Anda di halaman 1dari 45

Gambaran Radiologi

Tuberkulosis Paru

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI


Di susun oleh: PERIODE 10 SEPTEMBER – 12 OKTOBER 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
Sania Dysa Hardi UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
1102013261 2018
ANATOMI PARU
FOTO RONTGEN
THORAX NORMAL
Definisi
Infeksi nekrotik dengan patologi khas
tuberkel akibat infeksi bakteri Myco-
bacterium tuberculosis yang
terutama menyerang paru-paru.
Etiologi

Tuberkulosis (TB)
01 Infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosis.

>95% infeksi paru


02 mycobacterial oleh bakteri ini

Sisanya  M.kansasii dan M.


03 aviuminracellulare complex.
Inhalasi droplet,
PATOFISIOLOGI
Bakteri masuk ke paru-paru.

Membentuk FOKUS GHON


Berkembang dalam
(sarang primer, berupa parechymal
sitoplasma makrofag. pulmonary exudative lesion
Menjalar ke pleura yang dapat terjadi di setiap
(EFUSI PLEURA) jaringan paru)
Menjalar ke pembuluh
darah /limfe (TB MILIER)
Sembuh tanpa cacat Terjadi peradangan sal. getah
bening menuju hilus
Sembuh dengan sedikit (LIMFANGITIS LOKAL)
bekas (garis fibrotik
Terjadi pembesaran KGB hilus
,kalsifikasi di hilus)
(LIMFADENITIS REGIONAL)
Pemeriksaan Radiologi
Terdapat tiga macam proyeksi pemotretan pada foto toraks pasien yang dicurigai tuberkulosis paru:
1. Proyeksi Postero-Anterior (PA)
2. Proyeksi Lateral
3. Proyeksi Top Lordotik
Proyeksi Top Lordotik
dibuat bila foto PA
menunjukkan kemungkinan
adanya kelainan pada
daerah apeks kedua paru.

Pengambilan foto
dilakukan pada posisi
berdiri dengan arah sinar
menyudut 35-45 derajat
arah caudocranial, agar
gambaran apeks paru tidak
berhimpitan dengan
klavikula.
KLASIFIKASI
TB PRIMER TB SEKUNDER

Terjadi karena infeksi melalui jalan nafas Kronis

Biasanya pada anak-anak


Biasanya pada orang dewasa

Lokasi:
Sering terjadi akibat keaktivasi dari lesi primer,
Bisa di lobus mana saja dalam paru terutama bila imunitas rendah.
Biasanya subpleural atau sekitar hilus

Sering disertai pembesaran kelenjar limfe


regional

Komplikasi: pleuritis, atelectasis


KLASIFIKASI TB
(Berdasarkan National Tuberculosis Assotiation of USA)
I. Minimal Lession Tuberculosis
Lesi minimal dengan densitas ringan sampai sedang tanpa kavitas,
Mengenai satu atau kedua paru tanpa memperhatikan distribusinya, tetapi
jumlah keseluruhan tidak melebihi 1/3 volume paru.
Ukuran lesi kurang dari 1,5cm. Dapat disertai garis peribronkhial.

II. Moderate Advanced Lession Tuberculosis


Lesi pada satu atau kedua paru,
Jumlah keseluruhan tidak melebihi 1/3 paru,
Kavitas ukuran kurang dari 4cm.
KLASIFIKASI TB
(Berdasarkan National Tuberculosis Assotiation of USA)
III. Far Advanced Lession Tuberculosis
Lesi pada satu atau kedua paru,
Jumlah keseluruhan lebih dari 1/3 paru,
Kavitas ukuran lebih dari 4cm.
KLASIFIKASI TB
Berdasarkan status aktivitas penyakit
a. Inactive

 Penyembuhan konstan dan definitif


 Tes bakteriologi negatif selama 6 bulan
 Rontgen serial menunjukkan stabilitas atau pembersihan lesi, dan tidak
ada bukti kavitasi sekurang-kurangnya 6 bulan

b. Active

 Rontgen: perubahan pada rontgen serial pada ≤ 6 bulan


 Umumnya terdapat kavitasi
 Atau TB tenang dengan bakteriologi + atau komplikasi + (empiema tuberkulosa, fi
stula bronkial atau pleural, atau TB endobronkial aktif)
KLASIFIKASI TB (2)
Berdasarkan status aktivitas penyakit
c. Quiescent (tenang)

