0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
195 tayangan7 halaman
Dokumen ini membahas tentang tata laksana pasien trauma kepala, triase pasien di IGD, dan rujukan ke RS. Pasien trauma kepala diimobilisasi, dilakukan penilaian kesadaran dan Glasgow Coma Scale, serta persiapan rujukan ke UGD atau rawat inap. Triase digunakan untuk mengklasifikasikan pasien IGD berdasarkan tingkat kegawatan menjadi kategori merah, orange, kuning, hijau, dan hitam. Rujukan pasien dilakuk
Dokumen ini membahas tentang tata laksana pasien trauma kepala, triase pasien di IGD, dan rujukan ke RS. Pasien trauma kepala diimobilisasi, dilakukan penilaian kesadaran dan Glasgow Coma Scale, serta persiapan rujukan ke UGD atau rawat inap. Triase digunakan untuk mengklasifikasikan pasien IGD berdasarkan tingkat kegawatan menjadi kategori merah, orange, kuning, hijau, dan hitam. Rujukan pasien dilakuk
Dokumen ini membahas tentang tata laksana pasien trauma kepala, triase pasien di IGD, dan rujukan ke RS. Pasien trauma kepala diimobilisasi, dilakukan penilaian kesadaran dan Glasgow Coma Scale, serta persiapan rujukan ke UGD atau rawat inap. Triase digunakan untuk mengklasifikasikan pasien IGD berdasarkan tingkat kegawatan menjadi kategori merah, orange, kuning, hijau, dan hitam. Rujukan pasien dilakuk
Suatu keadaan dimana kepala mengalami cedera akibat adanya
1. Pengertian suatu trauma sehingga tidak mampu melakukan perintah sederhana oleh karena penurunan kesadaran. 2. Tujuan 1. Mencegah kerusakan otak sekunder dan kerusakan lebih lanjut 2. Mempertahankan kelangsungan hidup pasien
Pasien ditangani terlebih dahulu dalam keadaan sadar atau jika
3. Kebijakan tidak sadar berikan pertolongan pertama kemudian persiapan rujuk 1. Arif, et al. 200. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Media Aesculapius: Jakarta. 4. Referensi 2. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. EGC : Jakarta. APD (Kacamata safety, handscoon, apron, masker) Collar neck Alat suction Oksigen Selang oksigen Infus set Cairan resusitasi (RL/Nacl) 5. Alat dan bahan Long spine board Intubasi set/oropharingeal tube NGT Monitor EKG Oksimetri Kateter foley Urine bag 6. Prosedur a Petugas memakai alat perlindungan diri (APD) b Bersihkan dan jaga jalan nafas, pasang collar neck c Cek kesadaran pasien AVPU - Alertness : pasien masih mampu membuka matanya sendiri - Verbal : pasien merespon dengan rangsangan suara - Pain : pasien merespon dengan rangsangan nyeri - Unresponses : tidak ada respon dari pasien. d Imobilisasi pasien diatas Long spine board. Jika pasien muntah gunakan metode Log Roll e Pasang infus 2 line i.v dan kateter f Bila pasien mengorok, pasang oropharingeal tube / intubasi g Nilai Glasgow coma scale dan ada/tidak adanya lateralisasi h Persiapan rujukan. UGD 7. Unit Terkait Rawat Inap
Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/mengelompokan
korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan 1. Pengertian keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia. 2. Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan seleksi prioritas pasien IGD
Mendahulukan penderita yang lebih gawat bukan yang datang
3. Kebijakan awal.
4. Referensi ATLS 2013
APD (Kacamata safety, handscoon, apron, masker)
5. Alat dan bahan Infus Set Pita Merah, Orange, Hijau, Kuning, Hitam 6. Prosedur 1. Pasien datang, di bawa oleh petugas ke ruang triase. 2. Lakukan seleksi pasien secara cepat dan tepat oleh dokter / perawat, kemudian pasien di beri label warna yang sesuai dengan level kegawat daruratannya. 3.Tempatkan pasien diruang sesuai dengan kasus untuk mendapatkan tindakan pemeriksaan dan pengobatan selanjutnya: a. Luka-luka diruang tindakan bedah b. Tindakan resusitasi diruang resusitasi c. Non bedah diruang tindakan non bedah d. Lakukan klasifikasi pasien pada ruang triase Triase kondisi biasa Pasien yang datang ke IGD di klasifikasikan berdasarkan 4 kategori ( menurut RSCM ) yaitui : 1) Kategori Resusitasi warna MERAH Pemeiksaan pada kategori ini antara lain : Ada sumbatan jalan nafas Terjadi henti nafas, frekuensi nafas <10x menit GCS < 9 Kejang 2) Kategori emergent warna ORANGE Pemeriksaan pada ketegori ini antara lain: Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan) atau ada ancaman sumabatan Frekuensi nafas >32x/menit, suara pernafasan mengi Nadi teraba lemah, frekuensi nadi <50x atau menit >150x/menit, pucat, akral dingin, dan CRT <2 detik GCS 9-12 Gelisah Nyeri dada 3) Kategori urgent warna KUNING Pemeriksaan pada kategori ini antara lain: Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan ) Frekuensi nafas >24-32x/menit. Suara pernafasan mengi. Frekuensi nadi 120-150x/menit, TD sistole >160MmHg, Td diastole >100MmHg. GCS <12 Apatis Somnolent 4) Kategori non urgent warna HIJAU Pemeriksaan pada kategori ini antara lain : Jalan nafas bebas Frekuensi nafas 20-24x/menit Frekuensi nadi 100-120x/menit, TD sistole 120- 140MmHg, TD diastole 80-100MmHg GCS 15 Selain hal tersebut di atas dilakukan pemeriksaan suhu tubuh, riwayat alergi baik makanan, obat-obatan dan lain-lain. Untuk kriteria FALSE EMERGENCY pemeriksaan yang dilakukan antara lain: 1) Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan ) 2) Frekuensi nafas 16-20x/menit 3) Frekuensi nadi 80-100x/menit, TD sistole 120MmHg, TD diastole 80MmHg. 4) GCS 15 Triase kejadian luar biasa (KLB) dan bencana 1) Prioritas I atau emergency MERAH ( kasus berat ) Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi segera, perdarahan berat, pasien dibawa keruang operasi waktu tunggu 30 menit. Misalnya: asfiksia, cedera servikal, cedera pada maksila, trauma kepala dengan koma dan proses syok yang cepat, fraktur terbuka, luka bakar >30%, syok tipe apapun. 2) Prioritas II atau urgen KUNING ( kasus sedang ) Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin membutuhkan brandkard, kursi roda atau jalan kaki waktu tunggu 30 menit area critical care. Misalnya: trauma thorax non asfiksia, fraktur tertutup pada tulang panjang, luka bakar terbatas < 30%, cedera pada bagian atau jaringan lunak. 3) Prioritas III atau non urgent HIJAU (kasus ringan) Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal, luka lama, kondisi yang timbul sudah lama 4) Prioritas 0 (nol) HITAM (kasus meninggal) Pasien dengan tidak ada respon pada semua rangsang dan tidak ada respirasi sepontan, tidak ada bukti aktifitas jantung, tidak ada respon pupil terhadap cahaya.
UGD Rawat Inap 7. Unit Terkait Rawat jalan Pendaftaran dan informasi
Pasien dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan
1. Pengertian dokter/perawat/bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau terapi 2. Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit tujuan dengan cepat dan aman.
Petugas dan pasien harus menjalankan alur pelayanan sebagaimana
3. Kebijakan prosedur yang telah dijelaskan.
4. Referensi Permenkes No. 75 tahun 2014, Bab 1, Pasal 1, ayat 9
Formulir rujukan 5. Alat dan bahan Ambulan
6. Prosedur a. Petugas UGD/Rawat Inap menganamnesa, memeriksa pasien dan
menyatakan pasien perlu rujukan b. Petugas UGD/Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan kepada keluarga pasien untuk dirujuk. c. Keluarga pasien setuju d. Petugas UGD/Rawat Inap membuat surat rujukan e. Petugas UGD/Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang dan biaya penggunaan ambulan (untuk pasien Rawat Inap atau pasien UGD yang sudah diberikan terapi, bagi pasien UGD yang tidak mendapat terapi cukup membayar biaya ambulan saja) f. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat rujukan g. Petugas UGD/Rawat Inap menerima pembayaran h. Petugas UGD/Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien dan petugas UGD/Rawat Inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulan i. Sopir menyiapkan Ambulan (jika sudah siap sopir segera menghubungi petugas UGD bahwa ambulan sudah siap) j. Petugas UGD/Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat tujuan dengan ambulan. k. Setelah selesai mengantarkan dan kembali ke Rumah Sakit Petugas UGD/ Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan UGD/Rawat Inap. UGD 7. Unit Terkait Rawat Inap Petugas Ambulan