Anda di halaman 1dari 7

CKB

No. Dokumen : /UKP/2017


No. Revisi :
SOP :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Perawatan dr. Yuliani


Muara Kumpeh NIP.198107242009032010

Suatu keadaan dimana kepala mengalami cedera akibat adanya


1. Pengertian suatu trauma sehingga tidak mampu melakukan perintah sederhana
oleh karena penurunan kesadaran.
2. Tujuan 1. Mencegah kerusakan otak sekunder dan kerusakan lebih lanjut
2. Mempertahankan kelangsungan hidup pasien

Pasien ditangani terlebih dahulu dalam keadaan sadar atau jika


3. Kebijakan
tidak sadar berikan pertolongan pertama kemudian persiapan rujuk
1. Arif, et al. 200. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Media
Aesculapius: Jakarta.
4. Referensi
2. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah
Edisi Revisi. EGC : Jakarta.
APD (Kacamata safety, handscoon, apron, masker)
Collar neck
Alat suction
Oksigen
Selang oksigen
Infus set
Cairan resusitasi (RL/Nacl)
5. Alat dan bahan
Long spine board
Intubasi set/oropharingeal tube
NGT
Monitor EKG
Oksimetri
Kateter foley
Urine bag
6. Prosedur a Petugas memakai alat perlindungan diri (APD)
b Bersihkan dan jaga jalan nafas, pasang collar neck
c Cek kesadaran pasien AVPU
- Alertness : pasien masih mampu membuka matanya sendiri
- Verbal : pasien merespon dengan rangsangan suara
- Pain : pasien merespon dengan rangsangan nyeri
- Unresponses : tidak ada respon dari pasien.
d Imobilisasi pasien diatas Long spine board. Jika pasien muntah
gunakan metode Log Roll
e Pasang infus 2 line i.v dan kateter
f Bila pasien mengorok, pasang oropharingeal tube / intubasi
g Nilai Glasgow coma scale dan ada/tidak adanya lateralisasi
h Persiapan rujukan.
UGD
7. Unit Terkait
Rawat Inap

8. Dokumen Terkait Rekam Medik


TRIASE
No. Dokumen : /UKP/2017
No. Revisi :
SOP :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Perawatan dr. Yuliani


Muara Kumpeh NIP.198107242009032010

Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/mengelompokan


korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan
1. Pengertian
keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana)
yang tersedia.
2. Tujuan
Sebagai acuan untuk melakukan seleksi prioritas pasien IGD

Mendahulukan penderita yang lebih gawat bukan yang datang


3. Kebijakan
awal.

4. Referensi ATLS 2013

APD (Kacamata safety, handscoon, apron, masker)


5. Alat dan bahan Infus Set
Pita Merah, Orange, Hijau, Kuning, Hitam
6. Prosedur 1. Pasien datang, di bawa oleh petugas ke ruang triase.
2. Lakukan seleksi pasien secara cepat dan tepat oleh dokter /
perawat, kemudian pasien di beri label warna yang sesuai dengan
level kegawat daruratannya.
3.Tempatkan pasien diruang sesuai dengan kasus untuk
mendapatkan tindakan pemeriksaan dan pengobatan selanjutnya:
a. Luka-luka diruang tindakan bedah
b. Tindakan resusitasi diruang resusitasi
c. Non bedah diruang tindakan non bedah
d. Lakukan klasifikasi pasien pada ruang triase
Triase kondisi biasa
Pasien yang datang ke IGD di klasifikasikan berdasarkan 4
kategori ( menurut RSCM ) yaitui :
1) Kategori Resusitasi warna MERAH
Pemeiksaan pada kategori ini antara lain :
Ada sumbatan jalan nafas
Terjadi henti nafas, frekuensi nafas <10x menit
GCS < 9
Kejang
2) Kategori emergent warna ORANGE
Pemeriksaan pada ketegori ini antara lain:
Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan) atau ada ancaman
sumabatan
Frekuensi nafas >32x/menit, suara pernafasan mengi
Nadi teraba lemah, frekuensi nadi <50x atau menit
>150x/menit, pucat, akral dingin, dan CRT <2 detik
GCS 9-12
Gelisah
Nyeri dada
3) Kategori urgent warna KUNING
Pemeriksaan pada kategori ini antara lain:
Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan )
Frekuensi nafas >24-32x/menit. Suara pernafasan mengi.
Frekuensi nadi 120-150x/menit, TD sistole >160MmHg,
Td diastole >100MmHg.
GCS <12
Apatis
Somnolent
4) Kategori non urgent warna HIJAU
Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :
Jalan nafas bebas
Frekuensi nafas 20-24x/menit
Frekuensi nadi 100-120x/menit, TD sistole 120-
140MmHg, TD diastole 80-100MmHg
GCS 15
Selain hal tersebut di atas dilakukan pemeriksaan suhu tubuh,
riwayat alergi baik makanan, obat-obatan dan lain-lain. Untuk
kriteria FALSE EMERGENCY pemeriksaan yang dilakukan
antara lain:
1) Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan )
2) Frekuensi nafas 16-20x/menit
3) Frekuensi nadi 80-100x/menit, TD sistole 120MmHg, TD
diastole 80MmHg.
4) GCS 15
Triase kejadian luar biasa (KLB) dan bencana
1) Prioritas I atau emergency MERAH ( kasus berat )
Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi
segera, perdarahan berat, pasien dibawa keruang operasi waktu
tunggu 30 menit. Misalnya: asfiksia, cedera servikal, cedera pada
maksila, trauma kepala dengan koma dan proses syok yang cepat,
fraktur terbuka, luka bakar >30%, syok tipe apapun.
2) Prioritas II atau urgen KUNING ( kasus sedang )
Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin membutuhkan
brandkard, kursi roda atau jalan kaki waktu tunggu 30 menit
area critical care. Misalnya: trauma thorax non asfiksia, fraktur
tertutup pada tulang panjang, luka bakar terbatas < 30%, cedera
pada bagian atau jaringan lunak.
3) Prioritas III atau non urgent HIJAU (kasus ringan)
Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang
minimal, luka lama, kondisi yang timbul sudah lama
4) Prioritas 0 (nol) HITAM (kasus meninggal)
Pasien dengan tidak ada respon pada semua rangsang dan tidak
ada respirasi sepontan, tidak ada bukti aktifitas jantung, tidak ada
respon pupil terhadap cahaya.

UGD
Rawat Inap
7. Unit Terkait
Rawat jalan
Pendaftaran dan informasi

8. Dokumen Terkait Rekam Medik


RUJUKAN EMERGENSI
No. Dokumen : /UKP/2017
No. Revisi :
SOP :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Perawatan dr. Yuliani


Muara Kumpeh NIP.198107242009032010

Pasien dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan


1. Pengertian dokter/perawat/bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk
diagnostik penunjang atau terapi
2. Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah
sakit tujuan dengan cepat dan aman.

Petugas dan pasien harus menjalankan alur pelayanan sebagaimana


3. Kebijakan
prosedur yang telah dijelaskan.

4. Referensi Permenkes No. 75 tahun 2014, Bab 1, Pasal 1, ayat 9

Formulir rujukan
5. Alat dan bahan Ambulan

6. Prosedur a. Petugas UGD/Rawat Inap menganamnesa, memeriksa pasien dan


menyatakan pasien perlu rujukan
b. Petugas UGD/Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan
kepada keluarga pasien untuk dirujuk.
c. Keluarga pasien setuju
d. Petugas UGD/Rawat Inap membuat surat rujukan
e. Petugas UGD/Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang
dan biaya penggunaan ambulan (untuk pasien Rawat Inap atau
pasien UGD yang sudah diberikan terapi, bagi pasien UGD yang
tidak mendapat terapi cukup membayar biaya ambulan saja)
f. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat
rujukan
g. Petugas UGD/Rawat Inap menerima pembayaran
h. Petugas UGD/Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien dan
petugas UGD/Rawat Inap yang lain segera menghubungi sopir
Ambulan
i. Sopir menyiapkan Ambulan (jika sudah siap sopir segera
menghubungi petugas UGD bahwa ambulan sudah siap)
j. Petugas UGD/Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan pasien
ke tempat tujuan dengan ambulan.
k. Setelah selesai mengantarkan dan kembali ke Rumah Sakit
Petugas UGD/ Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku
kegiatan UGD/Rawat Inap.
UGD
7. Unit Terkait Rawat Inap
Petugas Ambulan

8. Dokumen Terkait Rekam Medik

Anda mungkin juga menyukai