Anda di halaman 1dari 83

BAHAN PEMICU 5 SIKLUS

HIDUP
Ivan Buntara
405120049
Learning Objective 1
Mengetahui dan menjelaskan jenis dan faktor yang mempengaruhi terjadinya
gangguan mental pada usia lanjut
GANGGUAN MENTAL PADA USIA LANJUT
• Kesepian/loneliness
• Duka cita (bereavement)
• Gangguan cemas
• Depresi
• Skizofrenia
• Psikosis
• Demensia
• Parkinson
• Delirium/acute confusional state
KESEPIAN/LONELINESS
• Dialami seorang usia lanjut ketika ia kehilangan perhatian keluarga,
pasangan hidup, dan teman dekat
• Faktor-faktor yang berpengaruh :
• Kehilangan orang yang dekat (keluarga, pasangan hidup, teman)
• Mengalami penurunan status kesehatan dan butuh perhatian orang sekitar
(penyakit fisik berat, gangguan mobilitas, gangguan penglihatan, gangguan
pendengaran)
• Aktivitas sosial
DUKA CITA/BEREAVEMENT
• Rasa sedih yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dekat
dengan dirinya (misalnya karena meninggalnya pasangan hidup,
teman)
• Faktor-faktor yang berpengaruh :
• Hilangnya orang yang dekat/disayangi tersebut
• Penghiburan, rasa empati yang diperoleh
GANGGUAN CEMAS
• Dapat berupa fobia, gangguan panik, stress pasca trauma, gangguan
obsesif-kompulsif
• Biasanya kelanjutan dari kecemasan sewaktu dewasa muda
• Faktor yang berhubungan :
• Adanya depresi
• Penyakit medis
• Efek samping obat/penghentian mendadak suatu obat
DEPRESI
• Penyakit mental paling sering pada pasien berusia > 60 tahun berupa
gangguan mood, perasaan tegang, cemas, murung, kecewa, tidak
tenang. Bahkan dapat berupa tampilan gejala tidak khas yang
memiliki potensi mengancam jiwa
• Faktor-faktor yang berpengaruh :
• Biologis dan fisik : genetik, perubahan aktivitas SSP seperti berkurangnya
konsentrasi neurotransmitter katekolaminergik dan meningkatnya aktivitas
MAO, keadaan multipatologi, polifarmasi, berkurangnya penglihatan dan
pendengaran (kapasitas sensoris), berkurangnya daya ingat dan fungsi
intelektual
DEPRESI
• Psikologis : kehilangan orang-orang yang disayangi (pasangan hidup, teman
dekat, anggota keluarga), kehilangan rasa aman, despair (merasa hidup terlalu
pendek, merasa tidak memiliki apa-apa, memberontak, marah, putus asa),
tekanan hidup, pribadi yang rentan
• Sosial : kehilangan pekerjaan/jabatan/kekuasaan, berkurangnya/tidak adanya
penghasilan, dukungan sosial yang kurang, kemiskinan
DIAGNOSIS DEPRESI
o Depresi pada usila sering tidak terdiagnosis karena:
 Penyakit fisik  mudah lelah & pe-↓ BB
 Menutupi rasa sedih  menunjukkan bahwa dia lebih
aktif
 Kecemasan, obsesionalitas, histeria & hipokondria yang
merupakan gejala depresi justru sering ditutupi/tidak
terdiagnosis
 Masalah sosial yang juga disertakan seringkali membuat
gambaran depresinya menjadi lebih rumit
DIAGNOSIS DEPRESI-DSM IV
• Depresi berat mencakup 5/lebih gejala berikut, dan telah berlangsung
2 minggu atau lebih :
• Perasaan/mood depresi
• Hilangnya minat/rasa senang hampir setiap hari
• BB menurun atau bertambah secara bermakna
• Insomnia/hypersomnia hampir setiap hari
