Anda di halaman 1dari 18

ASKEP HERPES

Ns. Yuliantika, S. Kep


Pendahuluan
Herpes merupakan infeksi kulit kelamin yang disebabkan
oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seks.
Terkadang ditemukan juga pada mulut penderita karena
yang bersangkutan melakukan oral seks dengan penderita
herpes.
Ada beberapa jenis herpes adalah sebagai berikut:
1. Herpes Simpleks
2. Herpes Genitalis
3. Herpes Zoster
4. Herpes Zoster Oftalmik
ETIOLOGI
Virus Herpes Simpleks Tipe I (HSV I)
Penyakit kulit/selaput lendir yang ditimbulkan biasanya disebut herpes
simpleks saja, atau dengan nama lain herpes labialis, herpesfebrilis. Biasanya
penderita terinfeksi virus ini pada usia kanak-kanak melalui udara dan
sebagian kecil melalui kontak langsung seperti ciuman, sentuhan atau
memakai baju/handuk mandi bersama. Lesi umumnya dijumpai pada tubuh
bagian atas termasuk mata dengan rongga mulut, hidung dan pipi; selain itu,
dapat juga dijumpai di daerah genitalia, yang penularannya lewat koitusoro
genital (oral sex).
Virus Herpes Simpleks Tipe II (HSV II)
Penyakit ditularkan melalui hubungan seksual, tetapi dapat juga terjadi tanpa
koitus, misalnya dapat terjadi pada dokter gigi dan tenaga medik. Lokalisasi
lesi umumnya adalah bagian tubuh di bawah pusar, terutama daerah genitalia
lesi ekstra-genital dapat pula terjadi akibat hubungan seksualorogenital.
Manifestasi Klinis
Inokulasi kompleks primer (primary inoculation complex)
Infeksi primer herpes simpleks pada penderita usia muda yang
baru pertama kali terinfeksi virus ini dapat menyebabkan reaksi
lokal dan sistemik yang hebat. Manifestasinya dapat berupa
herpes labialis. Dalam waktu 24 jam saja, penderita sudah
mengalami panas tinggi (39-40oC), disusul oleh pembesaran
kelenjar limfe submentalis, pembengkakan bibir, dan lekositosis di
atas 12.000/mm3, yang 75-80%nya berupa sel polimorfonuklear.
Terakhir, bentuk ini diikuti rasa sakit pada tenggorokan. Insidens
tertinggi terjadi pada usia antara 1-5 tahun. Waktu inkubasinya 3-
10 hari. Kelainan akan sembuh spontan setelah 2-6 minggu.
Herpes gingivostomatitis
Kebanyakan bentuk ini terjadi pada anak-anak dan orang dewasa
muda. Manifestasi klinis berupa panas tinggi, limfadenopati
regionaldan malaise. Lesi berupa vesikel yang memecah dan terlihat
sebagai bercak putih atau ulkus. Kelainan ini dapat meluas ke
mukosa bukal, lidah, dan tonsil, sehingga mengakibatkan rasa sakit,
bau nafas yang busuk, dan penurunan nafsu makan. Pada anak-anak
dapat terjadi dehidrasi dan asidosis. Kelainan ini berlangsung antara
2-4 minggu.
Infeksi herpes kompleks di seminata
Bentuk herpes ini terjadi pada anak-anak usia 6 bulan sampai 3
tahun, dimulai dengan herpes gingivostomatitis berat. Jenis ini dapat
mengenai paru-paru dan menimbulkan viremia masif, yang berakibat
gastroenteritis disfungsi ginjal dan kelenjar adrenal, serta ensefalitis.
Kematian banyak terjadi pada stadium viremia yang berat.
Herpes genitalis (proge nitalis)
Infeksi primer terjadi setelah melalui masa tunas 3-5 hari.
Penularan dapat melalui hubungan seksual secara genito-
genital, orogenital, maupun anogenital. Erupsinya juga
berupa vesikel tunggal atau menggerombol, bilateral, pada
dasar kulit yang eritematus, kemudian berkonfluensi,
memecah, membentuk erosi atau ulkus yang dangkal
disertai rasa nyeri. 31% penderita mengalami gejala
konstitusi berupa demam, malaise, mialgia, dan sakit
kepala; dan 50% mengalami limfadenopati inguinal.
Penatalaksanaan Medis
Karena infeksi HSV tidak dapat disembuhkan,
maka terapi ditujukan untuk mengendalikan
gejala dan menurunkan pengeluaran virus.
Obat antivirus analognukleosida merupakan
terapi yang dianjurkan. Obat-obatan ini bekerja
dengan menyebabkan deaktivasi atau
mengantagonisasi DNA polymerase HSV yang
pada gilirannya menghentikan sintesis DNA dan
replikasi virus. Tiga obat antivirus yang
dianjurkan oleh petunjuk CDC 1998 adalak
asiklovir, famsiklovir, dan valasiklovir.
Penatalaksanaan Medis
Karena infeksi HSV tidak dapat disembuhkan,
maka terapi ditujukan untuk mengendalikan
gejala dan menurunkan pengeluaran virus.
Obat antivirus analognukleosida merupakan
terapi yang dianjurkan. Obat-obatan ini bekerja
dengan menyebabkan deaktivasi atau
mengantagonisasi DNA polymerase HSV yang
pada gilirannya menghentikan sintesis DNA dan
replikasi virus. Tiga obat antivirus yang
dianjurkan oleh petunjuk CDC 1998 adalak
asiklovir, famsiklovir, dan valasiklovir.
PENCEGAHAN:

Karena kemungkinan tertular penyakit ini meningkat dengan jumlah


pasangan seksual seseorang, membatasi jumlah pasangan adalah
langkah pertama menuju pencegahan. Untuk menjaga dari
penyebaran herpes, kontak intim harus dihindari ketika luka pada
tubuh. Gatal, terbakar atau kesemutan mungkin terjadi sebelum luka
berkembang. Hubungan seksual harus dihindari selama waktu ini.
Herpes bahkan dapat menyebar ketika tidak ada luka atau gejala.
Untuk meminimalkan risiko penyebaran herpes, kondom lateks harus
digunakan selama semua kontak seksual.. Virus herpes juga dapat
menyebar dengan menyentuh luka dan kemudian menyentuh bagian
lain dari tubuh. Jika Anda menyentuh luka, cuci tangan Anda dengan
sabun dan air sesegera mungkin. Juga, tidak berbagi handuk atau
pakaian dengan siapa pun.
Herpes Zooster
Herpes zoster disebut juga shingles. Di
kalangan awam populer atau lebih dikenal
dengan sebutan dampa atau cacar air.
Herpes zoster merupakan infeksi virus yang
akut pada bagian dermatoma (terutama dada
dan leher) dan saraf. Disebabkan oleh virus
varicella zoster (virus yang juga menyebabkan
penyakit varicella atau cacar/chickenpox.
Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella
zoster . virus varicella zoster terdiri dari kapsid
berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm.
Kapsid tersusun atas 162 sub unit proteinvirion
yang lengkap dengan diameternya 150200 nm,
dan hanya virion yang terselubung yang bersifat
infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat
dihancurkan oleh bahan organic, deterjen, enzim
proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi. Masa
inkubasinya 1421 hari.
Patofisiologi
Pada episode infeksi primer, virus dari luar masuk ke tubuh
hospes (penerima virus). Selanjutnya, terjadilah penggabungan
virus dengan DNA hospes, mengadakan multiplikasi atau
replikasi sehingga menimbulkan kelainan pada kulit. Virua
akan menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf
dan berdiam secara permanen dan bersifat laten. Infeksi hasil
reaktivasi virus varicella yang menetap di ganglion sensori
setelah infeksi chickenpox pada masa anak anak. Sekitar 20%
orang yang menderita cacar akan menderita shingles selama
hidupnya dan biasanya hanya terjadi sekali. Ketika reaktivasi
virus berjalan dari ganglion ke kulit area dermatom.
Pengobatan
1.Pengobatan Topikal
Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau
bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel pecah
2. Pengobatan Sistemik
Drug of choice-nya adalah acyclovir yang dapat
mengintervensi sintesis virus dan replikasinya.
3.Penderita dg keluhan mata
Dapat diobati dengan salaep mata steroid topical
dan mydriatik, anti virus dapat diberikan
Pencegahan
Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah pemberian vaksinasi. Vaksin berfungsi
untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik
terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia
lanjut. Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes
zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular virus
tersebut yang berperan sebagai antigen. Penggunaan virus
yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah
atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada
pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita
imunokompeten, serta imunosupresi.
Askep
Pengkajian
1) Kondisi luka, vesikel, bula/krusta
2) Kaji faktor pencetus
3) Kaji sistem sensori terkait
4) Kaji adanya nyeri, fatigue, demam
5) Kaji riwayat keluarga,awitan kejadian
penyakit
6) Kaji sistem terkait, psikososial
Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi


kulit, krusta, vesikel
2) Hipertemi berhubungan dengan peningkatan set poin
hipotalamus
3) Nyeri berhubungan dengan infeksi pada sel neuron nyeri
dalam ganglia
4) Fatigue berhubungan dengan Penurunan sumber energi
5) Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan turun nafsu makan
Intervensi

1. Observasi kulit setiap hari catat turgor sirkulasi dan sensori serta
perubahan lainnya yang terjadi
2) Jaga kebersihan lokal area infeksi
3) Anjurkan klien hindari trauma/ faktor pencetus
4) Anjurkan tirah baring
5) Jaga vesikel agar tidak pecah
6) Untuk herpes zoster oftalmik harus dirawat di RS untuk memonitor
kelainan mata
7) Kolaborasi Pemberian obat dan perawatan kompres vesikel yang
pecah

Anda mungkin juga menyukai