TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kasus
1. Pengertian
2. Etiologi
Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet
atau nuklei tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu
dengan pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkulosis yang
terkandung dalam droplet nuklei terbang ke udara. Apabila bakteri ini
terhirup oleh orang sehat, maka orang itu berpotensi terkena bakteri
tuberkulosis (Muttaqin Arif, 2012).
3. Klasifikasi TB Paru
4. Patofisiologi
Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan,
yaitu bahan cairan lepas kedalam bronkus yang berhubungan dan menimbulkan
kavitas. Bahan tuberkel yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke
dalam percabangan trakeobronkial. Proses ini dapat berulang kembali dibagian
lain dari paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau
usus.
ASUHAN KEPERAWATAN
Penanggung Jawab
Nama : Ny. P
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ngawi, Jatim
Pekerjaan : Guru Privat
Hubungan dengan Klien : Anak
e. Genogram
b. Pola Oksigenasi
1. Sebelum sakit pasien mengatakan bernafas secara normal.
2. Saat dilakukan pengkajian didapatkan bahwa pernafasan pasien meningkat
(28 x/menit) hal ini dikarenakan adanya sekret dijalan nafas. Pasien
mengatakan nafas sesak.
c. Pola nutrisi
1. Sebelum sakit pasien mengatakan makan 3x sehari dan minum > 5 gelas
per hari.
2. Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan tidak ada nafsu makan sejak
seminggu terakhir
d. Pola Eliminasi
1. Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1x dalam sehari dan BAK 4-5 kali
sehari.
2. Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami gangguan
BAB dan BAK.
e. Pola Aktivitas
1. Sebelum sakit pasien mengatakan setiap pagi hari selalu menyempatkan
waktu untuk berjalan pagi/olahraga santai.
2. Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan badan terasa sesak nafas
dan bawaannya selalu letih.
f. Pola Istirahat
1. Sebelum sakit pasien mengatakan tidur 6-7 jam per hari dan tidur siang
tidak ada.
2. Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan susah untuk tidur karena
batuk.
g. Personal Hygiene
1. Sebelum sakit pasien mengatakan mandi 2x/hari (Pagi dan Sore).
2. Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan mandi tetap 2x sehari.
h. Pola Komunikasi
1. Sebelum sakit pasien mengatakan berkomunikasi dengan bahasa daerah.
2. Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan jika berkomunikasi dengan
perawat atau dokter menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah.
i. Pola Spiritual
1. Sebelum sakit pasien mengatakan selalu shalat berjamaah di Masjid yang
berdekatan dengan rumahnya.
2. Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan tetap melaksanakan sholat
tapi tidak berjamaah
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum (KU) : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 39,20 ℃
RR : 28 x/menit
BB Sebelum sakit : 55 Kg
BB Sekarang : 45 Kg
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Bentuk kepala meschepal, rambut panjang , rambut warna hitam beruban,
tekstur kasar, dan tidak ada benjolan.
2. Mata
Bentuk simetris kanan dan kiri, konjungtiva berwarna merah muda, sclera
berwarna putih, tidak terdapat oedema, bentuk pupil isokor, reflek pada
cahaya meosis.
3. Hidung
Tidak terdapat pernafasan cuping hidung. Bentuk simetris kiri kanan,
bersih tidak ada sekret, dan bisa mencium aroma wangi wangian.
4. Mulut
Terdapat karang gigi, bibir kering, mulut bersih, tidak ada gigi palsu.
5. Telinga
Tidak ada serument, pendengaran baik.
6. Leher
Tidak ada kesulitan menelan, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
pembesaran JVP
7. Jantung:
a. Inspeksi : Dada simetris.
b. Palpasi : Teraba denyut jantung ictus cordis pada ICS 5 mid
clavikula.
c. Perkusi : Pekak
d. Auskultasi : S1> S2 reguler tidak ada bunyi suara tambahan
8. Paru-Paru
a. Inspeksi : Pergerakan dada kanan dan kiri simetris, tidak
tampak
menggunakan otot bantu penafasan.
b. Palpasi : Vocal vemitus normal.
c. Perkusi : pekak
d. Auskultasi : terdapat ronchi, Whizzing.
