Anda di halaman 1dari 120

PEMICU 1

SITI RUBIYATI 40518036


LI
1. MM. Tahap embryogenesis
2. MM. Faktor-factor yang mempengaruhi tumbuh kembang janin dan
bayi ( gen & lingkunganya)
3. MM. Cara mendeteksi secara dini pada gen
4. MM. Ciri-ciri neonates normal (reflek)
5. MM. Tumbuh kembang bayi (0-1 th)
6. MM. Standar emas makanan bayi
7. MM. Imunisasi
8. MM. Posyandu
LI 1 TAHAPAN EMBRILOGIS
Fertilisasi

A. Mikrograf elektron
scanning sperma yg
berikatan pd zona
pelusida
B. 3 fase penetrasi oosit
Fase 1 : spermatozoa menembus sawar korona radiata
Fase II : 1 spermatozoa/lbh menembus zona pelusida
Fase III : 1 spermatozoon menembus membran oosit sambil
kehilangan membran plasmanya sndri. Inset menunjukkan
spermatosit normal dng tudung kepala akrosom.
Perkembangan zigot dr tahap 2 sel hingga menjadi morula tahap lanjut. Tahap
2 sel dicapai sekitar 30 jam sesudah fertilisasi; tahap empat-sel dicapai sekitar
40 jam; tahap 12 hingga 16 sel dicapai sekitar 3 hari; & tahap morula lanjut
dicapai sekitar 4 hari. Selama periode ini, blastomer dikelilingi oleh zona
pelusida, yg menghilang di akhir hari keempat.
Minggu I

1. Oosit segera sesudah ovulasi


2. Fertilisasi, sekitar 12-24 jam sesudah 7. Tahap morula lanjut yg mencapai lumen
ovulasi uterus (sekitar usia 4 hari)
3. Tahap pronukleus pria & wanita 8. Tahap blastokista awal (sekitar 4,5 hari; zona
4. Gelendong pembelahan mitosis I pelusida menghilang)
5. Tahap dua-sel (sekitar usia 30 jam) 9. Stadium awal implantasi (blastokista sekitar
6. Morula mengandung 12-16blastomer usia 6 hari)
(sekitar usia 3 hari)
Perubahan di dalam mukosa uterus yg berhubungan dng perubahan di ovarium.
Implantasi blastokista telah menyebabkan perkembangan korpus luteum
kehamilan yg besar. Aktivitas sekretorik endometrium meningkat scr bertahap sbg
akibat dr byknya jmlh progesteron yg dihasilkan o/ korpus luteum kehamilan.
Minggu II

Blastokista manusia umur 7,5 hari, sebagian tertanam di dlm stroma


endometrium. Trofoblas terdiri dr lapisan dlm dng sel2 mononukleus 
sitotrofoblas. & lapisan luar tanpa batas2 sel yg jelas  sinsitiotrofoblas.
Embrioblas dibentuk o/ lapisan epiblas & hipoblas. Rongga amnion tampak sbg
suatucelah semmpit.
Blastokista berumur 9 hari. Sinsitiotrofoblas menunjukkan byk lakuna. Sel2
gepeng membentuk membran eksoselom. Diskus bilaminar terdiri dr lapisan
sel2 epiblas silindris & lapisan sel2 hipoblas kuboid. Defek permukaan awal
ditutup o/ bekuan fibrin.
Blastokista manusia berusia sekitar 12 hari. Lakuna trofoblas di kutub embrional
berhubungan lsg dng sinusoid ibu di dlm stroma endometrium. Mesoderm
ekstraembrional berproliferasi & mengisi ruang di antara membran eksoselom &
bagian dalam trofoblas.
Blastokista manusia usia
13 hari. Lakuna trofoblas
terdpt di kutub
embrional maupun kutub
abembrional, & sirkulasi
uteroplasenta telah
dimulai. Perhatikan vilus
primer & selom
ekstraembrional atau
rongga korion. Yolk sac
sekunder seluruhnya
dilapisi o/ endoderm.
Tempat Implantasi pd Akhir
mingguke-2
Gambaran cakram mudigah di akhir mggu ke-2
-hipoblas & epiblas saling berhubungan
-garis primitif membentuk alur dangkal di area kaudal mudigah
Minggu ke-3

Cakram mudigah usia 16 hari yg menunjukkan gerakan sel epiblas


permukaan (garis hitam tebal) melalui garis & nodus primitif serta
migrasi sel2 selanjutnya di antara hipoblas & epiblas (garis putus2)
Potongan Transversal perkembangan Lembaran mesoderm membentuk
lapisan germinativum mesoderm. -Mesoderm paraksial (bakal somit)
A. Hari ke-17 -Mesoderm itermediet (bakal unit sekretorik
B. Hari ke-19 -Lempeng lateral, terbelah jd
C. Hari ke-20 -Lapisan mesoderm parietal & viseral
D. Hari ke-21
Mudigah presomit & trofoblas akhir minggu ke-3
-vilus batang tersier & sekunder sebabkan trofoblas punya gambaran radial yg khas
-ruang antarvilus, yg ditemukan di seluruh trofoblas, diselubungi sinsitium
-sel sitotrofoblas mengelilingi seluruh trofoblas & kontak lsg dng endometrium
-mudigah tergantung di dlm rongga korion mll tangkai penghubung
Minggu ke-4

Potongan longitudinal mll sebuah vilus di akhir mggu ke-4. pembuluh darah
ibu menembus selubung sitotrofoblas u/ msk ke ruang antarvilus. Kapiler dlm
vilus berhub dng pembuluh darah di lempeng korion & di tangkai
penghubung  selanjutnya berhub dng pembuluh darah intra embrional.
Potongan sagital mudigah
A. 17 hari
B. 22 hari
C. 24 hari
D. 28 hari
Minggu ke-9

Minggu ke-7 hingga ke-8

Minggu ke-11
Minggu ke-12

7 bulan

Minggu ke-18
Alat Gerak

Perkembangan tunas ekstremitas pada mudigah manusia


A. Pada minggu ke-5
B. Pada minggu ke-6
C. Pada minggu ke-8
Perkembangan ekstremitas bawah tertinggal 1-2 hari dari perkembangan ekstremitas atas
A. Potongan longitudinal melalui tunas ekstremitas
mudigah tikus, menunjukkan 1 pusat mesenkim yg
dilapisi o/ lapisan ektoderm yg menebal di batas distal
ekstremitas u/ membentuk AER. Pd manusia tjd slm
minggu-5 perkembangan.

B. Ekstremitas bawah pd
mudigah di awal minggu ke-6,
menggambarkan model
kartolago hilain I.
C,D. Set lengkap model
kartilago, masing2 di akhir
minggu ke-6 7 awal minggu ke-
8.
Gambar skematik tangan manusia.
A. Pada hari ke-48 kematian sel di AER
menciptakan bubungan terpisah u/ setiap
jari
B. Pada hari ke-51 kematian sel di ruang
antarjari menyebabkan pemisahan jari
C. Pada hari ke-56 pemisahan jari telah
sempurna
Columna Vertebralis

A. Minggu ke-4 : segmen sklerotom dipisahkan o/ jar antarsegmen yg kurang padat. Perhatikan
posisi miotom, arteri intersegmental, & saraf segmental
B. Proliferasi separuh kaudal dari 1 sklerotom meluas ke mesenkim antarsegmen & separuh
kranial sklerotom yg terletak dibawahnya (panah). Perhatikan munculnya diskus
intervertebralis
C. Vertebra dibentuk o/ separuh atas & bawah 2 sklerotom yg berurutan & jar antarsegmen.
Miotom menjembatani diskus intervertebralis shg dpt menggerakkan kolumna vertebralis
Tengkorak

Tengkorak seorang bayi baru lahir, dilihat dari atas (A) dan dari sisi kanan (B).
Perhatikan fotanel anterior & posterior serta suturanya. Fontanel posterior menutup
sekitar 3 bulan sesudah lahir. Fontanel anterior menutup sekitar pertengahan tahun
ke-2. Byk sutura yg lenyap pada masa dewasa.
Otak
Lengkung branchial/pharynx
A. Pandangan frontal mudigah
berusia 24 hari, stomodeum, yg
u/ sementara tertutup o/
membrana orofaringealis,
dikelilingi o/ 5 tonjolan
mesenkim.
B. Pandangan frontal mudigah yg
usianya sedikit lbh tua,
menunjukkan rupturnya
membrana orofaringealis &
terbentuknya plakoda nasalis di
prominensia frontonasalis.
C. Mikrograf elektron scanning
mudigah manusia yg sama spt
pd gbr B.
Gigi
Wajah
Telinga
Potongan transversal melalui regio
rombensefalon yg memperlihatkan
pembentukan vesikula otika
A. 24 hari
B. 27 hari
C. 4,5 minggu
Perhatikan ganglion statoakustik

A,B. Perkembangan oosit


yg tunjukkan bag utrikulus
dorsal dng duktus
endolimfatikus & bag
ventral sakulus

C-E. Duktus koklearis pd minggu ke-6, ke-7, & ke-8. Perhatikan pembentukan duktus reuniens &
duktus utrikulosakularis
Perkembangan skala timpani & skala vestibuli. A. Duktus koklearis dikelilingi o/ selubung
kartilagonisa. B. Selama minggu ke-10, munvul vakuola2 besar di selubung kartilagonisa. C.
Duktus koklearis (skala media) dipisahkan dari skala timpani & skala vestibuli masing2 o/
membrana basilaris & membrana vestibularis. Perhatikan serabut saraf auditorik & ganglion
spirale (kokleare)
A. Gambar mudigah berusia 6 minggu
yg memperlihatkan sudut pandang
lateral kepala & 6 tonjolan aurikula
yg mengelilingi ujung dorsal celah
faring I.
B. Mudigah usia 6 minggu, perlihatkan
tahapan perkembangan telinga
luaryg sama spt yg digambarkan di
A. Perhatikan bahwa tonjolan 1,2,3
merupakan bag dr bag mandibula di
arkus faring I & bahwa telinga
terletak scr horizontal di samping
leher. Pada tahap ini, mandibula
berukuran kecil. Seiring dng
berkembangnya mandibula ke
anterior & posterior, maka telinga,
yg terletak tepat di posterior
mandibula akan mengalami reposisi
ke lokasi khasnya di samping kepala.
C-E. Penyatuan perkembangan
progresif tonjolan mnjd aurikula
Mata

A. Potongan transversal melalui otak


dpn mudigah pd usia 22 hari
menunjukan alur optik
B. Potongan transversal melalui otak
dpn mudigah usia 4 minggu
menunjukkan vesikula oftalmika
bersentuhan dng ektoderm
permukaan. Perhatikan penebalan
ringan ektoderm (plakoda lentis)
C. Potongan transversal melalui otak
dpn mudigah berukuran 5mm
menunjukkan vesikula oftalmika yg
Potongan melalui mata mudigah berusia 15 minggu, mengalami invaginasi & plakoda lentis
menunjukkan bilik mata depan, membrana iridopupilaris,
lapisan vaskular dalam & luar, koroid, & sklera
Dermis
Jantung

Gambar menunjukkan efek dari pertumbuhan otak yg cepat thd posisi jantung. Mula2 area
kardiogenik & rongga perikardium berada di dpn membrana orofaringealis. A. 18 hari. B. 20 hari.
C. 21 hari. D. 22 hari
• Hari ke-20 : terbentuk heart tube
• Hari ke-22 : mulai dibentuk cardiac loop
• Hari ke-24 : jantung pindah dari daerah kepala ke
leher
• Hari ke-37 : apex jantung setinggi vert Th 1
• Hari ke-44 : apex jantung setinggi vert Th V
Sistem pencernaan
Potongan sagital mudigah
di berbagai tahap
perkembangan yg
menunjukkan efek
pelipatan sefalokaudal &
lateral thd posisi rongga yg
dilapisi endoderm.

Perhatikan pembentukan
usus dpn, tgh, & blkg.

A. Mudigah parasomit
B. Mudigah 7 somit
C. Mudigah 14 somit
D. Akhir bulan I
Mudigah selama
perkembangan minggu
ke-4 (A) & ke-5 (B),
menunjukkan
pembentukan sal cerna
& berbagai turunan yg
berasal dr lapisan
germinativum endoderm

Urutan tahap perkembangan


divertikulum respiratorium &
esofagus mll pembentukan
sekat pd usus dpn.
A. Akhir minggu ke-3 (dilihat
dr lateral)
B,C. Minggu ke-4 (dilihat dr
ventral)
A-C perputaran lambung di
sepanjang sumbu longitudinalnya,
dilihat dr anterior
D,E perputaran lambung
mengelilingi sumbu
anteropposterior. Perhatikan
perubahan posisi pilorus

A. Potongan transversal mll


mudigah usia 4 minggu yg
menunjukkan celah interselular
yg muncul di mesogastrium
dorsal.
B,C. Celah2 tlh menyatu &
terbentuk bursa omentalis sbg
perluasan sisi kanan rongga
intraembrional di blkg lambung
Stadium perkembangan
pankreas
A. 30 hari (sekitar 5mm)
B. 35 hari (sekitar 7mm)

Mula2 tunas pankreas ventral terletak dkt dng hati, tapi kemudian bergerak ke
posterior mengelilingi duodenum menuju ke tunas pankreas dorsal

A. Pankreas selama minggu ke-6. Tunas pankreas ventral berkontak erat dng tunas pankreas
dorsal
B. Penyatuan duktus2 pankreatikus. Duktus pankreatikus utama msk ke duodenum bersama
dng duktus biliaris di papila mayor. Duktus pankreaikus aksesorius (bila ada) msk ke
duodenum di papila minor
A. Lengkung usus primer sebelum berputar (dilihat dr lateral). Arteri mesenterika superior
membtk sumbu lengkung. Tanda panah, perputaran berlawanan arah jarum jam.
B. Sudut pandang yg sama dng A yg menunjukkan lengkung usus primer sesudah perputaran
180˚ berlawanan arah jarum jam. Kolon transversum berjalan di dpn duodenum
Regio kloaka di mudigah dalam berbagai tahapan perkembangan.
A. Usus belakang msk ke bag posterior kloaka, bakal kanalais anorektalis; alantois msk ke bag
anterior, bakal sinus urogenitalis. Septum urorektale dibtk o/ penyatuan mesoderm yg
melapisi alantois & yolk sac. Membrana kloakalis, yg membtk batas ventral kloaka, terdiri dr
ektoderm & endoderm
B. Seiribng dng berlanjutnya pelipatan kaudal mudigah, septum urorektale bergerak mendekati
membrana kloakalis
C. Pemanjangan tuberkulum genitale menarik bag urogenital kloaka ke anterior; rupturnya
membrana kloakalis menciptakan 1 lubang u/ usus belakang & 1 lubang u/ sinus
urogenitalis. Ujung septum urorektale membentuk korpus perineale.
Ginjal
Potongan transversal mll mudigah
dlm berbagai tahapan
perkembangan yg menunjukkan
pembentukkan tubulus renalis
A. 21 hari
B. 25 hari
Perhatikan pembentukan glomerulus
eksterna & interna & adanya
hubungan langsung antara rongga
intraembrional & tubulus renalis

