Anda di halaman 1dari 44

TB PARU

Definisi
Infeksi nekrotik dengan patologi khas tuberkel akibat
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang
terutama sekali menyerang paru-paru
Etiologi 3

Tuberkulosis (TB) --> infeksi


bakteri Mycobacterium
tuberculosis.
>95%infeksi paru
mycobacterial oleh bakteri ini
sisanya M.kansasii dan
M.avium-inracellulare complex.
KLASIFIKASI
TB Primer TB sekunder

• Terjadi karena infeksi melalui jalan • kronis


nafas • biasanya pada orang dewasa
• Biasanya pada anak-anak • sering terjadi akibat
• lokasi: reaktivasi dari lesi primer
bisa di lobus mana saja dalam terutama bila imunitas ↓↓
paru
biasanya subpleural atau sekitar
hilus
• sering disertai
pembesaran kelenjar limfe
regional
• komplikasi: pleuritis, atelektasis
KLASIFIKASI TB
(berdasarkan National Tuberculosis Assotiation of
USA)
 I. Minimal Lession Tuberculosis
 lesi minimal dengan densitas ringan sampai sedang tanpa
kavitas
 Mengenai satu atau kedua paru tanpa memperhatikan
distribusinya, tetapi jumlah keseluruhan tidak melebihi 1/3
volume paru.
 Ukuran lesi kurang dari 1,5cm. Dapat disertai garis
peribronkhial

II. Moderate Advanced Lession Tuberculosis


 Lesi pada satu atau kedua paru
 Jumlah keseluruhan tidak melebihi 1/3 paru
 Kavitas ukuran kurang dari 4cm
 III. Far Advanced Lession Tuberculosis
 lesi pada satu atau kedua paru
 Jumlah keseluruhan lebih dari 1/3 paru
 Kavitas ukuran lebih dari 4cm
II. Berdasarkan status aktivitas penyakit 7
 Inactive
 Penyembuhan konstan dan definitif
 Tes bakteriologi negatif selama 6 bulan
 Rontgen serial menunjukkan stabilitas atau pembersihan
lesi, dan tidak ada bukti kavitasi sekurang-kurangnya 6
bulan

 Active
 Rontgen: perubahan pada rontgen serial pada ≤ 6 bulan
 Umumnya terdapat kavitasi,
 Atau TB tenang dengan bakteriologi + atau komplikasi + (empiema
tuberkulosa, fistula bronkial atau pleural, atau TB endobronkial aktif)
 Quiescent (tenang) 8
 Intermediat antara aktif dan inaktif
 Bakteriologi (-) dan rontgen stabil, namun masih mungkin
terdapat kavitasi
 Rontgen: “open negative” lesions kavitas terdiri dari
bayangan anular residual kecil, atau berdinding tipis, atau
tampak kistik
 Atau dense area yang luas, kavitas sebelumnya yang terisi
atau ter-block (≤ 6 bulan)

 Chronic fibroid TB
 Terdapat kontraksi paru akibat fibrosis dan parut pengecilan lobus,
deviasi trakea ke arah lesi, dan pergeseran hilus ke atas ke arah lesi
PATOFISIOLOGI
Inhalasi droplet , bakteri masuk ke paru-paru

Berkembang dalam sitoplasma makrofag

Membentuk FOKUS GHON (sarang primer, berupa parenchymal pulmonary
exudative lesion yang dapat terjadi di setiap jar.paru)

Terjadi peradangan sal.getah bening menuju hilus (LIMFANGITIS LOKAL) RANKE
↓ COMPLEX
Terjadi pembesaran KGB hilus (LIMFADENITIS REGIONAL)

Sembuh tanpa cacat
Sembuh dengan sedikit bekas (garis fibrotik, kalsifikasi di hilus)
Menjalar ke pleura (EFUSI PLEURA)
Menjalar ke pembuluh darah /limfe (TB MILIER)
Gambaran Radiologis TB
Anak
Anak

•Lesi primer terjadi pada interalveolar pada paru-paru.


•Biasanya terletak di perifer (subpleural) atau sekitar hilus
•Adanya pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar tracheal
•Terdapat bintik2 kalsifikasi dan fibrosis
•Ditemukan adanya haltor sign (bintik2 kalsifikasi di perifer disertai
dengan lymphangitis dan pemadatan atau kalsifikasi pada hilus
•Complex primer dapat sembuh
•Dapat timbul kembali karena adanya reinfeksi exogenous atau
endogenous.
GAMBARAN 12

RADIOLOGIS
 Tuberkulosis aktif
 Bercak-bercak halus atau kasar (masih terlihat banyak
jaringan paru yang masih sehat).
 Gambaran berawan tipis atau padat, sebagian besar
lapangan paru atas tertutup dengan infiltrat, tapi masih
terlihat lapangan paru atas yang masih sehat.
 Berselubung homogen ataupun inhomogen.
 Kavitas dengan dinding yang agak menebal.

