Museum
Deutsches Apotheken
Memberikan (Heidelberg-Jerman)
konstribusi
Pertumbuhan Ilmu
perkembangan Farmasi-ilmu
Yunani, Romawi, Farmasi pengobatan
Arab, China, Eropa,
India, dsb
Dalam sejarah obat-obatan terkenal nama-nama:
• Hippocrates (460–370 SM) sebagai Bapak pengobatan dan
banyak karangannya mengenai anatomi, fisiologi manusia.
• Aristotle (370–322 SM) murid Plato, berusaha memisahkan tahayul
dari kenyataan dalam tulisannya mengenai dunia hewan.
• Theophrastus (370–287 SM) murid Aristotle mengenai dunia
tanaman.
• Dioscorides seorang dokter Yunani (78 SM) menulis “ De Materia
Medica “. Di dalamnya di tulis 600 tumbuh-tumbuhan yang
mengandung obat. Hal ini sangat menakjubkan dan penting bagi
pengobatan modern.
• Galen (131–200 M) seorang dokter dan juga farmasis
Yunani menulis tentang cara-cara penyediaan dari bahan
obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Sebagai penghormatan atas jasa-jasa penyelidikannya
disebut Galenika. Dari sini ilmu farmasi di mulai dan di
pisahkan dari tugas dokter. Dokter mendiagnosa dan
menulis obat-obat farmasis/apoteker mengkoleksi,
menyediakan dan mencampur bahan-bahan obat.
• C. A Seydler (1815) Pharmacognosy mulai dikembangkan
oleh Seydler. PharmacognosY memegang peranan penting
sebagai penghubung antara farmakologi, kimia farmasi,
farmasetika.
Literatur
1518-1593
Bencao Gangmu
本草纲目
Compendium of Materia Medica
1.892 bahan obat, 11.096 resep, 1.162 gambar
Preventive medicine
“‘To cure disease is like waiting until one is thirsty
before digging a well...’”
Fitofarmaka
Pedoman Uji Klinik Obat Herbal (bukti empiris,
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia 2013 nonkilik dan klinik)
• Jamu atau OHT yang telah beredar dan telah memiliki no.
registrasi tidak harus dilengkapi data ilmiah dari uji klinik,
kecuali akan mengubah klaim yang tidak lagi tradisional
sehingga memerlukan pembuktian ilmiah lebih lanjut
SWA
PENGOBATAN
UJI PRA – KLINIK
OBAT HERBAL (TOKSISITAS,KHASIAT)
UJI MUTU
TERSTANDAR CPOTB
67 BAHAN BAKU TERSTANDAR
UJI PRA-KLINIK
TOKSISITAS & FARMAKODINAMIKA
FITOFARMAKA UJI KLINIK
21 KEAMANAN & KHASIAT
UJI MUTU
BAHAN BAKU &
PRODUK JADI TERSTANDAR
Fase – fase uji klinik
• Fase 1 : Keamanan
• Fase 2A : Dose ranging / dose – escalation study
• Fase 2B : Efikasi pada pasien (populasi terbatas)
• Fase 3 : Efikasi pada pasien (populasi lebih luas)
• Fase 4 : Keamanan pasca pemasaran
Penentuan dosis uji klinik herbal
• Berdasarkan dosis empiris
• Berdasarkan uji in vivo
• Berdasarkan uji in vitro
Dosis empiris
• Obat wasir (Buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, 1985)
52
UJI KLINIK
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANGTATA LAKSANA
PERSETUJUAN UJI KLINIK
• Produk Uji: Obat, Obat Herbal, Suplemen
Kesehatan, Pangan, atau Kosmetika yang akan
digunakan dalam Uji Klinik
• 4 fase uji klinik:
– Fase I : Human pharmacology & toxicity
– Fase II : Therapeutic explorator
– Fase III : Therapeutic confirmatory
– Fase IV : Therapeutic use
Jenis bukti utk klaim (indikasi) obat herbal :
1. Bukti riwayat penggunaan tradisional:
• Tercantum di buku teks klasik obat tradisional: Serat Jampi
Jawi, Kloppenburg, Heyne, Cabe Puyang, Warisan Nenek
Moyang, Obat Asli Indonesia, buku lain yg telah >50 tahun
tercetak atau telah 3 generasi digunakan masy.
• Farmakopeia & monograf: Farmakope Herbal Indonesia,
Materia Medika Indonesia, Monografi Ekstrak Tumbuhan
Obat Indonesia
• Sejarah penggunaan tertulis dlm literatur obat trad. atau
klasik
• References/Textbooks : Daftar Obat Alam (DOA-ISFI Jateng)
• Data base Direktorat Penilaian OT, Kosm &Prod
komplemen*
2. Bukti ilmiah: studi deskriptif, case series,kohort, uji klinik
Tingkat dan jenis klaim dan bukti pendukung yang
diperlukan– berdasarkan bukti ilmiah *(1)
General level:
- Health maintenance
descriptive study, case-
- Relief of symptoms
series, texts:monograph,
GENERAL (not related to a
pharmacopoeia
named disease,
Membuktikan obat herbal
disorder or condition)
tsb benar-benar tradisional
Tingkat dan jenis klaim dan bukti pendukung yang
diperlukan– berdasarkan bukti ilmiah (2)
- Health enhancement
Medium level:
- Reduction of risk of a
• well designed controlled
disease/disorder/
trials without
condition.
randomisation
MEDIUM - Reduction in frequency
• well designed analytical
of a discrete event.
studies including
- Assists the management
epidemiological cohort and
of a named
case-control studies
symptom/disease/disord
er
Tingkat dan jenis klaim dan bukti pendukung yang
diperlukan– berdasarkan bukti ilmiah (3)
Level of Type of claim
Evidence required to support claim
claim
High level:
HIGH - Treats / cures / - a systematic review of all relevant
manages any RCT without significant variations in
disease / the directions and degrees of results;
disorder - at least one properly designed,
- Prevention of randomised controlled (preferably
any multi-centre) double blind trial. It is
disease/disorde preferable to have data from at least
r two trials independent of each other,
NATURE
• Herbal punya zat aktif yang mungkin
menguntungkan atau merugikan tubuh
manusia (metabolic/physiologic effects,
positive or negative)
Herbal
• Tradisional = jamu temulawak, beras kencur
• Berasal dari makanan (Indonesia & LN) sledri dll
• Baru digunakan kulit manggis
• Istilah yg digunakan dalam UU dan peraturan
definisi “obat herbal” dan “obat tradisional”
Vinca rosea
Digitalis purpurea
• Banyak obat konvensional berasal dari herbal :
digitalis, vincristin dari Vinca rosea, atropin dari
Atropa belladona satu zat aktif di isolasi dari
herbal isolat harus melalui tahap2
pembuktian ilmiah utk keamanan dan
manfaatnya
• Obat tradisional hanya sampai ekstraksi
ekstrak berisi berbagai zat yg mungkin aktif
bermanfaat atau berbahaya juga harus
melalui tahap pembuktian aman dan bermanfaat
yang sama dgn isolat
Karena:
• Tidak semua herbal aman:
yang tradisional “dianggap” aman karena telah
digunakan 3 generasi bisa terbukti tdk aman setelah
diperiksa dengan tehnologi baru st john’s wort
mengganggu metabolisme obat karena
metabolismenya menggunakan enzim yang sama yi shg
misal warfarin jadi berbahaya
laporan efek samping dari negara lain
yg tdk tradisional harus test toksikologi dulu
pastikan dosis aman
Post marketing surveillance
Sistem Farmakovigilance
Tradisional
• Harus ada riwayat penggunaan herbal sebagai
obat tradisional: definisi WHO terkait keamanan
jangka panjang dan terhadap keturunan tidak
perlu diuji lagi keamanannya,
• kecuali tiba2 ada laporan efek samping yg
tadinya tidak diketahui (St Johns worts
mempengaruhi enz pemetabolisme obat
CYP450 shg interaksi dgn obat bisa
membahayakan pasien)
Herbal baru
• Bila herbal baru berarti belum diketahui keamanan
dan manfaatnya harus ikut tahap2 penemuan
obat baru (drug development: test toksisitas, uji
hewan model, uji klinik fase 1,2,3,4)
• bila tidak ada alasan kuat untuk menggunakan
extrak harus gunakan isolat spt obat baru
• utk obat baru ada berbagai uji keamanan sesuai
keperluan: toksisitas akut, kronik, teratogenisitas,
mutagenisitas, carcinogenisitas, dll.
HERBAL TRADISIONAL YANG DILARANG (CONTOH)
Kecubung (alkaloid-paralisis),
Oleander (glikosida jantung-gagal jantung),
Comfrey (alkaloid-hepatotoksik),
Dlingo (asaron-karsinogenik),
Jungrahab (teratogenik)
Kava-kava (hepatotoksik)
Tapakdara (Vinca : alkaloid vinkristin-penurunan
kadar leukosit, bahan obat leukemia)
Perubahan yg memerlukan evaluasi
• Proses baru/ berbeda dengan yg sudah ada/cara
tradisional. Contoh: ekstrak alkohol vs ekstrak air
• Dosis baru/ berbeda dgn yg sudah ada. Dosis
harus sesuai antara yang diuji dgn yg dipasarkan.
• Indikasi baru.
• Bentuk baru ? Bagaimana data kinetik herbal ?
• Kombinasi baru
Safety evaluation
• Could a substance be considered as safe
just because the source is used to be
eaten daily ?
• Not necessary because as food it is
limited in the amount that can be
consumed
• Example: how many tomatoes (lycopene
within) can be consumed daily compared
to the capsules containing lycopene
extract ?
DOSIS TERLALU BESAR (SUWIJIYO PRAMONO)