Anda di halaman 1dari 32

TUBERCULOSIS PARU

Disusun Oleh :
Thyo Amando Purba 71160891599
Desi Yuliana Risky Siregar 71160891662
Pembimbing :
Dr. Robert Sinurat Sp.Rad
Page 1
Definisi
Penyakit infeksi paru yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis.
Ada 3 varian Mycobacterium tuberculosis:
Var. Humanus
Var. Bovinum
Var. Avium
Paling banyak pada manusia adalah M.
Tuberkulosis Humanus.

Page 2
Etiologi
Penyebab tuberkulosis Aerob obligat
adalah Mycobacterium Sebagian besar kuman
tuberculosis terdiri dari asam lemak
Berbentuk batang Tidak berspora sehingga
Gram negatif mudah dibasmi dengan
Tidak bergerak pemanasan sinar
Ukuran panjang 1 4 m matahari dan ultra violet
dan tebal 0.3 0.6 m

Page 3
Patogenesis Tuberkulosis
Mycobacterium tuberculosis yang
terinhalasi sampai ke alveoli dapat
menyebabkan terbentuknya fokus primer
di jaringan paru.
Kemudian Mycobacterium tuberculosis
melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe
regional (hilus) terjadi peradangan
(limfangitis dan limfadenitis)

Page 4
Page 5
Patogenesis Tuberkulosis
Lama waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk
komplek primer 4-6 minggu.
Ada 3 kemungkinan yang terjadi setelah
Mycobacterium tuberculosis masuk:
Penyembuhan secara spontan
Menderita TB TB Primer
Terjadi infeksi tapi tidak sakit Mycobacterium
tuberculosis dormant.
Jika pertahanan tubuh menurun, M. Tuberkulosis
aktif kembali TB Reaktivasi.

Page 6
Diagnosis
Gejala klinis
Pemeriksaan fisik
Tes tuberculin
Pemeriksaan radiologis
Bakteriologis.
Diagnosis pasti TB paru ditegakkan berdasarkan
ditemukannya kuman Mycobacterium tuberkulosis.

Page 7
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI

Page 8
Proyeksi Pemotretan pada
Foto Toraks Pasien yang dicurigai TB
1. Proyeksi Postero-Anterior (PA)
2. Proyeksi Lateral
3. Proyeksi Top Lordotik

Page 9
Gambaran Radiologi TB Paru
1. Kelainan terutama pada lapang atas paru
2. Bayangan bercak-bercak atau noduler
3. Adanya kavitas
4. Adanya kalsifikasi
5. Kelainan bilateral dilapangan atas
6. Kelainan menetap setelah beberapa minggu
7. Bayangan milier
8. Bayangan fibrosis

Page 10
Gambaran TB Paru Aktif
Bayangan berawan / noduler disegmen
apikal dan posterior lobus atas dan
segmen superior lobus bawah paru
Sarang-sarang berbentuk awan atau
bercak infiltrat dengan densitas rendah
hingga sedang dengan batas tidak tegas.
Sarang-sarang ini biasanya menunjukan
suatu proses aktif.

Page 11
Gambaran TB Paru Aktif
Kavitas, terutama lebih dari satu, yang
dikelilingi bayangan opak berawan atau
noduler kecuali bila lubang (kavitas) sudah
sangat kecil, yang dinamakan residual
cavity.
Bayangan bercak milier
Efusi pleura

Page 12
Gambaran TB Paru Aktif

Awan-awan & kavitas besar Kavitas sisa (residual cavity)


(ukuran total 4 cm)

Page 13
Gambaran TB Paru Aktif

Kavitas:
Pada foto thorak disamping
tampak infiltrate dengan
kavitas pada lobus superior
paru bilateral, menunjukkan
adanya tuberculosis
pulmonal aktif.

