DISUSUN OLEH :
NURMIATI
70300117002
DOSEN PEMBIMBING
PATIMAH, S.Kep.,Ns.,M,Kep
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB I
A. Definisi
Menurut Sylvia A.price dalam buku asuhan keperawatan praktis Huda,amin dan Hardi
Kusuma, (2016): 316. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
basil mycobacterium tuberculosis, atau basil tuberkel, yang tahan asam. Bakteri ini dapat masuk
melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling
banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
Menurut Hood Alsagaff, (1995) : 73 dalam Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza
Putri, (2013) : 137. Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksisus yang terutama menyerang
parenkim paru.
B. Etiologi
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium
tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang
gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama
beberapa tahun.
Menurut Wim De Jong dalam buku asuhan keperawatan praktis Huda,Amin dan Hardi
Kusuma ( 2016) : 317. Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis. Basil ini tidak
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar ultraviolet. Ada
dua macam mycobacterium tuberculosis yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada
dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberculosis usus. Basil tipe human bias berada di
bercak luda (droplet) dan diudara yang berasal dari penderita TBC, Dan orang yang terken rentan
terinfeksi bila menghirupnya.
Setelah organisme terinhalasi, dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan hidup dan
menyebar ke nodus limfatikus local. Penyebaran melalui aliran darah ini dapat menyebabkan TB
pada orang lain , dimana infeksi laten dapat bertahan sampai bertahun-tahun.(Patrick Davey).
C. Patofisiologi
Port desentri kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi terjadi melalui udara (air bone),
yaitu melalui inhalasi dropplite yang mengandung kuman kuman basil tuberkel yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai alveolus dan diinhalasi biasanya terdiri atas satu sampai tiga
gumpalan. Basil yang lebih besar cenderung bertahan disaluran hidung dan cabang
besar bronkus, sehingga tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus,
kuman akan mulai mengakibatkan peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak memfagosit
bakteri ditempat ini, namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari pertama, maka
leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul
gejala pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak
ada sisa yang tertinggal atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau
berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju getah bening
regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu,
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit yang dikelilingi olehkosit. Reaksi ini biasanya
membutuhkan waktu 10-20 jam.
E. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Menurut Mansjoer,dkk (1999: hal 472), pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada
klien dengan tuberkulosis paru, yaitu:
1. Laboratorium darah rutin : LED normal/ meningkat, limfositosis
2. Pemeriksaan sputum BTA
Untuk memastikan diagnostik TB paru, namun pemeriksaan ini tidak spesifik
karena hanya 30-70% pasien yang dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan ini
3. Tes PAP (peroksidase anti peroksidase)
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining untuk
menentukan adanya igG spesifik terhadap basil TB
4. Tes mantoux / tuberkulin
Pemeriksaan yang digunakan untuk menegakkan diagnosa terutama pada anak-
anak. Biasanya diberikan protein perifed derivation (PPD) secara intrakutan 0,1 cc.
Lokasi penyuntikan umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah sebelah kiri bagian
depan.
5. Tehnik polymerase chain reaction
Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amplifikasi dalam meskipun hanya
satu mikroorganisme dalam spesimen juga dapatmendeteksi adanya resistensi.
6. Becton dickinson daiagnostic instrument sistem (BACTEC)
Deteksi growth indeks berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari metabolisme asam
lemak oleh micobacterium Tuberculosis
7. MYCODOT
Deteksi antibodi memakai antigen liporabinomannan yang direkatkan pada suatu
alat berbentuk seperti sisir plastik kemudian dicelupkan dalam jumlah memadai
memakai warna sisir akan berubah
8. Pemeriksaan Radiology
Gambaran foto thorax yang menunjang diagnosis TB, yaitu :
a. Bayangan lesi terletak dilapangan paru atas atau segment apikal lobusbawah
b. Bayangan berwarna (patchy) atau bercak ( nodular)
c. Adanya kavitas, tunggal atau ganda
d. Kelainan bilateral terutama di lapangan di atas paru
e. Adanya klasifikasi
f. Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian
g. Bayangan millie
F. Komplikasi
Menurut Corwin,Elizabeth J (2009) :548 komplikasi penyakit Tuberkulosis adalah :
1. Penyakit yang parah dapat menyebabkan sepsis yang hebat, gagal napas, dan kematian.
2. Tb yang resisten terhadap obat dapat terjadi. Kemungkinan galur lain yang resisten obat
dapat terjadi.
G. Penatalaksanaan
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan
lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak
dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi
penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course yang
direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
- Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam penanggulangan
TB.
- Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
- Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita
harus minum obat setiap hari.
- Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
- Pencatatan dan pelaporan yang baku.
H. Prognosis
Prognosis penyakit TB Paru didasarkan atas dua hal, yaitu;
1. Jika berobat teratur sembuh total (95%)
2. Jika dalam 2 tahun penyakit tidak aktif, hanya sekitar 1% yan mugkin relaps
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajia
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang peraawat mengumpulkan informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
1. Identifikasi diri klien :
a. Nama
b. Umur
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Suku
f. Agama
g. Status perkawinan
h. Alamat
i. Sumber informasi
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Keluhan saat ini
Pengkajian ini dilakukan untuk mendukung keluhan utama. Ajukan pertanyaan
yang sifat nya ringkas, sehingga jawaban yang diberikan pasien hanya kata iya atau
tidak, atau cukupdengan anggukan atau gelengan kepala. Apabila keluhan utama
adalah batuk, maka perawat harus menanyakan sudah berapa lama keluhan batuk
muncul (onset ). Pada pasien dengan pneumonia, keluhan batuk biasanya timbul
mendadak dan tidak berkurang setelah meminum obat batuk yang biasa dijual
dipasaran.
3. Gejala yang berkaitan dengan masalah utama misalnya :
a. Demam
b. Menggigil
c. Lemah
d. Keringat dingin malam merupakan gejala yang berkaitan dengan TB
4. Data pola pemeliharaan kesehatan , misalnya :
a. Tentang pekerjaan
b. Obat yang tersedia di rumah
c. Pola tidur istirahat dan stress
5. Pola keterlambatan atau pola kekerabatan, misalnya :
a. Adakah pengaruh dari gangguan atau penyakitnya terhadap dirinya dan keluarganya
b. Apakah gangguan yang dialami mempunyai pengaruh terhadap peran istri/suami dan
dalam melakukan hubungan seksual.
6. Pola aktivitas atau istirahat
a. Gejala :
1) Kelelahan umum
2) Napas pendek karena kerja
3) Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau
berkeringat, mimpi buruk
7. Makanan / Cairan
a. Gejala : Kehilangan nafsu makan
b. Tanda : Turgor kulit buruk, kering / kulit bersisik
8. Nyeri / Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang
9. Pernafasan
a. Gejala :
1) Batuk produktif atau tidak produktif
2) Nafas pendek
3) Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinfeksi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. adanya secret
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia
3. Intoleransi aktivitas b.d. keadaan umum lemah
4. Kecemasan b.d. kurang pengetahuan
C. Rencana/Intervensi Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. adanya secret
tujuan: Setelah dilakukan askep 3x24 jam bersihan jalan nafas menjadi efektif, dengan
kriteria hasil: Sesak nafas berkurang, Rr : 18x/mnt, Secret hilang
intervensi:
a. Kaji ttv
b. Kaji fungsi pernafasan
c. Catat kemampuan untuk mengeluarkan secret
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia
tujuan: Setelah dilakukan askep 3x24 jam kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
kriteria hasil: Nafsu makan meningkat
intervensi:
a. Kaji ttv
b. Catat status nutrisi klien
c. Monitor intake output
3. Intoleransi aktivitas b.d. keadaan umum lemah
tujuan: Setelah dilakukan askep 3x24 jam aktivitas klien dapat terpenuhi
kriteria hasil: Klien tidak kesulitan melakukan aktivitas, Klien tidak lemas.
intervensi:
a. Kaji ttv
b. Dekatkan benda- benda yang dibutuhkan klien
c. Bantu aktivitas klien
4. Kecemasan b.d. kurang pengetahuan
tujuan: Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam kecemasan klien berkurang
kriteria hasil: Klien tidak gelisah, Klien tidak Bingung.
intervensi:
a. Kaji ttv
b. Pantau tingkat kecemasan
c. Beri informasi tentang penyakit yang diderita klien
PENYIMPANGAN KDM
Mycrobactertum Tuberculosis
Droplet
Menetap di udara
Terhirup
Cemas
Anoreksis Suplay O2 kejar menurun Kelelahan
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. “S”
Umur : 57 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Suku : Bugis
Agama : Islam
Status perkawinan : Nikah
Alamat : Desa Batu-Batu (Enrekang)
Sumber Informasi : Klien
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama : Klien mengatakan batuk berdahak dan sesak nafas
Keluhan saat ini : Saat pengkajian klien mengatakan sesak nafas dan
batuk berdahak
Riwayat Kesehatan Lalu : ± 5 bulan yang lalu klien pernah menderita penyakit yang sama.
Riwayat Kesehatan keluarga: ± 2 Tahun yang lalu suami klien pernah menderita penyakit
yang sama.
C. KEADAAN UMUM
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
Pasien Mengerti tentang penyakitnya : Ya
D. KEBUTUHAN DASAR
1. Nutrisi
- TB : 150 Cm
- BB : 41 Kg
- Kebiasaan makan : 3x/hari (Tidak teratur)
- Keluhan saat ini : Kurang nafsu makan
Masalah Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Kebersihan Perorangan
- Kebiasaan mandi : 2x/hari
- Cuci rambut : 1x/hari
- Kebiasaan gosok gigi : 2x/hari
- Kebersihan badan : Bersih
- Keadaan rambut : Bersih
- Keadaan kulit kepala : Bersih
- Keadaan kuku : Pendek (Bersih)
- Keluhan saat ini : Tidak ada
- Integritas kulit : Tidak ada
- Luka bakar : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
3. Cairan
- Keniassaan minum : >5x/hari
- Jenis : Air putih
- Keluhan saat ini : Tidak ada
Masalah Kesehatan : Tidak ada
4. Aktivitas & Latihan
- Rentang Gerak : Bebas
- Cara jalan : Tidak Seimbang dan dibantu saat berjalan
- Kemampuan memenuhi aktivitas : Dibantu sebagian
- Genggaman Tangan : Kuat tangan kanan dan kiri
- Otot Kaki : Kuat kaki kanan dan kiri
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas
5. Eliminasi
- Kebiasaan BAB : 2x sehari
- Kebiasaan BAK : >2x sehari
- Keluhan BAK saat ini : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
6. Oksigenasi
- Nadi : 24x/menit
- Pernafasan : 80x/menit
- TD : 120/60 mmHg
- Bunyi Nafas : Ronkhi basah Sumbatan
- Jalan Nafas : Adanya sputum
- Bentuk dada : Simetris
Masalah Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif
7. Tidur dann Istirahat
- Lama : 4-6 jam
Masalah Keperawatab : Gangguan pola tidur
8. Pencegahan Terhadap Bahaya
- Refleksi : Normal
- Penglihatan : Normal
- Pendengaran : Normal
- Penciuman : Normal
- Perabaan : Normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada
9. Keseimbangan & Peningkatan Hubungan Resiko serta Interaksi Sosial
- Lama perkawinan : 12 Tahun
- Hidup dengan : Suami dan anak
- Masalah-masalah kesehatan/stress : Klien mengatakan sangat cemas
tentang penyakitnya
- Orang pendukung lain : Keluarga dan tetangga
- Peran dalam struktur keluarga : IRT
- Psikologis : Keluarga mengatakan bingung dengan keadaan klien, klien
sering marah-marah, dan klien nampak bingung, dan cemas
- Sosial : Hubungan klien dengan keluarganya baik, hubungan klien
dengan masyarakat sekitar kurang baik sebab klien dijauhi
masyarakat karena takut penyakit klien.
- Spiritual : Klien beragama Islam. Klien mengatakan rajin sholat 5 waktu.
56 ? ? 57 ?
10
73
Ket:
Laki-laki :
Perempuan :
Klien :
Meninggal :
Tidak diketahui : ?
Garis perkawinan :
Garis keturunan :
Garis serumah :
G. PATOFISIOLOGI & PENYIMPANGAN KDM
Mycrobactertum Tuberculosis
Droplet
Menetap di udara
Terhirup
Cemas
Anoreksis Suplay O2 kejar menurun Kelelahan
4. DS : Cemas
Klien mengatakan sangat cemas
tentang penyakitnya
DO :
Klien tampak bingung
Klien tampak cemas
Klien tampak gelisah
No Diagnosa keperawatan
No Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Ny “S”
Umur : 57 Tahun
nafas fowler
Rr : 24/mnt
N : 80/mnt
Secret : ada
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, Judith M . 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis Nanda, Intervensi
NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC. Ed.9.
Tambayong, Jan. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Huda, Amin, Hardi Kusuma.2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Nanda,Nic,NOC
dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta : Mediaction Jogja.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi (Handbook of Pathophysiology). Jakarta :
EGC. Ed.3.