Anda di halaman 1dari 108

NEOPLASMA KULIT

By :
Heryanto Syamsuddin
Klasifikasi
• Tumor Jinak  berdifrensiasi normal, mis : KS,
NP, Siringoma, dermatofibroma, Keloid dll
• Tumor Prakanker  kecendrungan berkembang
mjd kanker, PA : perub yg menyimpang dari
polarisasai sel normal, mis : KA, leukoplakia, K
arsenik, nevus sebasea dll
• Tumor Ganas struktur yg tdk teratur dgn
diferensiasi sel dlm pelbagai tingkatan pd
kromatin, nukleus dan sitoplasma, pertumbuhan
cepat, mitosis abnormal, ekspansif, infiltratif dan
bermetastase, mis : BCC,SCC, MM
Faktor-faktor yg berperan pd
neoplasma :
1. Faktor eksternal : Karsinogen, virus, SUV,
Trauma, radiasi dll
2. Faktor internal : Genetik, imunologik, ras dan
jenis kelamin
KERATOSIS SEBOROIK
definisi
• Keratosis Seboroik merupakan tumor jinak
yang sering dijumpai pada orang tua berupa
tumor kecil atau macula hitam yang menonjol
diatas permukaan kulit.

• Sinonim : Nevus seboroik, kutil senilis, veruka


seboroik senilis, papiloma sel basal
epidemiologi

• 38% wanita kulit putih dan 54% pada pria kulit


putih, 61% pria kulit hitam, dan >10% wanita kulit
hitam.

• Keratosis seboroik sering didapat pada usia


pertengahan sampai tua dan dapat muncul pertama
kali di usia remaja.
etiologi

• Penyebab pasti belum diketahui


• faktor keturunan
• penyebabnya terpapar sinar matahari secara kronis
• Infeksi virus
patofisiologi
• Ekspresi dari gen bcl-2, (gen onkogen penekan apoptosis) ,
 keratosis seboroik « basal sel karsinoma atau skuamos
sel karsinoma,
• Keratosis Seboroik memiliki banyak derajat pigmentasi.
Pada pigmentasi keratosis seboroik, proliferasi dari
keratinosit memacu aktivasi dari melanosit disekitarnya
dengan mensekresi melanocyte-stimulating cytokines.
Endotelin-1 memiliki efek simulasi ganda pada sintesis DNA
dan melanisasi pada melanosit manusia dan telah terbukti
terlibat sabagai salah satu peran penting dalam pembentukan
hiperpigmentasi pada keratosis seboroik.
Varian patologi Klinik
• Common Seborrheic Keratosis
lesi klasik. Bentuknya seperti jamur, dengan
epidermis hiperplastik dan berbatas tegas yang
menggantung di sekitar kulit.
• Reticulated Seborrheic Keratosis
Sinonim: adenoid seborrheic keratosis
Kumpulan sel-sel basaloid turun dari dasar epidermis. Kista-
kista keratin dikelilingi oleh sel-sel ini. Stroma kolagen
eosinopilik yang halus membungkus di sekeliling kumpulan
sel basaloid dan dapat membentuk lesi yang banyak.

• Stucco Keratosis
Sinonim: hyperkeratotic seborrheic keratosis, digitate
seborrheic keratosis, serrated seborrheic keratosis, verrucous
seborrheic keratosis.
Stucco keratosis muncul berukuran 3-4 mm, berwarna
seperti warna kulit atau benjolan berwarna putih abu-abu
yang muncul di tungkai bagian bawah..
• Clonal Seborrheic Keratosis
Jenis keratosis seboroik ini berbentuk sarang-sarang sel basaloid.
mengandung melanosit dalam jumlah besar. Keratinosit ini ukurannya
bisa bermacam-macam.

