Anda di halaman 1dari 25

Herpes

Wildan Pratama (14334002)


Didi Haryo Tistomo (1433438)
Ardian Surya Dewantara (14334010)
Taufik Ahmad Choiry (14334014)
Guntur Iriyanto (14334011)
Ludfi Hindiandika (14334007)
Muhammad Al-Fajri (14334033)
HERPESVIRIDAE
Herpesvirus merupakan virus DNA intranukleus besar.
Mempunyai kecenderungan kuat untuk menimbulkan infeksi laten dan
rekuren.
Dibagi menjadi 3 Genus :
Alphavirinae
Betaherpesvirinae
Gammaherpervirinae
Ditemukan Herper virus human baru, yaitu Herpes lymphotyropic virus
yang dapat merupakan kofaktor pada patogenesis AIDS dan disebut juga
Human herpesvirus 6.
SIFAT-SIFAT HERPESVIRUS
Virion herpesvirus berbentuk sferik ukuran 150-120nm
Kapsid berbentuk ikosahedral (bidang 20) yang besarnya 100nm.
Kapsid terdiri dari 162 kapsomer, mempunyai gambaran sebagai prisma
memanjang berlubang berbentuk hexagonal (150 buah hexon) dan pentagonal (12
buah penton) dengan sumbu lubang di tengah-tengahnya.
Kapsid ikosahedral yang berdiameter 100nm memperlihatkan suatu simetri
rangkap 5:3:2.
Virion merupakan partikel yang mempunyai peplos (selubung) yang terdiri dari
lipoprotein dengan diameter keseluruhan 150-200nm.
partikel yang tak berselubung (naked atau non envelope) yang berdiameter 100nm
kadang sering terlihat.
Pada preparat irisan tipis terlihat kapsidnya terdiri dua lapisan liporotein (multiple
shell).
NEXT..
Asam Nukleat merupakan suatu DNA yang berantai ganda (double stranded) dengan
berat molekul 100 juta dalton.
Mempunyai kandungan guanin dan sitosin yang tinggi.
Nukleokapsid dari pelbagai herpesvirus mempunyai struktur antigen golongan yang
bersamaan dan dapat dibuktikan dengan teknik imuno-difusi atau reaksi pengikatan
komplemen.
Pendahuluan
Herpes merupakan infeksi kulit kelamin yang
disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui
hubungan seks. Terkadang ditemukan juga pada
mulut penderita karena yang bersangkutan
melakukan oral seks dengan penderita herpes.
Ada beberapa jenis herpes adalah sebagai berikut:
1. Herpes Simpleks
2. Herpes Genitalis
3. Herpes Zoster
4. Herpes Zoster Oftalmik
Herpes Simpleks Herpes simpleks adalah Infeksi akut
yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks (virus herpes hominis) tipe
I atau tipe II yang ditandai oleh
adanya vesikel yang berkelompok di
atas kulit yang sembab dan
eritematosa pada daerah dekat
mukokutan, sedangkan infeksi
dapat berlangsung baik primer
maupun rekurens.
Herpes simpleks disebabkan oleh
virus DNA. Partikel DNA penular
masuk kedalam nukleus sel dan
memanfaatkan mesin reproduksi sel
untuk replikasinya sendiri.
Etiolo
gi
Virus Herpes Simpleks Tipe I (HSV I)

Penyakit kulit/selaput lendir yang ditimbulkan biasanya disebut


herpes simpleks saja, atau dengan nama lain herpes labialis,
herpesfebrilis. Biasanya penderita terinfeksi virus ini pada usia
kanak-kanak melalui udara dan sebagian kecil melalui kontak
langsung seperti ciuman, sentuhan atau memakai baju/handuk
mandi bersama. Lesi umumnya dijumpai pada tubuh bagian atas
termasuk mata dengan rongga mulut, hidung dan pipi; selain itu,
dapat juga dijumpai di daerah genitalia, yang penularannya lewat
koitusoro genital (oral sex).
Virus Herpes Simpleks Tipe II (HSV II)

Penyakit ditularkan melalui hubungan seksual, tetapi dapat juga


terjadi tanpa koitus, misalnya dapat terjadi pada dokter gigi dan
tenaga medik. Lokalisasi lesi umumnya adalah bagian tubuh di
bawah pusar, terutama daerah genitalia lesi ekstra-genital dapat
pula terjadi akibat hubungan seksualorogenital.
Virus Herpes Simplex
Virus herpes simplex (Herpes virus hominis) dapat menimbukan infeksi
dengan berbagai jenis manisfestasi klinik, seperti :
Gingivostomatis
Herpetika
Herpes labialis
herpes genitalis
eczema herpeticum varicelliformkaposi
Keratitis
herpes neonatorum
karsinoma serviks
herpes traumatic dan infeksi herpes simplex pada penderita yang
immunosuppressed serta urethritis nangonokokus.
Klasifikasi

Klasifikasi ilmiah:

-Famili : Herpesviridae

-Subfamili : Alphaherpesvirinae

-Genus : Simpleksvirus

-Spesies : Virus Herpes Simpleks Tipe 1 dan Virus Herpes


Simpleks Tipe 2
Patofisiologi
Virus herpes simpleks disebarkan melalui kontak langsung antara
virus dengan mukosa atau setiap kerusakan di kulit. Virus herpes
simpleks tidak dapat hidup di luar lingkungan yang lembab dan
penyebaran infeksi melalui cara selain kontak langsung kecil
kemungkinannya terjadi. Virus herpes simpleks memiliki kemampuan
untuk menginvasi beragam sel melalui fusi langsung dengan
membran sel
Pada infeksi aktif primer, virus menginvasi sel pejamu dan cepat
berkembang dengan biak, menghancurkan sel pejamu dan
melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi sel-sel
disekitarnya. Pada infeksi aktif primer, virus menyebar melalui saluran
limfe ke kelenjar limfe regional dan menyebabkan limfadenopati.
Tubuh melakukan respon imun seluler dan humoral yang menahan
infeksi tetapi tidak dapat mencegah kekambuhan infeksi aktif. Setelah
infeksi awal timbul fase laten.
Klasifikasi Dan Manifestasi
Klinis
Inokulasi kompleks primer (primary inoculation
complex)
Infeksi primer herpes simpleks pada penderita usia muda yang
baru pertama kali terinfeksi virus ini dapat menyebabkan reaksi
lokal dan sistemik yang hebat.
Manifestasi pada herpes labialis yaitu :
panas tinggi (39-40oC)
pembesaran kelenjar limfe submentalis, pembengkakan bibir,
Lekositosis
rasa sakit pada tenggorokan.
Insidens tertinggi terjadi pada usia antara 1-5 tahun. Waktu
inkubasinya 3-10 hari. Kelainan akan sembuh spontan setelah 2-
6 minggu.
Herpes gingivostomatitis
Kebanyakan bentuk ini terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda.
Manifestasi klinis berupa panas tinggi, limfadenopati regionaldan
malaise. Lesi berupa vesikel yang memecah dan terlihat sebagai bercak
putih atau ulkus. Kelainan ini dapat meluas ke mukosa bukal, lidah, dan
tonsil, sehingga mengakibatkan rasa sakit, bau nafas yang busuk, dan
penurunan nafsu makan. Pada anak-anak dapat terjadi dehidrasi dan
asidosis. Kelainan ini berlangsung antara 2-4 minggu.

Infeksi herpes kompleks di seminata


Bentuk herpes ini terjadi pada anak-anak usia 6 bulan sampai 3 tahun,
dimulai dengan herpes gingivostomatitis berat. Jenis ini dapat mengenai
paru-paru dan menimbulkan viremia masif, yang berakibat gastroenteritis
disfungsi ginjal dan kelenjar adrenal, serta ensefalitis. Kematian banyak
terjadi pada stadium viremia yang berat.
Herpes genitalis (proge nitalis)

Infeksi primer terjadi setelah melalui masa tunas 3-5 hari. Penularan
dapat melalui hubungan seksual secara genito-genital, orogenital,
maupun anogenital. Erupsinya juga berupa vesikel tunggal atau
menggerombol, bilateral, pada dasar kulit yang eritematus,
kemudian berkonfluensi, memecah, membentuk erosi atau ulkus
yang dangkal disertai rasa nyeri. 31% penderita mengalami gejala
konstitusi berupa demam, malaise, mialgia, dan sakit kepala; dan
50% mengalami limfadenopati inguinal.
PENCEGAHAN:
kontak
intim harus dihindari ketika luka pada tubuh.
menyentuh luka dan kemudian menyentuh bagian lain dari tubuh.
DIAGNOSIS LABORATORIUM
Bahan pemeriksaan :
Vesikel yang masih baru / utuh,
Usapan / kerokan dari ulkus pada mulut,
Alat genitalia.
cucian dari mata dan tenggorok, saliva,
likuor serebrospinalis,
darah,
feses.
Pada kasus fatal dapat juga diperiksa otak, hati
sumsum tulang belakang.
DIAGNOSIS LABORATORIUM
Diluen :
Kaldu nutrien,
Cairan garam untuk biakan jaringan ynag
mengandung 10% serum normal, atau 0,5%
gelatin,
Aquades steril.

Pengiriman bahan pemeriksaan jarak


jauh :
Gliserol
50%
Dengan Dry ice.
4 macam pemeriksaan
Laboratorium untuk penyakit
herpes
1. Pemeriksaan langsung secara mikroskopis.
2. Pemeriksaan serologi.
3. Isolasi dan identifikasi virus.
4. Percobaan hewan.
Pemeriksaan Lab.
Paling sederhana dan cepat : dengan
mewarnai denagn Giemsa atau
hematoksilin eosin (H-E) sediaan kerokan
dasar vesikel pada gelas alas untuk
melihat adanya sel raksasa berinti banyak
(Tzanck) yang khas dengan badan inklusi
intranukleus asidofil (Cowdry tipe A).
Dengan teknik antibodi fluoressensi dari
sediaan daras vesikel maka bdan inklusi
khas dapat ditemukan dalam sel dengan
cepat.
Pemeriksaan Lab.
Isolasi virus dapat dilaksanakan dengan
3 cara yaitu :
Teknik in ovo.
Teknik in vitro.
Teknik in vivo.
Hasil pemeriksaannya tergantung faktor-faktor :
1. Pemilihan jenis bahan pemeriksaan yang
paling baik (specimen of choice).
2. Pengambilan, pengiriman, pengolahan, dan
penyimpanan bahan pemeriksaan.
3. Pemilihan dan pengurangan sistem atau
medium hidup yang paling peka bagi virus
yang akan diisolasi.
Penatalaksanaan Medis
Karena infeksi HSV tidak dapat disembuhkan, maka terapi
ditujukan untuk mengendalikan gejala dan menurunkan
pengeluaran virus. Obat antivirus analognukleosida
merupakan terapi yang dianjurkan.

Tiga obat antivirus yang dianjurkan oleh petunjuk CDC


1998 adalak :
oAsiklovir
o famsiklovir
ovalasiklovir
TERAPI
Iododeoxyuridin (IDU) dianggap dapat dipakai untuk terapi pada
keratitis tersebut. Tetapi mempunyai efek sitotoksik yang dapat
membahayakan penderita.
5-trifluorothymidin (TPT)
Arabinosyl adenin (ARA-A), efektif untuk herpes ensefalitis dan herpes
neonatorum
Cara pengobatan lain yang didasarkan atas proses inaktivasi
fotodinamik, yaitu pemakaian zat warnaproflavin atau merah netral
pada lesi yang dilanjutkan dengan radiasi sinar ultra violet (UV) dapat
dipakai untuk terapi pada lesi herpes oral atau genital.
Ada beberapa pendapat yang tidak menyetujui penggunaan terapi
fotosensitisasi, oleh karena zat warna yang dipakai dapat menimbulkan
dermatitis kontak dan radiasi sinar UV pada virus dapat mengaktifkan
sifat karsinogenik virus.
Nama obat Mekanisme kerja Indikasi
Acyclovir bekerja menghambat virus herpes Herpes simpleks, herpes zoster, dan
simplex DNA polymerase dan replikasi varicella zoster
DNA virus
Contoh
Famcyclovir
Obat Antivirus herpes
bekerja menghambat virus herpes Herpes zoster, herpes genitalis akut dan
simplex DNA polymerase dan replikasi herpes genital kambuhan
DNA virus

Valacyclovir derivat ester L-valin dari acyclovir. Terapi infeksi kulit, selaput mukosa
Bahan aktif antivirusnya ialah acyclovir, termasuk herpes ginital awal dan
sehingga kemanjuran dan rekuren yang di sebabkan herpes zoster
spesifisitasnya berhubungan dengan dan herpes simpleks
cara kerja acyclovir

Gancyclovir Mengganggu sintesa DNA oleh DNA Infeksi cytomegalovirus (cmv) pada
polimerasa pasien 'immunocompromised
Pengobatan
1.Pengobatan Topikal
Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok
kalamin untuk mencegah vesikel pecah

2. Pengobatan Sistemik
Drug of choice-nya adalah acyclovir yang dapat mengintervensi sintesis
virus dan replikasinya.

3.Penderita dg keluhan mata


Dapat diobati dengan salaep mata steroid topical dan mydriatik, anti
virus dapat diberikan

Anda mungkin juga menyukai