Anda di halaman 1dari 31

Objective

1. Understanding intellectual property right


2. History of intellectual property right
3. Intellectual property right in Indonesia
4. Copyright
5. Patent
Pengantar
1. Payung hukum Undang-Undang no. 67 Tahun 1982 tentang Hak
Cipta dirasa tidak sesuai dengan perkembangan jaman, karena
beberapa kasus yang terjadi, walaupun umurnya baru 5 tahun.
2. Kasus Bob Geldof dan Madonna yang dibajak oleh perusahaan/
produser rekaman Indonesia dan sederetan kasus selama tahun
1980-1986 membuat Presiden Amerika waktu itu Ronald
Reagen mengadakan pembicaraan empat mata dengan
Presiden Indonesia waktu itu Soeharto.
3. Desakan masyarkat internasional setelah ratifikasi GATT
1994/WTO di Marakesh yang memuat TRIPs (Trade Related
Aspects of Intellectual Property Rights)
Definisi
1. Hak kekayaan intelektual adalah hak kebendaan, hak atas sesuatu
bendan yang bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil
kerjanya itu berupa benda immateril.
2. Hasil kerja otak itu dirumuskan sebagai intelektualitas
HAKI meliputi:
Intellectual property mencakup 3 bidang :
1.Hak Cipta
1. Ciptaan 2.Paten
2. Penemuan 3.Merek
3. Merek. 4.Desain industri
5.Desain tata letak sirkuit
terpadu
6.Rahasia Dagang
7.Varietas tanaman.
Bagan Tentang HAKI
Konsep Perdata Tentang HAKI
1. HAKI dalam hukum pidana dan perdata diartikan sebagai benda
(bertubuh dan tidak bertubuh)  tidak bertubuh dapat diartikan
sebagai hak
2. Hak-hak di dalam HAKI dapat dialihkan melalui:
 Pewarisan
 Wasiat
 Hibah
 Perjanjian
 Sebab lain yang diatur dalam Undang-Undang
Konvensi Internasional Tentang Hak Cipta

A. Persetujuan TRIPs
B. Bern Convention
C. Universal Copy Rights Convention
D. Rome Convention
A. TRIPs
TRIPs (Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights)
1.Dengan disetujuinya Putaran Uruguay (GATT) 15 Desember
1993 oleh 117 negara
2.Adanya sanksi keras di bidang ekonomi bagi negara anggota
yang tidak memenuhi ketentuannya
3.Batas waktu penyesuaiannya 5 tahun, efektif sejak 1 Januari
1995
Ketentuan Umum TRIPs
 Ketentuan Free to Determine
Kebebasan kepada para anggotanya untuk menentukan cara-cara yang
dianggap sesuai untuk menerapkan ketentuan-ketentuan TRIPs ke
dalam sistem dan praktek hukumnya. (Pasal 1 TRIPs)
 Ketentuan Intellectual Property Convention
ketentuan yang mengharuskan anggotanya untuk menyesuaikan
berbagai peraturan perundang-undangan dengan berbagai konvensi
internasional di bidang hak milik intelektual, khususnya; Konvensi
Paris, Konvensi Bern, Konvensi Roma, Treaty on Intellectual property in
Respect of Integrated Circuit. (Pasal 2 (2))
 Ketentuan National Treatment
Mengharuskan para anggotanya memberikan perlindungan hak milik
intelektual yang sama antara warga negaranya sendiri dengan warga
negara anggota lainnya (Pasal 3 (1)). Tidak hanya perseorangan tetapi
juga badan hukum
 Ketentuan Most-Favoured-Nation-Treatment
mengharuskan negara anggota memberikan perlindungan hak
milik intelektual yang sama terhadap seluruh anggotanya (Pasal
4). Hal ini untuk menghindarkan terjadinya perlakuan istimewa
yang berbeda (diskriminasi)
 Ketentuan Exhaution
mengharuskan para anggotanya, dalam menyelesaikan sengketa
tidak menggunakan suatu ketentuanpun dalam persetujuan
TRIPs sebagai alasan tidak optimalnya pengaturan hak milik
intelektual di dalam negri mereka

Menyangkut masalah prosedur penyelesaian sengketa melalui


mekanisme penyelesaian sengketa terpadu di bawah
Multilateral Trade Organization (MTO) yang disepakati dalam
persetujuan GATT dan bertugas mengelola TRIPs. Sedangkan
pengawas pelaksanaan TRIPs dibentuk dewan dari MTO
B. Bern Convention
Konvensi Bern diselenggarakan di :
1.Paris, tanggal 4 Mei 1896
2.Berlin, tanggal 13 November 1908
3.Berlin, tanggal 24 Maret 1914
4.Roma, tanggal 2 Juli 1928
5.Brussels, tanggal 26 Juni 1948
6.Stockholm, tanggal 14 Juli 1967
7.Paris, tanggal 24 Juli 1971
Hal yang penting dalam Konvensi Bern adalah mengenai perlindungan yang
diberikannya terhadap para pencipta atau pemegang hak.

Pasal 5 Konvensi Bern:


Author shall enjoy in respect of work to which they are protected under this
convention, in countries of the union other that the country of origin, the
right which their respective laws do now or may here after grant to their
national as well as the right specially granted by this convention
C. Universal Copy Right Convention
Universal Copy Right Convention ditandatangani di Jenewa
tanggal 6 september 1992 dan baru mulai berlaku pada
tanggal 1955.
Tiga protokol dalam Konvensi ini adalah:
1.Protokol I: Mengenai perlindungan karya dari orang-orang
yang tanpa kewarganegaraan (pelarian).
2.Protokol II: Berlakunya karya-karya dari organisasi
internasional tertentu, hal ini erat kaitannya dengan
keinginan PBB untuk dapat hidup secara harminis
3.Protokol III Mengenai cara-cara untuk memungkinkan turut
sertanya negara dalam konvensi ini dengan cara bersyarat
D. Rome Convention

Permasalahan pokok dalam Konvensi ini adalah


mengenai perlindungan bagi pelaku pertunjukan
produser rekaman dan organisasi penyiaran.
1. Hak Cipta
UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 1 (1)
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak yang melekat pada hak cipta


1. Perlindungannya selama si pencipta masih hidup dan 50 tahun
sesudahnya
2. Dapat dilisensikan

Sanksi Pidana
1. Kurungan maksimal 5 tahun
2. Denda maksimal 1 Milyar rupiah
Bentuk Hak Cipta
1. Buku, program, dan semua hasil karya tulis lain.
2. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu.
3. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
4. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks,
5. Drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan dan
pantomim,
6. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir,
seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan seni terapan.
7. Arsitektur.
8. Peta,
9. Seni batik,
10. Fotografi,
11. Sinematografi,
12. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database dan karya lain
dan hasil pengalihwujudan.
Tidak Termasuk Hak Cipta
1. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara,
2. Peraturan Perundang-undangan,
3. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah,
4. Putusan pengadilan atau penetapan haki, atau
5. Keputusan Badan Arbitrase atau keputusan badan-
badan sejenis lainnya
Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta :
1. Pengumuman dan/atau Perbanyakan lambang Negara dan
lagu kebangsaan menurut sifatnya yang asli;
2. Pengumuman dan/atau Perbanyakan segala sesuatu yang
diumumkan dan/ atau diperbanyak oleh atau atas nama
Pemerintah, kecuali apabila Hak Cipta itu dinyatakan
dilindungi, baik dengan peraturan perundang-undangan
maupun dengan pernyataan pada Ciptaan itu sendiri atau
ketika Ciptaan itu diumumkan dan/atau diperbanyak; atau
3. Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian
dari kantor berita, Lembaga Penyiaran, dan surat kabar atau
sumber sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus
disebutkan secara lengkap.

Lihat batasannya dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 2009
Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan
Lisensi
1. Istilah lisensi dalam pengalihan hak cipta kepada pihak lain baru
dikenal sejak Hak Cita Indonesia tahun 1997. Istilah lisensi
didasarkan pada Konvensi Bern.
2. Kecuali diperjanjikan lain, lisensi selalu bersifat nonekslusif,
artinya jika tidak ada perjanjian lain, pemegang hak cipta tetap
boleh melaksanakan sendiri atau memberi lisensi kepada pihak
ketiga lainnya untuk melaksanakan perbuatan hukum
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya.
3. Jaminan perlindungan hukum lisensi kepada pihak lain baru akan
ada setelah perjanjian lisensi tersebut didaftarkan di kantor
Merek
Neighboring Right
Neighboring rights adalah hak yang ada kaitannya / berdampingan
dengan hak cipta.

Hak-hak ini terdiri dari:


1.The rights of performing artists in their performances
2.The rights producers of phonograms in their phonograms
3.The rights of broadcasting organization in their radio and
televesion broadcast
Hak dalam Neighboring Right
1. Hak moral, merupakan hak dari seorang performer untuk
disebutkan namanya
2. Exclusive right, dalam hal reproduksi, distribusi, rental dan
rekaman suara secara on-line terhadap pertunjukan mereka
3. Hak untuk memperoleh pembayaran yang wajar dari siaran dan
komunikasi kepada khalayak dari penayangan ulang siaran
mereka.
2. Paten
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten Pasal 1 (1))
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil
Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain
untuk melaksanakannya.

Hak yang melekat pada paten:


1. Jangka waktu perlindungannya 20 tahun
2. Paten dapat dilisensikan

Pidana Paten
1. Kurungan paling lama 4 tahun
2. Denda Rp. 500.000.000,-
 Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di
bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau memberikan persetujuan kepada orang lain untuk
melaksanakannya (Pasal 1 Undang-undang Paten).
 Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu pengetahuan
yang diterapkan dalam proses industri. Di samping paten, dikenal pula paten
sederhana (utility models) yang hampir sama dengan paten, tetapi memiliki
syarat-syarat perlindungan yang lebih sederhana. Paten dan paten sederhana di
Indonesia diatur dalam Undang-Undang Paten (UUP).
 Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu
penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah
kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi yang berupa :
a. proses;
b. hasil produksi;
c. penyempurnaan dan pengembangan proses;
d. penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi;
Beberapa Istilah
1. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu
kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi
dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses.
2. Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa
orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang
dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi.
3. Pemegang paten adalah inventor sebagai pemilik paten atau
pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak
lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar
dalam Daftar Umum Paten.
Objek Paten
Berdasarkan Strasbourg Agreement 1971:
Seksi Subseksi

