Anda di halaman 1dari 2

Cardiorespiratory Arrest

No Dokumen :
SOP
No Revisi : 000
Tgl Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD Kornelius Rodja, SKM
PUSKESMAS
LADJA NIP:196705111998031001
1. Pengertian Cardiorespiratory Arrest (CRA) adalah kondisi kegawatdaruratan
karena berhentinya aktivitas jantung paru secara mendadak yang
mengakibatkan kegagalan sistem sirkulasi.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan
Cardiorespiratory Arrest dalam rangka perbaikan mutu dan kinerja
di Puskesmas Ladja.
3. Kebijakan SK Kepala Kepala UPTD Puskesmas Ladja nomor: tentang jenis-
jenis pelayanan.
4. Referensi
Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi Revisi Tahun 2016
5. Prosedur 1. Alat:
 Termometer
 Pengukur waktu (jam / stopwatch)
 Sfigmanometer
 Stetoskop
 Rekam medis
 Alat tulis
 EKG
 Bag Mask
 Oksigen
 Infus Set
2. Bahan:
 Kertas EKG
 Cairan Infus : RL / NaCl 0.9 %
6. Langkah - 1. Petugas menerima pasien.
langkah 2. Petugas melakukan anamnesa:
 Keluhan
 Pingsan mendadak dengan henti jantung dan paru.
 Sebelumnya, dapat ditandai dengan fase prodromal
berupa nyeri dada, sesak, berdebar dan lemah.
 Hal yang perlu ditanyakan kepada keluarga pasien adalah
untuk mencari penyebab terjadinya CRA antara lain oleh:
 5 H (hipovolemia, hipoksia, hidrogen ion atau asidosis,
hiper atau hipokalemia dan hipotermia)
 5 T (tension pneumothorax, tamponade, tablet atau
overdosis obat, trombosis koroner, dan thrombosis
pulmoner), tersedak, tenggelam, gagal jantung akut,
emboli paru, atau keracunan karbon monoksida.
3. Lakukan pemeriksaan tanda – tanda vital:
 Tidak ada nafas
 Tidak teraba denyut nadi di arteri-arteri besar (karotis dan
femoralis).
 TD tidak terdengar / teraba
4. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien:
 Pasien tidak sadar
 Suara nafas dan jantung tidak terdengar
EKG
Gambaran EKG biasanya menunjukkan gambaran VF
(Ventricular Fibrillation). Selain itu dapat pula terjadi asistol,
yang survival rate-nya lebih rendah daripada VF.
5. Penegakan diagnosis Cardiorespiratory Arrest
6. Penatalaksanaan
 Melakukan resusitasi jantung paru pada pasien, sesegera
mungkin tanpa menunggu anamnesis dan EKG.
 Pasang oksigen dan IV line
 Rujuk untuk tata laksana lebih lanjut
7. Petugas mencatat hasil anamnesa - tatalaksana di rekam medis
pasien.
7. Bagan alir -

8 Hal-hal Cedera / fraktur tulang iga pada saat resusitasi jantung paru.
yang perlu
diperhatikan
9. Unit  UGD
terkait  VK
10. Dokumen  Rekam Medis
terkait  Rujukan
11. Rekaman -
historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai