• Legenda, kepercayaan, dan tabu” yang berkaitan dengan kebiasaan makan,


pertolongan persalinan, perawatan ibu dan bayi, pengobatan dan perawatan
penderita, dll
• Nilai” yang berlaku dalam masyarakat terhadap hal” yang berkaitan dengan
kesehatan
• Sistem dan benda” atau sarana” tradisional/modern yang dimiliki
masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan
• Struktur kekuasaan/pengaruh dalam keluarga dan dalam masyarakat
• Status ekonomi masyarakat
LO 2
SYARAT RUMAH SEHAT
• Ventiasi Udara
• Rumah sehat harus memiliki ventilasi udara yang cukup, agar
sirkulasi udara lancar dan udara menjadi segar. Ventilasi udara
membuat kadar oksigen di dalam rumah tetap terjaga sekaligus
menjaga kelembapan rumah.

• Buat ventilasi udara lewat bukaan jendela. Penghawaan udara dalam


rumah akan makin maksimal dengan sistem ventilasi silang atau
cross ventilation. Jika tidak memungkinkan, bisa dibuat ventilasi
lewat lubang-lubang angin.

• Selain itu, sebisa mungkin jangan menggunakan kipas angin, karena


bisa menyebabkan flek pada paru-paru. Taman di teras atau di dalam
rumah juga akan membantu proses produksi oksigen.
SYARAT RUMAH SEHAT

• Pencahayaan
• Rumah sehat harus memiliki pencahayaan alami yang cukup. Rumah
yang kekurangan cahaya matahari sangat lembap dan tidak nyaman
serta rawan terhadap bibit penyakit.

• Umumnya, cahaya alami didapat lewat jendela, namun jika tidak


memungkinkan, cahaya bisa diperoleh dari genteng kaca. Kendati
demikian, pencahayaan rumah jangan terlalu berlebihan, karena
dapat membuat mata sakit dan ruangan menjadi gerah.
SYARAT
• Lantai
RUMAH SEHAT
• Lantai kedap air adalah syarat bagi rumah sehat. Bahannya bisa
beragam: ubin, semen, kayu, atau keramik. Lantai yang berdebu atau
becek selain tidak nyaman juga bisa menjadi sarang penyakit.

• Atap dan Langit-langit


• Genteng tanah liat terbilang paling cocok untuk rumah di daerah
tropis seperti Indonesia, karena lebih mampu menyerap panas
matahari. Sebaiknya hindari pengunaan atap seng atau asbes, karena
dapat menyebabkan hawa ruangan menjadi panas.

• Ketinggian langit-langit rumah juga mesti diperhatikan. Pasalnya,


langit-langit yang terlalu pendek bisa menyebabkan ruangan terasa
panas sehingga mengurangi kenyamanan.
SYARAT RUMAH SEHAT

• Pembuangan Limbah
• Setiap hari, rumah menghasilkan limbah kamar mandi, dapur, dan
sampah. Rumah sehat harus memiliki septic tank dan pembuangan
limbah air yang tidak mencemarkan tanah dan air tanah serta tidak
berbau. Posisi septic tank sebaiknya dibuat sejauh mungkin dengan
pompa air.

• Setiap rumah sehat memiliki tempat pembuangan sampah yang


tertutup agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Buatlah dua
tempat sampah: untuk sampah organik dan anorganik.
SYARAT RUMAH SEHAT

• Air Bersih
• Rumah sehat harus memenuhi kebutuhan air bersih bagi para
penghuninya, yakni minimal 60 liter per hari per orang—untuk
minum, mandi, mencuci, dan lain-lain.
• Polusi dan Kontaminasi
• Polusi yang paling banyak dihasilkan rumah berasal dari asap
dapur. Untuk itu, rumah sebaiknya memiliki pembuangan asap
agar tidak mencemari ruangan lain. Hindari pula penggunaan
cat dari bahan-bahan berbahaya, yang berpotensi
mengganggu sistem pernafasan penghuni.
EXCRETA DISPOSAL SANITATION

Syarat pendirian bangunan kakus :


1. Harus tertutup
2. Lokasi yg tdk sampai mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau,
serta tidak menjadi tempat hidup pelbagai macam binatang
3. Bangunannya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat
4. Lubang closet yang kemudian melalui saluran tertentu dialirkan pada sumur
penampung dan atau sumur rembesan
5. Menyediakan alat pembersih secukupnya
MASALAH KOTORAN MANUSIA

• Kotoran manusia adalah segala benda atau zat yang dihasilkan oleh tubuh
dan dipandang tidak berguna lagi sehingga perlu dikeluarkan untuk dibuang.
PROSES PENGURAIAN DAN STABILISASI

• Kotoran manusia mengandung zat organik, kotoran mengalami proses


penguraian yang terjadi, baik yang bersifat aerob dan anaerob, dengan suhu
dan kelembapan yang sesuai dan tidak ditemukan zat anti septik ataupun
desinfektan.
PROSES ANAEROBIK

1. Terjadi ketika ada bakteri anaerob dan prosesnya terjadi dalam keadaan
bebas udara.
2. Zat karbon, asam organis, methane, pelbagai jenis protein yang
mengandung nitrogen terurai jadi amoniak, asam amino, amides, indole,
skatol, hidrogen sulfida serta Mercaptant adalah zat zat dengan bau tidak
enak.
PROSES AEROBIC

1. Hasil kerja bakteri aerob.


2. Terjadi jika tersedia oksigen yang cukup.
3. Hasil uraian dari anaerob mengalami oksidasi dan terbentukla nitrat dan
sulfat yang amat bermanfaat untuk kebutuhan tumbuhan.
KAKUS

• Kakus cubluk (pit privy)


Kakus yang tempat penampungan tinjanya dibangun dekat di bawah tempat
injakan, dan atau di bawah bangunan kakus.
• Kakus empang (overhung latrine)
Kakus yang dibangun di atas empang, sungai ataupun rawa  kotorannya
tersebar begitu saja
• Kakus kimia (chemical toilet)
Dibangun pada tempat” rekreasi, alat transportasi dan lain sebagainya 
digunakan zat” kimia seperti caustic soda, pembersihnya dgn toilet paper
2 macam kakus kimia : tipe lemari (commode type) dan tipe tanki (tank type)
• Kakus dengan “angsa trine”
Kakus di mana leher lubang closet berbentuk lengkungan dengan demikian
akan selalu terisi air yang penting untuk mencegah bau serta masuknya
binatang’ kecil.  biasnya dilengkapi dengan lubang atau sumur penampung
dan lubang atau sumur rembesan yang disebut septic tank. Kakus model yang
terbaik
• Perlu dipahami ada kotoran yang perlu dipikirkan pengolahan selanjutnya
• Contoh kakus kimia jelas membutuhkan pengolahan lebih lanjut, yakni
ketika membuang kotoran tersebut
• Kakus empang, terutama kalau mau dimanfaatkan kembali airnya
MASALAH AIR LIMBAH

• Air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung pelbagai zat yang
bersifat membahayakan kehidupan manusia dan atau hewan.
PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA
UMUM

• 1. Menyalurkan air limbah tersebut jau dari daerah tempat tinggal, tanpa
diolah sebelumnya.
• 2. Menyalurkan air limbah tersebut setelah diolah sebelumnya, dan
kemudian dibuang ke alam.
SYARAT LIMBAH YANG LANGSUNG
DIBUANG TANPA DIOLAH

• 1. Tidak mengotori sumber air minum


• 2. Tidak menjadi tempat berkembang biak vektor penyakit
• 3. Tidak mengganggu kesenangan hidup, misalnya dari segi pemandangan
dan bau
• 4. Tidak mencemarkan alam di sekitarnya, misalnya merusak tempat
rekreasi, berenang dan sebagainya
CARA PENGOLAHAN LIMBAH
• 1. Dillution
• Mencairkan air limbah sampai kekentalan rendah.
• 2. Preliminary treatment
• Pemisahan partikel pada dari air
• 3. Sedimentation of sewage
• Mengendapkan air limbah sehingga terbentuk sedimen.
• 4. Filtration
• Menyaring air limbah
• 5. Activated Sludge
• Mengalirkan udara ke air limbah agar terjadi proses
biologis oleh bakteri aerob
• 6. Stabilization pond
• Menempatkan air limbah pada lubang galian luas atau
danau
• 7. Disinfection
• Pemberian desinfektan pada tahap kedua
• 8. Sludge disposal
• Pengolahan dengan prinsip anaerbik
• 9. Irrigation
• Mengalirkan air untuk keperluan pertanian
LO 3
3 STRATEGI POKOK MEWUJUDKAN VISI DAN
MISI PROMOSI KESEHATAN SECARA EFEKTIF

a. Advokasi (advocacy)
b. Dukungan social (social support)
c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
LANGKAH YANG DIAMBIL