 Tuberkulosis tenang
 Bintik kalsifikasi (noda keras), densitas tinggi seperti
perkapuran dengan macam-macam bentuk dan ukuran.
 Garis-garis fibrosis (garis keras), garis agak lurus dengan
kaliber yang sama, tidak bercabang-cabang.
 Proses fibrosis dapat menyebabkan retraksi dari hilus atau
trakea ke sisi proses tersebut
 Tuberkuloma
13
 Menyerupai tumor.
 Merupakan suatu sarang keju (caseosa).
 Menunjukkan penyakit yang tidak begitu virulen.
 Batas licin, tegas, di dalam atau di pinggirnya ada
sarang perkapuran, menunjukkan sifat tidak aktif.
 Diagnosis banding dengan tumor sejati karena di
dekat tuberkuloma sering ditemukan sarang-sarang
kapur satelit.

 Penyembuhan
1. Penyembuhan tanpa bekas
 Sering terjadi pada anak-anak, kadang-kadang penderita tidak
menyadari pernah diserang penyakit tuberculosis.
 Pada orang dewasa, mungkin terjadi bila diberikan pengobatan
yang baik.
14
2. Penyembuhan dengan meninggalkan cacat
 Garis-garis dengan densitas tinggi/sarang fibrotik atau
sarang kalsiferus.
 Tuberkulosis fibrosis densa : sarang-sarang fibrotik yang
keras dan kalsiferus di kedua lapangan atas
penarikan pembuluh-pembuluh darah besar di kedua
hilli ke atas (fenomena kantong celana/broekzak
fenomeen).
 Simon’s foci : sarang-sarang kapur kecil yang
mengelompok di puncak paru.
 Sarang dikatakan sembuh (proses tenang) bila ≥3 bulan
bentuknya sama, sifat bayangan tidak boleh bercak-
bercak, awan, atau kavitas, melainkan garis-garis atau
bintik-bintik kapur + hasil lab baik
GAMBARAN RADIOLOGI

TB AKTIF TB TENANG TUBERKULOMA


 Bercak-bercak halus  Bintik kalsifikasi  Menyerupai tumor
/ kasar (noda keras), densitas  Merupakan suatu
 Gambaran tinggi seperti caseosa
berawan tipis/padat, perkapuran dengan  Menunjukkan
sebagian besar bentuk dan ukuran penyakit yang tidak
lapang paru atas beragam begitu virulen
tertutup dengan  Garis fibrosis (garis  Batas licin, tegas, di
infiltrat, tapi masih keras), garis agak lurus dalam /pinggirnya
terlihat lap.paru atas dengan kaliber sama ada sarang
yang sehat tidak bercabang perkapuran,
 Berselubung, bisa  Fibrosis → retraksi dari menunjukkan sifat
homogen / hilus / trakea ke sisi yang tidak aktif
inhomogen tersebut
 Kavitas dengan
dinding yang agak
menebal
TB Primer
Temuan Radiologis
1. Konsolidasi
terjadi di lobus manapun, homogen dan luasnya ±10
mm sampai seluruh lobus.
2. Limfadenopati
Merupakan manifestasi yang paling sering timbul
dengan/tanpa konsolidasi.
Limfadenopati nodus limfe di hilus
--> menekan bronkus lobus atas
--> atelektasis.
Atelektasis menetap walau sudah diterapi dengan obat
anti tuberculosis menandakan stenosis bronkus.
3. Efusi Pleura
 Efusi pleura (pd tuberkulosis primer) terjadi baik
pada anak-anak maupun remaja dan
dewasa
muda.
 Akumulasinya lambat dan tidak sakit
sehingga
efusi tampak besar.
 Efusi > unilateral
4. Tuberkulosis milier.
Tuberkulosis milier > jarang terjadi komplikasi
yang serius dan memberikan gambaran nodul
kecil (1-2 mm) multipel terpisah berbatas jelas
yang tersebar merata pada kedua paru.
Primary TB
Tuberculous
primer

Adanya
bronchogram
udara di
konsolidasi
lobus kiri atas
TB primer

Adanya
pembesaran
hilum kiri dan
konsolidasi
perihilum
21

Chest radiograph obtained in a 4-year-old boy shows right hilar


lymphadenopathy (arrow) associated with right upper lobe consolidation.
Right paratracheal lymphadenopathy (not shown) was also present.
22

Chest radiograph obtained in a 7-month-old Hispanic boy shows right


paratracheal lymphadenopathy (straight arrow) with multilobar
consolidation predominating in the right lung. Moderate right lower lobe
atelectasis with inferior displacement of major fissure (curved arrows) is
associated. Right hilar lymphadenopathy (not shown) was also present.
23

Chest radiograph obtained in a 3-year-old Hispanic boy shows


mediastinal and right hilar lymphadenopathy. Atelectasis of the right
lower lobe is present with depression of the major fissure (arrows).
Tuberkulosis paru, terdapat pembesaran nodus limphatikus pada hilus kanan.
Healed tuberculosis

Fibrosis lobus atas bilateral dengan


elevasi kedua hilum. Terbentuk basal
emphysema. Ada kalsifikasi
granuloma multipel di zona tengah
dan atas
Pembesaran
nodus limpatikus
Cavity
Parenchymal primary tuberculosis in an adult.
Radiograph of the left lung demonstrates extensive
upper lobe and lingular consolidation.
Tuberkulosis Sekunder 29

 Kuman yang dormant pada TB primer akan muncul


bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen  TB
sekunder
 TB post primer ini berawal dari sarang dini yang berlokasi
di bagian atas paru (bagian apikalposterior lobus superior
atau inferior) invasi ke daerah parenkim paru.
 Sarang dini ini awalnya berbentuk sarang tuberkulosis
pneumonia kecil.
 Dalam waktu 3-10 minggu  menjadi tuberkel
(granuloma yang terdiri dan sel-sel histiosit dan sel Datia
Langhans ( sel besar dengan banyak inti) yang dikelilingi
oleh sel-sel limfosit dan jaringan ikat)
30

TB with cavitation
Parenchymal postprimary TB.
Chest radiograph demonstrates the characteristic bilateral
upper lobe fibrosis associated with postprimary TB
32

Secondary tuberculosis. Some consolidation in the right


upper lobe with a cavity (arrowed), typical of secondary
tuberculosis
33

Postprimary pattern of TB in a 54-year-old Hispanic man. (a)


Radiograph obtained at presentation shows focal areas of
confluent consolidation (large arrows) in the bilateral upper lobes. In
the right lung, multiple ill-defined, 5-8-mm nodules (small arrows)
can be identified; in the more severely affected left lung, a
bronchopneumonia pattern is present predominating in the lower
lobe.
34

(b) Radiograph obtained 3 months after initiation of treatment


shows that improvement has occurred, with resolution of right
lung nodules. Reticulonodular opacities persist in bilateral upper
and left lower lung zones.
TUBERKULOMA

 Dapat terjadi pd tuberkulosis primer maupun post-primer.


 menyerupai sebuah tumor.
 Pada hakekatnya tuberkuloma adalah suatu perkijuan
(caseosa)
 menunjukkan penyakit yang tidak begitu virulen bahkan
bersifat tidak aktif
 Tuberkuloma memberikan gambaran nodule 10-15 mm
 dapat muncul di lobus manapun, dapat single maupun
multiple, berbatas jelas dan di dekatnya terdapat lesi
satelit. Kalsifikasi dan kavitasi jarang terjadi.
Tuberkuloma
KOMPLIKASI

TB Millier
 Akibat penyebaran hematogen (duktus thoraksikus
→ v.subklavia sinistra→ v.cava superior → jantung
kanan→a.pulmonalis→kapiler→jaringan paru)
 Tampak sarang-sarang sekecil 1-2mm, atau sebesar
kepala jarum
 Tersebar merata pada kedua belah paru
 Dapat menyerupai gambaran badai kabut (snow
storm appearance)
 Penyebaran dapat ke ginjal, tulang, sendi, selaput
otak, dan sebagainya
 TB milier
39

Miliary tuberculosis. There are multiple small discrete


nodules throughout both lungs
TB milier 40

Miliary tuberculosis. Multiple fine


nodular densities are distributed
throughout the central and
peripheral areas of both lungs.
This finely nodular pattern is
often called a miliary pattern
and is typical of miliary
tuberculosis
KOMPLIKASI

Pneumonia
tuberkulosis
 Tampak perselubungan
padat homogen pada salah
satu lobus paru dengan
batas tegas
Post-primary pulmonary tbc 42
Moderate lesion
Post-primary pulmonary tbc 43

chronic fibroid

Anda mungkin juga menyukai