• Agitasi/retardasi psikomotor hampir setiap hari
• Kelelahan hampir setiap hari
• Rasa bersalah/tidak berharga hampir setiap hari
• Sulit konsentrasi
• Pikiran berulang tentang kematian/gagasan bunuh diri
DIAGNOSIS DEPRESI-ICD 10
• Gejala utama :
• Perasaan depresif
• Hilangnya minat dan semangat
• Mudah lelah dan kehilangan tenaga
• Gejala lain :
• Konsentrasi menurun
• Harga diri menurun
• Perasaan bersalah
• Pesimis terhadap masa depan
• Gagasan membahayakan diri/bunuh diri
• Gangguan tidur
• Gangguan nafsu makan
• Libido yang menurun
DIAGNOSIS DEPRESI-INSTRUMEN
• Skala depresi geriatrik/Geriatric Depression Scale (GDS)
• Terdiri dari 15 atau 30 buah pertanyaan
• Instrumen yang sahih dan andal
• Skala penilaian (depresi) Hamilton (Hamilton Rating Scale = HRS)
PROGNOSIS DEPRESI
• Dapat kronis dan kambuh karena adanya pengaruh komorbiditas,
kemunduran kognitif, faktor psikososial
• Kemungkinan kambuh lebih tinggi pada pasien dengan : riwayat
depresi berulang, usia lebih tua, sakit medis yang dialami, depresi
yang semakin berat
SKIZOFRENIA
• Gangguan dimana ada keretakan/schism pada pikiran, perasaan,
perilaku
• Faktor yang berpengaruh belum jelas, diduga :
• Kerentanan spesifik terhadap respons stress tertentu. Pengaruh yang
menyebabkan stress berlebih dapat mengarah ke skizofrenia
• Adanya peristiwa patologi (seperti pengurangan volume) pada beberapa
bagian SSP seperti sistem limbik, korteks frontal, cerebellum, ganglia basalis
yang saling berhubungan dan mempengaruhi
• Obat-obatan yang dapat meningkatkan aktivitas neurotransmitter tertentu
seperti dopamin, serotonin, norepinefrin, GABA
• Genetik
DIAGNOSIS SKIZOFRENIA-PPDGJ III
• Paling tidak ada 1 gejala yang sangat jelas, atau 2 gejala/> bila gejala
tidak jelas :
• Thought : echo, insertion/withdrawal, broadcasting
• Delution : influence, control, perception, passivity
• Halusinasi auditorik
• Waham yang menetap
Atau paling sedikit 2 gejala berikut ini ada :
• Halusinasi yang menetap
• Arus pikiran yang terputus/mengalami sisipan yang berakibat
inkoheren/pembicaraan tidak relevan/neologisme
• Perilaku katatonik
• Gejala negatif (apatis, jarang bicara, respons emosi yang tumpul)
DIAGNOSIS SKIZOFRENIA-PPDGJ III
• Gejala-gejala yang disebutkan tadi harus ada minimal selama 1 bulan
• Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dari mutu
beberapa aspek perilaku pribadi. Misalkan terdapat manifestasi
hilangnya minat, hidup tanpa tujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap
larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial
PSIKOSIS
• Ada berbagai bentuk :
• Parafrenia : bentuk psikosis lanjutan pada usia lanjut. Ditandai dengan
waham (jenis curiga/menuduh), merasa tetangga mencuri barangnya,
atau tetangga berniat membunuhnya. Faktor yang berpengaruh :
isolasi/penarikan diri dari kegiatan sosial
• Sindroma Diogenes : penampakan perilaku yang sangat terganggu
pada usia lanjut. Terlihat dari rumah yang kotor, bau urin dan feses
dimana-mana, menumpuk barang secara tidak teratur (“nyusuh”).
Sering terjadi pada penderita dengan IQ tinggi/normal
DEMENSIA
• Sindrom klinik berupa gangguan fungsi intelektual dan ingatan/memori
yang berat yang menyebabkan gangguan fungsi hidup sehari-hari seperti
gangguan mental, kepribadian, bahasa
• Sindrom penyakit otak, kronik atau progresif, terdapat gangguan fungsi
luhur : daya ingat, daya orientasi, daya pemahaman, berhitung,
kemampuan belajar, berbahasa, dan daya kemampuan menilai. Kesadaran
tidak berkabut, disertai hendaya fungsi kognitif, dan ada kalanya diawali
kemerosotan dalam pengendalian emosi, perilaku sosial atau motivasi
(PPDGJ III)
• Perjalanan penyakitnya bertahap dan tidak terdapat gangguan kesadaran,
terdapat gangguan memori jangka pendek, intak/gangguan minimal
aktivitas sehari-hari, disfungsi kognitif (pemecahan masalah, eksekusi,
memori)
DEMENSIA ALZHEIMER
• Perubahan jumlah, struktur, dan fungsi neuron pada daerah tertentu
di korteks otak. Misalkan kerusakan neurofibriler, plak-plak neurit,
perubahan aktivitas kolinergik di daerah otak
• Faktor-faktor yang berpengaruh : kemungkinan adanya faktor
kromosom/genetik (gen Apo E4), usia, riwayat keluarga, radikal bebas,
toksin amyloid, logam aluminium, infeksi virus, dll
• Penyakit degenerative yang paling sering ditemui dan paling
ditakutkan
GANGGUAN KOGNITIF RINGAN/MILD
COGNITIVE IMPAIRMENT (MCI)
• Bentuk peralihan antara keadaan normal dan demensia Alzheimer
• Kriteria :
• Keluhan gangguan memori oleh diri sendiri/pengamat
• Terlihat adanya gangguan memori pada pemeriksaan objektif
• Aktivitas sehari-hari baik/intak (ada gangguan sedikit)
• Tidak mengalami demensia/mulai terdapat gejala demensia
DEMENSIA MULTI-INFARK
• Kedua terbanyak setelah demensia Alzheimer
• Gejala timbul tersendiri/bersama demensia jenis lain
• Akibat/gejala sisa dari stroke kortikal/subkortikal yang berulang;
iskemia, infark jaringan otak
FAKTOR RISIKO DEMENSIA
• Tidak dapat dimodifikasi :
• Usia
• Jenis kelamin
• Kondisi genetik : mutasi APP pada kromosom 21, gen presenilin pada kromosom 1 dan 14,
apo E epsilon 4 dan epsilon 2 pada kromosom 19
• Sindrom down (trisomi 21)
• Dapat dimodifikasi :
• Hipertensi
• DM dan resistensi insulin
• Dislipidemia
• Merokok
• Obesitas
• Gagal jantung
• Fibrilasi atrium
• Hiperkoagulasi dan hiperagregasi trombosit
DIAGNOSIS DEMENSIA
• Mini Mental State Examination (MMSE)
• Alat bantu deteksi gangguan kognitif
• Sensitif (87%) dan spesifik (90%)
• Nilai prediksi positif 93% dan prediksi negatif 95%
• Dapat dilakukan untuk semua pasien geriatric
• Skor <24 : demensia, 24-28 : MCI, >28 : normal
PARKINSON
• Kelainan fungsi otak karena proses degenerasi yang progresif pada sel
substansia nigra pars compacta
• Karakteristik :
• Tremor waktu istirahat
• Kaku (rigid) otot dan sendi
• Kelambanan gerak dan bicara (bradikinesia)
• Instabilitas postural
PARKINSON
• Faktor-faktor yang berpengaruh :
• Genetik : kegagalan degradasi protein beracun pada sel-sel substansia nigra
pars compacta
• Lingkungan : bahan beracun seperti karbon disulfida, mangan, pelarut
hidrokarbon
• Proses penuaan
• Ras : pada orang kulit putih
• Cedera kranioserebral (belum jelas)
• Stress emosional (faktor risiko)
DELIRIUM/ACUTE CONFUSIONAL STATE
• Kondisi berupa terdapatnya tanda-tanda kebingungan, gangguan
kognitif global berupa gangguan memori jangka pendek, gangguan
persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan proses berpikir (gejala
disorientasi waktu, tempat, orang), serta gangguan siklus tidur (siang
hari tertidur, malam hari terjaga)
DELIRIUM/ACUTE CONFUSIONAL STATE
• Faktor yang berpengaruh :
• Usia sangat lanjut
• MCI/demensia
• Gangguan ADL
• Gangguan sensori (penglihatan, pendengaran)
• Penggunaan obat yang mengganggu neurotransmitter otak (ranitidine, simetidin,
siprofloksasin, psikotropika)
• Polifarmasi
• Komorbiditas
• Infeksi seperti pneumonia/ISK
• Hiponatremia, dehidrasi, hipoglikemia
• Perubahan lingkungan yang menyebabkan overstimulation (misalnya pindah ruang
perawatan)
TIPE-TIPE DELIRIUM
• Hiperaktif : gelisah, berteriak-teriak, jalan bolak-balik, mengomel
• Hipoaktif : letargi, sedasi, respons motorik yang lambat
• Campuran keduanya (paling sering ditemukan)
Learning Objective 2
Mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
gangguan pola tidur
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GANGGUAN
TIDUR
• Perubahan fisis
• Penyakit fisik yang diderita (penyakit jantung, DM, GERD, artritis,
hipertiroid, hipotiroid)
• Penyakit jiwa yang diderita (ansietas, depresi, demensia,
skizophrenia)
• Perubahan irama sirkadian (kurang sensitif gelap-terang, jam tidur
dan jam bangun menjadi lebih awal, jam tidur memendek)
• Fluktuasi sekresi hormon kortisol dan GH (pengaruh irama sirkadian)
• Penurunan sekresi hormon melatonin
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GANGGUAN
TIDUR
• Aktivitas pada siang hari (cenderung tidak ada kegiatan dan tidak
aktif)
• Polifarmasi
• Konsumsi alkohol, kafein
• Kebiasaan tidur yang kurang baik
• Gangguan tidur primer (gangguan pernafasan, sindrom kaki kurang
tenang dan gerakan tungkai periodik, gangguan perilaku REM)
• Stadium non-REM 1 dan 2 meningkat, sedangkan stadium non-REM 3
dan 4 menurun/menghilang
GANGGUAN PERNAFASAN/SLEEP
DISORDERED BREATHING/SLEEP APNEA
• Ditandai dengan mendengkur sewaktu tidur dan sangat mengantuk
pada siang hari
• Karena obstruksi, proses sentral berupa rangsangan proses nafas dari
medulla oblongata yang terganggu, atau campuran keduanya
• Faktor risiko : obesitas, jenis kelamin laki-laki, ras (kulit hitam), usia
lanjut, depresi SSP karena alkohol, obat sedatif; penyempitan saluran
nafas atas, hipertensi, penyakit jantung, stroke, hipotiroid,
akromegali, keturunan, penyakit paru obstruktif, penyakit
degenerative saraf
SINDROM KAKI KURANG TENANG DAN
GANGGUAN GERAKAN TUNGKAI PERIODIK
• Sindrom kaki kurang tenang/restless leg syndrome (RLS) : perasaan
tidak enak, seperti dirayapi semut/hewan kecil pada saat istirahat di
malam hari
• Gangguan gerakan tungkai periodik/periodic limb movement disorder
(PLMS) : dapat disertai RLS. Muncul gerakan episodik yang sama dan
berulang pada kaki (misalnya gerakan menendang)/tangan
• Hipotesis : disfungsi sistem dopamin dan opiat di SSP
• Faktor risiko : usia lanjut, gagal ginjal, defisiensi besi (< 50 ng/ml),
polineuropati perifer
GANGGUAN PERILAKU REM
• Disinhibisi transmisi aktivitas motorik saat bermimpi
• Bentuk gangguan bervariasi : mengigau, bicara sambil tidur, berjalan,
makan sambil tidur
• Diduga karena faktor :
• Obat-obatan (antidepresi trisiklik, fluoksetin, inhibitor MAO, sedatif)
• Alkohol
• Narkolepsi
• Demensia
• Parkinson
GANGGUAN TIDUR KARENA GANGGUAN
IRAMA SIRKADIAN
• Tidak responsif terhadap rangsangan eksogen (terang dan gelap)
sehingga siklus tidur dan bangun tidak beraturan