A. Human necessities • Agriculture


• Foods stuffs and tobacco
• Personal and domestic articles
B. Performing operation • Separating and mixing
• Shaping
• Printing
• Transporting
C. Chemistry and metallurgy • Chemistry
• Metallurgy
D. Textiles and paper • Textiles and flexible materials and other-wise provided for
• paper
E. Fixed Construction • Building
• Mining
F. Mechanical engineering • Engines and pumps
• Engineering in general
• Lighting and beating
G. Physics • Instruments
• Nucleonic
H. Electricity
No.
Paten Biasa dan Paten Sederhana
Keterangan Paten Paten Sederhana
1. Jumlah klaim 1 invensi atau beberapa invensi 1 invensi
yang merupakan satu kesatuan
invensi
2. Masa perlindungan 20 tahun terhitung sejak tanggal 10 tahun sejak tanggal
penerimaan permohonan paten penerimaan paten

3. Pengumuman 18 bulan setelah tanggal 3 bulan setelah tanggal


permohonan penerimaan penerimaan
4. Jangka waktu 6 bulan terhitung sejak 3 bulan terhitung sejak
pengajuan keberatan diumumkan diumumkan

5. Pemeriksaan Kebaruan, langkah inventif, dan Kebaruan dan dapat


substantif dapat diterapkan dalam industri diterapkan dalam industri

6. Lama pemeriksaan 36 bulan terhitung sejak tanggal 24 bulan terhitung sejak


substantif penerimaan permohonan tanggal penerimaan
pemeriksaan substantif permohonan pemeriksaan
substantif

7. Objek paten Proses, penggunaan, komposisi, Produk atau alat kasat mata
dan produk (tangible)
Invensi Yang Dapat Diberi Paten
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, invensi yang
dapat dimintakan perlindungan Paten adalah invensi yang:
•Baru (novelty);Invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan, invensi
tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya (prior art atau
the state of art). Pengungkapan bisa berupa uraian lisan, melalui peragaan, atau
dengan cara lain yang memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan invensi
tersebut.
• Mengandung langkah inventif (inventive step);Yaitu invensi yang bagi seseorang
dengan keahlian tertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga
sebelumnya dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat permohonan
diajukan.
• Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicable), yaitu invensi dapat diterapkan
dalam industri sesuai dengan uraian dalam permohonan. Jika invensi tersebut
dimaksudkan sebagai produk, produk tersebut harus mampu dibuat secara berulang-
ulang (secara massal) dengan kualitas yang sama, sedangkan jika invensi berupa
proses, proses tersebut harus mampu dijalankan atau digunakan dalam praktik.
Invensi Yang Tidak Dapat DiPatenkan
Sebagai pengecualian, ada invensi-invensi yang tidak dapat dipatenkan, yakni :
•proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau
pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan
•metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang
diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan
teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika
1.semua makhluk hidup, kecuali jasad renik
2.proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan,
kecuali proses non-biologis atau proses mikro-biologis.
Lisensi Paten

Pasal 69 (1) UU No. 14 Tahun 2001


Pemegang paten berhak memberikan lisensi kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian lisensi untuk melaksanakan perbuatan
sebagaimana diatur dalam pasal 16 (hak ekslusif).

Larangan lisensi, pasal 71 (1)


Perjanjian lisensi tidak boleh memuat ketentuan, baik langsung maupun
tidak langsung, yang dapat merugikan perekonomian Indonesia atau
memuat pembatasan dalam menguasai dan mengembangkan
teknologi pada umumnya dan yang berkaitan dengan invensi yang
diberi paten tersebut pada khususnya.
Perlindungan Paten Internasional
Convention Establishing the World Intellectual Property organization (WIPO). Yang
menjadi objek perlindungan hak milik perindustrial menurut Konvensi ini adalah:
1.Patent
2.Utility models
3.Industrial design
4.Trademark
5.Trade names
6.Indication of source or appelation of origin

Isi dari Konvensi Paris dapat dibagi menjadi:


1.Perihal prosedur
2.Prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman wajib bagi negara-negara anggota
3.Ketentuan-ketentuan periha patennya sendiri
Perjanjian Kerjasama Paten

Patent Cooperation Treaty (PCT)


Tujuannya adalah:

Permohonan internasional paten agar paten tersebut mendapat


perlindungan di beberapa negara
Konvensi Paten Eropa
Konvensi ini dibuat pada tahun 1973 dan berlaku di 13 negara.
Tujuannya adalah menciptakan paten Eropa yang dapat diperoleh
berdasarkan sebuah permohonan dan berlaku dengan menerapkan
persyaratan yang sama seperti paten nasional di negara di mana
perlindungan itu dimintakan.

Anda mungkin juga menyukai