A. Hubungan mesoderm intermediet pd sistem


pronefros, mesenefros, & metanefros. Di regio
servikal & toraks atas, mesoderm intermediet
bersegmen; di regio toraks bawah, lumbal, &
sakral, mesoderm membtk massa jaringan tak
bersegmen yg padat, korda nefrogenik.
Perhatikan duktus koligens longitudinal,
mulanya terbtk o/ pronefros, namun
kemudian dibtk o/ mesonefros (duktus
mesonefrikus)
B. Tubulus ekskretorik sistem pronefros &
Perkembangan pelvis
renalis, kaliks, & tubulus
koligens pd metanefros.
A. 6 minggu
B. Akhir minddu ke-6
C. 7 minggu
D. Bayi baru lahir
Perhatikan btk piramid
dr tubuli koligentes yg
msk ke kaliks minor

Kandung kemih & Uretra


Pembagian kloaka menjadi sinus urogenitalis & kanalis anorektalis. Duktus mesonefrikus scr
bertahap terserap ke
dinding sinus
urogenitalis, & ureter
msk secara terpisah.
A. Akhir minggu ke-5
B. 7 minggu
C. 8 minggu
Testis A. Potongan transversal mll testis di minggu ke-8, perlihatkan tunika albuginea,
korda testis, rete testis, & sel germinativum primordial. Glomerulus & kapsula
Bowman pd tubulus mesonefrikus
ekskretorik mengalami degenerasi.
B. Testis & duktus genitalis di
bulan ke-4. korda testis berbtk
tapal kuda terhubung dng korda
rete testis.
Perhatikan duktuli eferentes
(tubulus mesonefrikus
ekskretorik), yg msk ke duktus
mesonefrikus.

Ovarium A. Potongan transversal ovarium pd minggu ke-7perlihatkan degenerasi


korda seks primitif (medularis) & pembentukan korda kortikalis.
B. Ovarium & duktus genitalis di bln-
5. perhatikan degenerasi korda
medularis. Tubulus mesonefrikus
ekskretorik (duktuli eferentes) tdk
berhub dng rete testis. Zona korteks
ovarium berisi kelompok oogonium
yg dikelilingi o/ sel2 folikular.
Duktus Genitalis
Duktus genitalis di minggu-6 pd pria (A) &
wanita (B). Duktus mesonefrikus &
paramesonefrikus terdpt pd keduanya.
Perhatikan tubulus mesonefrikus ekskretorik
& hubungannya dng gonad yg sedang
berkembang di kedua jenis kelamin

A. Duktus genitalis pria di bulan-4. segmen


kranial & kaudal (tubulus paragenitalis)
pd sistem mesonefros mengalami
regresi.
B. Duktus genitalis sesudah turunya testis.
Perhatikan korda testis berbtk tapal
kuda, rete testis & duktus eferens yg msk
ke duktus deferens. Paradidimis dibtk o/
sisa tubulus paragenitalis mesonefros.
Duktus paramesonefrikus telah
mengalami degenerasi kec di apendiks
testis. Utrikulus prostatikus adl kantong
A. Duktus genitalis pd wanita akhir
bulan ke-2. tuberkel paramesonefros
(muller) & pembentukan kanalis
uteri
B. Duktus genitalis sesudah turunnya
ovarium. Bag2 yg tersisa dr sistem
mesonefros adl epooforon,
parooforon, & kista gartner.

Pembentukan uterus & vagina


A. 9 minggu. Lenyapnya septum
uterus
B. Akhir bulan-3. jaringan bulbus
sinuvaginalis
C. Bayi baru lahir. Forniks & bag atas
vagina dibtk o/ vakuolisasi jar
paramesonefros, & bag bawah
vagina dibtk o/ vakuolisasi bulbus
sinuvaginalis
Genitalia Eksterna
Stadium indiferen genitalia eksterna
A. 4 minggu
B. 6 minggu

A. Perkembangan genitalia eksterna


usia 10 minggu (pria). Alur uretra
dalam diapit o/ lipatan uretra
B. Pot transversal mll phallus slm
pembtk uretra penis. Alur urogenital
dijembatani o/ lipatan uretra
C. Perkembangan pars glandularis
uretra penis
D. Pada bayi baru lahir

A. Perkembangan genitalia eksterna usia


5 bulan (wanita)
B. Pada bayi baru lahir
LI 2
Faktor-faktor yang mempengaruhi
embriogenesis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pertumbuhan &
perkembangan Bayi
Faktor Internal
1. Perbedaan ras/etnik atau bangsa
– Co : ras kulit putih punya ukuran tungkai > pjg
drpd ras org Mongol
2. Keluarga
– Kecenderungan keluarga yg ada yg tinggi,
gemuk,dsb
3. Umur
– Kec pertumbuhan pesat : masa prenatal, tahun I
kehidupan, & remaja.
4. Jenis kelamin
– Wanita > cpt dewasa drpd laki2. saat pubertas
wanita tumbuh > cepat, kemudian setelah lewat
masa pubertas, laki2 akan > cepat
5. Kelainan genetik
– Co : Achondroplasia (dwarfisme), sindroma
Marfan (pertumbuhan TB berlebihan)
6. Kelainan kromosom
– Umumnya disertai kegagalan pertumbuhan spt
sindroma Down’s & sindroma Turner’s
Faktor Eksternal
• Faktor Pranatal
– Gizi : nutrisi bumil terutama trimester akhir
kehamilan mempengaruhi pertumbuhan janin.
– Mekanis : posisi fetus abnormal  kelainan
kongenital (co : club foot)
– Toksin/zat kimia : aminopterin & obat kontrasepsi
 kelainan kongenital (co : palatoskisis)
– Endokrin : DM  makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal
– Radiasi : Ra & sinar Rontgen  mikrosefali, spina bifida,
retardasi mental & deformitas anggota gerak, kelainan
kongenital mata, kelainan jantung
– Infeksi : infeksi pd trimester I & II spt TORCH, PMS 
katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental &
kelainan jantung kongenital
– Imunologi : Eritoblastosis fetalis (perbedaan goldar janin
& ibu  ibu membtk antibodi thd sel darah merah
janin mll plasenta  peredaran darah janin
hemolisis  hiperbilirubinemia & kern icterus 
kerusakan jar. otak
– Anoreksia embrio : g3 fungsi plasenta  pertumbuhan
terganggu
– Psikologis ibu : kehamilan tdk diinginkan, perlakuan
salah, kekerasan mental pada bumil.
• Faktor persalinan : komplikasi persalinan bayi spt
trauma kepala & asfiksia  kerusakan jar. otak
• Pasca-natal
– Gizi
– Penyakit kronis/kelainan kongenital :
tuberkulosis, anemia, kelianan jantung bawaan
– Ling fisis & kimia : sanitasi, sinar matahari, sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, mercuri, rokok)
– Psikologis
– Endokrin : hipotiroid, defisiensi hormon
pertumbuhanhormon pertumbuhan
– Sosio-ekonomi : kemiskinan  kurang makanan,
kesling jelek, ketidaktahuan
– Ling pengasuhan
– Stimulasi : mainan, keterlibatan ibu thd keg anak,
perlakuan ibu thd perilaku anak
– Obat2an : kortikosteroid  hambat
pertumbuhan, obat perangsang thd susunan
saraf pusat  hambat
Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak

1. Kebutuhan fisis-biomedis (ASUH)


- nutrisi yg adekuat dan seimbang
- perawatan kesehatan dasar (imunisasi&sebab
morbiditas)
- pakaian
- perumahan
- higiene diri dan sanitasi lingkungan
- kesegaran jasmani (olah raga, rekreasi)
2. Kebutuhan akan kasih sayang (ASIH)
- kasih sayang orangtua
- rasa aman
- harga diri
- kebutuhan akan sukses
- mandiri
- dorongan
- kebutuhan mendapatkan kesempatan dan
pengalaman
- rasa memiliki
Ikatan ibu-anak yang erat dan sepermanen mungkin
sangat penting karena
- turut menentukan perilaku anak di kemudian hari
- merangsang perkembangan otak anak
- merangsang perhatian anak kepada dunia luar
3. Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (ASAH)
Stimulasi dini: perangsangan yg datang dari
lingkungan luar anak antara lain berupa latihan
atau bermain. Anak yg banyak mendapat stimulasi
yg terarah akan lebih cepat berkembang.
Menurut tempatnya, asah(pendidikan) dibagi
jadi:
- pendidikan informal (rumah)
- pendidikan formal (sekolah)
- pendidikan nonformal (pendidikan ketiga: di
masyarakat)
LI 3 Deteksi Dini pada ibu
• Amniosentesis
• Amniosentesis adalah pemeriksaan kelainan kromosom bayi dengan
pengambilan sampel cairan ketuban. Pemeriksaan yang dilakukan
saat usia kehamilan sekitar 16-20 minggu ini memiliki tingkat
keakuratan 99 persen dalam mendeteksi hampir semua jenis kelainan
kromosom seperti sindrom Down dan Turner. Dengan mendeteksi
kadar alpha-fetoprotein (AFP) di dalam cairan ketuban, dapat juga
diketahui keberadaan cacat tabung saraf pada bayi.
• Chorionic villus sampling (CVS)
• Chorionic villus merupakan bagian dari plasenta di mana terdapat
perbatasan antara jaringan pembuluh darah ibu dan janin. Komposisi
genetika yang terdapat di sel-sel chorionic villus sama dengan
komposisi genetika sel-sel janin. CVS dilakukan dengan mengambil
sampel substansi chorionic villus yang identik dengan sel-sel bayi
untuk dibiopsi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada usia kehamilan
sekitar 11-14minggu. Risiko keguguran setelah CVS sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan risiko keguguran akibat amniosentesis.
• Fetal blood sampling (FBS)
• Tes untuk mendeteksi kelainan kromosom atau genetika ini dilakukan
dengan mengambil sampel darah bayi langsung dari tali umbilikus
atau janin. FBS juga dilakukan untuk memeriksa keberadaan infeksi
pada janin, anemia, dan kadar oksigen darah janin.
• Cerebral palsy
• postur tubuh dan gerakan y tidak progresif karena ada
gangguan atau kerusakan pada sel2 motorik susunan saraf
pusat yg sedang dalam proses pertumbuhan
• Sindrom Down
• Kecerdasan anak terbatas akibat jumlah kromosom 21
yang lebih, menyebabkan perkembangannya lebih lambat
dibandingkan dng anak normal pd umumnya & sebabkan
keterlambatan pd perkembangan motorik
• Gangguan Bicara
• Kemampuan anak berbicara dan berbahasa merupakan
indicator tumbuh kembang anak, karena kemampuan
berbicara dan berbahasa sangat sensitif thd keterlambatan
sistem lainnya.
• kemampuan tsb melibatkan kemampuan psikologis,
kognitif, motorik & lingkungan sekitar, kurangnya stimulasi
dapat menyebabkan gangguan bicara maupun berbahasa,
& gangguan ini dapat bersifat menetap
• Perawakan Pendek
• disebabkan karena gangguan gizi, variasi normal penyakit
sistematik, kelainan kromosom maupun karena kelainan
endokrin
• Retardasi Mental
• intelegensia yang rendah sehingga menyebabkan tdk mampu u/
belajar & beradaptasi pd tuntutan masyarakat thd kemampuan
yg dianggap normal
• Gangguan Autisme
• gangguan anak pd pekembangan pervasif, gejalanya muncul
sebelum anak umur 3 th
• Perkembangan pervasif meliputi seluruh aspek tumbuh
kembang anak shg gangguan tsb sangat luas & mempengaruhi
tumbuh kembang anak secara mendalam
• Gangguan pada tumbuh kembang anak yg ditemukan pd anak
penderita autisme meliputi bidang interaksi sosial, perilaku &
komunikasi
• Gangguan Perhatian & Hiperaktif
• anak kesulitan dlm memusatkan perhatian yg disertai dng
perilaku hiperaktif
LI 4 CIRI NEONATUS NORMAL (reflek)
Tanda Bayi Sehat Tanda Bayi Sakit Berat
• Bayi lahir langsung  Tidak dapat menyusu
menangis  Mengantuk atau tidak sadar
 Napas cepat (> 60x/menit)
• Tubuh bayi kemerahan  Merintih
• Bayi bergerak aktif  Tarikan dinding dada bag bawah
(retraksi)
• Bayi menyusu dari  Tampak biru pd ujung jari tng &
payudara ibu dng kuat kaki/bibir
 Kejang
• BB lahir 2500-4000 gram  Badan bayi kuning
 Kaki & tng terasa dingin
 Demam
 Tali pusat kemerahan sampai
dinding perut
 Mata bayi bernanah banyak
Ukuran Antropometrik Bayi Baru Lahir
Inisiasi Menyusui Dini
• Adalah memberikan ASI segera setelah bayi dilahirkan, biasanya dalam waktu 30 menit-1 jam
pasca bayi dilahirkan. Tujuan IMD adalah :
• Kontak kulit dg kulit buat ibu & bayi lbh tenang
• Saat IMD bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu yang akan membentuk koloni di kulit dan
usus bayi sbg perlindungan diri.
• Kontak kulit dan kulit buat ibu dan bayi akan meningkatkan ikatan kasih sayang ibu dan bayi.
• Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
• Mengurangi terjadinya anemia.
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan langkah yang sangat baik untuk
memudahkan bayi dan ibu dalam memulai proses menyusui. Berbagai
macam keuntungan didapatkan dari proses `baik untuk ibu maupun bayi`.
• Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi,
letakkan bayi di atas perut ibunya (bila sectio,bayi diletakkan diatas dada)
dan keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
kecuali kedua tangannya. Bau cairan amnion pada tangan bayi akan
membantunya mencari puting ibu yang mempunyai bau yang sama. Maka
agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan.
Mengeringkan tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks
karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
• Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut
ibu dengan kepala bayi menghadap kearah kepala ibunya.
• Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan menyelimuti
ibu dan bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi.
• Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade memperlihatkan
bahwa bayi-bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu pola
perilaku prefeeding yang dapat diprediksi. Apabila bayi dibiarkan
tengkurap di perut ibu, selama beberapa waktu bayi akan diam saja
tetapi tetap waspada melihat kesekelilingnya.
• Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang,
menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan
membantu uterus untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan
melihatnya terbatas, bayi dapat melihat areola mammae yang
berwarna lebih gelap dan bergerak menuju ke sana. Bayi akan
membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan
stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.
• Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera
penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan
mengangkat kepala, mulai mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal
tersebut dapat tercapai antara 27 - 71 menit.
• Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung
sebentar, sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya
tidak ada keinginan bayi untuk menyusu. Selama menyusu bayi akan
mengkoordinasi gerakkan menghisap, menelan, dan bernapas.
• Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan asuhan
keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan antropometri lainnya,
penyuntikkan vitamin K1, dan pengoleskan salep pada mata bayi dapat
dilakukan.
• Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari
berikut.
• Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai
keinginan bayi (rooming in / rawat gabung).
Reflex
• Rooting reflex : bayi menoleh kearah akan diberikan minum & dia sudah siap
untuk menghisap. Menyentuh pipi bayi menyebabkan bayi memberi
respon ini
• Reflex menghisap : meletakkan benda di mulut bayi  bayi scr alami siap
u/menghisap
• Reflex terkejut : bayi menggerakkan tangan & kakinya tiba2 bila terkejut.
Biasanya respon ini disertai dng menangis
• Reflex tonik : bayi memutar kepalanya ke satu sisi & disertai gerakan lengan
memegang pada sisi yang sama
• Reflex memegang : bayi memegang dng erat suatu benda yg diletakkan pd
telapak tangannya
• Refleks melangkah/placing reflex : kaki bayi mencoba melangkah bila
ditegakkan /bila kakinya disentuhkan pd permukaan yg keras. Lengan, paha,
& dagu bayi akan bergetar terutama bila sdg menangis, karena sistem saraf
bayi yg belum berkembang sempurna
Jenis Refleks Usia Mulai Usia Menghilang
Refleks MORO Sejak lahir 6 bulan
Refleks memegang (GRASP)
• Palmar Sejak lahir 6 bulan
• Plantar Sejak lahir 9-10 bulan
Refleks SNOUT Sejak lahir 3 bulan
Refleks TONIC NECK Sejak lahir 5-6 bulan
Refleks berjalan (STEPPING) Sejak lahir 12 bulan
Reaksi penempatan taktil 5 bulan -
(PLACING RESPONSE)
Refleks terjun (PARACHUTE) 8-9 bulan Seterusnya ada

Refleks LANDAU 3 bulan 21 bulan


LI 5 Tahapan Tumbuh Kembang
Bayi 0-1 Tahun
Standar Emas Makanan Bayi
1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah lahir dalam 1 jam
pertama, dilanjutkan dng rawat gabung
2. Memberikan hanya ASI saja sejak lahir sampai bayi berumur 6
bulan
3. Memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) mulai umur 6
bulan
4. Menyusui dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan
LI 6 STANDAR EMAS MAKANAN BAYI
Kebutuhan Energi Bayi
• 2 bulan pertama : 120 kkal/kgBB/hari
• 6 bulan pertama : 115-120 kkal/kgBB/hari
• 6 bulan selanjutnya : 105-110 kkal/kg/hari
• Terutama dipasok dr KH & lemak

Cairan
 Air merupakan 70% BB pada saat lahir  menurun
sampai 60% menjelang usia 12 bln
 Kebutuhan air u/ bayi (& anak) 50% kebutuhan org
dewasa
 Rasio cairan : kalori = 1,5cc/1kkal
 Bayi sehat merasa kenyang dng pasokan ASI 150-200
cc/kgBB/hari (setara 100-130 kkal/kgBB/hari) sampai 6
bulan kehidupan.
Lemak
• ASI memasok 40-50% energi sbg lemak (3-4 gr/100cc)
• Lemak menyediakan 30% energi untuk mencukupi
kebutuhan energi, penyerapan as lemak esensial, vit
yg larut lemak, Ca, & mineral lain, jg u/ seimbangkan
diet agar zat gizi lain tdk terpakai sbg sumber energi

Karbohidrat
 60-70% energi dipasok o/ KH
 KH yg diberikan sebaiknya laktosa bukan
sukrosa krn bermanfaat u/ sal cerna bayi,
yaitu pembentukan flora yg bersifat as dlm
usus besar shg penyerapan Ca↑ &
penyerapan fenol ↓
Protein
• Bayi peminum ASI akan tumbuh dng baik jika
mengonsumsi ASI sbyk 150-200 cc/kgBB/hari

Vitamin & Mineral


Zat besi
Vitamin K
Buku Bagan MTBS. DEPKES RI 2008
Buku Bagan MTBS. DEPKES RI 2008
LI 7
Imunisasi
IMUNISASI
Adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada
tubuh seseorang sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap
penyakit tertentu.

DEPKES RI, 2004


Urutan jadwal Imunisasi ditentukan
berdasarkan:
• Banyaknya penyakit tsb dimasyarakat
• Bahaya yg ditimbulkan penyakit tsb
• Rekomendasi WHO
• Ketersediaan vaksin yg efektif thdp penyakit tsb
• KIPI
• Kemampuan pemerintah dlm menyediakan vaksin tsb

IDAI. Paduan Imunisasi Anak. I


JADWAL PEMBERIAN
IMUNISASI DASAR
PERMENKES RI No. 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
JADWAL PEMBERIAN
IMUNISASI LANJUTAN (ANAK<3th)

PERMENKES RI No. 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi


BCG
(BACILUS CALMETE GUERIN)

• Kekebalan terhadap penyakit TBC


• Susunan kuman BCG masih hidup yg dilemahkan
• Penyimpanan2-8ºC, lebih baik dlm frezeer
• Dosis pemberian Bayi= 0,05m
• Peyuntikan ID dextra lengan atas atau paha
• Kemasan vaksin dilarutkan dlm 4 ml pelarut
Efek samping Reaksi :
• pembengkakan kecil
• merah pd tempat penyuntikan → Abses kecil dg diameter →
meninggalkan jar. Parut
• biasanya bayi tdk menderita demam.
DPT
(DIFTERIA, PERTUSIS, TETANUS)

