Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

INFEKSI SALURAN KEMIH ( ISK )

Disusun untuk memenuhi tugas Lap Klinik Mata Kulia

PRAKTEK KMB II

DISUSUN OLEH :

ISMAWATI

70300117006

PRESEPTOR LAHAN PROSEPTOR INSTITUSI

( ) ( )

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020/2021

4
5

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

INFEKSI SALURAN KEMIH

A. Definisi

Infeksi Saluran Kencing (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya


mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat
terjadi pada pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering menderita infeksi ini daripada pria. (Nurharis Huda ;
2016).

Jenis infeksi saluran kemih, antara lain :


1. Kandung kemih (sistisis)
2. Urethra ( Uretritis)
3. Prostat (Prostatitis)
4. Ginjal ( Pielonefritis)

Selain itu, ISK pada mereka yang usia lanjut dibedakan menjadi :
1. ISK Uncomplicated (Simple)
ISK yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomik maupun
fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan
infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2. ISK Complicated
6

Sering menimbulkan banyak masalah karena seringkali kuman penyebab sulit untuk
diberantas. Kuman penyebab seringkali resisten terhadap beberapa jenis antibiotik,
sering menyebabkan bakterimia, sepsis, hingga shok. Infeksi saluran kencing ini
terjadi bila terdapat keadaan sebagai berikut :
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, refreks vesiko urethral
obstruksi, atoni kandung kemih,paraplegia, kateter kandung kemih menetap dan
prostatitis.
b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK
c. Gangguan imunitas
d. Infeksi yang disebabkan oleh organisme virulen seperti prosteus yang
memproduksi urease.

B. Etiologi

1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan Infeksi Saluran Kencing :

a. E. coli 90% menyebabkan ISK Uncomplicated


b. Pseudomnas, prosteus, Klebsiella : penyebab ISK Complicated
c. Enterobacter, staphylococus epidemis, enterococus ,dan lain –lain .

2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut antara lain :


a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengososngan kandung
kemih yang kurang efektif.
b. Mobilisasi yang menurun
c. Nutris seei yang kurang baik
d. Sistem imunitas yang menurun, baik selular maupun humoral
e. Adanyahambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

3. Secara khusus, etiologi ISK berdasarkan jenisnya


7

a. Sistis
1) Disebabkan oleh bakteri dari vagina yang berpindah dari uretra ke kandung
kemih.
2) Wanita yang menderita isk setelah melakukan hubungan intim, dikarenakan
uretra yang cidera.
3) Vistula vesikovaginal (hubungan abnormal antara kandung kemih dan
vagina )
4) Akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama penbedahan

b. Urethritis
1) Penyebab bisa berupa bakteri, jamur atau virus yang berasal dari usus besar
sampai ke vagina melalui anus.
2) Nesseria gonorrhoea penyebab gonore, bakteri yang masuk ke vagina atau
penis pada saat melakukan hubungan seksual.
3) Paling sering disebabkan oleh gonococus

c. Prostattitis
Disebabkan oleh pertumbuhan bakteri di akibatkan oleh urin yang tertahan pada
kandung kemih sehingga menjalar dan terjadilah radang pada prostat

C.Patofisiologi

Menurut Nurharis Huda Amin, yang dikutip dari Masjoer Arif, (2016) Infeksi
Saluran kencing (ISK) terjadi akibat infeksi pada traktus urinarus yang disebabkan oleh
masuknya mikroorganisme patogenik dengan atau tanpa disertainya tanda dan juga
gejala. Mikroorganisme ini dapat masuk bisa dikarenakan penggunaan steroid jangka
panjang, makanan yang terkontaminasi bakteri, proses perkembangan usia lanjut,
8

anomali saluran kemih, higine yang tidak bersih, dan hubungan seksual yang tidak sehat,
serta akibat dari cidera uretra. Infeksi saluran kencing ini dapat mengenai kandung
kemih, prostat, uretra, dan juga ginjal

Pada pasien dengan Infeksi saluran kencing, umunya retensi urin teradi akibat dari
obstruksi dan menyebabkan peningkatan tekanan di vesika urinaria serta penebalan
diding vesika, ketika hal ini terjadi maka menyebabkan penurunan kontraksi vesika
sehingga menimbullkan tahanan pada kandung kemih, urin yang tertahan pada kandung
kamih dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 12 jam ) merupakan media yang baik
untuk perkembangan mikroorganisme patogen seperti E. coli, Klabsiella, prosteus,
psudomonas, dan enterobacter.

Ketika bakteri telah berhasil berkembang, maka tubuh akan melakukan respon
pertahanan dengan merangsang hipotalamus untuk menstimulus sistem pertahanan tubuh
untuk memfagosit antigen tersebut sehingga akan menyebabkan peningkatan
metabolisme dan muncul gejala demam,ketika antigen tidak mampu di fagosit oleh
sistem imun kita maka akan menyebabkan munculnya bakteremia skunder yang
menjalar ke ureter sehingga menyebabkan iritasi dan peradangan pada ureter, umumnya
ketika hal ini terjadi maka akan menyebabkan pasien mengalami oliguria. Selain itu
ketika proses peradangan terjadi akan meningkatkan frekuensi dorongan kontraksi uretra
dan memunculkan persepsi nyeri akibat proses depresi syaraf perifer.

Selain itu, respon pertahanan tubuh kita juga akan merangsang hipotalamus
sehingga muncul lah gejala seperti demam serta nyeri di bagian yang terinfeksi.

D.Manifestasi Klinis

1. Anyang-anyangatan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah dicoba
untuk berkemih, namun tidak ada air kencing yang keluar
9

2. Sering kencing, atau sering kesakitan ketika kencing, air kencing bisa berwarna
putih, coklat atau kemerahan, dan baunya sangat menyengat
3. Warna air kencing kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada
darah
4. Nyeri pada pinggang
5. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan bahwa infeksi sudah mencapai
ginjal (diiringi rasa nyeri disis bawah belakang rusuk, mual dan muntah)
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh, dapat
memicu terjadinya kanker pada kandung kemih.
7. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau anoreksia

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Urinalisa untuk melihat adanya infeksi hematuria
b. Ureum, kreatinin, elektrolit untuk melihat fungsi ginjal .
2. Pengukuran berat derajat obstruksi
a. Menentukan jumlah sisa urin setelah penderita miksi spontan (normal,sisa urin kosong
dan batas intervensi sisa urin lebih dari 100 cc)
b. Pancaran urin (oroflowmetri)
syarat : jumlah urin dalam vesika 125 sampai dengan 150 ml. Angka normal rata-rata
10-12 ml/ detik, obstruksi ringan
3. Pemeriksaan lain
a. BNO ( Blass Nier Overzicht) /IVP (Intravenous Pyleogram)
adalah studi sinar x terhadap ginjal, rahim dan saluran kemih, dilakukan untuk
menentukan adanya divertikel, penebalan bladder.
10

b. Trans abdominal USG


Dilakukan untuk mendeteksi bagian prostat yang meonjol ke buli-buli, yang dipakai
untuk meramalkan derajat berat obstruksi apabila ada batu di dalam vesika.
c. Sitoscopy , yaitu untuk melihat apakan ada penebalan pada bladder.

F.Komplikasi

Infeksi saluran kemih (ISK) simpleks bagian bawah jarang menyebabkan komplikasi,
ketika diobati dengan tepat dan segera. Tapi jika tidak diobati dengan benar, ISK dapat
menjadi suatu infeksi yang serius seperti urosepsis.

1. Pembentukan abses ginjal atau perirenal


2. Dapat terjadi gagal ginjal setelah infeksi berulang jika kedua ginjal terkena

Komplikasi Infeksi Saluran Kemih Berulang dapat terjadi terutama pada wanita yang
pernah mengalami ISK lebih dari tiga kali

1. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih pada Wanita Hamil

ISK pada wanita hamil dapat menyebabkan risiko bayi lahir prematur atau
dengan berat badan di bawah normal
11

2. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih pada Pria

Striktur uretra dapat terjadi pada pria dengan urethritis yang sebelumnya
mengalami infeksi urethritis gonokokal.

3. Komplikasi pada Infeksi Saluran Kemih Asending ke Ginjal

Sepsis dapat terjadi pada infeksi asending hingga ke ginjal yang tidak ditangani
dengan benar

Abses ginjal atau infeksi piogenik pada parenkim ginjal dapat terjadi biasanya akibat
bakteri gram negatif dan biasa terjadi pada ISK rumit dengan faktor risiko seperti DM,
disfungsi kandung kemih neurogenik, dan kehamilan. Gejala mungkin tidak spesifik
berupa demam, menggigil, nyeri pada pinggang atau perut.

Pielonefritis emfisematus dapat terjadi terutama pada pasien ISK dengan gangguan
kekebalan sistem imun dan dengan faktor risiko diabetes melitus dimana E. coli
memproduksi karbon dioksida dari fermentasi gula. Xanthogranulomatous
pyelonephritis (XGP) merupakan tahap akhir obstruksi ginjal dan ISK, XGP sangat
jarang terjadi. Sering disebabkan oleh Proteus sp. atau organisme yang berhubungan
dengan pembentukan batu saluran kemih dan inflamasi kronis. Tatalaksana dengan
operasi dan membuang seluruh jaringan ginjal yang terlibat. Kerusakan ginjal permanen
dapat terjadi terutama pada pielonefritis akut atau kronik yang tidak diobati.

G. Penatalaksanaan
12

1. Pemberian agens antibakterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari


traktus urinarius dengan efek minima terhadap flora fekal dan vagina dengan
demikian memperkecil infeksi ragi vagina.
2. Variasi program pengobatan telah mengobat infeksi saluran kemih ini, misalnya
dosis tunggal program medikasi short cause (3-4 hari) atau long course (7-10
hari).
3. Penggunaan medikasi mencakup sulfisoxasol, sulfamethoxazole.
4. Pemakaian antimikrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi
5. jika kekambuhan terjadi setelah agens mikrobial selesai diberikan, maka program
short medikasi (3-4 hari) dari terapi antimikrobial dosis penuh diberikan
6. jika kekambuhan tidak terjadi, maka medikasi diberikan setiap malam berikutnya
selama 6-7 bulan.

H.Prognosis

Prognosis pada infeksi saluran kemih (ISK) simple terbilang sangat baik, dengan
pengobatan antibiotik yang tepat maka penderita dapat sembuh sempurna.Pada beberapa
wanita dapat mengalami episode ISK berulang, hal tersebut dihubungkan dengan
perilaku seksual, penggunaan spermisida, wanita dengan antigen spesifik pada golongan
darah tertentu. Pada ISK rumit dengan diagnosis dan tatalaksana yang tepat, prognosis
terbilang cukup baik. Kerusakan dari fungsi ginjal jarang namun mungkin saja terjadi
sebagai bagian dari komplikasi
13

Anda mungkin juga menyukai