Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N.

P
DENGAN DIAGNOSA ATRIAL FEBRILASI
(AF) DI RUANGAN ICU RUMKIT TK. II R.W
MONGISIDI MANADO
Oleh Kelompok 1

STENDY ALI NIM. 21200082

JEANE SITOMPUL NIM. 21200084

DEVRIANTO AMANGA NIM. 21200023

CHARLY RUMENGAN NIM. 21200017

RILLY RUNTULALO NIM. 21200059

DELVI LAHAMENDU NIM. 21200022

MUH. CANDRA SITORUS NIM. 21200091

CHANDRA GUNAWAN NIM. 21200089

SUKMAWATI MOHAMAD NIM. 21200070

IRAWATI MIMU NIM. 21200038

RIZKY R. LALU NIM. 21200060


Materi Presentasi

Bab 1
Pendahuluan Bab II Tinjauan Pustaka

Bab IV Pembahasan
Bab III Tinjauan
Kasus

Bab V Penutup
Latar Belakang
Angka kejadian atrium
fibrilasi di Indonesia masih
tinggi
Hasil Riskesdas 2018 kejadian
tertinggi di Sulawesi selatan
(17,9%)
Dampak pada atrial fibrilasi
menyebabkan peningkatan
mortalitas
Asuhan keperawatan secara
komprhensif dapat membantu
pasien dalam meningkatkan
derajat kesembuhan

Rumusan
Masalah

“Bagaimana penatalaksanaan asuhan


keperawatan pasien dengan Atrial Filbrilasi (AF)
di ruang ICU Rumah Sakit Tk. II R.W Mongisidi
Manado?”
Tujuan
Tujuan Umum

Perawat dapat memberikan asuhan


keperawatan yang komprehensif pada pasien
dengan dengan penyakitnya melalui proses
asuhan keperawatan pada pasien dengan Atrial
Filbrilasi (AF) di ruang ICU Rumkit Tk. II
R.W Mongisidi Manado

1. Melakukan Pengkajian
Tujuan Khusus
2. Merumuskan Diagnosis Keperawatan
3. Menyusun rencana keperawatan
4. Melakukan Implementasi
5. Melakukan Evaluasi
Manfaat
Pasien

Institusi Pendidikan

Rumah Sakit

Penulis
Tinjauan Pustaka
Tanda dan Kosep Askep
Konsep AF Gejala
1. Palpitasi (perasaan
Atrial fibrilasi yang kuat dari detak 1. Pengkajian
(AF) adalah jantung yang cepat
takiaritmia atau "berdebar"
2. Diagnosis
supraventicular dalam dada) Keperawatan
yang khas, 2. Perasaan tidak
nyaman di dada 3. Intervensi
dengan aktivasi (nyeri dada).
atrium yang 4,
3. Sesak
tidak napas/dispnea. Implementasi
terkoordinasi 4. Pusing, atau 5. Evaluasi
sehingga fungsi sinkop (pingsan
mekanis atrium mendadak) yang
dapat terjadi akibat
menjadi buruk. peningkatan laju
ventrikel atan tidak
adanya pengisian
sistolik ventrikel
5. Kelelahan,
kelemahan
Tinjauan Kasus

Pasien mengatakan nyeri Dada serta menjalar ke lengan kiri pada tanggal 11 Februari 2023
sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu pasien kerumah saudara tiba-tiba pasien merasanya nyeri
dada, nyeri yang dirasakan pasien terasa perih, skala nyeri 7 (1-10) dan tidak hilang ketika
pasien istirahat kemudian pasien meminta ijin untuk pulang mendahului. Pada saat dirumah
pasien mencoba untuk istirahat tidur tetapi nyeri semakin bertambah, nyeri yang diraskan
perih serta menjalar ke dada bagian kiri atas dan tidak menjalar ke punggung. badan meriang,
dan tidak nafsu makan serta mual sebelumnya. tanggal 12 Januari 2023 sekitar pukul 07.00
WIB keluarga membawa Ny. N.P ke Rumah Sakit Tk. II R.W Mongisidi Manado dan
dilakukan tindakan pemeriksaan KU serta sudah diberikan tindakan pemsangan infus dan
pemeriksaan laboratorium, serta pemeriksaan EKG, kesadaran klien pada waktu itu compos
menis, TTV didapatkan TD: 140/106 mmHg, N: 154 x/menit, RR: 22 x/menit, T: 36,4 C,
SPO2 98%, LAB, EKG, foto thotax dan diberikan terapi: pemasangan nasal kanul 3 lpm, infus
Ns 21 tpm, injeksi Omeprazol 40 mg serta injksi Diphenhidamin 1amp melalui IV,.
Tinjauan Kasus

Pada pukul 10.30 WIB pasien dipindah keruang ICU untuk untuk mendapatkan perawatan
lanjutan . kesadaran klien pada waktu itu compos 54 menis, TTV didapatkan TD: 140/106
mmHg, N: 154 x/menit, RR: 21 x/menit, T: 36,4 C, SPO2 98%, LAB, EKG, foto thotax
dan diberikan terapi: pemasangan nasal kanul 3 lpm, infus Ns 21 tpm, serta timbang terima
obat-obatan dari IGD. Di ruang ICU pasien mendapatkan terapi Digoksin 0,25 mg
1X1ampul bolus pelanserta setiap 6 jam kemusian dosis diturunkan menjasi ½ ampul,
Simarc 2 Imm, Aspilet 1x1, Nitrokaf retard 2,5 mg 2x1, Concor 2,5 mg 1x1tab,
Spironolakton 25mg 1x1tab, Condersartan cilexetil 16 mg 1x1tab, Digoxin disuntukkan Iv,
Inj Pada tanggal 12 Januari 2023 pukul 07.00 WIB dilakukan pengkajian, pasien
mengatakan nyeri dada berkurang tetapi kadang nyeri itu muncul dan tidak sesakit yang
pertama masuk IGD dengan TTV TD: 130/98 mmHg, N: 90 x/menit, S: 36,4 C dan RR 20
x/menit.
Diagnosis Keperawatan yang muncul pada kasus

1 Penurunan Curah Jantung berhubungan Perubahan frekuensi jantung di tandai dengan


DS:Pasien mengatakan nyeri di daerah dada menjalar kekiri atas DO:Tekanan darah
140/106mmHgFoto Rontgen :Cardiomegali ,CTR = 60 %EKG :irama ireguler 100-155
x/menit (AF Rapid ventricular respon (RVR)) T- inversi V1-V6

2 Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan DS :Pasien
mengatakan nyeri di daerah dada sampai belakang P : Nyeri saat beraktivitas , Q : seperti
tertindih beban berat hilang-timbul, R : Didada menjalar ke lengan kir, S : Skala nyeri 3 (0-
10), T : <15 menit.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan DS : Pasien
mengatakan lemas DO : Pasien bed rest, Mobilisasi dibantu,, Pasien tampak lemas,,
Terpasang infus Ns 14tpm, Terpasang bedside monitor, Terpasang kateter urine no 18,
Skala Aktivitas Sedang : aktivitas dibantu perawat Sebagian, GCS 15Kekuatan Otot
5/5/5/5
Evaluasi

Penulis melakukan evaluasi selama 2 hari


setelah dilakukan implementasi. Adapun hasil
evaluasi bahwa 3 diagnosis keperawatan yang
muncul masalah teratasi.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai