LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERKULOSIS PARU ( TB PARU
)
1. Pengertian
Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh basil Mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit
saluran pernafasan bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolusis
masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection.
2. Etiologi
Bakteri Myobakterium tuberculosis, dengan ukuran panjang 1-4 µm
dan tebal 1,3-0,6 µm, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta
tahan asam atau basil tahan asam.
4. Patofisiologi
Penyebaran kuman Mikrobacterium tuberkolusis bisa masuk melalui
tiga tempat yaitu saluran pernafasan, saluran pencernaan dan adanya luka
yang terbuka pada kulit. Infeksi kuman ini sering terjadi melalui udara
(airbone) yang cara penularannya dengan droplet yang mengandung kuman
dari orang yang terinfeksi sebelumnya .(Sylvia.A.Price.1995.hal 754 )
Penularan tuberculosis paru terjadi karena penderita TBC membuang
ludah dan dahaknya sembarangan dengan cara dibatukkan atau dibersinkan
keluar. Dalam dahak dan ludah ada basil TBC-nya , sehingga basil ini
mengering lalu diterbangkan angin kemana-mana. Kuman terbawa angin
lOMoARcPSD|18563493
dan jatuh ketanah maupun lantai rumah yang kemudian terhirup oleh
manusia melalui paru-paru dan bersarang serta berkembangbiak di paru-
paru. ( dr.Hendrawan.N.1996,hal 1-2 )
Pada permulaan penyebaran akan terjadi beberapa kemungkinan
yang bisa muncul yaitu penyebaran limfohematogen yang dapat menyebar
melewati getah bening atau pembuluh darah. Kejadian ini dapat meloloskan
kuman dari kelenjar getah bening dan menuju aliran darah dalam jumlah
kecil yang dapat menyebabkan lesi pada organ tubuh yang lain. Basil
tuberkolusis yang bisa mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi
sebagai suatu unit yang terdiri dari 1-3 basil. Dengan adanya basil yang
mencapai ruang alveolus, ini terjadi dibawah lobus atas paru-paru atau
dibagian atas lobus bawah, maka hal ini bisa membangkitkan reaksi
peradangan. Berkembangnya leukosit pada hari hari pertama ini di gantikan
oleh makrofag. Pada alveoli yang terserang mengalami konsolidasi dan
menimbulkan tanda dan gejala pneumonia akut. Basil ini juga dapat
menyebar melalui getah bening menuju kelenjar getah bening regional,
sehingga makrofag yang mengadakan infiltrasi akan menjadi lebih panjang
dan yang sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitelloid yang
dikelilingi oleh limfosit,proses tersebut membutuhkan waktu 10-20 hari.
Bila terjadi lesi primer paru yang biasanya disebut focus ghon dan
bergabungnya serangan kelenjar getah bening regional dan lesi primer
dinamakan kompleks ghon. Kompleks ghon yang mengalami pencampuran
ini juga dapat diketahui pada orang sehat yang kebetulan menjalani
pemeriksaan radiogram rutin.Beberapa respon lain yang terjadi pada daerah
nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan
menimbulkan kavitas.Pada proses ini akan dapat terulang kembali dibagian
selain paru-paru ataupun basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga
tengah atau usus (Sylvia.A Price:1995;754).
lOMoARcPSD|18563493
5. Klasifikasi
6. Tanda dan
Gejala
a. Batuk lama lebih dari 3 minggu
b. Demam
c. Berat badan menurun
d. Keringat malam
e. Mudah lelah
f. Nafsu makan hilang
g. Nyeri dada
h. Batuk darah
lOMoARcPSD|18563493
7. Gambaran Klinik
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik :
- Pada tahap dini sulit diketahui.
- Ronchi basah, kasar dan nyaring.
- Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada
auskultasi memberi suara umforik.
- Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis.
- Bila mengenai Pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara
pekak)
b. Pemeriksaan Radiologi :
- Pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan
batas tidak jelas.
- Pada kavitas bayangan berupa cincin.
- Pada Kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan
densitas tinggi.
c. Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan
bronchus atau kerusakan paru karena TB.
d. Laboratorium :
- Darah : leukosit meninggi, LED meningkat
- Sputum : pada kultur ditemukan BTA
e. Test Tuberkulin : Mantoux test (indurasi lebih dari 10-15 mm)
lOMoARcPSD|18563493
9. Pathway
Mycobacterium
TB
Doplet infection
Gangguan
pertukaran gas
Defisit nutrisi
10. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi
pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
1) Identitas
Berisikan data umum dari pasien. Yang terdiri nama pasien, jenis kelamin,
umur, status perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal
masuk, nomer register, diagnosa medis, dan lain-lain.
2) Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan,
tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai,
yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk
sekarang dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
a) Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian.
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah
sakit.
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa
lalu maupun sekarang.
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga ada
yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
3) Pola Aktifitas Sehari–hari
a) Pola Makan dan Minum
1) Jumlah dan jenis makanan
Seberapa besar pasien mengkonsumsi makanan dan apa saja makanan
yang di konsumsi.
2) Waktu pemberian makanan
Rentang waktu yang diperlukan pasien untuk dapat mengkonsumsi makanan
3) Jumlah dan jenis cairan
Berapakah jumlah dan apasajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh
pasien yang setiap harinya di rumah maupun dirumah sakit.
4) Waktu pemberian cairan
Waktu yang di butuhkan pasien untuk mendapatkan asupan cairan
5) Masalah makan dan minum
Masalah–masalah yang dialami pasien saat akan ataupun setelah
mengkonsumsi makanan maupun minuman.
b) Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil
Berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa banyak, dibantu atau
secara mandiri.
2) Buang Air Besar
Kerutinan dalam eliminasi alvi setiap harinya, bagaimanakah bentuk dari
BAB pasien (encer, keras, atau lunak).
3) Kesulitan BAK/BAB
Kesulitan–kesulitan yang biasanya terjadi pada pasien yang kebutuhan
nutrisinya kurang, diet nutrisi yang tidak adekuat.
4) Upaya mengatasi BAK/BAB
Usaha pasien untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pola eliminasi.
5. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum :Compos Mentis Cooperatif
b) Tekanan Darah : 100/70 mmHg
c) Nadi : 68 x/menit
d) Pernafasan : 28 x/menit
e) Suhu : 36,5oC
f) Mulut & gigi : mukosa bibir kering dan tidak terdapat karies gigi
g) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan
tiroid
h) Dada/ Thorax Paru-paru
Inspeksi : dinding dada
tampak simetris Palpasi :
fremitus kiri dan kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : terdengar bunyi
bronkovesikuler, ronkhi (+) Jantung
Inspeksi : iktus kordis
tidak terlihat Palpasi
: iktus teraba
1 jari RIC 5 Perkusi
: pekak
Auskultasi : irama jantung terdengar beraturan
i) Abdomen : tidak tampak adanya pembengkakan dan tidak ada
nyeri tekan, bising usus (+) 15x/menit
j) Ektemitas
Atas : edema (-), akral dingin,
CRT < 2 detik Bawah : edema (-),
akral dingin, CRT < 2 detik
h) Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
)
lOMoARcPSD|18563493
)
lOMoARcPSD|18563493
Edukasi
- Anjurkan teknik batuk efektif
kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian therapi brongkodilator jika perlu
)
lOMoARcPSD|18563493
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
- Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
Edukasi
- Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan nutrisi
13. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang
dilakukan perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan (PPNI,
2018).
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
(peningkatan sputum)
a. Batuk efektif meningkat (5)
b. Frequensi nafas membaik(5)
c. Pola nafas membaik (5)
)
lOMoARcPSD|18563493
)
lOMoARcPSD|18563493
Daftar Pustaka
Black, J.M, et al, Luckman and Sorensen’s Medikal Nursing : A Nursing Process
Approach, 4 th Edition, W.B. Saunder Company, 1995.