Tuberkulosis atau TB paru adalah suatu penyakit menular yang paling sering
mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis.TB paru dapat menyebar ke setiap bagian tubuh, termasuk
meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe (Smeltzer&Bare, 2015).Selain itu
TB paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ
tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi (Tabrani
Rab, 2010). Pada manusia TB paru ditemukan dalam dua bentuk yaitu: (1)
tuberkulosis primer: jika terjadi pada infeksi yang pertama kali, (2)
tuberkulosis sekunder: kuman yang dorman pada tuberkulosis primer akan
aktif setelah bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi
tuberkulosis dewasa (Somantri, 2009)
Menurut Robinson, dkk (2014),TB Paru merupakan infeksi akut atau kronis
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis di tandai dengan adanya
infiltrat paru, pembentukan granuloma dengan perkejuan, fibrosis serta
pembentukan kavitas.
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan
seperti keju disebut nekrosis kaseosa.Daerah yang mengalami nekrosis
kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan
fibroblas menimbulkan respons berbeda.Jaringan granulaasi menjadi lebih
fibroblas membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
Lesi primer paru disebut Fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjr
getah bening regional dan lesi primer disebut Kompleks Ghon.Kompleks
Ghon yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang
kebetulan menjalani pemeriksaan radio gram rutin.Namun kebanyakan
infeksi TB paru tidak terlihat secara klinis atau dengan radiografi.
Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, yaitu
bahan cairan lepas kedalam bronkus yang berhubungan dan menimbulkan
kavitas. Bahan tuberkel yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke
dalam percabangan trakeobronkial. Proses ini dapat berulang kembali
dibagian lain dari paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga
tengah atau usus.
Walaupun tanpa pengobatan, kavitas yang kecil dapat menutup dan
meninggalkan jaringan parut fibrosis.Bila peradangan merada, lumen bronkus
dapat menyepit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat denagan
taut bronkus dan rongga.Bahan perkijuan dapat mengental dan tidak dapat
kavitas penu dengan bahan perkijuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul
yang tidak terlepas.Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala demam
waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi
tempat peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.
Organisme yang lolos dari kelenjer getah bening akan mencapai aliran darah
dalam jumlah kecil yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada
berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagaipenyebaran
limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri.Penyebaran hematogen
merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan TB miler, ini
terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak
organisme masuk kedalam sistem vaskular dan tersebar ke organ – organ
tubuh.
4. Pathway
5. Manifestasi Klinis
a) Batuk
b. Komplikasi
a) Pada etnis kulit putih dan bangsa Asia dengan tes Heaf positif dan
pernah berkontak dengan pasien yang mempunyai sputum positif
harus diawasi.
b) Walaupun pemeriksaan BTA langsung negatif, namun tes Heafnya
kemungkinan terkena.
d) Bila tes tuberkulin negatif maka harus dilakukan tes ulang setelah 8
minggu dan ila tetap negatif maka dilakukan vaksinasi BCG. Apabila
tuberkulin sudah mengalami konversi, maka pengobatan harus
diberikan.
4) Kemoprofilaksis dengan mengggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6-12
bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri
yang masih sedikit. Indikasi kemoprofilaksis primer atau utama ialah bayi
yang menyusu pada ibu dengan BTA positif, sedangkan kemoprofilaksis
sekunder diperlukan bagi kelompok berikut:
a) Bayi dibawah lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif karena
menjadi positif,
d) Penderita yang menerima pengobatan steroid atau obat
Streptomisin (S).
2) Intraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin dan Isoniazid
(INH).
b. Aktivitas sterilisasi, terhadap the persisters (bakteri semidormant)
1) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rimpafisin dan
Isoniazid.
2) Intraseluler, untuk slowly growing bacilli digunakan Rifampisin dan
Isoniazid. Untuk very slowly growing bacilli, digunakan Pirazinamid
(Z).
c. Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai aktivitas
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang sering muncul antara lain:
1) Demam: subfebris, febris (40-41oC) hilang timbul.
2) Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini terjadi
untuk membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari
batuk kering sampai dengan atuk purulent (menghasilkan sputum).
3) Sesak nafas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru-paru.
4) Keringat malam.
5) Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang
penyakitnya
4) Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.
f. Riwayat Sosial Ekonomi
1) Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu, dan tempat bekerja, jumlah
penghasilan.
2) Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikasi
dengan bebas, menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang
mampu, masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh
perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah tentang masa
depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus harapan.
g. Faktor Pendukung:
1) Riwayat lingkungan.
2) Pola hidup: nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat
8. Pemeriksaan penunjang
1) Kultur sputum: Mikobakterium TB positif pada tahap akhir penyakit.
2) Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm
terjadi 48-72 jam).
3) Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas; pada tahap dini
tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas;
pada kavitas bayangan, berupa cincin; pada klasifikasi tampak
bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
4) Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atatu kerusakan paru
karena TB paru.
5) Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah (LED).
6) Spirometri: penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun.
b. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Pola aktivitas dan istirahat
Subyektif: rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. Sesak (nafas
kutan.
3) Respirasi
Subyektif: batuk produktif/non produktif sesak nafas, sakit dada. Obyektif: mulai
batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid kuning atau
bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah, kasar
didaerah apeks paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan
pleural), sesak nafas, pengembangan pernafasan tidak simetris (effusi pleura),
perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran
bronkogenik).
4) Rasa nyaman/nyeri
Subyektif: nyeri dada meningkat karena batuk berulang
Obyektif: berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah,
nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga
timbul pleuritis.
5) Integritas Ego
Subyektif: faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak
tersinggung.
9. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mokus dalam
jumlah berlebihan, eksudat dalam jalan alveoli, sekresi bertahan/sisa
sekresi
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, keletihan,
Making, M. A., Banhae, Y. K., Aty, M. Y. V. B., Mau, Y., Abanit, Selasa, P., & Israfil.
(2023). Analisa Faktor Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Tb Paru
Pada Kontak Serumah Selama Era New Normal Covid 19. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional, 5(1), 43–50.
Sejati, A., & Sofiana, L. (2021). Faktor-Faktor Terjadinya Tuberkulosis. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 10(2), 122. https://doi.org/10.15294/kemas.v10i2.3372
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
MINGGU 1
DISUSUN OLEH:
NITHA RYANTI
NIM. 892233037
TAHUN 2024
FORMAT PENGKAJIAN
BIODATA
Nama : Ny. D
JenisKelamin : Perempuan
Umur : 48 Tahun
Pekerjaan : IRT
A g a m a : Islam
Alamat : -
No.Regester : 34021
A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT :
1. Waktu tidur : 3 jam
2. Waktu Bangun : 30 menit
3. Masalah tidur : sering merasa lapar, merasa gelisah, sering berkemih
4. Hal-hal yang mempermudah tidur : minum obat lelap
5. Hal-hal yang mempermudah Klien terbangun : sering berkemih
B. POLA ELIMINASI :
1. BAB : 1 kali/hari warna kuning konsistensi lembek, perubahan selama sakit tidak ada
masalah dalam BAB
2. BAK : pasien menggunakan kateter menetap (hari ke-4), warna urine kuning,
perubahan selama sakit
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak ada
4. Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut : tidak ada
C. POLA MAKAN DAN MINUM :
1. Jumlah dan jenis makanan : 5 sedok, makanan padat
2. Waktu Pemberian Makan : Jam 07:00,01:00,18:00
3. Jumlah dan Jenis Cairan : 1 gelas air putih
4. Waktu Pemberian Cairan : Setiap 1 jam sekali
5. Pantangan : tidak boleh makan makanan manis, seperti kue dan komsumsi gula
berlebihan
6. Masalah Makan dan Minum :
a. Kesulitan mengunyah : tidak ada kesulitan
b. Kesulitan menelan : tidak ada kesulitan menelan
c. Mual dan Muntah : tidak ada
d. Tidak dapat makan sendiri : tidak ada
7. Upaya mengatasi masalah : tidak ada masalah
D. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE :
1. Pemeliharaan Badan : badan terlihat lusuh dan kulit kering
2. Pemeliharaan Gigi dan Mulut : gigi terlihat warna kuning dan ada beberapa gigi
sudah tinggal tunggul, mulut terlihat kotor
3. Pemeliharaan Kuku : kuku terlihat hitam dan panjang
E. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN :
DATA PSIKOSOSIAL
a. Pola Komunikasi : komunikasi baik dengan keluarga
b. Orang yang paling dekat dengan Klien : sepupunya
c. Rekreasi : tidak ada data
d. Hobby : suka memancing
e. Penggunaan waktu senggang : tidak ada
f. Dampak dirawat di Rumah Sakit : tubuh terlihat bersih, makanan teratur
g. Hubungan dengan orang lain / Interaksi sosial : berhubungan baik dengan tetangga
h. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : sepupunya
DATA SPIRITUAL
a. Ketaatan Beribadah : pasien mengatakan sholat 5 waktu
b. Keyakinan terhadap sehat / sakit : pasien mengatakan tidak percaya bahwa dia bisa
mengalami sakit diabetes
c. Keyakinan terhadap penyembuhan : pasien mengatakan yakin bahwa bisa sembuh
walaupun sulit
PEMERIKSAAN FISIK :
A. Kesan Umum / Keadaan Umum : pasien tampak meringis karena nyeri dikaki, pasien
tampak gelisah
B. Tanda-tanda Vital
a. Bentuk Kepala : normal, tulang kepala pada umumnya bulat dengan tonjolan frontal
dibagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
Ubun-ubun : normal
2. M a t a
f. Ketajaman Penglihatan / Visus : *) : 18/18 kaki atau dalam satuan meter adalah 6/6 m
3. H i d u n g
b. Lubang Hidung : adanya sekret, pernapasan cuping hidung, ketajaman syaraf hidung
menurun
4. Telinga
b. Keadaan Gusi dan Gigi : merah muda dan gigi ada yang sudah tidak utuh
6. L e h e r :
b. Tiroid : normal
c. Suara : normal
d. Turgor : elastis
e. Tekstur : kasar
d. Axila : hitam
b. Pernafasan
- Frekuensi : 14x/m
- Irama : eupnea
2. Pemeriksaan Paru
b. Perkusi : normal
c. Auskultasi
3. Pemeriksaan Jantung
- Pulpasi : normal
b. Perkusi : normal
c. Aukultasi
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : tidak terkaji
b. Auskultasi
c. Palpasi
- Hepar : normal
- Lien : normal
d. Perkusi
1. Genetalia
c. Perenium : normal
J. Pemeriksaan Neorologi
6. Refleks :
b. Orientasi : normal
e. Persepsi : normal
f. Bahasa : normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
NIM :892233037
DIAGNOSA KEPERAWATAN
N
DiagnosaKeperawatan NOC NIC
o
1. Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan Manajemen jalan
jalan nafas berhubungan tindakan nafas
dengan eksudat dalam jalan keperawatan selama 1. Bersihkan jalan
alveoli 2x24 Jam nafas dengan
diharapakan status teknik chin lift
pernafasan : atau jaw thrust
pertukaran gas sebagai mana
dengan kriteria mestinya
hasil : 2. Posisikan pasien
1. Tekanan parsal untuk
oksigen di darah memaksimalkan
arteri (PaO2) tidak ventilasi
ada deviasi dari 3. Identifikasi
kisaran normal kebutuhan
2. Tekanan parsial aktual/potensial
karbondioksisa di pasien untuk
darah arteri memasukkan alat
(PaCO2) tidak ada
deviasi dari kisaran
normal
4. Saturasi oksigen membuka jalan
tidak ada deviasi nafas
dari kisaran normal 3. Lakukan
5. Keseimbangan
fisioterapi dada
ventilasi dan
sebagai mana
perfusi tidak ada
mestinya
deviasi dari kisaran
4. Buang secret
normal
dengan
memotivasi
Tanda-tanda vital
pasien untuk
dengan kriteria hasil :
melakukan batuk
6. Suhu tubuh tidak
atau menyedot
ada deviasi dari
lender
kisaran normal
5. Instruksikan
7. Denyut nadi radial
bagaimana agar
tidak ada deviasi
bias melakukan
dari kisaran normal
batuk efektif
8. Tingkat pernafasan
6. Auskultasi suara
tidak ada deviasi
nafas
dari kisaran normal
7. Posisikan untuk
9. Irama pernafasan
meringankan
tidak ada deviasi
sesak nafas
dari kisaran normal
Monitor pernafasan
10. Tekanan darah
1. Monitor
sistolik tidak ada
kecepatan, irama,
deviasi dari kisaran
kedalaman dan
normal
kesulitan
11. Tekanan darah
bernafas
diastolik tidak ada
2. Catat
deviasi dari kisaran
pergerakan
normal
dada, catat
ketidaksimetrisan
, penggunaan otot
bantu pernafasan
dan retraksi otot
3. Monitor suara
nafas
tambahan
4. Monitor pola
nafas
5. Auskultasi
suara nafas,
catat area
dimana terjadi
penurunan
atau tidak
adanya
ventilasi dan
keberadaan
suara nafas
tambahan
6. Kaji perlunya
penyedotan
pada jalan
nafas
dengan
auskultasi
suara nafas
ronki di paru
7. Monitor
kemampuan
batuk efektif
pasien
Berikan bantuan
terapi nafas jika
diperlukan (misalnya
nebulizer)
2. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan Manajemen jalan
berhubungan dengan tindakan nafas
hiperventilasi keperawatan selama 1. Bersihkan jalan
2x24 Jam diharapkan nafas dengan
statuspernafasan : teknik chin lift
ventilasidengan atau jaw thrust
kriteriahasil : sebagai mana
1. Frekuensi mestinya
pernafasan tidak 2. Posisikan pasien
ada deviasi dari untuk
kisaran normal memaksimalkan
2. Irama pernafasan ventilasi
tidak ada deviasi 3. Identifikasi
dari kisaran normal kebutuhan
3. Suara perkusi nafas aktual/potensial
tidak ada deviasi pasien untuk
dari kisaran normal memasukkan alat
4. Kapasitas vital membuka jalan
tidak ada deviasi nafas
dari dari kisaran 4. Lakukan
normal
fisioterapi dada
sebagai mana
mestinya
5. Buang secret
dengan
memotivasi
pasien untuk
melakukan batuk
atau menyedot
lender
6. Instruksikan
bagaimana agar
bias melakukan
batuk efektif
7. Auskultasi suara
nafas
8. Posisikan untuk
meringankan
sesak nafas
Terapi oksigen
1. Pertahankan
kepatenan jalan
nafas
2. Siapkan
peralatan oksigen
dan berikan
melalui system
humidifier
3. Berikan oksigen
tambahan seperti
yang
diperintahkan
4. Monitor aliran
oksigen
5. Monitor
efektifitas terapi
oksigen
6. Amati tanda-
tanda
hipoventialsi
induksi oksigen
7. Konsultasi
dengan tenaga
kesehatan lain
mengenai
penggunaan
oksigen
tambahan selama
kegiatan dan atau
tidur
dalam
berat badan
EVALUASI KEPERAWATAN
P: Intervensi dilanjutkan
06/3 17. ketidakefektifan pola S: pasien mengatakan
nafas berhubungan dengan nafas masih terasa sesak
hiperventilasi O: pasien tampak sesak,
RR: 26x/menit, pasien
terpasang oksigen 3
liter/menit
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
06/3 18. Ketidakseimbangan S: pasien mengatakan
