Anda di halaman 1dari 23

LP dan ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM

PERNAPASAN (PARU) PADA KLIEN Ny. “S” dengan TUBERCULOSIS


PARU (TBC)

DISUSUN OLEH :

NURMIATI
70300117002

DOSEN PEMBIMBING
PATIMAH, S.Kep.,Ns.,M,Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi
Menurut Sylvia A.price dalam buku asuhan keperawatan praktis Huda,amin dan Hardi
Kusuma, (2016): 316. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
basil mycobacterium tuberculosis, atau basil tuberkel, yang tahan asam. Bakteri ini dapat masuk
melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling
banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
Menurut Hood Alsagaff, (1995) : 73 dalam Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza
Putri, (2013) : 137. Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksisus yang terutama menyerang
parenkim paru.

B. Etiologi
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium
tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang
gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama
beberapa tahun.
Menurut Wim De Jong dalam buku asuhan keperawatan praktis Huda,Amin dan Hardi
Kusuma ( 2016) : 317. Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis. Basil ini tidak
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar ultraviolet. Ada
dua macam mycobacterium tuberculosis yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada
dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberculosis usus. Basil tipe human bias berada di
bercak luda (droplet) dan diudara yang berasal dari penderita TBC, Dan orang yang terken rentan
terinfeksi bila menghirupnya.
Setelah organisme terinhalasi, dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan hidup dan
menyebar ke nodus limfatikus local. Penyebaran melalui aliran darah ini dapat menyebabkan TB
pada orang lain , dimana infeksi laten dapat bertahan sampai bertahun-tahun.(Patrick Davey).

C. Patofisiologi
Port desentri kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi terjadi melalui udara (air bone),
yaitu melalui inhalasi dropplite yang mengandung kuman kuman basil tuberkel yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai alveolus dan diinhalasi biasanya terdiri atas satu sampai tiga
gumpalan. Basil yang lebih besar cenderung bertahan disaluran hidung dan cabang
besar  bronkus, sehingga tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus,
kuman akan mulai mengakibatkan peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak memfagosit
bakteri ditempat ini, namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari pertama, maka
leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul
gejala pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak
ada sisa yang tertinggal atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau
berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju getah bening
regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu,
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit yang dikelilingi olehkosit. Reaksi ini biasanya
membutuhkan waktu 10-20 jam.

D. Tanda dan Gejala


Menurut Corwin,Elizabeth J (2009) : 547. Gambaran klinis tuberculosis mungkin belum
muncul pada infeksi awal, dan mungkin tidak akan pernah tampak apabila tidak terjadi infeksi
aktif. Apabila terjadi infeksi aktif, pasien biasanya memperlihatkan:
1. Demam, serta ada batuk/ batuk darah
2. Malaise
3. Keringat malam
4. Hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan
5. Batuk purulent produktif disertai nyeri dada
Tuberculosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang mempunyai
banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan
demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan
kadang-kadang asimtomatik.
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala
sistemik:
1. Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk : Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yangpaling sering
dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur
darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
b. Batuk darah : Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak
berupa garis atau bercak-bercak darah, gumpalan darh atau darah segar dalamjumlah
sangat banyak. Batuk darah terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat
ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak napas : Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan
lain-lain.
d. Nyeri dada : Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala
ini timbul apabila system persarafan di pleura terkena.
2. Gejala sistemik, meliputi:
a. Demam : Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan
malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang
serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
b. Gejala sistemik lain : Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia,
penurunan berat badan serta malaise.
c. Timbul gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi
penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga
timbul menyerupai gejala pneumonia.
Sebagian besar pasien menunjukkan demam tingkat rendah, keletihan, anorexia,
penurunan BB, berkeringat malam, nyeri dada dan batuk menetap. Batuk pada awalnya mungkin
non produktif, tetapi dapat berkembang kea rah pembentukan sputum mukopurulen dengan
hemoptisis.
Tuberculosis dapat mempunyai manifestasi atipikal pada lansia, seperti perilaku tiada
biasa dan perubahan status mental, demam, anorexia dan penurunan BB. Basil TB dapat bertahan
lebih dari 50 tahun dalam keadaan dorman.

E. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Menurut Mansjoer,dkk (1999: hal 472), pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada
klien dengan tuberkulosis paru, yaitu:
1. Laboratorium darah rutin : LED normal/ meningkat, limfositosis
2. Pemeriksaan sputum BTA
Untuk memastikan diagnostik TB paru, namun pemeriksaan ini tidak spesifik
karena hanya 30-70% pasien yang dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan ini
3. Tes PAP (peroksidase anti peroksidase)
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining untuk
menentukan adanya igG spesifik terhadap basil TB
4. Tes mantoux / tuberkulin
Pemeriksaan yang digunakan untuk menegakkan diagnosa terutama pada anak-
anak. Biasanya diberikan protein perifed derivation (PPD) secara intrakutan 0,1 cc.
Lokasi penyuntikan umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah sebelah kiri bagian
depan.
5. Tehnik polymerase chain reaction
Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amplifikasi dalam meskipun hanya
satu mikroorganisme dalam spesimen juga dapatmendeteksi adanya resistensi.
6. Becton dickinson daiagnostic instrument sistem (BACTEC)
Deteksi growth indeks berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari metabolisme asam
lemak oleh micobacterium Tuberculosis
7. MYCODOT
Deteksi antibodi memakai antigen liporabinomannan yang direkatkan pada suatu
alat berbentuk seperti sisir plastik kemudian dicelupkan dalam jumlah memadai
memakai warna sisir akan berubah
8. Pemeriksaan Radiology
Gambaran foto thorax yang menunjang diagnosis TB, yaitu :
a. Bayangan lesi terletak dilapangan paru atas atau segment apikal lobusbawah
b. Bayangan berwarna (patchy) atau bercak ( nodular)
c. Adanya kavitas, tunggal atau ganda
d. Kelainan bilateral terutama di lapangan di atas paru
e. Adanya klasifikasi
f. Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian
g. Bayangan millie

F. Komplikasi
Menurut Corwin,Elizabeth J (2009) :548 komplikasi penyakit Tuberkulosis adalah :
1. Penyakit yang parah dapat menyebabkan sepsis yang hebat, gagal napas, dan kematian.
2. Tb yang resisten terhadap obat dapat terjadi. Kemungkinan galur lain yang resisten obat
dapat terjadi.

G. Penatalaksanaan
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan
lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak
dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi
penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course yang
direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
- Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam penanggulangan
TB.
- Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
- Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita
harus minum obat setiap hari.
- Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
- Pencatatan dan pelaporan yang baku.

H. Prognosis
Prognosis penyakit TB Paru didasarkan atas dua hal, yaitu;
1. Jika berobat teratur sembuh total (95%)
2. Jika dalam 2 tahun penyakit tidak aktif, hanya sekitar 1% yan mugkin relaps
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajia
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang peraawat mengumpulkan informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
1. Identifikasi diri klien :
a. Nama
b. Umur
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Suku
f. Agama
g. Status perkawinan
h. Alamat
i. Sumber informasi
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Keluhan saat ini
Pengkajian ini dilakukan untuk mendukung keluhan utama. Ajukan pertanyaan
yang sifat nya ringkas, sehingga jawaban yang diberikan pasien hanya kata iya atau
tidak, atau cukupdengan anggukan atau gelengan kepala. Apabila keluhan utama
adalah batuk, maka perawat harus menanyakan sudah berapa lama keluhan batuk
muncul (onset ). Pada pasien dengan pneumonia, keluhan batuk biasanya timbul
mendadak dan tidak berkurang setelah meminum obat batuk yang biasa dijual
dipasaran.
3. Gejala yang berkaitan dengan masalah utama misalnya :
a. Demam
b. Menggigil
c. Lemah
d. Keringat dingin malam merupakan gejala yang berkaitan dengan TB
4. Data pola pemeliharaan kesehatan , misalnya :
a. Tentang pekerjaan
b. Obat yang tersedia di rumah
c. Pola tidur istirahat dan stress
5. Pola keterlambatan atau pola kekerabatan, misalnya :
a. Adakah pengaruh dari gangguan atau penyakitnya terhadap dirinya dan keluarganya
b. Apakah gangguan yang dialami mempunyai pengaruh terhadap peran istri/suami dan
dalam melakukan hubungan seksual.
6. Pola aktivitas atau istirahat
a. Gejala :
1) Kelelahan umum
2) Napas pendek karena kerja
3) Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau
berkeringat, mimpi buruk

7. Makanan / Cairan
a. Gejala        :  Kehilangan nafsu makan
b. Tanda        :  Turgor kulit buruk, kering / kulit bersisik
8. Nyeri / Kenyamanan
a. Gejala        :  Nyeri dada meningkat karena batuk berulang
9. Pernafasan
a. Gejala        :  
1) Batuk produktif atau tidak produktif
2) Nafas pendek
3) Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinfeksi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. adanya secret
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia
3. Intoleransi aktivitas b.d. keadaan umum lemah
4. Kecemasan b.d. kurang pengetahuan
C. Rencana/Intervensi Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. adanya secret
tujuan: Setelah dilakukan askep 3x24  jam bersihan  jalan nafas menjadi efektif, dengan
kriteria hasil: Sesak nafas berkurang, Rr : 18x/mnt, Secret hilang
intervensi:
a. Kaji ttv
b. Kaji fungsi pernafasan
c. Catat kemampuan untuk mengeluarkan secret
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia
tujuan: Setelah dilakukan askep 3x24  jam kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
kriteria hasil: Nafsu makan meningkat
intervensi:
a. Kaji ttv
b. Catat status nutrisi klien
c. Monitor intake output
3. Intoleransi aktivitas  b.d. keadaan umum lemah
tujuan: Setelah dilakukan askep 3x24  jam aktivitas klien dapat terpenuhi
kriteria hasil: Klien tidak kesulitan melakukan aktivitas, Klien tidak lemas.
intervensi:
a. Kaji ttv
b. Dekatkan benda-  benda yang dibutuhkan klien
c. Bantu aktivitas klien
4. Kecemasan b.d. kurang pengetahuan
tujuan: Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam kecemasan klien berkurang
kriteria hasil: Klien tidak gelisah, Klien tidak Bingung.
intervensi:
a. Kaji ttv
b. Pantau tingkat kecemasan
c. Beri informasi tentang  penyakit yang diderita klien
PENYIMPANGAN KDM
Mycrobactertum Tuberculosis

Droplet

Menetap di udara

Terhirup

Menempel dijalan nafas


Iritasi pada pleura Menetap di jal paru
Terhirup bronkus
Peradangan pada pleura Tumbuh dan berkembang dalam
Iritasi pada bronkus Sitoplasma dan Makropag
Merangsang pengeluaran
Mediator Kimia (seretani, Produksi sputum Berubah Peradangan Peradangan
Histamin, prostaglandin, menjadi saluran getah kelenjar getah
Bradikinin.) Batuk tuberkel bening bening

Merangsang ujung Granuloma Limpangitis Limpangtis


Saraf-saraf bebas Lokal regional
Bersihkan jalan
napas tidak Massa fibrosa
Implus efektif
Fokus Ghon
Ditransfer ke modula Spinalis Melalui Radik Dersalis
Komplek primer
Thalamus
Menghancurkan jar sekitarnya
Kortek serebri
Nekrosis
Persepsi nyeri
Lembek
Merangsang aktfitas simpatis
Perkejuan
Efek pada GI
Batuk terus
Pergerakan makan menjadi lambat
Kavitas2
Makanan tertahan di lambung Hemaptos
Pembuluh darah pecah
Refleks regang di lambung Respon psikologis Animia

Perasaan mual muntah Hb menurun

Cemas
Anoreksis Suplay O2 kejar menurun Kelelahan

Nutrisi kurang dari Intoleransi aktifitas


kebutuhan tubuh
FORMAT PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : NURMIATI
NIM : 70300117002

TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. “S”
Umur : 57 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Suku : Bugis
Agama : Islam
Status perkawinan : Nikah
Alamat : Desa Batu-Batu (Enrekang)
Sumber Informasi : Klien

B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama : Klien mengatakan batuk berdahak dan sesak nafas
Keluhan saat ini : Saat pengkajian klien mengatakan sesak nafas dan
batuk berdahak
Riwayat Kesehatan Lalu : ± 5 bulan yang lalu klien pernah menderita penyakit yang sama.
Riwayat Kesehatan keluarga: ± 2 Tahun yang lalu suami klien pernah menderita penyakit
yang sama.

C. KEADAAN UMUM
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
Pasien Mengerti tentang penyakitnya : Ya
D. KEBUTUHAN DASAR
1. Nutrisi
- TB : 150 Cm
- BB : 41 Kg
- Kebiasaan makan : 3x/hari (Tidak teratur)
- Keluhan saat ini : Kurang nafsu makan
Masalah Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Kebersihan Perorangan
- Kebiasaan mandi : 2x/hari
- Cuci rambut : 1x/hari
- Kebiasaan gosok gigi : 2x/hari
- Kebersihan badan : Bersih
- Keadaan rambut : Bersih
- Keadaan kulit kepala : Bersih
- Keadaan kuku : Pendek (Bersih)
- Keluhan saat ini : Tidak ada
- Integritas kulit : Tidak ada
- Luka bakar : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
3. Cairan
- Keniassaan minum : >5x/hari
- Jenis : Air putih
- Keluhan saat ini : Tidak ada
Masalah Kesehatan : Tidak ada
4. Aktivitas & Latihan
- Rentang Gerak : Bebas
- Cara jalan : Tidak Seimbang dan dibantu saat berjalan
- Kemampuan memenuhi aktivitas : Dibantu sebagian
- Genggaman Tangan : Kuat tangan kanan dan kiri
- Otot Kaki : Kuat kaki kanan dan kiri
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas
5. Eliminasi
- Kebiasaan BAB : 2x sehari
- Kebiasaan BAK : >2x sehari
- Keluhan BAK saat ini : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
6. Oksigenasi
- Nadi : 24x/menit
- Pernafasan : 80x/menit
- TD : 120/60 mmHg
- Bunyi Nafas : Ronkhi basah Sumbatan
- Jalan Nafas : Adanya sputum
- Bentuk dada : Simetris
Masalah Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif
7. Tidur dann Istirahat
- Lama : 4-6 jam
Masalah Keperawatab : Gangguan pola tidur
8. Pencegahan Terhadap Bahaya
- Refleksi : Normal
- Penglihatan : Normal
- Pendengaran : Normal
- Penciuman : Normal
- Perabaan : Normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada
9. Keseimbangan & Peningkatan Hubungan Resiko serta Interaksi Sosial
- Lama perkawinan : 12 Tahun
- Hidup dengan : Suami dan anak
- Masalah-masalah kesehatan/stress : Klien mengatakan sangat cemas
tentang  penyakitnya
- Orang pendukung lain : Keluarga dan tetangga
- Peran dalam struktur keluarga : IRT
- Psikologis : Keluarga mengatakan bingung dengan keadaan klien, klien
sering marah-marah, dan klien nampak bingung, dan cemas
- Sosial : Hubungan klien dengan keluarganya baik, hubungan klien
dengan masyarakat sekitar kurang baik sebab klien dijauhi
masyarakat karena takut penyakit klien.
- Spiritual : Klien beragama Islam. Klien mengatakan rajin sholat 5 waktu.

Masalah Keperawatan: Kecemasan

E. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN


1. Bahasa Dominan : Daerah
2. Buta huruf : Tidak
F. DATA GENOGRAM

56 ? ? 57 ?

10
73

Ket:
Laki-laki :
Perempuan :
Klien :
Meninggal :
Tidak diketahui : ?
Garis perkawinan :
Garis keturunan :
Garis serumah :
G. PATOFISIOLOGI & PENYIMPANGAN KDM
Mycrobactertum Tuberculosis

Droplet

Menetap di udara

Terhirup

Menempel dijalan nafas


Iritasi pada pleura Menetap di jal paru
Terhirup bronkus
Peradangan pada pleura Tumbuh dan berkembang dalam
Iritasi pada bronkus Sitoplasma dan Makropag
Merangsang pengeluaran
Mediator Kimia (seretani, Produksi sputum Berubah Peradangan Peradangan
Histamin, prostaglandin, menjadi saluran getah kelenjar getah
Bradikinin.) Batuk tuberkel bening bening

Merangsang ujung Granuloma Limpangitis Limpangtis


Saraf-saraf bebas Lokal regional
Bersihkan jalan
napas tidak Massa fibrosa
Implus efektif
Fokus Ghon
Ditransfer ke modula Spinalis Melalui Radik Dersalis
Komplek primer
Thalamus
Menghancurkan jar sekitarnya
Kortek serebri
Nekrosis
Persepsi nyeri
Lembek
Merangsang aktfitas simpatis
Perkejuan
Efek pada GI
Batuk terus
Pergerakan makan menjadi lambat
Kavitas2
Makanan tertahan di lambung Hemaptos
Pembuluh darah pecah
Refleks regang di lambung Respon psikologis Animia

Perasaan mual muntah Hb menurun

Cemas
Anoreksis Suplay O2 kejar menurun Kelelahan

Nutrisi kurang dari


ANALISA DATA Intoleransi aktifitas
kebutuhan tubuh
Nama : Ny “S”
Umur : 57 Tahun
No. Data Penunjang Masalah
Keperawatan
1. DS : Bersihan jalan nafas tidak efektif
 Pasien mengatakan di
tenggorokanya ada dahak
DO :
 Bunyi nafas Ronkhi Basah
 Klien tampak sesah nafas
 Secret berbuih
 Rr : 24/mnt
 N : 80/mnt
 Secret : ada

