Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN KERACUNAN

MAKANAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal terbit : 03 Januari
2023
Halaman :1-2
Kepala Puskesmas
PUSKESMAS
SUKAINDAH
Karmo, S.Kep
Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pencernaan
yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang
1. Pengertian terkontaminasi dengan zat pathogen dan atau bahan kimia misalnya
Norovirus, Salmonella, Clostridium perfingens, Campylobacter, dan
Staphylococus aureus
Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang
2. Tujuan
tepat pada pasien keracunan makanan
- Sebagai pedoman bagi petugas dalam menangani pasien
dengan keracunan
3. Kebijakan - Dalam menegakkan diagnosa dan pengobatan pasien dengan
keracunan makanan harus mengikuti langkah-langkah dalam
SOP keracunan makanan
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Referensi
Primer Edisi I, 2013, halaman 64-66
5. Prosedur/ a. Petugas menerima pasien
Langkah- b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien
langkah c. Petugas menanyakan keluhan berupa diare akut, diare disertai
darah atau lendir, nyeri perut, kram otot perut, kembung
d. Petugas menanyakan riwayat makanan / minuman di tempat
yang tidak higienis, konsumsi daging / unggas yang tidak
matang, konsumsi makanan laut mentah
e. Petugas mencuci tangan telebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan
f. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah,
nadi, susu dan frekuensi pernafasan
g. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung
kaki. Pemeriksaan fisik difokuskan untuk menilai keparahan
dehidrasi. Petugas menemukan data tidaknya tanda-tanda
tekanan darah turun, nadi cepat, mulut kering, penurunan
keringat dan urine output, nyeri tekan perut dan bising usus
lemah atau meningkat
h. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan
i. Petugas mendiagnosa pasien keracunan makanan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
j. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnosa
berupa :
 Self limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan
suplemen elektrolit. Cairan rehidrasi oral dapat diberi
oralit atau larutan intravena ( RL atau NaCI ). Obat
absorben ( misal kaolon pectin, alumunium hidroksida )
membantu memadatkan feses diberikab bila diare tidak
segera berhenti
 Jika gejala menetap setelah 3 – 4 hari, etiologi spesifik
harus ditentukan dengan menggunakan kultur tinja.
Untuk itu harus segera dirujuk
 Modifikasi gaya hidup dan edukasi menjaga kebersihan
diri
k. Petugas mencatat hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada
rekam medis pasien
l. Petugas menulis hasil diagnosa pada buku register

UGD
6. Unit terkait
Laboratorium

1. Rekam medis
7. Dokumen
2. Buku register
terkait
3. Blanko resep
8. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Historis diberlakukan
Perubahan
`

Anda mungkin juga menyukai