nutrisi kurang dari kebutuhan tidak nafsu makan
tubuh berhubungan dengan O: pasien tampak lemah,
intake nutrisi tidak adekuat
pucat, pasien
menghabiskan makan ¼
porsi
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
07/3 19. Ketidakefektifan S: pasien mengatakan
bersihan jalan nafas dahaknya susah keluar
berhubungan dengan eksudat O: pasien tampak batuk
dalam jalan alveoli berdahak, pasien tampak
memaksakan batuk, batuk
produktif, pasien tidak
mampu batuk efektif
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
20. ketidakefektifan pola S: pasien mengatakan
nafas berhubungan dengan nafas masih terasa sesak
hiperventilasi O: pasien tampak sesak,
RR: 24x/menit, pasien
terpasang oksigen
3liter/menit
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
08/3 21. Ketidakseimbangan S: pasien mengatakan
nutrisi kurang dari kebutuhan masih tidak nafsu makan
tubuh berhubungan dengan O: pasien tampak lemah,
intake nutrisi tidak adekuat pucat, pasien
menghabiskan makan ¼
porsi
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
22. Ketidakefektifan S: pasien mengatakan
P: Intervensi dihentikan
08/3 23. ketidakefektifan pola S: pasien mengatakan
nafas berhubungan dengan sudah tidak merasakan
hiperventilasi sesak
O: pasien tampak sesak,
RR: 21x/menit,
A :masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
24. Ketidakseimbangan S: pasien mengatakan
nutrisi kurang dari kebutuhan nafsu makan mulai ada
tubuh berhubungan dengan O: pasien tampak
intake nutrisi tidak adekuat menghabiskan
makanannya dengan
lahap, pasien
menghabiskan makan ½
porsi
A: masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
25. Ketidakseimbangan S: pasien mengatakan
nutrisi kurang dari kebutuhan nafsu makan mulai ada
tubuh berhubungan dengan O: pasien tampak
intake nutrisi tidak adekuat menghabiskan
makanannya dengan
lahap, pasien
menghabiskan makan ½
lebih porsi.
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
NYERI AKUT
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
DS:
Pasien mengatakan badan lemah, tidak bertenaga
Pasien mengatakan keluhan batuk berdarah, pasien sesak nafas, dan nyeri pada
dada
Keluarga mengatakan pasien pernah minum OAT tahun 2016 selama 4 bulan dan
dihentikan sendiri oleh pasien.
Pasien mengeluh batuk berdahak dan sulit mengeluarkan dahak
DO:
Pasien Batuk produktif, Sekret berwarna putih kekuning kuningan kental sedikit
cair, TD=100/70mmHg, nadi = 68x/menit, Pernapasan= 28x/menit, Suhu=36,5oC,
pasien terpasang O2 10liter/menit dengan NRM.
2. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan eksudat dalam jalan alveoli
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan pasien dapat
mengatasi atau mengeluarkan dahak dengan batuk efektif
4. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu mengajarkan teknik batuk efektif
B. Strategi Komunikasi Dalam Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat siang ibu perkenalkan saya Nitha Ryanti Mahasiswa profesi Ners dari STIKes
Yarsi Pontianak, tujuan saya hari ini datang yaitu untuk mengajarkan ibu teknik batuk
efektif dan memebrikan posisi semi fowler pada ibu supaya ibu bisa mengeluarkan
scret/dahaknya, sehingga saya berharap tindakan ini bisa membantu ibu lebih merasa
nyaman dan rileks
b. Evaluasi/validasi
Ibu bagaimana apakahkesulitan mengeluarkan dahak masih ibu rasakan?
c. Kontrak
1) Topik
Dari keluhan dan masalah yang ibu ceritakan, saya akan mengajarkan ibu teknik
batuk efektif mengeluarkan dahak dan memebrikan posisi semi fowler
2) Tempat
Saya akan mengajarkan teknik batuk efektik disini ya bu
3) Waktu
Waktu yang saya butuhkan kurang lebih 30 menit ya bu, apakah ibu bersedia?
Baik jika bersedia saya akan langsung mengajarkanya ya bu.
2. Tahap Kerja
a. Posisikan tubuh klien
b. Jika pasien duduk/baring,anjurkan untuk duduk/baring dengan posisi semi fowler
dengan seluruh punggung bersandar pada kursi/tempat tidur
c. Jika pasien baring, berikan posisi semi fowler
d. Berikan waktu untuk pasien rileks terlebih dahulu
e. Lalu lakukan latihan dengan cara menarik nafas lalu batuk dengan kuat, sambil
menutup mulut dengan tangan dan dialas dengan tisue untuk mengeluarkan dahak
f. Bersama pasien mengidentifikasi untuk mengencangkan otot selama 5 sampai7 detik,
kemudian bimbing pasien untuk merileksasikan otot 20 sampai 30 detik
g. Selama mengencangkan otot pasien dianjurkan merasakan kencangnya otot dan selama
relaksasi anjurkan pasien konsentrasi merasakan rileksnya
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Pasien mengatakan nyaman dibagian dada setelah dilakukan tindakan batuk efektif
b. Evaluasi Objektif
Pasien tampak nyaman dan lebih baik
c. Rencana Tindak Lanjut
Baik bu sekarang saya sudah mengajarkan teknik batuk efektif dan ibu juga sudah
memprakteknya tadi, untuk selanjutnya jika ibu merasa sesak didada dan terasa banyak
dahaknya lagi teknik batuk efektif ini bisa dilakukan lagi ya bu
d. Kontrak yang akan datang
Baik bu pada hari-hari berikutnya saya akan kembali datang untuk menanyakan dan
mencoba ibu untuk mempraktekan teknik batuk efektif yang sudah saya ajarkan tadi
untuk mengetahui apakah ibu masih ingat atau tidak yang saya ajarkan ya bu
e. Topik
Mengevaluasi pengetahuan pasien
LOG BOOK HARIAN MAHASISWA
Mengetahui,
PEMBIMBING KLINIK
Nama : Nitha Ryanti
Ruang : Wanita
Tanggal : 05/03/2024
Dinas : pagi
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan Ya Tdk
Mengetahui,
PEMBIMBING KLINIK
Nama : Nitha Ryanti
Ruang : Wanita
Tanggal : 06/03/2024
Dinas : pagi
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan Ya Tdk
13:00
Mengajarkan cara batukefektif
13:20 Mengevaluasi kembali Program
pasien
Mengetahui,
PEMBIMBING KLINIK
Nama : Nitha Ryanti
Ruang : Wanita
Tanggal : 07/03/2024
Dinas : pagi
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan Ya Tdk
memonitor kecenderungan
08:30 berat badan
mengajarkan teknik nafas dalam
12:00
Mengetahui,
PEMBIMBING KLINIK
Nama : Nitha Ryanti
Ruang : Wanita
Tanggal : 08/03/2024
Dinas : pagi
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan Ya Tdk
Memandikan pasien
08:30 Melakukan oral hygine
Mengantikan infus rl
08:30
13:00
Memposisikan untuk meringankan
sesak nafas
Mengetahui,
PEMBIMBING KLINIK
Nama : Nitha Ryanti
Ruang : Wanita
Tanggal : 09/03/2024
Dinas : pagi
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan Ya Tdk
Memandikan pasien
08:30 Melakukan oral hygine
12:00
Mengetahui,
PEMBIMBING KLINIK