• Irritated Seborrheic Keratosis


Sinonim: inflamed seborrheic keratosis, basosquamous cell
acanthoma.
suatu keratosis seboroik memperlihatkan perubahan inflamasi, banyak
sel-sel eosinofilik skuamous
Keratinosit dalam suatu keratosis seboroik yang iritasi menunjukan
tingginya tingkat keratinisasi atau keratosis seboroik yang sudah
dewasa dibandingkan dengan common seborrheic ker atosis.
• Seborrheic Keratosis with Squamous Atypia
Lesi bisa sangat mirip dengan penyakit Bowen’s atau
karsinoma sel squamous yang invasive
• Melanoacanthoma
Sinonim: pigmented seborrheic keratosis.
Melanoacanthoma lebih gelap dari pigmented seborrheic
keratosis. Melanosit tersebut kaya dengan melanin,
sebaliknya di sekitar keratinosit sangat sedikit mengandung
melanin. Melanosit dapat berkembang menjadi sarang, yang
melebar dari lapisan basal ke lapisan superfisial epidermis.
Lesi ini tidak berpotensi menjadi ganas.
• The Sign of Leser-Trelat
Erupsi multipel keratosis seboroik, berkaitan dengan multipel internal
malignancies yang tersembunyi dan sering diikuti dengan rasa gatal .
Keganasan yang paling sering dihubungkan adalah adenokarsinoma
lambung, colon, dan payudara..

• Dermatosis Papulosa Nigra


Dermatosis papulosa nigra merupakan papul kecil pada wajah yang
tampak pada orang Afrika Amerika, namun terlihat pada orang yang
berkulit lebih gelap dari ras lain, nampak merupakan varian dari
keratosis seboroik.
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan histopatologi.
Komposisi keratosis seboroik adalah sel basaloid
dengan campuran sel skuamosa. Invaginasi keratin
dan horn cyst merupakan karakteristiknya. Sarang-
sarang sel skuamosa kadang dijumpai, terutama pada
tipe irritated.
pengobatan
• Krioterapi / bedah beku
• Bedah listrik.
• Bedah laser.
prognosis
Keratosis seboroik merupakan tumor jinak
dan tidak menjadi ancaman bagi kesehatan
individu. Lesi keratosis seboroik umunya tidak
mengecil namun akan bertambah besar dan tebal
seiring dengan waktu.
Xantoma
Pengertian
• Merupakan pertumbuhan baru pada kulit,
datar, agak berelevasi, atau sebagai nodulus,
berwarna kuning, disebabkan oleh kelainan
metabolisme lipoid
• Xantoma berwarna kuning atau kuning-jerami
• Xantomatosis adalah terdapatnya deposit lipid
kekuningan atau kuning-jerami di dalam sel
retikulo-endotelial
• Xantelasama adalah xantoma pada palpebra
Varian
• Xantoma diabetikorum
– Papul bulat berwarna kuning kemerahan dan
kadang disertai oleh telangiektasis
– Predileksi pada bokong, siku, dan lutut
– Terutama terlihat pada wanita usia 20-50 tahun
dengan obesitas
• Xantomatosis
– Disebabkan hiperlipidemia pada sirosis bilier
menahun
– Xantoma datar nampak pada telapak tangan dan
kaki, xantelasma pada palpebra, sedangkan yang
tuberosa berlokasi di atas tendon dan daerah-
daerah dengan banyak tekanan
Nevus Pigmentosus
Pengertian
• Tumor jinak melanosit yang tersusun dari sel-
sel nevus yang berpotensi berkembang
menjadi melanoma maligna
• Transformasi maligna ditandai dengan adanya
pembesaran, khususnya bila asimetris,
perubahan warna, perubahan permukaan,
terjadi penebalan, adanya nyeri, tanda-tanda
inflamasi, dan adanya pigmentasi satelit
• Patogenesis : Mutasi pada protein BRAF
(protein yang berasal dari gen RAS pada
reseptor kinase) atau gen RAS sendiri.
• Gambaran klinis :
Nevus berupa makula, papula, atau plak
berwarna coklat-keabuan sampai kehitaman,
homogen, biasanya berukuran kecil (kurang
dari 5 mm).
Berdasarkan tempat, dibagi menjadi:
• Junction Nevi
– Makula tidak berambut, berwarna dari terang
hingga coklat kehitaman, ukuran bervariasi dari
0.1 – 1 cm, permukaan halus dan rata
– Lesi berbentuk bulat, elips, irregular
– Lokasi di telapak tangan, telapak kaki, dan
genitalia
– Biasanya berkembang setelah umur 2 tahun
– Pertumbuhan aktif sel nevus hanya pada
pertemuan epidermis dan dermis
• Compound Nevi
– Hampir sama dengan junction nevi tetapi sedikit
menonjol dan ada yang berbentuk papilomatous
– Warnanya dari yang seperti warna kulit hingga
yang berwarna coklat, permukaan raba halus
– Lokasi banyak di wajah dan biasanya ditumbuhi
rambut
– Sel nevus berada pada epidermis dan dermis
• Intradermal Nevi
– Bentuk papul, ukuran bervariasi dari 0.1 cm
hingga lebih dari 1 cm
– Loasi terdapat di mana-mana, paling banyak di
kepala, leher, dan biasanya ditumbuhi rambut
kasar, berwarna coklat kehitaman
– Sel nevusnya berada pada dermis
Diagnosis Banding :
• Keratosis seboroik
• Melanoma maligna

Pemeriksaan penunjang : PA
Treatment
• Pembedahan, menggunakan tekhnik biopsi
eksisi, ataupun shave eksisi electro
dessication, atau ekstirpasi elips komplit
• Bedah listrik.
• Bedah laser
Shave biopsy technique
Hemangioma
DEFINISI
Tumor jinak kulit yang terjadi akibat gangguan
perkembangan system pembuluh darah di dermis
dan subkutis.

• BATASAN
• Hemangioma adalah suatu kelainan pembuluh darah
bawaan yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah
umum.
• Hemangioma bukanlah tumor neoplastik sekalipun
mempunyai kecenderungan untuk membesar. Ia
merupakan “mesodermal excess” dari jaringan “vaso
formative”.
PENYEBAB DAN EPIDEMIOLOGI
• Penyebab :
– Belum diketahui dengan pasti.

• Umur :
– sejak lahir, masa kanak-kanak.

• Jenis kelamin :
– Frekuensi yang sama pada anak pria dan
wanita.
Gejala singkat penyakit
Secara klinis dapat dibedakan menjadi beberapa
bentuk:
 Bentuk makula (tidak menonjol) = nevus flameus.
 Hemangioma simpleks dan kavernosa (menonjol).
• Nevus flameus: tampak berupa makula berwarna
merah jambu sampai kunguan.
• Hemangioma simpleks: mulai dengan papula kecil
yang makin lama makin besar membentuk nodus
berbatas tegas, warna merah dan perabaan lunak.
• Hemangioma kavernosa: nodula baerwarna merah
kebiruan dengan batas tidak tegas, berlobus, perabaan
lunak dan pinggir tidak teratur
PEMERIKSAAN KULIT.

• Lokalisasi : Wajah, leher, badan,


ekstremitas dan kepala.

• Efloresensi/siafat-sifatnya : Makula
eritematosa atau nodul yang berwarna merah
sampai kebiru-biruan dengan batas tidak
teratur.
Gambaran histopatologi

• Hemangioma simpleks:
– pelebaran pembuluh darah disertai dengan
proliferasi endotel kapiler sehingga lumen-lumen
kapiler tampak agak menyempit. Pada kasus lebih
lanjut endotel mengecil kembali dan lumen kapiler
membesar. Kaplier semakin banyak digantikan
oleh jaringan ikat sekitarnya.
Gambaran histopatologi
• Hemangioma kavernosa:
– lumen pembuluh darah di bagian bawah dermis
dan subkutis lebar, tidak teratur dan dinding
pembuluh darah dikelilingi oleh jaringan ikat yang
tebal.
Diagnosis banding.

• Limfangioma : warna kekuningan, bentuk


tidak teratur.
• Higroma : bentuk multilokular, padat.
• Neurofibroma : biasanya multiple, warna
kekuningan, konsistensi lunak.
• Penyakit-penyakit ini dapat dipastikan dengan
pemeriksaan histopatologi.
PENATALAKSANAAN.

• Konservatif :
– Dibiarkan sampai mengalami penyembuhan spontan dalam
waktu lima bulan.istirahat.
• Aktif :
• Bedah eksisi
• Radiasi
• Kortikosteroid: dapat dicoba dengan 20-30mg
prednisone/hari selama 3 minggu
• Bedah beku dengan nitrogen cair
• Bedah dengan sinar laser Argon
PROGNOSIS

Tergantung pada letak tumor, komplikasi serta


penanganan yang baik
Lentiginosis
Pengertian
• Lentigo adalah makula coklat atau coklat
kehitaman berbentuk bulat atau polikistik
• Lentiginosis adalah keadaan timbulnya lentigo
dalam jumlah banyak atau dengan distribusi
tertentu
Etiologi
• Bertambahnya jumlah melanosit pada taut
dermo-epidermal tanpa adanya proliferasi
lokal
Klasifikasi
• Lentigonis generalisata
• Lentigonis sentrofasial
• Sindrom Peutz-Jegher
Lentigonis generalisata
• Lesi multipel, timbul satu demi satu atau
dalam kelompok kecil sejak masa kanak-kanak
• Tidak ada faktor genetik
• Dibagi menjadi
– Lentiginosis eruptif
– Sindrome lentiginosis multipel
• Lentiginosis eruptif
– Timbul sangat banyak dan dalam waktu singkat
– Lesi mulanya berupa telangiektasis yang dengan
cepat mengalami pigmentasi dan lambat laun
berubah menjadi melanositik selular
• Sindrom lentiginosis multipel
– Timbul pada waktu lahir dan bertambah sampai masa
pubertas
– Ditemukan pada daerah leher dan badan daerah atas
– Sering disertai kelainan jantung, stenosis pembuluh
nadi paru atau subaorta
– Pertumbuhan badan terhambat
– Adanya kelainan mata berupa hipertelorisme okular
– Kelainan tulang prognatisma mandibular
– Kelainan yang menetap adalah tuli dan kelainan
genital
LEOPARD
• L entigenes
• E CG abnormalities
• O ccular hypertelorism
• P ulmonary stenosis
• A bnormality of the genitalia
• R etardation of growth
• D eafness
Lentiginosis Sentrofasial
• Diturunkan secara dominan autosomal
• Lesi berupa makula kecil berwarna coklat atau
hitam
• Timbul padatahun pertama kehidupan dan
bertambah jumlahnya pada usia 8-10 tahun
• Distribusi terbatas pada garis horisontal
melalui sentral muka tanpa mengenai
membran mukosa
• Adanya retardasi mental dan epilepsi
• Ditandai juga oleh
– Arkus palatum yang tinggi
– Alis yang menyatu
– Gigi seri atas tidak ada
– Hipertrikosis sakral
– Spina bifida
– skoliosis
Sindrom Peutz-Jegherz
• Disebut juga lentiginosis periorificial
• Diturunkan secara dominan autosomal dan lebih
banyak pada laki-laki
• Lesi berupa makula hiperpigmentasi yang timbul
sejak lahir dan berkembang pada masa anak-anak
• Makula selalu mengenai selaput lendir mulut,
berbentuk bulat, oval, atau tidak teratur
• Warnanya coklat kehitaman dengan ukuran 1-
5mm
• Terletak pada mukosa bukal, gusi, palatum
durum, dan bibir
• Bercak di muka tampak lebih kecil dan lebih gelap
terutama di sekitar hidung dan mulut, pada
tangan dan kaki bercak tampak lebih besar
• Gejala lain adalah adanya polip di usus dan
penderita biasanya mengalami melena, dimana
polip dapat menjadi keganasan dan
bermetastasis
Pembantu diagnosis
• Histopatologi: melanosit bertambah di lapisan sel
basal dan makrofag berisi pigmen di dermis
bagian atas
• Polip dapat ditemukan pada seluruh traktus
intestinal
Pengobatan
• Terapi dengan pembedahan untuk
mengurangi gejala
• Polip yang jinak dan meluas merupakan
kontrainidikasi untuk tindakan radikal
Karsinoma Sel Basal
Definisi
• Merupakan tumor ganas pada stratum basal
epidermis, lapisan pluripoten pada kulit
• Biasa dikenal juga dengan Basal Cell
Epithelioma, ulkus rodens
Etiologi
• Belum pasti diketahui
– Faktor lingkungan
• Radiasi
• Bahan kimia (Arsen)
• Pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari
– Faktor genetik
• Albinism
• Xeroderma pigmentosum
Patofisiologi
• Kolagen pada kulit yang sedikit pigmennya
dan mendapat sinar matahari berlebih
sehingga nutrisi epidermis terganggu yang
mana hal ini merupakan predileksi terjadinya
suatu kelainan kulit
MANIFESTASI KLINIS
1. Tipe nodulo ulseratif
– Lesi tampak sebagai lesi tunggal
– Awalnya tampak papul atau nodul kecil,
transparan seperti mutiara dengan diameter <
2cm, tepi meninggi, permukaan mengkilat, sering
dijumpai telangiektesia dan kadang disertai
skuama yang halus atau krusta tipis
2. Tipe berpigmen
– Gambaran klinis sama dengan tipe nodulo-
ulseratif, bedanya pada jenis ini berwarna coklat
atau hitam, berbintik-bintik atau homogen, yang
secara klinis dapat menyerupai melanoma
3. Tipe morfea/ fibrosing/ sklerosing
– Lesi tampak seperti plak serotik yang cekung,
berwarna putih kekuningan dengan batas tidak
jelas. Lesi tampak sebagai bercak sklerodermatosa
– Pertumbuhan perifer diikuti oleh perluasan
sklerosis di tengahnya
4. Tipe superfisial
– Lesi biasanya multipel, mengenai badan
– Secara klinis tampak seperti plak transparan,
eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk
oval sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas,
sedikit meninggi seperti benang atau kawat
5. Tipe fibroepitelial
– Lesi berupa papul kecil yang tidak bertangkai atau
bertangkai pendek, permukaan halus atau
nodulen, dengan warna yang bervariasi
Sindrom epitelioma sel basal nevoid
• Dikenal pula dengan sindroma Gorlin-goltz
• Ditandai oleh 5 gejala, yaitu
1. KSB multipel yang terjadi pada usia muda
2. Cekungan-cekungan pada telapak tangan dan
telapak kaki
3. Kelainan pada tulang, terutama tulang rusuk
4. Kista pada tulang rahang
5. Kalsifikasi ektopik dari falks serebri
Nevus sel basal unilateral linier
• Lesi berupa nodul dan komedo dengan daerah
atropi bentuk striae, distribusi zosteriformis
atau linier, unilateral
• Biasa dijumpai sejak lahir dan tidak meluas
seiring bertambahnya usia
Sindrom Bazex
• Diturunkan secara autosomal dominan,
dengan ciri khas:
1. Atrofoderma folikuler, yang ditandai oleh folikuler
yang terbuka lebar
2. Epitelioma sel basal kecil, multipel pada wajah,
biasa timbul pertama kali saat remaja atau awal
dewasa
Gambaran histopathology
• Tipe berpigmen
Pada tipe ini melanin nampak dalam stroma dan sel-sel tumor
• Tipe sklerosing
Stroma fibrotik yang hanya mengandung sedikit sel tumor
dalam bentuk untaian-untaian sempit
• Tipe fibroepitelial
Menunjukkan stroma yang menonjol dan tampak untaian-
untaian anastomosis tipis yang panjang dari sel-sel basaloid
yang meluas dari permukaan epidermis
• Superfisial
Masa sel-sel basaloid meluas ke dalam dermis superfisial,
tetapi tetap berhubungan dengan epidermis di atasnya
Superficial BCC
Terapi
• Bedah:
– Electrodessication and curretage
– Bedah eksisi
– Mohs micrographic surgery
– Cryotherapy (N2 cair)
• Radiasi
– Kontraindikasi pada pediatrik
• Topikal
– Krim 5-fluororasil (efudex 5%) bid, selama 4-6 minggu
– Krim Imiquimod 5% awalnya 3x seminggu, bila ditoleransi
dapat menjadi 1x1 hari atau 2x1 hari selama 6-12 minggu
Prognosis
• Baik, bila ditangani dengan benar
Klasifikasi TNM
• Tis: Carcinoma in situ
• T0: tidak jelas bentuk tumor primer
• T1: <2 cm
• T2: 2-5 cm
• T3: >5cm
• T4: menyebar ke tulang dan otot
• N0: tidak ada penyebaran kelenjar getah bening regional
• N1: penyebaran homolateral dan mudah digerakkan
• N2: kontra atau bilateral dan mudah digerakkan
• N3: melekat di jaringan sekitarnya
• M0: tidak jelas metastasis
• M1: jelas metastasis jauh
Karsinoma Sel Skuamosa
Pendahuluan
• Adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit
epidermis yang merupakan tipe sel epidermis
yang paling banyak dan merupakan salah satu
kanker kulit yang dijumpai setelah basalioma
• Dikenal juga dengan karsinoma sel prickle,
karsinoma bowen, cornified epithelioma
• Berasal dari sel epidermis yang dapat berupa
intradermal, invasif, ataupun bermetastasis jauh
• Paling sering pada dekade ke 5 hingga ke 6
• Paling sering ditemukan pada pria
Etiologi
• Belum diketahui secara pasti
• Faktor predisposisi
– Sinar matahari
– Ras/herediter
– Genetik
– Arsen inorganik
– Radiasi
– Faktor hidrokarbon
Bentuk klinis
• Bentuk intraepidermal (in situ)
– Ditemukan pada keratosis solaris, kornu kutanea,
keratosis arsenikal, penyakit bowen, eritroplasia
– Dapat menetap dalam jangka lama dan
bermetastasis menembus lapisan basal hingga ke
dermis dan selanjutnya melalui saluran getah
bening
• Bentuk invasif
– Awalnya berupa nodus keras dengan batas yang tidak
tegas dengan permukaan yang licin seperti kulit
normal sebelum akhirnya berubah menjadi verukosa.
Pada keadaan ini biasanya terdapat skuama yang
menonjol
– Pada perkembangan lebih lanjut, tumor menjadi lebih
keras, membesar ke samping ataupun ke bawah, ke
jaringan yang lebih dalam. Invasi ke arah jaringan
lunak maupun otot serta tulang akan memberikan
perabaan yang sulit digerakkan dari jaringan sekitar
– Ulserasi dapat terjadi, awalnya ditengah dan
diikuti pembentukan krusta dengan pinggir yang
keras serta mudah berdarah
– Tumor yang terletak di daerah bibir, anus, vulva,
dan penis lebih cepat mengadakan invasi dan
bermetastase
Histopatologi
• Secara histopatologi KSS terdiri dari massa yang
irreguler dari sel-sel epidermis yang berploriferasi
dan menginvasi ke dermis
• KSS yang berdiferensiasi baik menunjukkan
keratinisasi yang cepat dari lapisan sel skuamosa.
Sel-sel tumor tersusun secara fokal dan
konsentris disertai massa keratin, sehingga
terbentuklah mutiara tanduk yang khas
• KSS yang berdiferensiasi buruk menunjukkan
keratinisasi yang terbatas atau kurang sel-sel
atipik dengan gambaran mitosis yang abnormal
Karsinoma sel skuamosa
Treatment
• Bedah:
– Electrodessication and curretage
– Bedah eksisi
– Mohs micrographic surgery
– Cryotherapy (N2 cair)
• Radiasi
– Kontraindikasi pada pediatrik
• Topikal
– Krim 5-fluororasil (efudex 5%) bid, selama 4-6 minggu
– Krim Imiquimod 5% awalnya 3x seminggu, bila ditoleransi
dapat menjadi 1x1 hari atau 2x1 hari selama 6-12 minggu
Prognosis
• Bergantung pada
– Diagnosa dini
– Cara pengobatan dan keterampilan dokter
– Kerjasama antara pasien dan dokter.
Klasifikasi TNM
• Tis: Carcinoma in situ
• T0: tidak jelas bentuk tumor primer
• T1: <2 cm
• T2: 2-5 cm
• T3: >5cm
• T4: menyebar ke tulang dan otot
• N0: tidak ada penyebaran kelenjar getah bening regional
• N1: penyebaran homolateral dan mudah digerakkan
• N2: kontra atau bilateral dan mudah digerakkan
• N3: melekat di jaringan sekitarnya
• M0: tidak jelas metastasis
• M1: jelas metastasis jauh
Melanoma Maligna
Pengertian
• Adalah tumor ganas kulit yang berasal dari sel
melanosit dengan gambaran berupa lesi
kehitam-hitaman pada kulit yang sering terjadi
pada usia 30-60 tahun
Etiologi
• Belum diketahui pasti
• Faktor predisposisi
1. Genetik
2. Melanocytic nevi
3. Biologik
4. Lingkungan
Klasifikasi
• Menurut CLARK dan MIHM atas dasar tingkat
penyebaran secara histologik dibagi sbb.:
I. Intraepidermal (M.M. In situ)
II. Infiltrasi hingga papila dermis, tapi serat
retikulum dermis masih utuh
III. Infiltrasi hingga jaringan ikat kolagen dermis
IV. Infiltrasi hingga sampai ke dalam jaringan ikat
kolagen dermis
V. Infiltrasi hingga jaringan lemak subkutan
• Klasifikasi menurut Breslow
– Golongan I
• Kedalaman tumor kurang dari 0,76mm
– Golongan II
• Kedalaman tumor antara 0,76 mm – 1,5 mm
– Golongan III
• Kedalaman tumor lebih dari 1,5 mm
Klasifikasi T.N.M.
• p Tis: Hiperplasia melanositik yang atipikal
(tingkat I)
• p T1: <0.75 mm (tingkat II)
• p T2: <0.75 – 1.5 mm (tingkat III)
• p T3: 1.5 – 3 mm (tingkat IV)
• p T4: >3.0 mm (tingkat V)
• N1: Regional
• N4: Juxta-regional
Bentuk klinis
• Bentuk superfisial
– Paling sering ditemukan (54% kasus)
– Umunya berupa bercak dengan ukuran mm hingga
beberapa cm dengan warna yang bervariasi (waxy,
kehitaman, kecoklatan, putih, biru), tak teratur,
berbatas tegas dengan sedikit penonjolan
• Bentuk nodular
– Dtemukan dalam 32% kasus
– Predileksi pada daerah kaki
– Nodus yang ditemukan biasanya berwarna biru
kehitaman dengan batas yang tegas dan memiliki
variasi bentuk:
• Terbatas di epidermal dengan permukaan yang licin
• Nodus yang menonjol di permukaan kulit dengan
bentuk yang tidak teratur
• Bentuk eksofitik disertai dengan ulserasi
• Lentigo Maligna Melanoma
– Disebut juga Hutchinson’s Melanotic Freckle atau
prakanker Dubreilh
– 14% kasus dan ditemui pada lansia
– Kadang meliputi bagian yang luas di muka
– Plakat berbatas tegas, warna coklat kehitaman,
non homogen, tak teratur, dan pada bagian
tertentu dapat tumbuh nodus yang sirkumskrip
Melanoma lainnya
• Melanoma subungual
– Umumnya hanya hiperpigmentasi saja yang tampak
• Anal melanoma
– Pigmentasi pada daerah anal
• Melanoma di vulva
– Umumnya berwarna biru kehitaman dengan lokasi
hingga mengenai rahim
• Melanoma di mukosa
– Daerah kepala dan leher:
• Paling dering di palatum, kavum nasalis, dan gingiva.
Stadium klinik
• Stadium I
– Melanoma maligna lokal tanpa metastasis jauh
atau kelenjar limfe regional
– Termasuk stadium I
• Melanoma primer yang belum diobati atau telah
dilakukan biopsi eksisi
• Melanoma rekuren lokal yang berada dalam jarak 4 cm
dari lesi primer
• Melanoma primer multipel
• Stadium II
– Sudah terjadi metastasis pada kelenjar limfe
regional
– Termasuk stadium II
• Melanoma primer yang mengadakan metastasis secara
simultan
• Melanoma primer yang terkontrol dan kemudian terjadi
metastasis
• Melanoma rekuren lokal dengan metastasis
• Metastasis in-transit yang berada di luar jarak 4 cm dari
lesi primer
• Stadium III
– Melanoma iseminata dimana sudah terjadi
metastasis jauh
– Termasuk stadium III
• Bila sudah terjadi metastasis ke alat-alat dalam atau
subkutan
Treatment
• Umumnya tindakan agresif (bedah)
• Sistemik
– DTIC (Dimethyl Triazone Imidazole Carboxamide
Decarbazine)
– Me-CCNU (Methyl Nitrosourea)
– Gabungan keduanya
• Ajuvans
– Immunoterapi dengan BCG
– Kombinasi BCG dengan dekarbazin
Eksisi bedah
• Dilakukan pada melanoma stadium I dan II
• Pengambilan jaringan dilakukan sampai 1,5 cm
di luar tepi lesinya, bila terdapat pada kuku
dianjurkan amputasi seluruh jari yang terkena
Elective lymph node dissection
• Dilakukan pada melanoma stadium III dimana
telah terjadi metastase ke lymph node
Prognosis
• Prognosis buruk, dipengaruhi oleh
– Tumor primer: badan lebih buruk dari anggota
badan
– Stadium
– Organ yang telah diinfiltrasi
– Jenis kelamin
– Jika ada melanogen di urin,prognosanya lebih
buruk
– Kondisi hospes

Anda mungkin juga menyukai