• memberikan kekebalan thd penyakit difteri, pertusis,


tetanus.
• Susunan vaksin pertusis terbuat dari kuman bordetella
pertusis yg telah dimatikan, dikemas dg vaksin difteri dan
tetanus.
• Penyimpanan 2-8ºC
• Dosis 0,5cc IM
• Efek samping reaksi: panas
Di Indonesia vaksin difteri, pertusis, tetanus tdp 3 jenis
kemasan yaitu:
• Kemasan tunggal khusus untuk tetanus
• Bentuk kombinasi DT
• kombinasi DPT

diberikan 3X, yaitu sejak bayi umur 2bln, selang waktu


penyuntikan min 4minggu
Suntikan pertama tdk memberikan perlindungan apa2, shg
suntikan ini hrs diberikan 3
Imunisasi ulang pertama dilakukan pd usia1-2th, 6th, kls 6
SD dg vaksin DT tanpa P.
CAMPAK

• untuk kekebalan thd campak


• Penyimpanan suhu 6ºC
• Setelah dilarutkan vaksin minimal 8jam
• Dosis pemberian 0,5ml SC deltoid lengan atas.
• Proteksi 2 minggu setelah vaksin dimasukan
• Biasa diulang saat masuk SD
HEPATITIS B

• Untuk kekebalan thd penyakit hepatitis B


• Cara penularan hepatitis B dpt tjd melalui mulut,
tranfusi darah dan jarum suntik.
• Pd bayi, hep B dpt tertular dari ibu melalui
placenta semasa bayi dlm kandungan / pd saat
kelahiran.
• Penyimpanan2-8 ºC
• Penyuntikan IM
• Imunisasi ulang diberikan 5th stlh pemberian
imunisasi dasar.
POLIO
kekebalan thdp poliomelitis.

Terdapat 2 jenis vaksin yg beredar :


IPV
Vaksin yg mengandung virus polio yg dimatikan→
suntikan.
OPV
Vaksin yg mengandung virus polio yg masih hidup,
yg telah dilemahkan→ cairan.
IPV (Inactived Poliomyelitis Vaccine)

• IPV harus disimpan pada suhu 2 – 8°C dan tidak boleh


dibekukan.
• Dosis 0,5 ml → SC
• diberikan dalam 4 kali berturut-turut dalam jarak 2 bulan.
OPV (Oral Poliomyelitis Vaccine)
• Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc
dalam flacon, pipet.
• Pemberian Oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
• Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu
• Penyimpana pada suhu 2-8ºC
HIB (Haemophilus Influenza B)

• Di Indonesia, ada 2 jenis vaksin HIB:


• PRP-OMP
konjugasi dengan protein luar dari Neisseria
meningitidis
• PRP-TP
konjugasi dengan protein tetanus
• Diberikan ulang pd usia 12-15bln
• Vaksin tidak boleh diberikan sebelum bayi berumur 2 bulan
karena bayi tersebut belum dapat membentuk antibodi.
Vaksin bakteri Vaksin Virus

Vaksin Hidup BCG Campak,parotitis,


(dilemahkan) Rubella,varicella,
OPV,yellow fever

Vaksin inaktif Difteri,tetanus, Influenza,IPV, rabies,


pertusis,kolera, hepatitis A,B
meningo,pneumo, Hib
LI 8 POSYANDU
POSYANDU
• Posyandu : pos pelayanan KB kesehatan yang dikelola
dan diselenggarakan oleh, dari, untuk dan bersama
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas
dalam rangka memepercepat AKI dan AKB
KEGIATAN POSYANDU
• Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan.
1. Kegiatan utama :
- Kesehatan ibu dan anak
- Keluarga berencana
- Imunisasi
- Gizi
- Pencegahan dan penanggulangan diare.
2. Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat
dapat menambah kegiatan baru disamping lima
kegiatan utama
SASARAN POSYANDU

• Semua anggota masyarakat yang membutuhkan


pelayanan kesehatan dasar
yang ada di Posyandu terutama :
- Bayi dan anak balita
- Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
- Pasangan usia subur
- Pengasuh anak
PENYELENGGARAAN POSYANDU

• Penyelenggaraan Posyandu sekurang kurangnya satu kali


dalam sebulan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat
lebih dari satu kali dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai
dengan hasil kesepakatan
masyarakat.
URUTAN KEGIATAN POSYANDU

• Penyuluhan kelompok
• Meja 1 : pendaftaran
• Meja 2 : penimbangan
• Meja 3 : pencatatan
• Meja 4 : penyuluhan perorangan
• Meja 5 : pelayanan tenaga professional
• PMT penyuluhan & pemulihan
• Pencatatan & pelaporan
• Evaluasi
Daftar Pustaka
• Ibnu Pratomo. Prenanan Amnionsentesis untuk menentukan kelainan
genetik. FK UGM. Available from:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=283539&val=50
16&title=The%20role%20of%20amniocentesis%20in%20genetic%20a
nomaly%20detection
• https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/
• Muninjaya, A., A., G. 2004. Manajemen Kesehatan, EGC, Jakarta
• Effendy, N. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat,
EGC.
• Langman. Embriogenesis kedokteran. 7ed.
• IDAI. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. 2002. Jakarta: Sagung Seto.
• Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai