INTENSIF TB PARU
JUMADI JAYA
NIM. 751440118079
TUBERCULOSIS PARU
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
menular yang paling sering yaitui penyakit menular ini ditimbulkan oleh
paru yaitu suatu penyakit menular yang diakibatkan oleh infeksius bakteri
2. Etiologi Tuberkulosis
tuberculosis.
3. Patofisiologi
Andra dan Yessie, 2013). Setelah berada dirongga alveolus, ini (biasa
berada pada bagian bawahnya lubus dan pada bagian lobus bawah) basil
jaringan paru-paru atau proses akan berjalan menerus dan bakteri terus
fokusghon dan sekumpulan kelenjar limfe iregional yang terseranf dan lesi
primer diberi nama kompleksi ghon yang terjadi perkapuran ini dapat dilihat
Meteri tuberkel yang dibebaskan dari dinding kavitasi dan akan masuk
kepercabangan trankeobronkial.
Tahap ini mampu berulang lagi dibagian lain berasal dari paru-paru
atau basil akan terbawa kelaring, telingga tengah dan usus. Kavitasi kecil
bisa menutupi bahkan tanpa diberikan obat, dan menyisakan suatu jaringan
parut yamg dinamakan fibrosa. Jika peradangan sudah reda lumesbronkus
parut yang ada didekat perbatasan dibronkus. Bahan perkejuan ini akan
ada dan lesi ini mirip dengan 9 lesi yang berkapsul tidak dapat terlepas.
Kondisi ini tidak dapat menimbulkannya gejala dalam jangka waktu lama
4. Klasifikasi
menjadi berikut:
aktip.
2) Gejala klinis tidak ada atau ada gejala tersisa karena kelainan paru.
mendukung)
5. Manifestasi Klinis
sumber sakit yang memiliki banyak miripnya dengan sumner sakit lainnya
pada jjaringan.
menggumpal. atau darah segar dalam total banyak sekali. Batuk darah
dari batuk darah juga bergantung dari kecil atau besar dari pembuluh
4) Nyeri pada dada : rasa nyeri pada dada yang dirasakan oleh penerita
1) Demam : yaitu suatu gejala yang sering kali ditemukan biasa muncul
pada sore hari dan malam, mirip dengan bakteri influenza, dirasakan
jarang sekali muncul suatu gejala yang sama seperti gejala pneumonia.
darah, gejala baru awal biasa muncul rasa gatal pada tenggorokan atau
adanya keingginan batuk dan kemudian darah dibatukan keluar, darah yang
warnanya merah terang dan berbuih, dapat tercampur spuntum dan sifatnya
alkali.
batuk mungkin masih non produktif, akan tetapi mampu menyebar kearah
dengan.hemoptitis.
6. Komplikasi
jalan nafas.
dan sebagainya.
7. Penatalaksanaan
kemoprofilaksis.
anak yang berumur kurang dari 15 tahun sampai 80%, akan tetapi dapat
1) Pada etnis kulit putih dan bangsa Asia dengan tes Heaf positif dan
harus diawasi.
kemungkinan terkena.
4) Bila tes tuberkulin negatif maka harus dilakukan tes ulang setelah 8
minggu dan ila tetap negatif maka dilakukan vaksinasi BCG. Apabila
diberikan.
2012)
1. PENGKAJIAN
jumlah keluarga.
g. Riwayat keluarga.
1) Aspek psikososial.
menarik diri.
3) Lingkungan
jelek, kulit kering dan kehilangan lemak sub kutan, sulit dan sakit
menelan.
3) Pola eliminasi
kuadran kanan atas dan hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri
gangguan.
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Sistem integument
Pada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, tugor kulit menurun
b. Sistem pernapasan
4) Auskultasi : Suara napas brokial dengan atau tanpa ronki basah, kasar
c. Sistem pengindraan
1) Sistem kordiovaskuler
2) Sistem gastrointestinal
3) Sistem musculoskeletal
4) Sistem neurologis
5) Sistem genetalia
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
O KEPERAWAT I
AN
1. Bersihan jalan Setelah Latihan
nafas tidak Batuk Efektif
dilakukan
efektif :
Kategori : intervensi
Fisiologis Observasi :
keperawatan,
Subkategori : - Identif
respirasi maka bersihan
ikasi
D.0001
jalan nafas
kemampuan
Definisi : meningkat,
batuk
ketidakmampua
dengan kriteria
n membersihkan - Monit
sekret atau hasil :
or adanya
obstruksi jalan
napas untuk retensi
mempertahanka - Batuk
sputum
n jalan napas
efektif
tetap paten - Monit
meningkat
or tanda dan
- Produksi
gejala infeksi
sputum
saluran napas
menurun
- Frekuen
Terapeutik:
si napas
- Atur
membaik
posisi semi-
- Pola
Fowler atau
napas membaik
fowler
- Pasang
perlak dan
bengkok di
pangkuan
pasien
- Buang
secret pada
tempat
sputum
Edukasi :
- Jelask
an tujuan dan
prosedur
batuk efektif
- Anjurk
an tarik napas
dalam melalui
hidung selama
4 detik, di
tahan selama
8 detik
- Anjurk
an
mengulangi
tarik napas
dalam hingga
3 kali
- Anjurk
an batuk
dengan kuat
langsung
setelah tarik
napas dalam
yang ke-3
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
mukolitik atau
ekspektoran,
jika perlu
2. Defisit Nutrisi Setelah Manajemen
(D.0019) dilakukan Nutrisi
kategori : tindakan
Fisiologis keperawatan Observasi :
sub kategori : maka status 1. Identif
Nutrisi dan nutrisi membaik ikasi status
cairan dengan nutrisi
2. Identif
Definisi Kriteria hasil : ikasi makanan
Asupan nutrisi - Berat badan yang disukai
tidak cukup membaik dengan 3. Identif
untuk memenuhi nilai ikasi
kebutuhan - Nafsu makan kabutuhan
metabolisme. membaik dengan kalori dan
nilai jenis nutrien
4. Monit
or asupan
makanan
5. Monit
or berat badan
Terapeutik
1. Lakuk
an oral
hygiene
sebelum
makan, jika
perlu
2. Sajika
n makanan
secara
menarik dan
suhu yang
sesuai
3. Berika
n makanan
tinggi serat
untuk
mencegah
konstipasi
4. Berika
n makanan
tinggi kalori
dan tinggi
protein
5. Berika
n suplemen
makanan, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurk
an diet yang
diperlukan.
Kolaborasi
Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis jenis
nutrient yang
dibutuhkan,
jika perlu
3. Hipertermi Setelah Manajemen
(D.0130) Hipertermi :
dilakukan
Kategori :
Lingkungan intervensi Observasi :
Subkategori : - Identif
keperawatan
Keamanan dan
ikasi
Proteksi maka
penyebab
termoregulasi
Definisi : Suhu
hipertermi
tubuh meningkat membaik,
di atas rentang ( mis,
dengan criteria
normal tubuh.
dehidrasi,
hasil :
terpapar
lingkungan
- Menggi
panas,
gil menurun
penggunaan
- Suhu
incubator )
tubuh membaik
- Monit
- Suhu
or suhu tubuh
kulit membaik - Monit
or komplikasi
akibat
hipertermia
Terapeutik :
- Sediak
an lingkungan
yang dingin
- Longg
arkan atau
lepaskan
pakaian
- Basahi
dan kipasi
permukaan
tubuh
- Berika
n cairan oral
- Ganti
linen setiap
hari atau lebih
sering jika
mengalami
hiperhidrosis (
keringat
berlebih )
- Lakuk
an
pendinginan
eksternal
( mis, selimut
hipotermia
atau kompres
dingin pada
dahi, leher,
dada,
abdomen,
aksila )
Edukasi :
- Ajurka
n tirah baring
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
cairan dan
elektorlit
intravena, jika
perlu.
5. Implementasi Keperawatan
6. Evaluasi Keperawatan
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, H. W. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami TB
113.