Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanda lahir atau naevus adalah tanda berwarna yang ditemukan pada kulit bayi yang baru
lahir. Tanda ini bisa terjadi dalam berbagai warna seperti biru, biru-abu-abu, cokelat, cokelat,
hitam, pink, putih, merah dan ungu. Defenisi medis menyebutkan bahwa tanda lahir
merupakan kelainan kulit pada anak baru lahir (neonatus) dimana satu atau lebih komponen
normal kulit dijumpai dalam jumlah berlebih per unit area ; dapat berupa pembuluh darah,
pembuluh limfa, sel pigmen, folikel rambut, kelenjar keringat, epidermis, kolagen, elastin
atau komponen kulit lainnya.1

Disamping itu, istilah nevus yang sering disamakan dengan tahi lalat juga sering
digolongkan sebagai tanda lahir. Kata yang berasal dari kata Latin ‘naevus’ memang berarti
tanda dari ibu. Kasusnya sangat sering dijumpai dan sangat umum, bahkan sebuah survei
menyebutkan angka insidensnya mencapai 99% pada neonatus. Mereka membagi tanda lahir
ini atas pembagian yang berbeda-beda, namun berdasarkan jenisnya ada banyak yang sering
dijumpai, antara lain yang disebut Mongolian spots yang sering dijumpai pada bayi Asia dan
kulit hitam, salmon patch, port-wine stain, strawberry marks, nevus sebaseus, bercak café au
lait dll. Penyebab tanda lahir belum terbukti oleh ilmu pengetahuan.2

Banyak ahli berpendapat bahwa tanda lahir diwarisi dari orang tua atau anggota
keluarga lainnya. Alasan lain yang diberikan adalah karena pertumbuhan pembuluh darah
yang berlebihan. Tetapi ada juga tentang cerita rakyat dan mitos yang terkait dengan tanda
lahir tetapi tidak satupun dari mereka telah terbukti untuk menjelaskan penyebab tanda lahir.
Beberapa mitos yang tanda lahir disebabkan ketika wanita hamil melihat sesuatu yang aneh
atau dia mengalami banyak ketakutan. Terjadinya tanda lahir lebih banyak terjadi pada
wanita dibandingkan pada laki-laki.2,3

Secara lebih besar, penggolongan lain menggolongkannya dalam tanda lahir sel
1
pigmen dimana pigmen lebih berperan, tanda lahir epidermal, tanda lahir jaringan ikat,
saluran limfa serta tanda lahir vaskuler. Prognosisnya sendiri juga bermacam-macam, ada
yang menetap secara permanen, ada yang bisa menghilang spontan atau malah ada yang
berhubungan dengan kelainan organ atau sistem tubuh. Karena itu tak semua tanda lahir pada
hakikatnya harus dibiarkan saja, melainkan harus mendapat penatalaksanaan yang benar
berdasarkan jenisnya serta berdasarkan pertimbangan estetis, fungsional serta psikologis

1.2 Anatomi kulit dan Fungsi Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang
dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi
mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak
pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit
tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong4.

Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri,
virus dan jamur. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh
darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Setelah kehilangan seluruh kulit,maka ciran tubuh yang
penting akan menguap dan elektrolit-elektrolit yang penting akan menghilang dari tubuh, akan
menguap dan lektrolit-elektrolit akan hilang dalam beberapa jam saja. Contoh dari keadaan ini
adalah penderita luka bakar. Bau yang sedap atau tidak sedap dari kulit berfungsi sebagai
pertanda penerimaan atau penolakan sosial dan seksual. Kulit juga merupakan tempat sensasi
raba, tekan, suhu, nyeri dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang bertautan4.

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis
yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari
mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat4.

Secara anatomis kulit tersusun atas 3 lapisan pokok terdiri dari : a. lapisan epidermis, b.
lapisan dermis, c. subkutis, sedangkan alat-alat tambahan juga terdapat pada kulit antara lain

2
kuku, rambut, kelenjar sebacea, kelenjar apokrin, kelenjar ekrin. Keseluruhan tambahan yang
terdapat pada kulit dinamakan appendices atau adnexa kulit4.

A. Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis
gepeng bertanduk (keratinosit), mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal
epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan
kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi
setiap 4-6 minggu4,6.

Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :

1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki
dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum. Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah
dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin
yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap
filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel
dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami
gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril.
Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel
Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis
diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan
faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.

Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan
dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans)6.

3
B. Dermis

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True
Skin”. Lapisan dermis ini paling tebal dapat dijumpai di punggung dan paling tipis pada
palpebrae. Hubungan antara dermis dan epidermis ini tidaklah sebagai bidang yang rata, tetapi
berbentuk gelombang. Bagian dermis yang menonjol ke dalam epidermis dinamakan papilla,
sedangkan bagian epidermis yang menonjol ke dermis disebut rete ridge. Papila ini pada telapak
tangan dan jari-jari terutama tersusun linier yang member gambaran kulit yang berbeda-beda
sebagai dermatoglyphic (sidik jari). Bagian dermis papiler ini tebalnya sekitar seperlima dari
tebal dermis total. Bagian bawah dari dermis papiler ini dinamakan dermis retikuler yang
mengandung vasa darah dan lymphe, serabut syaraf, adnexa dan lainnya6,7.

Dermis ini tersusun dari beberapa unsure atau organ yang meliputi: unsure seluler, unsure
fibrous, substansi dasar, pembuluh darah dan limphe, system saraf. Kelima unsure atau organ
yang menyusun dermis akan kita bahas satu demi satu.

1. Unsur seluler lebih banyak didapatkan pada stratum papillaris yang terdiri dari:
1. fibroblast: merupakan sel pembentuk unsur untuk fibrous dan substansi dasarnya
2. Sel mast : merupakan sel pembentuk dan penyimpanan histamine dan histamine
like substance yang berperan dalam anafilaksis.
3. Makrofag : merupakan sel fagosit yang berfungsi memfagosit bahan-bahan asing
fan mikroorganisme.
4. Leukosit : Banyak dijumpai pada proses-proses peradangan yang dapat berupa
mononuclear ataupun granulosit.
2. Unsur fibrous lebih padat pada stratum retikularis dibandingkan pada stratum papilaris.
Unsur fibrous terdiri dari :
1. Kolagen : merupakan 70% dari berat kering seluruh jaringan ikat, serabut ini
terbentuk oleh fibroblast, tersusun atas fibrin dari rantai polypeptide. Serabut ini
bertanggung jawab pada ketegangan kulit merupakan unsure pembentuk garis
langer (cleavage line)

4
2. Elastin : Hanya 2 % dari berat kering jaringan ikat. Serabut elastin, ini juga
dibentuk oleh fibroblast tetapi susunannya lebih halus disbandingkan dengan
kolagen. Serabut elastin ini bertanggung jawab atas elastisitas kulit.
3. Retikulin : Merupakan serabut kolagen yang masih muda dan hanyalah dapat
dilihat dengan pewarna khusus.
3. Substansi dasar, tersusun dari bahan mukopolisakaris (asam hialuronat dan dermatan
sulfat), yang juga dibentuk oleh fibroblast. Substansi dasar hanya merupakan 0,1% dari
berat kering jaringan ikat, tetapi substansi dasar ini mampu menahan sejumlah air,
sehingga akan menempati ruang terbesar dari dermis.
4. Pembuluh darah dan limfe :

Pada kulit yang masih normal, darah yang sampai pada kulit merupakan 10% dari seluruh
peredaran darah dalam tubuh. Pembuluh darah di dalam kulit terdiri dari 2 plexus yaitu :

1. Plexus superficialis : terdapat pada bagian atas dermis dan tersusun sejajar dengan
epidermis. Plexus superficialis ini terdiri dari atas kepiler-kapiler, endarteriole dan
venulae yang member makan ke papilla.
2. Plexus profunda : Terdapat pada bagian bawah dermis atau dekat subcutis dan terutama
terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang lebih besar dari pada plexus superficialis.

Pada jari-jari di antara arteriole dan venulae terdapat kelompokan otot polos yang mempunyai
fungsi khusus yaitu mengatur shunt arterio-venosa dan sering dinamakan glomus. Sedangkan
pembuluh limfe biasanya mengikuti pembuluh darah.

1. Sistem saraf

Kulit diinervasi oleh kira-kira 1.000.000 serabut saraf aferen. Sebagian besar terdapat pada
wajah dan ekstremitas, sedangkan pada punggung relative sedikit. Serabut saraf ini mempunyai
akson dengan badan sel yang berada pada dorsal root ganglia . Serabut saraf ini masuk kulit
melalui lapisan lemak subkutan, kemudian masing-masing terbagi dua yaitu serabut saraf
bermyelin dan serabut saraf tidak bermyelin. Serabut saraf bermyelin berjalan horizontal
membentuk anyaman dengan serabut yang sama, kemudian naik ascenden bersama pembuluh
darah dan menginervasi dermis bagian superficial. Dalam perjalanan selanjutnya serabut ini

5
dibungkus oleh sel Schwann dan sebagian tidak bermyelin. Sebagian berakhir di dermis,
beberapa melakukan penetrasi membrane basalis tetapi tidak jauh melanjut ke epidermis.

Ada 3 macam serabut saraf yag terdapat pada kulit, yaitu :

1. Serabut adrenergic : berfungsi untuk menginervasi pembuluh darah (untuk vasokonstriksi


pembuluh darah, m erector papilare (untuk kontraksi otot tersebut), dan kelenjar apokrin
(untuk pengatur sekresi kelenjar apokrin.
2. Serabut kolinergik : berfungsi menginervasi kelenjar ekrin.
3. Serabut sensorik : berfungsi untuk menerima rangsangan dari luar tubuh. Ada beberapa
akhiran serabut saraf sensorik, yaitu : 1. Korpuskulum Meisnerri, 2. Korpuskulum
Paccini, 3. Akhiran serabut saraf bebas.

Ketiga akhiran serabut sensorik tersebut lebih jauh adalah sebagai berikut :

1. Korpuskulum Meisnerri berfungsi menerima rangsangan sentuhan dan tekanan ringan.


Terdapat pada papilla dermis dan paling banyak dapat dijumpai pada telapak tangan dan
kaki.
2. Korpuskulum Paccini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan dalam dan terdapat
pada dermis bagian dalam terutama pada bagian-bagian badan yang sering menahan
beban berat.
3. Akhiran saraf rambut bebas berfungsi untuk menerima rangsangan panas, dingin, nyeri,
gatal. Akhiran saraf bebas ini terdapat terutama pada papilla dermis dan sekitar folikel
rambut.

Batas antara epidermis dan dermis dibentuk oleh zone membrane basalis. Dengan menggunakan
mikroskop electron, membrane ini dapat dilihat terdiri dari 4 komponen yaitu : membrane sel
dari sel basal dengan hemidesmosom, celah intermembranous, lamina basalis, komponen fibrous
dermis yang dapat dilihat dengan mikroskop biasa dengan pewarna khusus menggunakan PAS.
Zone membrane basalis ini merupakan filter semipermeable yang memungkinkan pertukaran sel
dn cairan antara dermis dan epidermis1,2.

6
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces
dan respon inflamasi6,7.

C. Subkutis

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini
terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya.
Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu.
Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol
bentuk tubuh dan mechanical shock absorber6.

D. Vaskularisasi Kulit

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan
retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan
pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu
cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis
melalui membran epidermis6.

1.3 Fisiologis Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol
suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma
mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah
diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya
akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan
suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus.
Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit,

7
paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh
darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh
akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia
yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah
kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas6.

1.4 Tujuan
- Mengetahui klasifikasi birthmark
- Mengetahui jenis birthmark
- Mengetahui penatalaksanaan birthmark

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Birthmark


Merupakan ruam berwarna yang timbul pada permukaan atau dibawah permukaan kulit yang
terlihat ketika lahir atau berkembang sesaat setelah lahir.1,8

2.2 Epidemiologi
Sekitar 50% manusia di dunia ini memiliki tanda lahir alias “tompel” atau tahi lalat di
kulitnya. Munculnya tanda lahir tidak lepas dari faktor ras dan keturunan.8

2.3 Etiologi
Sebenarnya hingga kini penyebab terbentuknya tanda lahir pada bayi masih belum bisa
dipastikan. Secara garis besar, tanda lahir terbagi menjadi dua jenis, yaitu tanda lahir vaskular
dan tanda lahir berpigmen. 8,9,10

2.4 Klasifikasi Birthmark


Bayi baru lahir seringkali memiliki tanda lahir pada area tubuh tertentu. Tanda lahir itu dapat
berupa bercak dengan beragam warna dan bentuk. Beberapa tipe tanda lahir dapat berkaitan
dengan keturunan namun tidak selalu. Orangtua kerap kali merasa khawatir saat menemukan
tanda lahir yang tidak biasanya didapatkan pada bayi baru lahir. Sebagian besar tanda lahir
disebabkan oleh adanya kumpulan pembuluh darah yang abnormal dan sering dikenal dengan
tanda lahir vaskuler. Tanda lahir lainnya terbentuk dari hasil pigmen tambahan pada kulit bayi.
Mekanisme terbentuknya tanda lahir ini sampai saat ini masih belum jelas.1,8,9

Orangtua perlu mengetahui beberapa jenis tanda lahir yang sering ditemukan pada bayi, baik
yang memerlukan penanganan medis ataupun tidak. Tanda lahir vaskuler ini sering disebut
dengan hemangioma. Tanda ini bervariasi, seringkali berwarna ungu, merah, merah muda
bahkan kebiruan. Variasi warna ini bergantung pada seberapa dalam pembuluh darah abnormal
timbul di lapisan bawah kulit.

9
 tanda lahir berpigmen: berwarna akibat pigmen berlebihan di kawasan kulit tersebut.
Selalunya berwarna gelap seperti tahi lalat.
 tanda lahir vaskular: terjadi disebabkan saluran darah berkumpul di bawah kulit dan
memberikan kesan kemerahan atau merah jambu.

2.5 Jenis Birthmark


1. Dermal melanocytosis (Mongolian Spot)
(a) Definisi
Bercak mongol adalah bercak yang berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian
atau daerah sakral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol
biasaya terjadi pada anak-anak yang di lahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-
kadang terjadi pada anak-anak dengan orang tua mediterania. Bercak mongol (Bintik
Mongolian), lebih banyak terdapat di bagian pantat, dan meluas ke wilayah sakral biasanya
pada bayi berkulit gelap daerah pigmentasi biru-kehitaman, dapat terlihat pada semua
permukaan tubuh, termasuk pada ekstremitas. Bercak ini lebih sering terlihat di panggung
dan bokong. Bercak-bercak ini lebih sering terlihat pada individu berkulit lebih gelap tanpa
memperhatikan kebangsaannya. Bercak ini secara bertahap akan lenyap dengan sendirinya
dalam hitungan bulan atau tahun.11

(b) Patofisiologi
Bercak mongol rata-rata muncul pada umur kehamilan 38 minggu. Bercak Mongolian
sering ditemukan pada daerah punggung dan pantat/pangkal paha bagian atas bayi-bayi
kulit hitam (80-90%),bayi asia /oriental (75%) dan bayi kulit putih (10%).meskipun
namanya bercak Mongolian ,namun tidak ada korealsi secara antropologis.bercak ini
sebagian besar cenderung menghilang dan tertutup oleh pigmentasi normal dalam usia 1
tahun pertama,sebagian dalam usia 3-5 tahun.. Bercak mongol ini kebannyakan timbul
beragam pada daerah presakral,tetapi dapat ditemukan pada paha bagian
posterior,tungkai,punggung,dan bahu. 11,12

10
(c) Epidemiologi
Lebih dari 80 % dari bayi hitam, Asia dan bayi Indian Timur memiliki lesi ini sementra
insiden pada bayi kulit putih kurang dari 10 %. Hampir 90% bayi dengan kulit berwarna
atau kulit Asia (Timur) lahir dengan bercak ini, namun pada bayi Kaukasia hanya 5%.11

(d) Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan
oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama
proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis.11,12

Bercak mongol sering kali menghilang dalam beberapa minggu pertama kehidupan
tetapi kadang-kadang menetap. Degenari maligna tidak pernah terjadi. Lesi multipel yang
terbesar luas, terutama pada tempat-tempat yang jarang terkena,sering kali tidak
menghilang. Penampilan khas dan mulainya secara kongenital membedakan bercak ini
dengan memar karena penganiayaan.

Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang terletak di lapisan dermis sebelah dalam
atau di sekitar folikel rambut. Kadang-kadang tersebar simetris, dapat juga unilateral.
Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan
sistemik.

(e) Manifestasi Klinis


Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman.
Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian punggung,
pinggang, dan pundak. Bercak mongol juga bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti
sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak
mongol.

11
Adanya bercak kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian punggung, bokong.
Bagian bawah spina, pada bahu atau bagian lainnya. Biasanya bercak mongol ini terlihat
sebagai :

a. Luka seperti pewarnaan


b. Daerah pigmentasi memiliki tekstur kulit yang normal
c. Area datar dengan bentuk yang tidak teratur
d. Biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun
e. Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan

Tanda bercak mongol yaitu :


a. bercak kebiru-biruan,kehitaman atau kecoklatan yang lebar,
b. biasanya timbul didaerah bokong.tempat timbul lainnya yaitu pada daerah pipi dan mata.
c. bercak ini timbul pada kehamilan 38 minggu.
d. bercak ini akan menghilang setelah beberapa bulan atau sekitar satu tahun

(f) Diagnosa Banding


 Blue Nevi
 Dermal melanocyte hamartoma
 Physical Child Abuse

(g) Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4
tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol
multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan
hilang,tapi dapat menetap sampai dewasa.

Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun
pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang-kadang juga menghilang setelah
dewasa. Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol masih memiliki
bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak berbahaya dan
tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus. Nervus Ota (Daerah zigomaticus)

12
dan Nervus Ito (daerah sclera atau fundus mata atau daerah delto trapezius) biasanya
menetap, tidak perlu diberikan pengobatan. Namun, bila penderita telah dewasa, pengobatan
dapat dilakukan dengan alasan estetik. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan
menggunakan sinar laser.

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh Bidan dalam hal ini adalah dengan
memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang
dimaksud dengan bintik mongol menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bintik
mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau
tahun tidak berbahaya serta tidak memerlukan penanganan khusus sehingga orang tua bayi
tidak merasa cemas.

2. Congenital Melanocytic Nevus (Moles)


(a) Definisi
Nevus melanositik adalah neoplasma jinak atau hamartoma yang mengandung
melanosit, yaitu sel – sel yang memproduksi pigmen yang secara konstituen berkolonisasi
membentuk epidermis. Melanosit merupakan derivate dari neural crest dan bermigrasi
sewaktu embriogenesis ke ectoderm target (primer di kulit dan sistem susunan saraf
pusat), serta pada mata dan telinga. 13,14

(b) Patofisiologi
Melanosit terdapat di lapisan basal epidermis dan menunjukkan area perbatasan
tertentu. Melanosit non – neoplastik secara tipikal menunjukkan inhibisi kontak antara
satu sama lain dan sel pigmen biasanya tidak ditemukan sebagai sel penyambung. Namun
dengan suatu bentuk stimulasi tertentu, seperti radiasi sinar UV, densitas melanosit di
dalam epithelium normal dapat meningkat. Melanosit normal juga dapat melibatkan
epithelium adneksal, yang paling mudah terlihat adalah papilla folikular.

Nevus berasal dari sel nevus yang merupakan diferensiasi inkomplit dari melanosit
di epidermis, dermis dan perbatasan antara epidermis dengan dermis. Nevus sering
ditemukan pada margin palpebrae, sering tumbuh menempel pada permukaan okular.
Nevus jinak yang asimptomatik tidak memerlukan terapi, tetapi nevi compound dan nevi

13
junctional bisa berubah menjadi ganas. Nevus melanositik adalah proliferasi melanosit
yang berkontak antara satu sama lain, membentuk suatu kelompok sel yang dikenal
sebagai nests. Nevus melanositik ini biasanya terbentuk sewaktu masa anak – anak dan
onsetnya dipercaya sebagai respon terhadap matahari atau paparan sinar UV.

Nevus melanositik juga diteliti dapat berkembang atau meluas dengan cepat
setelah adanya luka bakar, severe sunburns, atau nekrolisis toksik epidermal (TEN) atau
pada orang dengan bula epidermolisis. Dalam hal ini, pembentukan nevus melanositik
eruptif ini dipropagasi oleh stimulus bersifat traumatik, dengan penyebaran sel – sel
nevus melanositik pada area yang mengalami trauma. Hormon pertumbuhan, seperti
fibroblast growth factor, dipercaya dapat juga menyebabkan proliferasi keratinosit dan
dapat mengkontribusi terhadap stimulasi proliferasi melanosit. Secara garis besar,
etiologi pasti dari pembentukan dan perkembangan nevus melanositik ini adalah
kompleks dan bersifat multifaktorial dan tidak difahami sepenuhnya. 13

Nevus melanositik didapat dianggap sebagai neoplasma jinak, di mana melanosit


berasal dari neural crest, dan dapat ditemui distribusinya di dermis, di sekitar dan di
dalam dinding pembuluh darah, sekitar struktur adneksa, seperti folikel rambut, di dalam
subkutis dan kadang – kadang di dalam otot rangka, otot polos, saraf dan gandula
sebasea.

Nevus bisa menyebabkan gejala sekiranya nevus mengenai permukaan okular


atau mengalami pembesaran serta mengganggu penglihatan. Terapinya berupa eksisi atau
reseksi pada margin palpebrae.Nevus cenderung untuk berubah dalam 3 tahap : junctional
yaitu terletak di lapisan basal epidermis dermal, compound yaitu perluasan dari zona
transisi ke epidermis sampai ke dermis dan dermal yaitu disebabkan oleh involusi
komponen epidermis dan dermis.

Pada anak – anak, nevus diawali oleh junctional nevi, yang berbentuk datar
dengan makula berpigmen. Menjelang dekade kedua, kebanyakan nevus menjadi nevi
compound yang mana nevus tadi mengalami elevasi dengan papul berpigmen. Kemudian,

14
pigmentasi epidermis ini menghilang dan nevi compound tadi menetap tetapi dengan
pigmentasi yang minimal atau lesi amelanotik. Pada usia 70 tahun, semua nevi menjadi
dermal nevi dan pigmen menghilang.

15
Stimulasi ( Radiasi sinar UV)

Faktor Genetik Melanosit 

Diverensiasi inkomplit

Sel Nevus 

Terbentuknya makula/papula/nodul

Melanosit memberi warna pada lesi


Kerusakan integritas jaringan  Gen CDKN2A(p16),
Radiasi sinar UV CDK4, Rb1, CDKN2A (p19),
PTEN/MMAC1 dan ras.
Lesi membesar
Respons Psikologis

Melanoma Maligna

Ansietas

Gangguan
Gambaran diri

Kurangnya pengetahuan
Mekanisme
koping salah

eksisi Kerusakan integritas


kulit

Kerusakan
saraf perifer

Gangguan Gangguan Istirahat


Nyaman Nyeri dan tidur

16
(c) Epidemiologi
Nevus adalah lesi jinak ketiga terbanyak pada regio periokular setelah papilloma
dan kista inklusi epidermal. Nevus melanositik kongenital dapat terjadi sewaktu baru
lahir atau setelahnya dan nevus melanositik didapat terjadi bukan sewaktu lahir dan
insidennya meningkat pada tiga dekade pertama kehidupan. Insiden puncak nevus
melanositik adalah pada dekade 4 dan dekade 5 kehidupan, dan insidennya berkurang
dengan berkurangnya setiap dekade, dengan insiden terendah pada orang lansia. Insiden
nevus didapat meningkat sewaktu masa anak – anak sehingga dewasa muda, dan secara
perlahan mengalami involusi, dan akhirnya menjadi sangat jarang pada usia lanjut.

(d) Etiologi
Etiologi dari nevus melanositik masih belum diketahui. Tidak ada data akurat
tentang pengaruh genetik atau lingkungan yang dapat mengkontribusi terhadap
perkembangan nevus kongenital. Faktor genetik spesifik yang mengkontribusi terhadap
perkembangan nevus melanositik didapat juga masih belum diketahui.
Walaubagaimanapun, data menunjukkan kecederungan pemkembangan nevus dalam
jumlah banyak, seperti nevus displastik multipel mungkin dapat diturunkan secara
autosomal dominan.
Insiden nevus melanositik pada masa anak – anak secara inversi berhubungan
dengan tingkat pigmentasi kulit dan tinggi pada anak – anak dengan toleransi sinar
matahari yang jelek. Mekanisme terjadinya induksi ini masih belum diketahui, namun
induksi tersebut dapat dijelaskan seperti gambaran promosi tumor oleh sinar ultra violet

(e) Manifestasi Klinis


a.Junction nevi
Secara umum tidak berambut, makulanya terang, sampai coklat kehitaman,
ukurannya bervariasi dari 1 mm sampai 1 cm (diameter), permukaan halus dan rata. Lesi
bisa berbentuk bulat, elips, ada yang berbentuk kecil, irregular. Lokasi sering di telapak
tangan, telapak kaki dan genitalia. Jarang setelah lahir, biasanya berkembang setelah usia
2 tahun. Pembentukan aktif sel nevusnya hanya pada pertemuan epidermis dan dermis.

17
b.Compound nevi

Hampir sama dengan junctional nevi, tetapi sedikit menonjol dan ada yang
berbentuk papillomatous. Warnanya seperti warna kulit sampai warna coklat.
Permukaannya halus, lokasi banyak di wajah dan biasanya ditumbuhi rambut. Sel
nevusnya berada pada epidermis dan dermis.

c.Intradermal nevi

Bentuk papel (kubah), ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1 cm atau


lebih (diameter). Lokasinya di mana – mana tapi paling banyak di kepala, leher, dan
biasanya ditumbuhi rambut kasar, berwarna coklat kehitaman. Sel nevusnya berada pada
dermis.

(f) Diagnosa Banding


 Atypical Mole (Clark Nevus or Dysplastic Nevus)
 Cafe Au Lait Spots
 Nevus spilus

(g) Penatalaksanaan
Terapi medikamentosa tidak efektif dan tidak berperan dalam diagnosis atau
tatalaksana neoplasma jinak seperti nevus melanositik.

Nevus melanositik dapat diangkat dan dieksisi dengan operasi dengan teknik
biopsi eksisi, shave excision, electrodesiccation dan ektirpasi komplit, dengan alasan
kosmetik atau karena atas indikasi berdasarkan potensial biologik lesi untuk menjadi
maligna. Nevus melanositik yang diangkat karena alasan kosmetik biasanya dilakukan
eksisi shave atau tangensial, punch excision dilakukan untuk lesi yang kecil, dan lesi
yang besar mungkin memerlukan eksisi komplit dengan penutupan sutura walaupun
bersifat jinak karena lesi yang melebihi diameter 1 cm sukar dilakukan dengan teknik
shave excision.

18
3. Café-Au-Lait-Spot
(a) Definisi
Makula café au lait (CAL) adalah makula atau bercak hiperpigmentasi berwarna
seperti kopi susu, biasanya berbentuk bulat atau oval, berbatas tegas dengan permukaan
halus dan ukuran yang bervariasi.1,2 Makula CAL dapat timbul secara kongenital atau
didapat pada saat lahir, segera setelah lahir atau saat masa kanak-kanak. Pada bayi baru
lahir, makula CAL mempunyai diameter antara 0,2 – 4 cm dan ukuran bertambah sesuai
dengan pertumbuhan tubuh. Sedangkan pada anak yang lebih tua dan dewasa, makula
CAL dapat mencapai diameter 1,5 cm - 30 cm. Makula CAL dapat tersebar diskret pada
seluruh badan dengan predileksi pada daerah bokong dan badan.15

(b) Epidemiologi
Secara epidemiologi frekuensi dan jumlah makula CAL bervariasi dengan
frekuensi kejadian yang lebih tinggi pada ras kulit hitam. Alper dan Holmer (1983)
melaporkan bahwa dari penelitian dengan subyek 4641 bayi baru lahir, makula CAL
tampak pada 0,3% bayi ras Kaukasia dan 18 % pada bayi ras kulit hitam. 3 Frekuensi bayi
atau anak dengan sedikitnya satu makula CAL juga dilaporkan terjadi pada 3% populasi
Hispanik, 0.5% populasi Arab, 0.4% populasi Cina dan 0.1% populasi Yahudi.7,8
Beberapa penelitian mengenai prevalensi makula CAL pada populasi normal
menunjukkan bahwa rata-rata bayi dan anak mempunyai 2 – 3 makula CAL, sedangkan
makula CAL berjumlah lebih dari 6 buah tanpa bukti adanya gangguan neurokutan,
hanya ditemukan pada sekitar 0,1% anak.3,7

(c) Etiologi
Hiperpigmentasi pada makula CAL terjadi akibat peningkatan produksi melanin
karena berbagai stimulasi misalnya hormon, radiasi atau faktor-faktor genetik.2 Diagnosis
makula CAL ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan histopatologis
pada makula CAL menunjukkan peningkatan kandungan melanin pada melanosit dan
keratinosit sel basal tanpa disertai proliferasi melanosit. Namun demikian, pemeriksaan
histopatologi tidak dapat membedakan berbagai kelainan yang berhubungan dengan
makula CAL.

19
(d) Manifestasi Klinis
a. Bintik-bintik pigmen (bercak) pada kulit berwarna merah kecoklatan atau lebih seperti
warna kopi susu, pada orang berkulit gelap Cafe-au-lait spot terlihat lebih gelap
dibandingkan warna kulit di sekitarnya,
b. Datar atau rata pada kulit

(e) Diagnosa Banding


 Congenital Nevi
 Post Inflamasi Hiperpigmentasi
 Genetics of Neurofibromatosis Type 1 and Type 2

(g) Penatalaksanaan
Terapi untuk makula CAL pada umumnya tidak diperlukan. Untuk lesi yang
mengganggu secara kosmetis dapat dilakukan bedah laser meskipun harus dilakukan
berulang-ulang dengan hasil yang tidak dapat dipastikan

4. Nevus Sebaceus
(a) Definisi
Nevus Sebaceous biasanya muncul pada kulit kepala bayi atau wajah sebagai plak
berwarna kuning. Pada masa pubertas, tanda lahir ini cenderung makin terlihat dan
menonjol. Meskipun sangat jarang dijumpai, tanda lahir ini berisiko tinggi berkembang
menjadi kanker kulit sehingga perlu dilakukan pembedahan pada usia dini untuk
mencegahnya tumbuh menjadi kanker.16

(b) Patofisiologi
Berbeda untuk masing-masing tahap. Pada tahap pertama, jaringan pilosebaceous
premature berproliferasi. Di tahap kedua, ada permatangan jaringan, papilloma seperti
proliferasi epidermis, proliferasi ektopik dari apokrin kelenjar dan kelainan kulit
jaringan ikat. Dalam tahap ketiga, terjadi perubahan histologis yang cepat pada tahap
kedua, dengan tambahan proliferasi epitel tumorous.

20
(c) Epidemiologi
Berdasarkan penelitian di United States hanya 0,3% bayi baru lahir ada Nevus
sebaceous.

(d) Manifestasi Klinis


Nevus sebaceous palinh sering terjadi pada kepala dan wajah. Perkembangan
gejala terdiri dari tiga tahap: pertama, pada saat melahirkan plak putih kekuningan
alopecia areata-mirip yang muncul; kedua, dengan usia plak meningkatkan dengan tegas
dan secara bertahap menjadi verrucous dan kecoklatan, ketiga, pada masa pubertas lesi
dari kedua tahap memburuk dan tumor epitel tambahan muncul. Epithelial tumor seperti
tumor kulit akut tambahan(misalnya, syringocystadenoma pailiferum, trichoblastoma)
dan karsinoma sel basal dapat terjadi secara skunder.16

(e) Diagnosa Banding


 Aplasia Cutis Congenita
 Congenital Nevi
 Epidermal Nevus Syndrome
 Nongenital Warts
 Seborrheic Keratosis

(f) Penatalaksanaan
Eksisi bedah dilakukan apabila ada dugaan tumor skunder atau ada kekhawatiran kosmetik.

5. Nevus Simplex(Salmon Patches)


(a) Definisi
Salmon patch termasuk jenis tanda lahir yang disebabkan oleh pembuluh darah di
kulit yang berlebihan. Nama lain dari tanda lahir ini adalah macular stain, angel kiss,
and stork bite. Tanda lahir berwarna merah samar ini sering muncul di dahi, kelopak
mata, leher, atau belakang kepala. Salmon patch tidak berbahaya dan tidak memerlukan
pengobatan, karena biasanya berangsur hilang dalam beberapa tahun(1-2 tahun)

21
(b) Epidemiologi
Berdasarkan penelitian di United State, salmon patch terdapat sekitar 42%
pada neonatus berkulit putih dan 31% pada neonatus berkulit gelap.

6. Hemangioma
(a) Definisi

Hemangioma adalah tumor jinak atau hamartoma yang terjadi akibat gangguan
pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi di segala organ
seperti hati, limpa, otak, tulang, dan kulit. Hemangioma adalah suatu kelainan pembuluh
darah bawaan yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum. Hemangioma bukanlah
tumor neoplastik sekalipun mempunyai kecenderungan untuk membesar. Ia merupakan
“mesodermal excess” dari jaringan “vaso formative”.2,17,18

Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering terjadi pada bayi
baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 satu tahun (5-10%). Biasanya
Hemangioma sudah nampak sejak bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa
minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan
tubuh, seperti : kepala, leher, muka, kaki atau dada. Umumnya hemangioma tidak
membahayakan karena sebagian besar kasus hemangioma dapat hilang setelah kelahiran.

(b) Patofisiologi
Meskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan dan involusi
hemangioma tidak begitu dimengerti, pengetahuan mengenai pertumbuhan dari
pembuluh darah yang normal dan proses angiogenesis dapat dijadikan petunjuk.
Vaskulogenesis menunjukkan suatu proses dimana prekursor sel endotel meningkatkan
pembentukan pembuluh darah, mengingat angiogenesis berhubungan dengan
perkembangan dari pembuluh darah baru yang ada dalam sistem vaskular tubuh. Selama
fase proliferasi, hemangioma mengubah kepadatan dari sel-sel endotel dari kapiler-
kapiler kecil. Sel marker dari angiogenesis, termasuk proliferasi dari antigen inti sel,
collagenase tipe IV, basic fibroblastic growth factor, vascular endothelial growth factor,
urokinase, dan E-selectin, dapat dikenali oleh analisis imunokimiawi.1

22
Hemangioma superfisial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana
ukuran dan volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat,
dimana perubahan hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi dimana hemangioma
mengalami regresi secara spontan. Selama fase involusi, hemangioma dapat hilang
tanpa bekas. Hemangioma kavernosa yang besar mengubah kulit sekitarnya, dan
meskipun fase involusi sempurna, akhirnya meninggalkan bekas pada kulit yang
terlihat. Beberapa hemangioma kapiler dapat involusi lengkap, tidak meninggalkan
bekas.

(c) Epidemiologi
Hemangioma adalah tumor yang paling sering pada bayi dan anak-anak.
Kejadiannya 4 % - 10 % pada kulit putih. Lesi ini 3 – 5 kali lebih
sering pada anak perempuan daripada laki-laki. Begitupun kebanyakan
hemangioma yang problematik pada anak perempuan daripada laki-laki.
Frekuensi lebih tinggi pada bayi prematur yaitu 23 % pada yang berat
250 badannya kurang dari 1200 gram. Hemangioma lebih jarang pada yang
berkulit gelap.

(d) Etiologi
Faktor biologis pencetus hemangioma masih belum diketahui,
begitu juga asal dari sel-sel endothelial tumor ini belum diketahui,
Penyebab lain yang mungkin adalah genetik dan viral

(e) Klasifikasi dan Manifestasi Klinis


Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma kapiler dan
hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler (superfisial hemangioma) terjadi pada
kulit bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada kulit yang lebih
dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus kedua jenis
hemangioma ini dapat terjadi bersamaan atau disebut hemangioma campuran.

23
Secara histologik Hemangioma diklasifikasikan berdasarkan besarnya pembuluh
darah, menjadi tiga jenis yaitu :17,18

1. Hemangioma kapiler, yang terdiri atas :

1. Hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus, strawberry nevus).


2. Granuloma piogenik.
3. Cherry-spot (ruby-spot), angioma senillis.

2. Hemangioma kavernosum, yang terdiri atas :

1. Hemangioma kavernosum (Hemangioma matang).


2. Hemangioma keratonik.
3. Hemangioma vaskular.

3. Telangiektasis :

1. Nevus flameus.
2. Angiokeratoma.
3. Spider angioma.

Dari segi praktisnya, umumnya para ahli memakai sistem pembagian sebagai berikut:

1. Hemangioma kapiler.

Dari Hemangioma kapiler, dikenal :

1) “Salmon patch”.

2) “Port wine stain”.

3) “Spider angioma”.

4) “Strawberry mark”

24
Tanda-tanda Hemangioma kapiler, berupa bercak merah tidak menonjol dari permukaan
kulit. “Salmon patch” berwarna lebih muda sedang “Port wine stain” lebih gelap kebiru-
biruan, kadang-kadang membentuk benjolan di atas permukaan kulit.

2. Hemangioma kavernosum.

Tampak sebagai suatu benjolan, kemerahan, terasa hangat dan


“compressible” (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas dalam beberapa waktu
membesar kembali).

3. Hemangioma campuran (kapiler dan kavernosum).

Diantara jenis Hemangioma kavernosum dan campuran ada yang disertai


fistula arterio-venous (bawaan).2

1. Hemangioma kapiler
a. Strawberry hemangioma (hemangioma simplek)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir.
Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam beberapa hari
atau beberapa minggu. Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin besar.
Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan
keras pada perabaan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah
sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar

b. Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi
bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi
biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering
pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul
eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1
cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah.

25
2. Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang
berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung lagi
apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang.Bentuk kavernosum jarang
mengadakan involusi spontan. Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada
lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ dalam.

3. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran
klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan
pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa
anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian
pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.

Manifestasi Klinis:
Gambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen, gambaran yang ditunjukkan
tergantung kedalaman, lokasi, dan derajat dari evolusi. Pada bayi baru lahir, hemangioma
dimulai dengan makula pucat dengan teleangiektasis. Sejalan dengan perkembangan
proliferasi tumor gambarannya menjadi merah menyala, mulai menonjol, dan
noncompressible plaque. Hemangioma yang terletak di dalam kulit biasanya lunak, masa
yang terasa hangat dengan warna kebiruan. Seringkali, hemangioma bisa berada di
superfisial dan di dalam kulit. Hemangioma memiliki diameter beberapa milimeter
sampai beberapa sentimeter. Hemangioma bersifat solid, tapi sekitar 20% mempunyai
pengaruh pada bayi dengan lesi yang multipel.1

Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita
hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi prematur.
Kurang lebih 55% hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan perkembangannya pada
saat minggu pertama kehidupan. Dulunya, hemangioma menunjukkan fase proliferasi
awal, involusinya lambat, dan kebanyakan terjadi resolusi yang komplit. Jarang sekali
hemangioma menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir. 1

26
Walaupun perjalanan penyakit dari hemangioma sudah diketahui, sangat sulit untuk
memprediksi durasi dari pertumbuhan dan fase involusi untuk setiap individu. Superfisial
hemangioma biasanya mencapai ukuran yang maksimal sekitar 6-8 bulan, tapi
hemangioma yang lebih dalam mungkin berproliferasi untuk 12-14 bulan. Pada beberapa
kasus dapat mencapai 2 tahun. Onset dari involusi lebih susah untuk diprediksi tapi
biasanya digambarkan dari perubahan warna dari merah menyala ke ungu atau keabu-
abuan. Kira-kira 20-40% dari pasien mempunyai sisa perubahan dari kulit, hemangioma
pada ujung hidung, bibir, dan daerah parotis biasanya involusinya lambat dan sangat
besar. Hemangioma superfisial pada muka sering meninggalkan noda berupa sikatrik.1

Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau
beberapa saat setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau
beberapa bulan; warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis
kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan,
warnanya menjadi merah gelap.19,20

• Hemangioma kapiler, “Port wine stain” tidak ada benjolan kulit.


• “Strawberry mark”, menonjol seperti buah murbai.
• Hemangioma kavernosum, teraba hangat dan “compressible”

(g) Penatalaksanaan

Dari segi pengobatan, karena adanya persamaan-persamaan dalam tindakan, maka


dapat digolongkan atas 3 golongan yaitu :20,21

Golongan I :

1. ”Strawbery mark”
2. Hemangioma kavernosum
3. Hemangioma campuran

27
Golongan II

1. ”Salmon patch”
2. ”Port wine stain”

Golongan III

1. ”Spider angioma” dengan ”central arteriole”

Pengobatan untuk Golongan I

1. Radiasi : radiasi dapat membuat involusi, tapi komplikasi-komplikasi radiasi jauh


lebih berbahaya dari pada hemangiomanya sendiri bila tidak diobati.
2. Pembedahan
1. Eksisi hemangioma

Bukan cara yang ideal karena kesukaran teknis, perdarahan banyak, tidak dapat
mengambil secara tuntas tanpa merusak organ setempat, untuk hemangioma kecil kurang
dari 1 cm, di daerah nasolabialis eksisi akan memberi hasil baik.

1. Ligasi arteri proksimal : kurang memuaskan


2. Ligasi ”a-v shunt”
3. Elektro koagulasi : untuk ”spider angioma”
4. ”Sclerozing agent”

Dipakai 5% sod. Morhuate. Dipergunakan hanya di daerah skalp, lidah, mucosa, dimana
sikatriks yang timbul tidak akan menyusahkan kelak.

1. Kortikosteroid : dosis pemberian per oral 20-30 mg/hari selama 2-3 minggu, dan
pelan-pelan diturunkan sampai 3 bulan. Kortikosteroid, menambah sensitifnya
pembuluh darah terhadap vaso constricting agent.

28
Menunggu :

Tindakan ini dilakukan atas dasar pertimbangan, bahwa hemangioma ini akan
mengalami involusi spontan. Hemangioma ini sudah ada sejak lahir atau timbul
sementara sesudah lahir. Kemudian membesar dengan cepat sampai umur 6-9 bulan.
Selama 1 tahun berikutnya ia tumbuh pelan sampai maksimum besarnya pada lebih
kurang umur 1 tahun. Kemudian mulai terjadi involusi spontan. Perjalanan involusi
ini berjalan bertahun-tahun, sampai umur 7 tahun.

Pengobatan Golongan II :

“Salmon patch” dan “Port wine statis”, tidak mengadakan regresi spontan.
Tindakan eksisi kemudian defek ditutup dengan skin graft atau dengan flap
memberikan hasil lebih jelek dari sebelum operasi. Penanganan yang memberi hasil
memuaskan dengan sinar Laser Argon.

Terapi yang dapat diberikan saat ini ada beberapa macam. Pada masa
sekarang ini sudah tidak diperbolehkan lagi suatu hemangioma hanya dibiarkan saja
tanpa ada pengawasan lebih lanjut. Selain itu pengobatan pada setiap kasus
hemangioma dapat berbeda-beda, tergantung dari jenis hemangioma, lokasi dari
hemangioma dan umur dari pederita.

7. Nevus Flammeus(Port Wine Stains)


(a) Definisi
Tanda lahir ini warnanya lebih kemerahan hingga keunguan dan terjadi pada
sekitar 3 dari 1.000 bayi. Port wine dapat menebal dan bergelombang seiring
pertambahan usia serta dapat dikaitkan dengan meningkatnya tekanan pada mata. Anak-
anak yang memiliki port wine harus diperiksa oleh seorang spesialis mata. Tanda lahir
tidak dapat hilang sendiri tapi dapat dihilangkan dengan laser.22

29
Gambar 2.1 Congenital Melanocytic Nevus(Mole)

30
Gambar 2.1.1 Congenital Melanocytic Nevus(Mole)

31
32
Gambar 2.2 Café-Au-Lait-Spot

Gambar 2.2.1 Café-Au-Lait-Spot

33
Gambar 2.3 Dermal Melanocytosis(Mongolian Spots)

34
Gambar 2.4 Nevus Simplex(Salmon Patches-Stork Bite)

35
36
Gambar 2.4.1 Nevus Simplex(Salmon Patches-Angel Kisses)

Gambar 2.5 Nevus Sebaceous

37
Gambar 2.5.1 Nevus Sebaceous

38
Gambar 2.6.1 Strawberry Hemangioma

39
Gambar 2.6.2 Carvernous Hemangioma

40
Gambar 2.7 Nevus Flammeus(Port Wine Stains)

41
BAB III
KESIMPULAN

Tanda lahir ataupun birthmark pada periode neonatal sering ditemukan dan menjadi
penyebab kecemasan pada orang tua yang membuat mereka mencari konsultasi kesehatan.
Mayoritas lesi kulit neonatus biasanya fisiologis, sementara dan self-limited. Hanya lesi-lesi
patologis yang memerlukan terapi. Karakteristik kulit neonatus sangat sensitif terutama
karena pada masa ini terjadi penyesuaian awal terhadap fungsi kulit sebagai cukup
bulanoregulator. Penting bagi seorang dokter untuk dapat mengidentifikasi dan
mendiagnosis lesi kulit pada neonatus secara tepat agar dapat menghindari terjadinya
intervensi diagnostik dan tindakan terapeutik yang tidak perlu.
Beberapa lesi kulit, baik fisiologis ataupun patologis, dapat muncul pada saat lahir
dan selama periode neonatal. Pengetahuan mengenai lesi-lesi kulit fisiologis pada neonatus
akan membuat diagnosis lebih terarah sehingga tatalaksana yang akan diberikan pun akan
sesuai. Oleh karena itu, perlu pengamatan yang cermat serta pengetahuan mengenai
patofisiologi pada setiap lesi kulit yang terjadi akan mengarahkan pada ketepatan pemberian
tatalaksana.

42
DAFTAR PUSTAKA

1. Paller Amy S, Mancini Anthony J. Hurwitz Clinical Pediatrics Dermatology: A


Textbook of Skin Disorders of Childhood and Adolescence 4th ed. 2011. China: Elsevier
Inc.

2. Wolff K et al. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 8th ed. 2012. New York :
The McGraw-Hill Companies

3. L. Weibel, et al. Skin diseases of the infant. Kinderspital Zürich und Dermatologische
Klinik Universitätsspital Zürich 2012;38(12):477-92.

4. T Lissauer and Graham Clayden. Illustrated Textbook of Pediatrics. 2012. London :


Mosby Elsevier

5. G Gokdemir, et al. Cutaneous Lesions In Turkish Neonates Born In A Teaching Hospital.


2009. Sisli Etfal Research and Teaching Hospital, Istanbul, Turkey

6. Agarwal G, Kumar V, Ahmad S, Goel K, Goel P, et al. A Study on Neonatal Dermatosis


in a Tertiary Care Hospital of Western Uttar Pradesh India. 2012. J Community Med
Health Educ 2:169. doi:10.4172/2161-0711.1000169

7. J. Kaur, N. Sharma: Incidence Of Physiological And Pathological Skin Changes In The


Newborn. The Internet Journal of Dermatology. 2012. Volume 9 Number 1. DOI:
10.5580/2acb

8. Kliegman, Robert M, et al. Nelson textbook of Pediatrics 19th ed. 2011. Philadelphia:
Elsevier Inc.

9. S Ha-Neul and Benedict Evans. Childhood Skin Rashes. InnovAiT.2011. Vol. 4 no. 2 75-
81

43
10. Alper JC, Holmes LB. Incidence and significance of birthmarks in a cohort of 4,641
newborns.PediatrDermatol.1983;1:58–68

11. Chamlin SI, Williams ML. Moles and melanoma. Curr Opin Pediatr. 1998;10:398–404

12. Crowe FW, Schull WJ. Diagnostic importance of cafe ´-au-lait spots in
neurofibromatosis. Arch Intern Med. 1993;91:758–766

13. Dohil MA, Baugh WP, Eichenfield LF. Vascular and pigmented birthmarks. Pediatr Clin
NorthAm.2000;47:783–812

14. Drolet B. Birthmarks to worry about. Pediatr Dermatol. 1998;16: 447–453

15. Eichenfield LF. Evolving knowledge of hemangiomas and vascular malformations. Arch
Dermatol.1998;134:740–742

16. Eichenfield, LF, Gibbs NF. Hyperpigmentation disorders. In: Eichenfield LF, Frieden IJ,
Esterly NB, eds. Textbook of Neonatal Dermatology. Philadelphia, Pa: WB Saunders
Co;2001:370–394

17. Ellis SS, Mallory SB. Hypopigmentation disorders. In: Eichenfield LF, Frieden IJ,
Esterly NB, eds. Textbook of Neonatal Dermatology. Philadelphia, Pa: WB Saunders Co;
2001:353–369

18. Enjolras O, Garzon MC. Vascular stains, malformations and tumors. In: Eichenfield LF,
Frieden IJ, Esterly NB, eds. Textbook of Neonatal Dermatology. Philadelphia, Pa: WB
Saunders Co; 2001:324–352

19. Great Ormond Street. The Birthmark Unit in collaboration with the Child and Family
Information Group (2016). Birthmarks. Retrieved from : www.gosh.nhs.uk/medical-
information/search-medicalconditions/birthmarks

20. Passeron, T., Maza, A., Fontas, E., Toubel, G.,Vabres, P., Livideanu, C., & Lacour, J. P.
(2014).
Treatment of port wine stains with pulsed dye laser and topical timolol: A multicenter
randomized controlled trial. The British Journal of Dermatology, 170(6), 1350–1353.
doi:10.1111/bjd.12772

44
21. RCGP. Clinical module 3.21: Care of people with skin problems. Retrieved from
www.rcgp.org.uk/ training-exams/gp-curriculum-overview/onlinecurriculum/applying-
clinical-knowledge-section- 2/3-21-skin-problems/3-21-knowledge-andskills.aspx

22. Willacy, H. (2014). Port wine stain. Retrieved from http://patient.info/doctor/port-wine-


stain-pro

23. Zheng, J. W., Zhang, L., Zhou, Q., Mai, H. M., Wang, Y. A., Fan, X. D., & Zhao, Y. F.
(2013). A practical guide to treatment of infantile hemangiomas of the head and neck.
International Journal of Clinical and Experimental Medicine, 6(10), 851–860

45

Anda mungkin juga menyukai