0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan15 halaman
Herpes zoster pada anak disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster laten. Insidennya sekitar 110 per 100.000 anak-tahun. Pada anak, herpes zoster cenderung muncul pada dermatom leher dan sakral dan umumnya lebih ringan dibandingkan orang dewasa. Pengobatan standar adalah asiklovir oral atau intravena tergantung status imun. Vaksinasi rutin varicella dapat mencegah terjadinya herpes zoster pada anak
Herpes zoster pada anak disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster laten. Insidennya sekitar 110 per 100.000 anak-tahun. Pada anak, herpes zoster cenderung muncul pada dermatom leher dan sakral dan umumnya lebih ringan dibandingkan orang dewasa. Pengobatan standar adalah asiklovir oral atau intravena tergantung status imun. Vaksinasi rutin varicella dapat mencegah terjadinya herpes zoster pada anak
Herpes zoster pada anak disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster laten. Insidennya sekitar 110 per 100.000 anak-tahun. Pada anak, herpes zoster cenderung muncul pada dermatom leher dan sakral dan umumnya lebih ringan dibandingkan orang dewasa. Pengobatan standar adalah asiklovir oral atau intravena tergantung status imun. Vaksinasi rutin varicella dapat mencegah terjadinya herpes zoster pada anak
Akmal Mukmin Mustari 10542035612 Anshari Samad 10542036712 Indra Wiratama 10542018310 Raihana Muthmainnah 105505418916 Nurmawati AT 10542051113 Siti Nurazizah 10542053313 A.Dwi Ummusalamah Yulifar 10542026311 Dwi Wahyuni 10542028311 Dian Istiqamah Mardhatillah 10542027211 Abastrak • Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi dari virus varicella-zoster dormant di ganglion dorsal • Herpes zoster dapat berkembang setiap saat setelah infeksi primer atau setelah vaksinasi varicella. • Insiden pada anak-anak adalah sekitar 110 per 100.000 orang-tahun. • Pada anak-anak, herpes zoster kecenderungan pada dermatom serviks dan sakral. • Herpes Zoster cenderung lebih ringan pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. • Komplikasi umum yang terjadi infeksi sekunder bakteri, dipegmentasi, dan jaringan parut • Asiklovir oral harus dipertimbangkan untuk herpes zoster tanpa komplikasi pada anak imunokmpeten. • Asiklovir Intravena adalah terapi pilihan untuk anak-anak immunokompromise. Pendahuluan • Herpes zoster, disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster laten endogen yang berada di ganglion basalis biasanya setelah infeksi primer dengan virus varicella zoster. • Virus teraktivasi akan menyebakan nyeri, erupsi vesikular unilateral dalam satu dermatom Epidemiologi • Insiden kumulatif antara populasi umum adalah sekitar 10% sampai 30%, dengan risiko meningkat setelah usia 50 tahun. • Perempuan (390 per 100.000 orang-tahun) dan laki-laki (260 per 100.000 orang-tahun) • Anak-anak usia 0 sampai 14 tahun adalah 110 per 100.000 orang-tahun • Herpes zoster jarang pada individu umur kurang dari 10 tahun dan jarang terjadi pada bayi . Semakin muda seorang anak menderita varicella, semakin besar kemungkinan herpes zoster akan berkembang di masa kanak-kanak atau dewasa awal. • infantile herpes zoster lebih umumnya infeksi rahim virus varicella-zoster dari infeksi postnatal. Sekitar 2% dari anak-anak terkena virus varicella-zoster di dalam rahim, varicella subklinis berkembang karena itu mereka beresiko untuk herpes zoster setelah lahir. • Dalam sebuah penelitian, kejadian herpes zoster pada vaksin varicella adalah sekitar 14 kasus per 100.000 orang/tahun, dibandingkan dengan 20-63 kasus per 100.000 orang- tahun setelah infeksi varicella alami Patofisiologi Infeksi Varicella Zoster/Vaksin
antibody spesifik terhadap virus varisela zoster menurun
Raktivasi virus varicella zoster dan menimbulkan
ruam kulit terlokasi dalam satu dermatom Manifestasi Klinis • Rasa sakit, Paresthesia, terbakar, atau gatal pada daerah yang terkena. • Awalnya eritema -> vesikel -> bulosa -> pustulosa & hemoragik -> kerak dalam waktu 7-10 hari. • Pada anak-anak, predileksi pada dermatom serviks dan sakral • Pada orang dewasa, predileksi sering pada dermatom lumbal, toraks bagian atas dan bawah serta bisa melibatkan saraf trigeminal (kelopak mata) Gambar1. Multiptel papuk dan vesikel berkelompok pada dasar yang eritematous, unilateral pada sisi kanan pinggang pada distribusi dermatom. • Pada individu dengan imunodefisiensi -> lesi dapat bersebalahan, tidak berdekatan, bilateral • Lesi dapat menyebar ke organ lain, seperti : hati, ginjal, paru-paru dan sistem saraf pusat. Komplikasi • Necrotizing fascilitis. • Herpes zoster oftalmikus. • Postherpetic neuralgia, jarang pada anak-anak. • Komplikasi langka lainnya yaitu sindrom Ramsay Hunt, sindrom Guillain-Barré, pneumonia, meningitis aseptik, ensefalitis,meningoencephalitis, ventrikulitis, mielitis transversa, angiitis serebral granulomatosa, paresis sarafkranial / lumpuh dan paresis saraf perifer / kelumpuhan Diagnosis • Berdasarkan gejala klinis, simptomatologi, tzanck smear. • Analisis DNA virus dengan menggunakan PCR untuk membedakan virus tipe dan virus tipe vaksin Diagnosis Banding • Herpes simpleks zosteriform • Licken planus zosteriform • Erupsi obat • Gigitan serangga • Folikulitis, hand foot mouth disease, dermatitis kontak, dermatitis atopik, phytophotodermatitis dan dermatitis herpetiformis. Prognosis • Kekambuhan jarang terjadi pada individu imunokompeten. Sekitar 5% dari pasien imunokompeten memiliki episode kedua dari herpes zoster. Episode ketiga atau lebih jarang terjadi. Penatalaksanaan dan Pencegahan • Terapi antibiotik atau sistemik • Terapi antiviral yaitu, acyclovir oral (20 mg/kg/dosis, maksimum 800 mg/dosis) 5 kali/hari selama 5-7 hari. Acyclovir IV (10mg/kg atau 500 mg/m2 setiap 8 jam) untuk 7-10 hari • Obat harus diberikan idealnya dalam waktu 72 setelah onset ruam. • Anak-anak yang terkena harus di liburkan sampai krusta muncul dan kontak dengan wanita hamil terutama harus dihindari. • Menjaga kebersihan, menutupi lesi terbuka dengan perban. • Kuku harus dipotong • Vaksinasi varicella dua dosis rutin untuk anak-anak : 1. Dosis pertama pada 12-18 bulan 2. Dosis kedua pada umur 4-6 tahun. TERIMA KASIH