9. Abdomen
a. Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
b. Auskultasi : Bising usus normal
c. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi : Timpani
10. Ekstremitas
a. Atas : Tidak ada luka, tangan kiri dan kanan lengkap,
kuku tampak bersih, kekuatan otot normal(5/5), terpasang IVFD D5%
20gtt/i
b. Bawah : tidak ada udema, kaki kiri dan kanan lengkap,
terasa panas saat diraba pada lutut, nyeri tekan pada lutut (+),
kekuatan otot normal (5/5)
11. Kulit
Turgor kulit kering, warna sawo matang
12. Genetalia
Tidak terpasang kateter
IV.Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
mukolitik pada pasien
2. Defisit nutrisi Setelah Manajemen nutrisi (I.03119)
(D.0019) dilakukan
berhubungan Tindakan I.Observasi
dengan faktor keperawatan 1. Identifikasi status nutrisi
psikologis 3x24 jam pada pasien
(keengganan diharapkan 2. Identifikasi makanan yang
untuk makan) bersihan disukai pasien
dibuktikan jalan napas 3. Monitor asupan makanan
dengan berat Kembali pada pasien
badan efektif 4. Monitor berat badan pada
menurun dan dengan pasien
nafsu makan kriteria
menurun. hasil: II.Terapeutik
-Berat 1.Sajikan makanan secara
badan menarik dan suhu yang sesuai
membaik pada pasien
-Nafsu 2.Berikan suplemen makanan
makan pada pasien
membaik
III.Edukasi
1.Anjurkan posisi duduk pada
pasien
IV.Kolaborasi
1.Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan pasien
3. Nyeri akut Setelah Manajemen nyeri (I.08238)
(D.0077) dilakukan
berhubungan Tindakan I.Observasi
dengan agen keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
pencedera 3x24 jam karakteristik, durasi, frekuensi,
fisiologis diharapkan kualitas, dan intensitas nyeri
(inflamasi) bersihan pada pasien
dibuktikan jalan napas 2. Identifikasi skala nyeri pada
dengan Kembali pasien
mengeluh efektif 3. Identifikasi faktor yang
nyeri, tampak dengan memperberat dan
meringis, dan kriteria memperingan nyeri pada
gelisah. hasil: pasien
-Keluhan 4. Monitor efek samping
nyeri penggunaan analgetic pada
menurun pasien
-Tampak
meringis II.Terapeutik
menurun 1.Berikan teknik
-Gelisah nonfarmakologis untuk
menurun mengurangi rasa nyeri pada
pasien (mis. terapi pijat)
2.Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri pada
pasien (mis. suhu ruangan)
3.Fasilitasi istirahat dan tidur
pada pasien
III.Edukasi
1.Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri pada pasien
2.Jelaskan strategi meredakan
nyeri pada pasien
3.Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat pada
pasien
4.Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri pada
pasien dan keluarga pasien
IV.Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian
analgetic pada pasien
11.00 WIB
1.Mengidentifikasi status
nutrisi pada pasien
2. Memonitor asupan
makanan pada pasien
3. Memonitor berat badan
pada pasien
4. Menyajikan makanan
secara menarik dan suhu
yang sesuai pada pasien
5. Memberikan suplemen
makanan pada pasien
6. Berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
14.00 WIB pasien
1. Mengidentifikasi skala
nyeri pada pasien
2. Mengidentifikasi faktor
yang memperberat dan
memperingan nyeri pada
pasien
3. Memonitor efek
samping penggunaan
analgetic pada pasien
4. Melakukan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri pada
pasien (mis. terapi pijat)
5. Melakukan strategi
meredakan nyeri pada
pasien
6. Menganjurkan
penggunaan analgetik
secara tepat pada pasien
Selasa, 08 Maret 09.00 WIB 1. Memonitor tanda dan
2020 gejala infeksi saluran napas
pada pasien
2. Mengatur posisi pasien
semi-Fowler
3. Melakukan dan
menjelaskan prosedur
batuk efektif pada pasien
4. Berkolaborasi dalam
pemberian mukolitik pada
pasien
11.00 WIB
1. Memonitor asupan
makanan pada pasien
2. Memonitor berat badan
pada pasien
3. Menyajikan makanan
secara menarik dan suhu
yang sesuai pada pasien
4. Memberikan suplemen
makanan pada pasien
5. Berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
pasien
14.00 WIB
1. Memonitor efek
samping penggunaan
analgetic pada pasien
2. Melakukan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri pada
pasien (mis. terapi pijat)
3. Melakukan strategi
meredakan nyeri pada
pasien
4. Menganjurkan
penggunaan analgetik
secara tepat pada pasien
11.00 WIB
1. Memonitor asupan
makanan pada pasien
2. Memonitor berat badan
pada pasien
3. Menyajikan makanan
secara menarik dan suhu
yang sesuai pada pasien
4. Memberikan suplemen
makanan pada pasien
5. Berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
pasien
14.00 WIB
1. Memonitor efek
samping penggunaan
analgetic pada pasien
2. Melakukan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri pada
pasien (mis. terapi pijat)
3. Melakukan strategi
meredakan nyeri pada
pasien
4. Menganjurkan
penggunaan analgetik
secara tepat pada pasien