• Sindrom fase tidur lebih cepat (tidur lebih cepat, bangun lebih cepat)
karena pengaruh temperatur badan
Learning Objective 3
Mengetahui dan menjelaskan penggunaan obat-obatan pada lansia
ASPEK FARMAKOKINETIK
ABSORPSI
• Pada usia lanjut ada kemungkinan terjadinya penurunan metabolisme
lintas pertama/awal, sehingga dosis obat yang masuk dalam darah
dapat menjadi lebih dan menambah efek obat (termasuk efek
merugikan/adverse drug reaction)
• Obat yang metabolisme lintas pertamanya tinggi, ada perbedaan
besar antara pemberian PO dengan IV
• Interaksi obat dengan makanan
• Penurunan permukaan absorpsi, sirkulasi darah splanchnic, motilitas
GI
• Peningkatan pH lambung
DISTRIBUSI
• Dipengaruhi berat dan komposisi tubuh : cairan tubuh, massa otot,
kadar lemak tubuh, fungsi dan peredaran darah organ, organ yang
mengekskresi obat→dosis harus disesuaikan
• Kadar albumin plasma yang mengikat obat menurun
• Penurunan curah jantung (cardiac output), cairan badan total, massa
otot
• Peningkatan lemak badan
• Perubahan afinitas terhadap protein pembawa
METABOLISME
• Dipengaruhi umur, genotipe, gaya hidup, curah jantung, penyakit, dan
interaksi dengan obat lain
• Mengecilnya massa hati dan proses penuaan dapat memengaruhi
metabolisme obat
• Penurunan aliran darah hepar, aktivitas enzim, dan penginduksian
enzim
EKSKRESI
• Perhatikan bersihan kreatinin ginjal 24 jam untuk memperkirakan
dosis awal
• Kreatinin serum tidak menggambarkan penurunan fungsi ginjal pada
proses penuaan karena massa otot yang memang berkurang saat usia
lanjut
• Lebih penting GFR (Glomerolus Filtration Rate)→sesuaikan dosis obat
jika menurun 10-50 ml/menit
• Penurunan aliran darah ginjal dan sekresi tubuler
ASPEK FARMAKODINAMIK
ASPEK FARMAKODINAMIK
• Perubahan pada reseptor : penurunan aktivitas reseptor
adrenergic/perubahan di jaringan dan organ→kesadaran makin
turun. Contoh : hilang ingatan dengan benzodiazepine
• Penurunan respon biokimiawi seluler
• Homeostasis tubuh tidak dapat mengurangi denyut dan curah jantung
ketika tekanan darah naik karena obat
• Hipotensi ortostatik karena obat tertentu bisa terjadi dengan alas an
mekanisme pengendalian pembuluh darah tepi yang kurang tanggap
INTERAKSI OBAT
OBAT DENGAN MAKANAN
• Bila absorpsi obat sangat terpengaruh, tentukan waktu konsumsi obat
(apakah obat harus dikonsumsi sebelum/sesudah makan, tergantung
toleransi pasien sewaktu puasa). Contoh : warfarin dengan vitamin K
(bila bersamaan, efek <<)
OBAT DENGAN PENYAKIT
• Penyakit hati/ginjal
• Penyakit yang menyebabkan obat terhambat untuk ke hati/ginjal
• Contoh :
• Perubahan prednisone jadi prednisolone (aktif) yang terhambat
• Meningkatnya obstipasi karena opioid dengan suplemen Ca
OBAT DENGAN OBAT LAIN
• Berpengaruh pada aspek farmakokinetik
• Contoh : NSAID dengan antikoagulan PO dapat meningkatkan risiko
pendarahan
POLIFARMASI
POLIFARMASI
• Peresepan obat yang melebihi indikasi klinis
• Pengobatan yang mencakup paling tidak 1 obat yang tidak diperlukan
• Penggunaan lima obat/lebih secara empiris
POLIFARMASI
• Sulit dihindari, karena :
• Penyakit yang banyak dan sifatnya kronis
• Obat diresepkan oleh dokter yang berbeda-beda
• Kurangnya koordinasi dan kerja sama dalam merawat pasien usia lanjut
• Gejala yang ada pada pasien tidak jelas
• Pasien yang meminta resep obat
• Untuk menghilangkan efek samping obat tertentu
PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG
BENAR
PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR
• Riwayat pengobatan yang lengkap : ketahui semua obat, vitamin (termasuk
yang tanpa resep) dari pasien. Tanyakan juga riwayat alergi, efek merugikan
yang dirasakan, merokok, alkohol, kopi, pemberi obat
• Jangan memberikan obat sebelum waktunya, sebelum diagnosis
ditegakkan; bila keluhan/gejala ringan serta tidak khas; bila manfaat obat
diragukan
• Jangan gunakan obat terlalu lama. Sesuaikan kebutuhan dan lihat kembali
setelah pemeriksaan; menghentikan obat yang tidak perlu
• Kenali obat yang digunakan dari segi sifat farmakologi, efek merugikan,
efek toksik, tanda kemunduran yang dapat diakibatkan oleh obat
• Mulai dengan dosis yang rendah terlebih dahulu, baru secara perlahan
dinaikkan (kecuali pada obat anti infeksi)
PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR
• Obati dengan dosis yang cukup dan sesuai tingkat toleransi pasien
• Beri dorongan supaya patuh berobat dengan penjelasan yang baik,
instruksi yang jelas, jadwal pengobatan yang baik, biaya yang terjangkau,
preparat obat yang tepat (biasanya bentuk cair), pengawasan minum obat
(PMO) oleh keluarga/perawat kunjungan/pramu wredha/dll
• Hati-hati untuk penggunaan obat baru karena risiko sering belum diketahui
• Periode pengobatan jangan terlalu lama agar dapat dievaluasi
• Frekuensi pemberian obat sesedikit mungkin dan diusahakan
pemberiannya bersamaan dengan aktivitas rutin sehari-hari (misalnya
makan)
Learning Objective 4
Mengetahui dan menjelaskan penilaian ADL, keuntungan dan kerugian pemakaian
berbagai indeks
ADL (Activity Daily Living)
• ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri
• ADL meliputi :
• Ke toilet
• Makan
• Berpakaian (berdandan)
• Mandi
• Berpindah tempat
• Pengkajian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan untuk
menyusun rencana perawatan jangka panjang
• Kekurangan :
• Kurang dapat menggambarkan status fungsional seorang usia lanjut pada level
komunitas (kehidupan sosialnya)
• Dapat dipengaruhi kondisi fisik dan psikis seseorang→over-estimate/under-estimate
IADL (Instrument Activity Daily Living)
• ADL istrumen : Aktivitas yang lebih kompleks namun mendasar bagi situasi
kehidupan lansia dalam bersosialisasi
• Terdiri dari :
• Belanja
• Masak
• Pekerjaan rumah tangga
• Mencuci
• Telepon
• Menggunakan sarana transportasi
• Menggunakan obat secara benar
• Manajemen keuangan
• Bila tidak dapat melakukan ADL instrumen secara mandiri diperlukan peran
perawat pembantu (care-giver)
• Kekurangan : dipengaruhi faktor sosial budaya setempat
INDEKS AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI – HARI BARTHEL (ADL BARTHEL)

No Fungsi Skor Keterangan Nilai


skor
1 Mengendalikan 0 Tak terkendali/tak teratur
Rangsang 1 Kadang – kadang tak terkendali
Pembuangan tinja
2 Terkendali teratur
2 Mengendalikan 0 Tak terkendali
Rangsang berkemih 1 Kadang – kadang tak terkendali
2 Mandiri
3 Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang lain 0
(seka muka,sisir 1 Mandiri
rambut, sikat gigi)
4 Pengguanaan jamban, 0 Tergantung pertolongan orang lain 0
masuk dan keluar 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi
(melepaskan, dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan
memakai celana, yang lain
membersihakan, Mandiri
menyiram) 2
5 Makan 0 Tidak mampu 0
1 Perlu ditolong memotong makanan
2 Mandiri
INDEKS AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI – HARI BARTHEL (ADL BARTHEL)

No Fungsi Skor Keterangan Nilai


skor
6 Berubah sikap 0 tidak mampu 1
dari berbaring 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
ke duduk 2 Bantuan minimal 2 orang
3 Mandiri

7 Berpindah / 0 Tidak mampu 0


berjalan 1 Bisa pindah dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 mandiri
8 Memakai baju 0 Tergantung orang lain 0
1 Sebagaian dibantu (misalnya mengancing baju)
2 Mandiri
9 Naik turun 0 Tidak mampu 0
tangga 1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang lain 0
1 Mandiri
TOTAL SKOR
Skor ADL BARTHEL
• 20 : Mandiri
• 12-19 : Ketergantungan ringan
• 9-11 : Ketergantungan sedang
• 5-10 : Ketergantungan berat
• 0-4 : Ketergantungan total
REKAM MEDIK UNTUK KASUS
PEMICU
IDENTITAS PASIEN
• No Rekam Medik :
• Nama :
• Umur : 70 tahun
• Status Perkawinan :
• Pendidikan :
• Alamat :
• Jenis kelamin : Perempuan
• Suku Bangsa :
• Agama :
• Tanggal Masuk : 19 September 2013
ANAMNESA (AUTOANAMNESA)
• Tanggal Pemeriksaan : 19 September 2013
• Keluhan Utama :
KELUHAN UTAMA
Jenis Keluhan Keluhan Sejak
1 Pusing Tidak
2 Sakit Kepala Tidak
3 Nafsu makan menurun Tidak
4 Demam Tidak
5 Sulit Tidur Ya 1 bulan yang lalu
6 Sesak nafas Ya
7 Batuk pilek Tidak
8 Gangguan penglihatan Tidak
9 Mengompol Tidak
10 Kesadaran berubah Tidak
11 Sakit lutut Tidak
12 Jantung berdebar-debar Ya
13 Kaki kesemutan Ya
ANAMNESA (AUTOANAMNESA)
• Riwayat Penyakit Sekarang : nyeri kaki
• Riwayat Makanan : -
• Riwayat BAK : -
• Riwayat BAB : -
• Riwayat Penyakit Dahulu : diabetes mellitus, hipertensi
• Riwayat Operasi : -
• Riwayat Penyakit dalam Keluarga : -
• Obat-obatan :
• Dengan resep dokter : obat anti diabetes, anti hipertensi, diuretik, obat memperkuat
jantung, obat anti cemas, obat sakit pada kaki, obat maag
Learning Objective 5
Mengetahui dan menjelaskan perawatan rehabilitasi dan suportif pada usia lanjut
REHABILITASI PASIEN GERIATRI
REHABILITASI MEDIK
• Pendekatan secara medis, fisik, sosial, dan edukasional dalam
perawatan dan asuhan melalui berbagai teknik intervensi yang
dirancang untuk meningkatkan kemampuan fungsional pasien dan
mencegah berkurangnya/hilangnya kemampuan fungsional tersebut
TAHAP-TAHAP PROGRAM REHABILITASI
• Penyakit/masalah medis utama harus diatasi dulu dengan
penanganan yang sesuai sehingga kondisi pasien menjadi stabil (pada
kasus pemicu : atasi gangguan tidur terlebih dahulu)
• Cegah timbulnya komplikasi sekunder (pada kasus pemicu : cegah
malnutrisi, kontraktur, depresi, ulkus, thrombosis vena)
• Mengembalikan fungsi yang hilang (pada kasus : fungsi ADL nya untuk
berjalan, makan, berganti pakaian)
• Ciptakan kemampuan beradaptasi bagi pasien sehingga mampu
bersosialisasi (pada kasus : cegah isolasi sosial pada pasien dengan
pengembalian fungsi sehari-harinya dan mengatasi gangguan
tidurnya)
TAHAP-TAHAP PROGRAM REHABILITASI
• Ciptakan lingkungan yang bersahabat untuk kemudahan aktivitas
pasien (pada kasus : ciptakan ruang yang sederhana, jalur yang aman
dan mudah bagi pasien untuk berjalan ke kamar/ke kamar mandi,
hilangkan hambatan-hambatan yang mungkin ada pada ruangan
pasien
• Adaptasi keluarga (pada kasus : keluarga harus diberi pengertian
mengenai kondisi yang dialami pasien, kemudian keluarga diajarkan
untuk memberi dukungan baik sarana, mental, dan sosial pada
pasien)
REHABILITASI UNTUK KASUS PEMICU
• Membantu wanita tersebut untuk berjalan dan mencegah
kemungkinan jatuh sewaktu berjalan
• Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi karena lama
berbaring di tempat tidur
PENCEGAHAN JATUH
• Faktor risiko pada kasus : gangguan muskuloskeletal (kaki kesemutan,
sakit, lemah, kaku), rasa mengantuk
• Terapi : pemberian walker, latihan otot-otot untuk keseimbangan
berjalan pada lutut, pergelangan
PENCEGAHAN KOMPLIKASI IMOBILISASI
• Inspeksi pada kulit yang mengalami tekanan minimal sehari sekali,
dan diperhatikan apakah ada tanda-tanda kerusakan dari jaringan
kulit (misalkan perubahan warna, adanya blister, perubahan suhu,
bengkak, memar)
• Putar posisi pasien kurang lebih 2 jam sekali
• Penggunaan matras untuk meminimalkan tekanan
PERAWATAN SUPORTIF PASIEN
GERIATRI
PERAWATAN SUPORTIF
• Adalah salah satu bentuk perawatan jangka panjang pada pasien
geriatri
• Tujuan dari perawatan suportif ini adalah :
• Mempertahankan pasien pada kehidupan fungsional yang bebas dan mandiri
selama mungkin
• Meningkatkan peran para pengawas/keluarga yang merawat usia lanjut
• Mencegah progresifitas suatu penyakit
PERAWATAN SUPORTIF
• Dilakukan dengan pendekatan interdisipliner (melibatkan berbagai
sumber daya manusia seperti perawat, keluarga, dokter umum,
dokter spesialis, dsb)
• Peran pendekatan interdisipliner :
• Mencapai tujuan perawatan dengan lebih efektif
• Mendiagnosis pasien secara menyeluruh (tidak hanya satu sisi saja)
• Menyesuaikan pengobatan yang diberikan
• Saling bekerja sama dalam pemecahan masalah pasien
• Menentukan tindakan yang perlu/tidak perlu dilakukan
• Komunikasi dengan keluarga
LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN SUPORTIF
• Melakukan penilaian/assessment secara menyeluruh dengan
comprehensive geriatric assessment (CGA) atau pendekatan
paripurna pasien geriatri (P3G)
• Aspek yang dinilai : masalah medik, status fungsional, status kognitif, status
emosi, kondisi sosial
• Membuat perencanaan untuk perawatan (jadwal, tenaga ahli, tenaga
perawat, parameter evaluasi, dana, sarana-prasarana, lingkungan,
edukasi keluarga)
LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN SUPORTIF
• Melakukan tindakan yang sesuai berdasarkan penilaian yang sudah dilakukan,
misalkan :
• Pasien diberikan perawatan bila ada kondisi akut (pemberian infus, obat-obatan, dll)
• Mengembalikan fungsi dan kemampuan beradaptasi pasien agar mau bersosialisasi kembali
• Meningkatkan kemandirian pasien dengan program rehabilitasi untuk mengurangi
ketergantungan
• Memberikan semangat hidup, dorongan spiritual, serta mencegah sakit/gejala lebih parah
pada pasien terminal
• Edukasi keluarga bagaimana menghadapi/merawat pasien
• Memonitor dan mengevaluasi
• Apakah tujuan yang diharapkan sudah dicapai
• Apakah perawatan sudah dilakukan sebagaimana mestinya
• Assessment/penilaian kembali setelah diberikan tindakan
• Mencegah kemungkinan pengabaian/penelantaran/salah tindakan pada usia lanjut
DAFTAR PUSTAKA
• Buku IPD
• Martono HH, Pranarka K, editor. Buku ajar boedhi-darmojo: geriatric (ilmu
kesehatan usia lanjut). 4th ed. Jakarta: FKUI; 2009.
• Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and sadock’s synopsis of psychiatry:
behavorial sciences/clinical psychiatry. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins; 2003.
• Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta:
FK Unika Atmajaya; 2003.
• Bahan kuliah :
• dr. Noer Saelan Tadjudin, Sp.KJ
• dr. Birry Karim, Sp.PD
• dr. Eva Sian Li, Sp.PD

Anda mungkin juga menyukai