2. DS : Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan


 Klien mengatakan kurang nafsu
makan
DO :
 Klien tampak tidak menghabiskan
makanannya
 Ada sisa makanan di  piring klien
3. DS: Intoleransi aktivitas
 Klien mengatakan  badannya lemas
sehingga susah  beraktivitas
DO:
 Klien tampak memanggil keluarga
saat butuh sesuatu Klien tampak
lemas

4. DS : Cemas
 Klien mengatakan sangat cemas
tentang  penyakitnya
DO :
 Klien tampak bingung
 Klien tampak cemas
 Klien tampak gelisah

FORMAT DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d adanya secret


2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
3. Intoleransi aktivitas b.d keadaan umum lemah
4. Kecemasan b.d kurang pengetahuan

PERUMUSAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


3. Intoleransi aktivitas
4. Kecemasan

INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Ny “S”
Umur : 57 Tahun

No. Diagnosa keperawatan NOC/Tujuan Intervensi/NIC


1. 1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan askep d. 1. kaji ttv
efektif b.d adanya secret. 3x24  jam bersihan  jalane. 2. Catat kemampuan
DS : nafas menjadi efektif, untuk mengeluarkan
 Pasien mengatakan di dengan kriteria hasil: secret
tenggorokanya ada Sesak nafas berkurang f. 3. Anjurkan klien
dahak Rr : 18x/mnt untuk latihan batuk
 DO : Secret hilang efektif dan nafas
 Bunyi nafas Ronkhi dalam
Basah g. 4. Anjurkan klien

 Klien tampak sesah untuk posisi semi

nafas fowler

 Secret berbuih h. 5. Pantau TTV

 Rr : 24/mnt
 N : 80/mnt
 Secret : ada

2. 2. Resiko nutrisi kurang dari Setelah dilakukan askep e. 1. kaji ttv


kebutuhan tubuh  b.d. 3x24  jam kebutuhan f. 2. Catat status nutrisi
anoreksia nutrisi klien terpenuhi klien
DS : kriteria hasil : g. 3. Catat adanya
 Klien mengatakan Nafsu makan meningkat anoreksia dan mual
kurang nafsu makan d. muntah
DO : h. 4. Anjurkan klien
 Klien tampak tidak untuk istirahat
menghabiskan i. 5. Anjurkan klien
makanannya untun makan
 Ada sisa makanan di makanan porsi
piring klien sedikit tapi sering

3. 3. Intoleransi aktivitas  b.d. Setelah dilakukan askep d. 1. kaji ttv


keadaan umum lemah 3x24  jam aktivitas kliene. 2. Dekatkan benda-
DS: dapat terpenuhi, kriteria benda yang
 Klien mengatakan hasil : dibutuhkan klien
badannya lemas Klien tidak kesulitan f. 3. Bantu aktivitas
sehingga susah melakukan aktivitas. klien
beraktivitas Klien tidak lemas. g. 4. Libatkan keluarga
DO : dalam proses
 Klien tampak penyembuhan
memanggil keluarga 5.Ciptakan
saat  butuh sesuatu lingkungan yang
 Klien tampak lemas traupetik untuk
mempercepat proses
penyembuhan
4. Kecemasan b.d. kurang Setelah dilakukan askep d. 1. kaji ttv
pengetahuan selama 3x24 jam e. 2. Pantau tingkat
DS : kecemasan klien kecemasan
 Klien mengatakan berkurang dengan f. 3. Beri informasi
sangat cemas tentang kriteria hasil : tentang  penyakit
penyakitnya  Klien tidak gelisah. yang diderita klien
DO : Klien tidak g. 4. Dorong klien
 Klien tampak Bingung. mengakui
bingung Klien mengerti tentang permasalahan dan
 Klien tampak cemas penyakitnya mengekspresikan
 Klien tampak gelisah perasaan
h. 5. Libatkan keluarga
dalam proses
penyembuhan

 
DAFTAR PUSTAKA

Wilkinson, Judith M . 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis Nanda, Intervensi
NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC. Ed.9.
Tambayong, Jan. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Huda, Amin, Hardi Kusuma.2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Nanda,Nic,NOC
dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta : Mediaction Jogja.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi (Handbook of Pathophysiology). Jakarta :
EGC. Ed.3.

Anda mungkin juga menyukai