 Intermediat antara aktif dan inaktif


 Bakteriologi (-) dan rontgen stabil, namun masih mungkin terdapat kavitasi
 Rontgen: “open negative” lesions kavitas terdiri dari bayangan anular residual
kecil, atau berdinding tipis, atau tampak kistik
 Atau dense area yang luas, kavitas sebelumnya yang terisi atau ter-block (≤ 6 bulan)

d. Chronic fibroid TB

 Terdapat kontraksi paru akibat fibrosis dan parut pengecilan lobus,


deviasi trakea ke arah lesi, dan pergeseran hilus ke atas ke arah lesi
Gambaran Radiologi
Tuberkulosis pada Anak

Lesi primer terjadi pada inter


alveolar pada paru-paru. Terdapat bintik-bintik kalsifikasi
dan fibrosis
Biasanya terletak di perifer
(subpleural) atau sekitar hilus Ditemukan adanya haltor sign
(bintik-bintik kalsifikasi di perifer
Adanya pembesaran kelenjar
disertai dengan lymphangitis dan
hilus atau kelenjar tracheal pemadatan atau kalsifikasi pada hilus

Complex primer dapat sembuh Dapat timbul kembali karena adanya


reinfeksi exogenous atau endogenous.
Gambaran Radiologi
a. Tuberkulosis aktif
• Bercak-bercak halus atau kasar (masih terlihat banyak jaringan paru yang masih sehat)
• Gambaran berawan tipis atau padat, sebagian besar lapangan paru atas tertutup dengan
infiltrat, tapi masih terlihat lapangan paru atas yang masih sehat.
• Berselubung homogen ataupun inhomogen.
• Kavitas dengan dinding yang agak menebal.

b. Tuberkulosis tenang
• Bintik kalsifikasi (noda keras), densitas tinggi seperti perkapuran dengan jenis, bentuk,
dan ukuran.
• Garis-garis fibrosis (garis keras), garis agak lurus dengan kaliber yang sama, tidak
bercabang-cabang.
• Proses fibrosis dapat menyebabkan retraksi dari hilus atau trakea ke sisi proses tersebut
Gambaran Radiologi (2)
c. Tuberkuloma
• Menyerupai tumor.
• Merupakan suatu sarang perkijuan (caseosa).
• Menunjukkan penyakit yang tidak begitu virulen.
• Batas licin, tegas, di dalam atau di pinggirnya ada sarang perkapuran, menunjukkan sifat
tidak aktif.
• Diagnosis banding dengan tumor sejati karena di dekat tuberkuloma sering ditemukan sa
rang-sarang kapur satelit.

d. Penyembuhan
• Penyembuhan tanpa bekas
• Penyembuhan dengan meninggalkan cacat.
Penyembuhan tanpa bekas Penyembuhan dengan
meninggalkan cacat
 Sering terjadi pada anak-anak, • Garis-garis dengan densitas tinggi/sarang
fibrotik atau sarang kalsiferus.
kadang-kadang penderita tidak • Tuberkulosis fibrosis densa : sarang-sarang
menyadari pernah diserang fibrotik yang keras dan kalsiferus di kedua
lapangan atas  penarikan pembuluh-
penyakit tuberculosis. pembuluh darah besar di kedua hilli ke atas
 Pada orang dewasa, mungkin (fenomena kantong celana/broekzak
fenomeen).
terjadi bila diberikan • Simon’s foci : sarang-sarang kapur kecil yang
pengobatan yang baik. mengelompok di puncak paru. Sarang dikatakan
sembuh (proses tenang) bila ≥3 bulan bentuk
nya sama, sifat bayangan tidak boleh bercak-
bercak, awan, atau kavitas, melainkan garis-
garis atau bintik-bintik kapur + hasil lab baik.
Tuberkulosis Primer
Temuan Radiologis:
1. Konsolidasi
terjadi di lobus manapun, homogen dan luasnya ±10 mm sampai seluruh lobus.

2. Limfadenopati
Merupakan manifestasi yang paling sering timbul dengan/tanpa konsolidasi.
Limfadenopati nodus limfe di hilus : > menekan bronkus lobus atas
> atelektasis.
Atelektasis menetap walau sudah diterapi dengan obat anti tuberculosis
menandakan stenosis bronkus.
Tuberkulosis Primer (2)
3. Efusi Pleura
• Efusi pleura (pada tuberkulosis primer) terjadi baik pada anak-anak
maupun remaja dan dewasa muda.
• Akumulasinya lambat dan tidak sakit sehingga efusi tampak besar.
• Efusi > unilateral

4. Tuberkulosis milier
Tuberkulosis milier > jarang terjadi komplikasi yang serius dan memberikan
gambaran nodul kecil (1-2 mm) multipel terpisah berbatas jelas yang
tersebar merata pada kedua paru.
Primary TB
Tuberculosis
Primer
Adanya bronchogram udara
di konsolidasi lobus kiri atas
Tuberculous
Primer
Adanya pembesaran hilum
kiri dan konsolidasi perihilum
Chest radiograph obtained in a 4-year-old boy shows right hilar lymphadeno-
pathy (arrow) associated with right upper lobe consolidation. Right para-
tracheal lymphadenopathy (not shown) was also present.
Chest radiograph obtained in a 7-month-old Hispanic boy shows right paratracheal
lymphadenopathy (straight arrow) with multilobar consolidation predominating in
the right lung. Moderate right lower lobe atelectasis with inferior displacement of
major fissure (curved arrows) is associated. Right hilar lymphadenopathy (not
shown) was also present.
Chest radiograph obtained in a 3-year-old Hispanic boy shows mediastinal and right
hilar lymphadenopathy. Atelectasis of the right lower lobe is present with
depression of the major fissure (arrows).
Tuberkulosis paru, terdapat pembesaran nodus limphatikus pada hilus kanan.
Healed
Tuberculosis
• Fibrosis lobus atas bilateral
dengan elevasi kedua hilum.
• Terbentuk basal emphysema.
• Ada kalsifikasi granuloma
multipel di zona tengah dan atas.
Pembesaran nodus l
impatikus
Cavity
Parenchymal primary tuberculosis in
an adult. Radiograph of the left lung
demonstrates extensive upper lobe
and lingular consolidation.
Tuberkulosis dengan kavitas
Tuberkulosis Sekunder
• Kuman yang dorman pada TB primer akan muncul bertahun-tahun kemudian
sebagai infeksi endogen  TB sekunder
• TB post primer ini berawal dari sarang dini yang berlokasi di bagian atas
paru (bagian apikalposterior lobus superior atau inferior) invasi ke daerah
parenkim paru.
• Sarang dini ini awalnya berbentuk sarang tuberkulosis pneumonia kecil.
• Dalam waktu 3-10 minggu  menjadi tuberkel (granuloma yang terdiri dan
sel-sel histiosit dan sel Datia Langhans ( sel besar dengan banyak inti) yang
dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan jaringan ikat).
Secondary tuberculosis. Some consolidation in the right upper lobe with a
cavity (arrowed), typical of secondary tuberculosis.
Parenchymal postprimary TB.

Chest radiograph demon-


strates the characteristic
bilateral upper lobe
fibrosis associated with
postprimary TB.
Postprimary pattern of TB in a 54-year-old Hispanic man. (a) Radiograph obtained
at presentation shows focal areas of confluent consolidation (large arrows) in
the bilateral upper lobes. In the right lung, multiple ill-defined, 5-8-mm nodules
(small arrows) can be identified; in the more severely affected left lung, a broncho
-pneumonia pattern is present predominating in the lower lobe.
(b) Radiograph obtained 3 months after initiation of treatment shows that
improvement has occurred, with resolution of right lung nodules. Reticulonodular
opacities persist in bilateral upper and left lower lung zones.
Tuberkuloma
• Dapat terjadi pada tuberkulosis primer maupun post-primer.
• Menyerupai sebuah tumor.
• Pada hakekatnya tuberkuloma adalah suatu perkijuan (caseosa).
• Menunjukkan penyakit yang tidak begitu virulen bahkan bersifat tidak aktif.
• Tuberkuloma memberikan gambaran nodule 10-15 mm.
• Dapat muncul di lobus manapun, dapat single maupun multiple, berbatas jelas
dan di dekatnya terdapat lesi satelit. Kalsifikasi dan kavitasi jarang terjadi.
Tuberkuloma
Komplikasi
• Akibat penyebaran hematogen (duktus thoraksikus → v.subklavia sinistra →
v.cava superior → jantung kanan→ a.pulmonalis → kapiler → jaringan paru)
• Tampak sarang-sarang sekecil 1-2mm, atau sebesar kepala jarum
• Tersebar merata pada kedua belah paru
• Dapat menyerupai gambaran badai kabut (snow storm appearance)
• Penyebaran dapat ke ginjal, tulang, sendi, selaput otak, dan sebagainya.
Komplikasi
Pneumonia Tuberkulosis
Tampak perselubungan
padat homogen pada salah
satu lobus paru dengan batas
tegas.

Anda mungkin juga menyukai