1. Melakukan pendekatan atau lobbying dengan para pembuat keputusan


setempat, agar mereka ini menerima dan commited, dan ahirnya bersedia
mengluarkan kebijakan, atau keputusan-keputusan untuk membantu atau
mendukung program tersebut  advokasi  sasaran tersier

2. Melakukan pendekatan dan pelatihan para tokoh masyarakat setempat,


baik tokoh masyarakat formal maupun informal  agar para tokoh
masyarakat setempat mempunyai kemampuan seperti yang diharapkan
program dan selanjutnya dapat membantu menyebarkan informasi program
atau melakukan penyuluhan kepada masyarakat  social support 
sasaran sekunder
LANGKAH YANG DIAMBIL

3. Petugas kesehatan bersama” tokoh masyarakat melakukan kegiatan


penyuluhan kesehatan, konseling, dan sebagainya, melalui berbagai
kesempatan dan media untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat untuk hidup sehat  empowerment  sasaran primer
ADVOKASI

• Kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan social, untuk


memperoleh komitmen politik, dukungan kebijaksanaan, penerimaan social,
dan adanya system yang mendukung terhadap suatu program atau kegiatan
TUJUAN ADVOKASI
A. Komitmen politik (political commitment)
Seberapa jauh anggaran pembangunan nasional bagi pembangunan sector
kesehatan tergantung sekali pada cara pandang dan kepedulian mereka
terhadap kesehatan dalam konteks pembangunan nasional

B. Dukungan kebijakan (policy support)


Dukungan politik tidak ada gunanya tanpa dikeluarkannya kebijakan yang
konkret dari para pembuat keputusan tersebut. Berupa UU, peraturan
pemerintah atau peraturan daerah, surat keputusan pimpinan institusi baik
pemerintah maupun swasta, instruksi atau surat edaran dari para pemimpin
lembaga/institusi, dan sebagainya
C. Dukungan masyarakat (social acceptance)
Masyarakat sasaran utama program tersebut. Tokoh masyarakat terutama.

D. Dukungan system (system support)


Untuk berjalannya suatu program atau kegiatan, perlu system, mekanisme, atau
prosedur kerja yang jelas yang mendukungnya
Misal suatu industry harus punya suatu poliklinik atau K3 (kesehatan dan
keselamatan kerja), dan mempunyai unit Amdal (Analisis Dampak Lingkungan)

Semuanya butuh advokasi….


KEGIATAN-KEGIATAN ADVOKASI

• Lobi politik (Political Lobying)


Berbincang” secara informal dengan para pejabat untuk menginformasikan dan
membahas masalah dan program kesehatan yang akan dilaksanakan

• Seminar dan atau presentasi


Disajikannya masalah kesehatan di wilayah kerjanya, lengkap dengan data dan
ilustrasi yang menarik, serta rencana program pemecahannya, serta masalah
tersebut dibahas dan akhirnya diharapkan memperoleh komitmen dan
dukungan
KEGIATAN-KEGIATAN ADVOKASI

• Media
Melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan media, khususnya media
massa. Media massa punya kemampuan yang kuat untuk membentuk opini
public yang dapat mempengaruhi bahkan merupakan tekanan terhadap para
penentu kebijakan dan apra pengambil keputusan.

• Perkumpulan (asosiasi) peminat


Perkumpulan orang” yang mempunyai minat atau keterkaitan terhadap
masalah tertentu atau perkumpulan profesi adalah juga merupakan bentuk
advokasi
ARGUMENTASI UNTUK ADVOKASI

A. Meyakinkan (credible)
B. Layak (Feasible)
C. Relevan (Relevant)
D. Penting (Urgent)
E. Prioritas Tinggi (High Priorty)
KOMUNIKASI DALAM ADVOKASI

• Komunikasi interpersonal karena sasaran lebih tinggi atau setingkat


UNTUK MENGHASILKAN KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF
• Atraksi Interpersonal
- Daya tarik
- Percaya diri
- Kemampuan
- Familiar
- Kedekatan (proximity)

• Perhatian
• Intensitas Komunikasi
• Visualisasi
INDIKATOR HASIL ADVOKASI

• 1. Input
Utama  orang (man) yang akan melakukan advocacy (advocator), dan bahan-
bahan (material) yakni data atau informasi yang membantu atau mendukung
argument dalam advokasi
a. Berapa kali petugas kesehatan telah mengikuti pelatihan-pelatihan
komunikasi, advokasi atau pelatihan” yang beraiktan dengan kemampuan
hubungan antarmanusia
b. Institusi mempunyai kewajiban memfasilitasi para petugas kesehatan
dengan kemampuan advokasi melalui latihan”
c. Evidence merupakan input yang penting juga
INDIKATOR HASIL ADVOKASI

2. Proses
melakukan advokasi
• Berapa kali melakukan lobbying dalam memperoleh komitmen dan
dukungan kebijakan program yang terkait dengan kesehatan
• Berapa kali menghadiri rapat atau pertemuan yang membahas masalah dan
program” pembangunan termasuk program kesehatan di daerahnya
• Berapa kali seminar atau lokakarya tentang masalah dan program”
kesehatan diadakan dan mengundang sector pembangunan yang terkait
kesehatan
• Berapa kali pejabat kesehatan menghadiri seminar atau lokakarya yang
diadakan oleh sector lain dan membahas masalah dan program
pembangunan yang terkait dengan kesehatan
• Seberapa sering media local membahas artikel tentang kesehatan
INDIKATOR HASIL ADVOKASI

• Ada 2 : software dan hardware


• Software:
- UU
- Peraturan pemerintah
- Keputusan presiden
- Keputusan menteri atau dirjen
- Peraturan daerah
- Surat keputusan gubernur, bupati, atau camat, dan seterusnya
INDIKATOR HASIL ADVOKASI

• Output :
a. Menginkatnya dana atau anggaran untuk pembangunan kesehatan
b. Tersedianya atau dibangunnya fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan
c. Dibangunnya atau tersedianya sarana dan prasarana kesehatan
d. Dilengkapinya peralatan kesehatan
LO 4
DEFINISI EPIDEMIOLOGI

• Leavel and Clark : “ Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari


berbagai faktor dan kondisi yang mempengaruhi suatu kejadian dan
penyebaran keadaan sehat, sakit, kerusakan jaringan, kelumpuhan , serta
kematian pada masyarakat”
DEFINISI EPIDEMIOLOGI

• Epidemiologi adalah cabang kesehatan yang mempelajari tentang :

• Timbulnya suatu penyakit atau fenomena kesehatan.


• Penyebab penyebab yang menimbulkan
• Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyebab
tersebut
• Bagaimana penyebarannya dalam kelompok-
kelompok masyarakat
• Pokok pemecahan dan penanggulangannya
PENGERTIAN SEHAT-SAKIT

• Secara definisi relatif, sehat dan sakit dapat diproposisikan sebagaiberikut :


• Sakit : kondisi dimana tubuh setidak-tidaknya merasakan adanya gangguan
fisiologis, psikologis, maupun gangguan beradaptasi secara sosial.
• Sehat : keadaan yang qua-prima, meliputi tidak hanya fisik, mental dan sosial,
namun juga bebas dari arti sakit dan cacat.
PENGERTIAN SEHAT-SAKIT

• Sehat Mental : Kondisi seseorang yang memiliki


kemampuan mengembangkan intelektual dan
emosional secara optimal tanpa rintangan.
• Sehat Sosial : Kondisi seseorang memungkinkan
dirinya menunaikan tugas peri kehidupan di tengah-
tengah masyarakat tanpa merasa cemas dalam
memelihara diri dan keluarganya sehari-hari) (UU
No. 3 Tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa)
KONSEP SEHAT SAKIT

• Konsep Sakit, dipakai pada zaman dahulu. (Sakit dulu baru bertindak.
• Konsep Sehat, jaman sekarang konsep sakit menuju ke arah konsep sehat,
sekalipun tidak dalam keadaan sakit, dilakukan upaya agar kesehatan
meningkat.
FAKTOR RESIKO

• . Predisposing factor
1

• Mendorong timbulnya suatu penyakit (ras, jenis kelamin, umur dll)


• 2. Enabling factor
• Memicu timbulnya penyakit (tingkat pendapatan rendah, gizi buruk, sanitasi
buruk dll)

• 3. Precipitating factor
• Paparan yang menyebabkan suatu penyakit (merokok – kanker paru)
• 4. Re-enforcement factor
• Faktor yang membuat terpapar ulang
TIGA KELOMPOK UTAMA PENYAKIT
MENULAR
• Penyakit yang sangat berbahaya karena angka
kematian cukup tinggi.
• Penyakit menular tertentu yang dapat
menimbulkan kematian dan cacat, walaupun
akibatnya lebih ringan dari yang pertama
• Penyakit menular yang jarang menimbulkan
kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang
menimbulkan kerugian materi.
TIGA SIFAT UTAMA ASPEK PENULARAN PENYAKIT
DARI ORANG KE ORANG

• Waktu generasi (generation time)


• Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa
pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit.

• Kekebalan kelompok (Herd immunity)


• Adalah tingkat kemampuan atau daya tahan suatu kelompok

• Angka serangan (Attack Rate)


• Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satu satuan
waktu tertentu di kalangan anggota kelompok yang mengalami kontak,
serta memiliki risiko atau kerentanan terhadap penyakit tersebut.
FAKTOR PENYEBARAN PENYAKIT
MENULAR

• 1. Faktor Agent
• 2. Faktor Host
• 3. Cara Penyebaran
1. FAKTOR AGENT
• Infeksivitas
• Kemampuan mikroorganisme melakukan invasi, tumbuh,
berkembang biak dan memproduksi toksinnya
• Patogenitas
• Kemampuan agent untuk menimbulkan reaksi
• Antigenitas
• Kemampuan agent merangsang timbulnya mekanisme pertahanan
tubuh pejamu
• Virulensi
• Derajat keganasan
2. FAKTOR HOST

• Daya tahan alamiah (natural immunity)


• Didapat setelah seseorang lahir (acquired immunity)
3. CARA PENYEBARAN (MODE OF
TRANSMISSION)

• Mechanical Transmission
• Transmisi dari agen ke susceptible host
• Biological Transmission
• Selama transmisi (agent) berubah secara biologis
SUMBER INFEKSI

• Reservoir
Tempat mikroorganisme tumbuh, berkembang biak, dan dari sini akhirnya
menginfeksi susceptible lainnya.
IMUNITAS

• 1. Imunitas Alamiah
• 2. Acquired Immunity
1. IMUNITAS ALAMIAH

• Imunitas Rasial
• Kekebalan dari ras (kulit hitam relatif memiliki ketahanan terhadap penyakit
kuning)
• Imunitas Keturunan
• Dari kromosom orang tuanya
• Imunitas sejak lahir
• Imunitas dalam kandungan, melalui plasenta.
ACQUIRED IMMUNITY

• Active acquired immunity


• Natural active acquired immunity : dari pengalaman sakit
• Artificial active acquired immunity :antigen dari luar yang
dimasukkan ke dalam tubuh.
• Passive acquired immunity
• Natural passive Acquired immunity : Antibodi dibuat
alamiah oleh ibu, dan diberikan kepada bayinya saat
meyusui
• Artificial passive Acquired immunity : Disuntikan serum
antibodi
PORTAL OF ENTRY

• 1. Lewat Saluran Pernafasan


• 2. Lewat Saluran Pencernaan
• 3. Lewat Saluran Kemih
• 4. Lewat kulit (percutaneous infection)
BEBERAPA PENGERTIAN PTM

• PENYAKIT KRONIK
• PENYAKIT NON INFEKSI
• NEW COMMUNICABLE DISEASES
• PENYAKIT DEGENERATIF
KLASIFIKASI PENYAKIT BERDASARKAN DURASI
DAN ETIOLOGI AKUT KRONIK

•PNEMONIA •TUBERKULOSIS
INFEKSI • TIFUS •LEPRA

• HIPERTENSI
• KERACUNAN • DM, DEGENERATIF
NON • KECELAKAAN LAINNYA
INFEKSI
KARAKTERISTIK PTM
1. TIDAK MELALUI RANTAI PENULARAN TERTENTU
2. MASA INKUBASI PANJANG
3. BERLANGSUNGNYA PENYAKIT BERLARUT-LARUT (KRONIK)
4. KESULITAN MENDIAGNOSIS
5. VARIASI LUAS
6. PENANGGULANGAN BIAYA TINGGI
7. MULTIKAUSAL
KESULITAN MENETAPKAN HUBUNGAN ANTARA
PAPARAN DENGAN PENYAKIT

• MASA LATEN YANG PANJANG ANTARA PAPARAN DENGAN PENYAKIT


• FREKUENSI PAPARAN TIDAK TERATUR
• INSIDEN YANG RENDAH
• RISIKO PAPARAN KECIL
• ETIOLOGI MULTIKOMPLEKS
FAKTOR RISIKO
• Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular
yang bersifat kronis belum ditemukan secara
keseluruhan,
• Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda-
beda (merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia)
• Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang
berbeda-beda, misalnya merokok, dapat menimbulkan
kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker larynx.
• Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor resiko yang
telah diketahui hanya dapat menerangkan sebagian
kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti
belum diketahui.
76

Anda mungkin juga menyukai