Page 14
Gambaran TB Paru Aktif
(Bayangan Bercak Miliar)

Gambaran Badai Salju (Snow Storm


Appearance)
Page 15
Gambaran TB Paru Aktif
(Efusi Pleura)

Page 16
Gambaran TB Paru Inaktif
Fibrotik, terutama pada segmen apikal dan
atau posterior lobus atas dan atau segmen
posterior lobus atas dan atau segmen
superior lobus bawah.
Kalsifikasi
Penebalan pleura

Page 17
Gambaran TB Paru Inaktif
Tuberkulosis
Post Primer.
Temuan pada
foto thorak ini
adalah fibrosis
lobus superior
bilateral.

Page 18
Gambaran TB Paru Inaktif
Sarang-sarang seperti
garis (fibrotik) atau bintik -
bintik kapur (kalsifikasi),
yang biasanya
menunjukkan proses telah
tenang.

Garis-garis Fibrotik
(proses lama dan tenang)
Page 19
Bintik-bintik kapur (kalsifikasi) yang
biasanya menunjukkan bahwa proses
telah tenang.
Page 20
Gambaran Berbagai Kelainan TB Paru

Page 21
HASIL JURNAL

Page 22
1. Kesesuaian antara Foto Toraks dan Mikroskopis
Sputum pada Evaluasi Respons Pengobatan
Tuberkulosis Paru setelah Enam Bulan Pengobatan
Simpulan, terdapat kesesuaian antara penilaian foto
toraks dan hasil mikroskopis sputum pada evaluasi
respons penderita tuberkulosis paru setelah enam
bulan pengobatan. Foto toraks dapat dijadikan
alternatif evaluasi respons tuberkulosis paru setelah
enam bulan pengobatan.

Page 23
2. Gambaran Foto Toraks Pada Penderita Dewasa
Dengan Diagnosis Klinis Diabetes Melitus Yang
Disertai Tuberkulosis Paru Di Bagian/Smf Radiologi
Fk Unsrat Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Periode 1 Januari 2011 31 Desember 2011
Kesimpulannya ialah dari hasil gambaran foto toraks pada
penderita dewasa dengan diagnosis klinis diabetes melitus
yang disertai tuberkulosis paru ternyata lebih sedikit
dibandingkan dengan yang tanpa tuberkulosis paru dengan
gambaran terbanyak yaitu infiltrat.

Page 24
3. Pola Resistensi Primer pada Penderita TB Paru
Kategori I di RSUPH. Adam Malik, Medan
Hasil: Dari 85 subjek penelitian yang diteliti didapat
resistensi primer sebesar 35 orang (41,18%) dengan
resistensi monoresisten primer sebanyak 18 orang
(21,18%), resistensi terbanyak pada jenis obat
streptomisin (S) sebesar 10 orang (11,76%). Kejadian
poliresisten primer sebanyak 13 orang (15,27%),
terbanyak pada jenis kombinasi streptomisin dan
etambutol (SE) sebesar 4 orang (4,70%). TB-MDR Primer
sebanyak 4 orang (4,71%).
Kesimpulan: Didapatkan angka resistensi primer yang
tinggi pada penderita TB paru katagori I di RSUP H.
Adam Malik, Medan.Sehingga perlu kewaspadaan dan
berbagai upaya untuk mengatasi kasus resistensi primer
Page 25
4. Hubungan Gejala Klinis, Luas Lesi Radiologi Dan
Pemeriksaan Sputum Bta Dengan Hasil Cd4+
Pada Pasien Koinfeksi Tb-hiv Di Rs Persahabatan
Jakarta
Nilai CD4+ tidak dapat memprediksi terjadinya gejala
TB-HIV, hampir semuanya mempunyai gejala tidak
spesifik. Nilai CD4+ juga tidak dapat memprediksi
terdapatnya sputum BTA positif maupun negatif dan
hasil foto thoraks dengan lesi luas maupun minimal.

Page 26
Page 27
Page 28
Posisi Lateral Dekubitus

Page 29
Posisi Apikal (Lordotik)

Page 30
Posisi Oblique Iga (RAO) & (LAO)

Page 31
Page 32

Anda mungkin juga menyukai