OLEH:
ADITIYA MOKOGINTA
NIM : 21200001
2. Etiologi
Bakteri Myobakterium tuberculosis, dengan
ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 1,3-0,6 µm,
termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta
tahan asam atau basil tahan asam.
4. Patofisiologi
Penyebaran kuman Mikrobacterium tuberkolusis
bisa masuk melalui tiga tempat yaitu saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan adanya luka yang
terbuka pada kulit. Infeksi kuman ini sering terjadi
melalui udara (airbone) yang cara penularannya
dengan droplet yang mengandung kuman dari orang
yang terinfeksi sebelumnya .(Sylvia.A.Price.1995.hal
754 )
Penularan tuberculosis paru terjadi karena
penderita TBC membuang ludah dan dahaknya
sembarangan dengan cara dibatukkan atau
dibersinkan keluar. Dalam dahak dan ludah ada basil
TBC-nya , sehingga basil ini mengering lalu
diterbangkan angin kemana-mana. Kuman terbawa
angin
dan jatuh ketanah maupun lantai rumah yang
kemudian terhirup oleh manusia melalui paru-paru
dan bersarang serta berkembangbiak di paru- paru.
( dr.Hendrawan.N.1996,hal 1-2 )
Pada permulaan penyebaran akan terjadi
beberapa kemungkinan yang bisa muncul yaitu
penyebaran limfohematogen yang dapat menyebar
melewati getah bening atau pembuluh darah.
Kejadian ini dapat meloloskan kuman dari kelenjar
getah bening dan menuju aliran darah dalam jumlah
kecil yang dapat menyebabkan lesi pada organ tubuh
yang lain. Basil tuberkolusis yang bisa mencapai
permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai
suatu unit yang terdiri dari 1-3 basil. Dengan adanya
basil yang mencapai ruang alveolus, ini terjadi
dibawah lobus atas paru-paru atau dibagian atas lobus
bawah, maka hal ini bisa membangkitkan reaksi
peradangan. Berkembangnya leukosit pada hari hari
pertama ini di gantikan oleh makrofag.Pada alveoli
yang terserang mengalami konsolidasi dan
menimbulkan tanda dan gejala pneumonia akut. Basil
ini juga dapat menyebar melalui getah bening menuju
kelenjar getah bening regional, sehingga makrofag
yang mengadakan infiltrasi akan menjadi lebih
panjang dan yang sebagian bersatu membentuk sel
tuberkel epitelloid yang dikelilingi oleh
limfosit,proses tersebut membutuhkan waktu 10-20
hari. Bila terjadi lesi primer paru yang biasanya
disebut focus ghon dan bergabungnya serangan
kelenjar getah bening regional dan lesi primer
dinamakan kompleks ghon. Kompleks ghon yang
mengalami pencampuran ini juga dapat diketahui
pada orang sehat yang kebetulan menjalani
pemeriksaan radiogram rutin.Beberapa respon lain
yang terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan,
dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan
menimbulkan kavitas.Pada proses ini akan dapat
terulang kembali dibagian selain paru-paru ataupun
basil dapat terbawa sampai ke laring ,telinga tengah
atau usus.(Sylvia.A Price:1995;754).
5. Klasifikasi
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik :
- Pada tahap dini sulit diketahui.
- Ronchi basah, kasar dan nyaring.
- Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas
yang cukup dan pada auskultasi memberi
suara umforik.
- Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis.
- Bila mengenai Pleura terjadi efusi pleura
(perkusi memberikan suara pekak)
b. Pemeriksaan Radiologi :
Gejala:
- Kelelelahan umum dan kelemahan
- Dispnea saat kerja maupun istirahat
- Kesulitan tidur pada malam hari atau demam
pada malam hari, menggigil dan atau
berkeringat
- Mimpi buruk
Tanda:
- Takikardia, takipnea/dispnea pada saat kerja
- Kelelahan otot, nyeri, sesak (tahap lanjut)
b. Sirkul
asi
Gejal
a:
- Palpit
asi
Tanda:
- Takikardia, disritmia
- Adanya S3 dan S4, bunyi gallop (gagal jantung akibat effusi)
- Nadi apikal (PMI) berpindah oleh adanya
penyimpangan mediastinal
- Tanda Homman (bunyi rendah denyut jantung akibat adanya udara
dalam mediatinum)
- TD: hipertensi/hipotensi
- Distensi vena jugularis
c. Integritas
ego:
Gejala:
- Gejala-gejala stres yang berhubungan lamanya perjalanan penyakit,
masalah keuangan, perasaan tidak
berdaya/putus asa, menurunnya produktivitas.
Tanda:
- Menyangkal (khususnya pada tahap dini)
- Ansietas, ketakutan, gelisah, iritabel.
- Perhatian menurun, perubahan mental (tahap lanjut)
d. Makanan dan cairan:
Gejala:
- Kehilangan napsu makan
- Penurunan
berat badan Tanda:
- Turgor kulit buruk, kering, bersisik
- Kehilangan massa otot, kehilangan lemak subkutan
e. Nyeri dan
Kenyamanan:
Gejala:
- Nyeri dada meningkat karena pernapsan, batuk berulang
- Nyeri tajam/menusuk diperberat oleh napas
dalam, mungkin menyebar ke bahu, leher atau
abdomen.
Tanda:
- Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah.
f. Pernapa
san:
Gejala:
- Batuk (produktif atau tidak produktif)
- Napas pendek
- Riwayat terpajan tuberkulosis dengan
individu terinfeksi Tanda:
- Peningkatan frekuensi pernapasan
- Peningkatan kerja napas, penggunaan otot
aksesori pernapasan pada dada, leher, retraksi
interkostal, ekspirasi abdominal kuat
- Pengembangan dada tidak simetris
- Perkusi pekak dan penurunan fremitus, pada
pneumothorax perkusi hiperresonan di atas
area yang telibat.
- Bunyi napas menurun/tidak ada secara bilateral atau unilateral
- Bunyi napas tubuler atau pektoral di atas lesi
- Crackles di atas apeks paru selama inspirasi
cepat setelah batuk pendek (crackels
posttussive)
- Karakteristik sputum hijau purulen, mukoid
kuning atau bercak darah
- Deviasi trakeal
-
g. Keamanan:
Gejala:
- Kondisi penurunan imunitas secara umum
memudahkan infeksi sekunder.
Tanda:
- Demam ringan atau demam akut.
h. Interaksi
Sosial:
Gejala:
- Perasaan terisolasi/penolakan karena penyakit menular
- Perubahan aktivitas sehari-hari karena
perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan
peran
i. Penyuluhan/pembelajaran:
Gejala:
- Riwayat keluarga TB
- Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk
- Gagal untuk membaik/kambuhnya TB
- Tidak berpartisipasi dalam terapi.