Anda di halaman 1dari 7

Artikel Review Jurnal

REVIEW JURNAL TUBERKULOSIS PARU


Oleh :
Molifa Dalis1, Nur Amaliyah2
Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo, Kendari
Email : amaliyahnur29@gmail.com

Abstak : Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Menurut WHO 2016, Tuberkulosis (TB) merupakan
salah satu masalah kesehatan di dunia. Sebagian besar kasus kematian TB terjadi
diantara laki-laki yaitu sebanyak 5,4 juta jiwa, pada perempuan 3,5 juta jiwa dan
1 juta jiwa pada anak. Mycobcaterium tuberculosis dikenal dengan bakteri tahan
asam yang masuk dalam kategori gram positif. Penyebaran bakteri ini dapat
terjadi dari satu orang ke orang lainnya dengan media udara. Jenis obat utama
adalah INH, rifamfisin, pirazinamid, streptomisisin, etambutol, sedangkan obat
tambahan laninnya adalah: kanamisin, amikasin, kuinolon

Kata kunci : Tuberculosis, Mycobacterium tuberculosis

PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) adalah tuberkulosis (TB) di mana sebagian
suatu penyakit infeksi paling sering besar penderita TB terjadi pada usia
menyerang jaringan paru, disebabkan produktif 15-55 tahun (Kenedyanti
oleh Mycobacterium tuberculosis. dan Lilis, 2017).
Penyakit tuberkulosis (TB) paru ini Mycobacterium Tuberculosis.
dapat menyerang semua usia dengan Kuman penyebab penyakit ini
kondisi klinis yang berbeda-beda berukuran 0,3-0,6 mikron berbentuk
atau tanpa dengan gejala sama sekali bacilli lurus atau fi lamen. Organ
hingga manifestasi berat. bakteri ini tersusun atas protein, lipid
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit dan polisakarida, sedangkan
menular yang masih menjadi penyusun organ terbesar adalah lipid
perhatian dunia. Sampai sekarang ini yang menyebabkan bakteri tahan
belum ada satu negara pun di dunia terhadap asam. Adanya cord faktor
yang bebas dari tuberkulosis (TB). merupakan mikosida yang yang
Jumlah Angka kesakitan dan berhubungan dengan virulensi. Suhu
kematian yang disebabkan oleh optimal pertumbuhan bakteri ini ini
bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah 37oC, bakteri ini sangat
cukup tinggi. Pada tahun 2009 mampu bertahan dalam kondisi asam
sekitar 1,7 juta orang meninggal dengan pH optimum 6,5-6,8.
karena menderita tuberkulosis (TB) Mycobcaterium tuberculosis dikenal
(600.000 diantaranya perempuan) dengan bakteri tahan asam yang
sementara jumlah kasus baru masuk dalam kategori gram positif.
tuberkulosis (TB) sebanyak 9,4 juta Bakteri ini cenderung sulit untuk
(3,3 juta diantaranya perempuan). diwarnai, akan tetapi ia akan dengan
Sepertiga dari jumlah penduduk di mudah mengikat zat warna Ziehl
dunia sudah tertular dengan
Niehlsen yang tidak larut dalam
alcohol(Yanti,2017). Patofisiologi
Individu terinfeksi melalui droplet
nuclei dari pasien TB paru ketika
Gejala pasien batuk, bersin, tertawa. droplet
Beberapa gejala utama yang nuclei ini mengandung basil TB dan
timbul pada penderita TB Paru. ukurannya kurang dari 5 mikron dan
Penderita mengalami batuk dalam akan melayanglayang di udara.
waktu yang relatif lama, yaitu kurang Droplet nuclei ini mengandung basil
lebih selama tiga minggu. Batuk TB. Saat Mikobakterium tuberkulosa
yang dialami penderita tidak mudah berhasil menginfeksi paru-paru,
diobati. Adanya dahak di pagi yang maka dengan segera akan tumbuh
bercampur dengan darah, kemudian koloni bakteri yang berbentuk
sesak nafas serta nyeri yang parah di globular. Biasanya melalui
bagian dada. Gejala lainnya adalah serangkaian reaksi imunologis
penderita mengalami penurunan bakteri TB paru ini akan berusaha
kondisi tubuh secara drastis yang dihambat melalui pembentukan
ditunjukkan dengan penurunan berat dinding di sekeliling bakteri itu oleh
badan secara signifi kan. Penderita sel-sel paru. Mekanisme
juga mengalami demam saat malam pembentukan dinding itu membuat
serta adanya keringat dingin secara jaringan di sekitarnya menjadi
terus menerus (Yani,2017). jaringan parut dan bakteri TB paru
akan menjadi dormant (istirahat).
Penularan Bentuk-bentuk dormant inilah yang
sebenarnya terlihat sebagai tuberkel
Penyebaran bakteri ini dapat
pada pemeriksaan foto rontgen
terjadi dari satu orang ke orang
(Darliana, 2011).
lainnya dengan media udara. Ketika
Sistem imun tubuh berespon
seorang penderita TB Paru batuk,
dengan melakukan reaksi inflamasi.
maka percik renik dari dahak orang
Fagosit (neutrofil dan makrofag)
tersebut akan terbawa oleh udara,
menelan banyak bakteri;
sehingga berpotensi terhirup oleh
limpospesifik-tubercolosis melisis
orang lain. Seseorang yang
(menghancurkan) basil dan jaringan
menghirup udara yang
normal. Reaksi jaringan ini
terkontaminasi bakteri penyebab TB
mengakibatkan penumpukan eksudat
akan dengan mudah tertular penyakit
dalam alveoli, menyebabkan
tersebut. Daya penularan bakteri ini
bronkopneumonia dan infeksi awal
sangat ditentukan oleh banyaknya
terjadi dalam 2-10 minggu setelah
kuman yang dikeluarkan dari dalam
pemajanan.
paru-paru. Makin tinggi derajat
positif hasil pemeriksaan dahak, Massa jaringan paru yang
makin menular penderita tersebut. disebut granulomas merupakan
Mycobacterium tuberculosis mampu gumpalan basil yang masih hidup.
bertahan di udara bebas, terutama di Granulomas diubah menjadi massa
udara dengan kelembaban yang jaringan jaringan fibrosa, bagian
tinggi (Kemenkes, 2015). sentral dari massa fibrosa ini disebut
tuberkel ghon dan menajdi nekrotik
Artikel Review Jurnal

membentuk massa seperti keju.


Massa ini dapat mengalami Manifestasi klinis
klasifikasi, membentuk skar Penderita TB paru akan mengalami
kolagenosa. Bakteri menjadi dorman, berbagai gangguan kesehatan, seperti
tanpa perkembangan penyakit aktif. batuk berdahak kronis, demam,
Setelah pemajanan dan infeksi awal, berkeringat tanpa sebab di malam
individu dapat mengalami penyakit hari, sesak napas, nyeri dada, dan
aktif karena gangguan atau respon penurunan nafsu makan. Semuanya
yang inadekuat dari respon system itu dapat menurunkan produktivitas
imun. Penyakit dapat juga aktif penderita bahkan kematian. Pasien
dengan infeksi ulang dan aktivasi TB paru juga sering dijmpai
bakteri dorman. Dalam kasus ini, konjungtiva mata atau kulit yang
tuberkel ghon memecah melepaskan pucat karena anemia, badan kurus
bahan seperti keju dalam bronki. atau berat badan menurun
Bakteri kemudian menjadi tersebar (Darliana,2011).
di udara, mengakibatkan penyebaran
penyakit lebih jauh. Tuberkel yang
menyerah menyembuh membentuk Pemeriksaan Fisik
jaringan parut. Paru yang terinfeksi Tempat kelainan lesi TB paru
menjadi lebih membengkak, yang perlu dicurigai adalah bagian
menyebabkan terjadinya apeks paru. Bila dicurigai infiltrat
bronkopneumonia lebih lanjut. yang agak luas, maka akan
Secara klinis TB dapat terjadi didapatkan perkusi yang redup dan
melalui infeksi primer maupun paska auskultasi nafas bronkial. Selain itu
primer. Infeksi primer terjadi saat juga dijumpai suara nafas tambahan
seseorang terkena TB untuk pertama berupa ronkhi basah, kasar, dan
kalinya. Kuman ini berkembang biak nyaring. Tetapi bila infiltrat ini
dengan membelah diri, kurun waktu diliputi oleh penebalan pleura, suara
terjadinya infeksi sampai nafasnya menjadi vesikular
pembentukan kompleks primer melemah. Pada limfadenitis
adalah 4-6 minggu. Bakteri tuberculosis, terlihat pembesaran
Mycobacterium tuberkulosis masuk kelenjar getah bening, paling sering
melalui saluran pernafasan atas dijumpai pada daerah leher, kadang-
kemudian turun ke paru-paru. kadang dai daerah aksila.
Setelah adanya infeksi saluran Pembesaran kelenjar tersebut dapat
pernafasan akan terjadi peradangan menjadi “cold abscess”.
pada alveoli. Bakteri kemudian
menyebar dalam tubuh penderita Pemeriksaan Penunjang
melalui aliran darah. Organ utama 1. Pemeriksaan Radiologis
yang diserang oleh bakteri ini adalah a.Adanya infeksi primer
limfe dan bronkus. Bakteri ini dapat digambarkan dengan nodul
bertahan serta mampu beradaptasi terkalsifikasi pada bagian
dalam kondisi tubuh manusia, hal ini perifer paru dengan kalsifikasi
menyebabkan cepatnya dari limfe nodus hilus
perkembangan bakteri di dalam b. Sedangkan proses reaktifasi TB
tubuh (Yanti,2017). akan memberikan gambaran:
nekrosis, cavitasi (terutama Diagnosis tuberkulosis paru
tampak pada foto posisi apical sediaan apus dahak negatif harus
lordotik), fibrosis dan retraksi didasarkan kriteria berikut : minimal
regionhilus,bronchopneumonia, pemeriksaan dahak mikroskopik 3
serta infiltrat interstitial kali negatif (termasuk minimal 1
c. Aktivitas dari kuman TB tidak kali dahak pagi hari); temuan foto
bisa hanya ditegakkan hanya toraks sesuai tuberkulosis dan tidak
dengan 1 kali pemeriksaan ada respons terhadap antibiotika
rontgen dada, tapi harus spektrum luas (Catatan :
dilakukan serial rontgen dada. fluorokuinolon harus dihindari
Tidak hanya melihat apakah karena aktif terhadap M.tuberculosis
penyakit tersebut dalam proses complex sehingga dapat
progesi atau regresi. menyebabkan perbaikan sesaat pada
2. Pemeriksaan darah penderita tuberkulosis). Untuk pasien
Pemeriksaan ini kurang ini, jika tersedia fasiliti, biakan dahak
mendapat perhatian karena hasilnya seharusnya dilakukan. Pada pasien
kadang-kadang meragukan, tidak yang diduga terinfeksi HIV evaluasi
sensitif, tidak juga spesifik. Pada saat diagnostik harus disegerakan.
TB baru mulai (aktif) akan Diagnosis tuberkulosis
didapatkan jumlah leukosit yang intratoraks (yakni, paru, pleura dan
sedikit meninggi dengan hitung jenis kelenjar getah bening hilus atau
pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit mediastinum) pada anak dengan
masih dibawah normal. Laju endap gejala namun sediaan apus dahak
darah mulai meningkat. Jika penyakit negatif seharusnya didasarkan atas
mulai sembuh, jumlah leukosit kelainan radiografi toraks sesuai
kembali normal, dan jumlah limfosit tuberkulosis dan pajanan kepada
masih tinggi. Laju endap darah mulai kasus tuberkulosis yang menular atau
turun ke arah normal lagi. Bisa juga bukti infeksi tuberkulosis (uji kulit
didapatkan anemia ringan dengan tuberkulin positif atau interferron
gambaran normokron dan gamma release assay). Untuk pasien
normositer, gama globulin seperti ini, bila tersedia fasiliti, bahan
meningkat dan kadar natrium darah dahak seharusnya diambil untuk
menurun (Darliana, 2011). biakan (dengan cara batuk, kumbah
lambung atau induksi dahak)
Diagnosis (Nawas, 2010).
Diagnosis TB pada orang
dewasa adalah dengan pemeriksaan Karakteristik Penderita Tb
sputum BTA. Hasil pemeriksaan Paru
dinyatakan positif apabila terdapat Jumlah penderita TB Paru
sedikitnya 2 dari 3 spesimen SPS terbanyak adalah pada rentang umur
hasilnya positif. Apabila hanya 1 45-55 tahun yaitu sebesar 31%.
spesimen yang positif maka perlu Semakin meningkatnya umur
dilanjutkan dengan rontgen dada atau seseorang maka daya tahan tubuh
pemeriksaan SPS diulang kembali orang tersebut akan semakin
(Yanti,2017). berkurang. Sehingga risiko terinfeksi
bakteri Mycobacterium tuberkulosis
Artikel Review Jurnal

juga mengalami peningkatan. Hal ini streptomisisin, etambutol, sedangkan


menunjukkan bahwa peningkatan obat tambahan laninnya adalah:
usia seseorang sangat berhubungan kanamisin, amikasin, kuinolon.
dengan kejadian infeksi Menurut Yanti, 2017, obat utama
Mycobacterium tuberculosis yang yang digunakan pada pasien TB
menyebabkan penyakit TB Paru. adalah rifampisin. Efektivitas obat
Responden dengan riwayat tersebut ditentukan oleh dosis
DM terbanyak adalah responden pengobatan yang diberikan,
dengan usia 46-55 tahun. Hal ini rekomendasi dosis untuk obat ini
sesuai dengan penelitian yang adalah 10 mg/kg berat badan. Pada
dilakukan di Philipina pada tahun TB dengan DM dimungkinkan
2014 yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan berat badan
kejadian DM lebih banyak ada pada yang lebih tinggi, sehingga perlu
penderita TB pada umur 45 tahun adanya perhitungan kembali dosis
keatas. Peningkatan usia seseorang pemberian rifampisin terutama pada
berdampak kerentanan terhadap pengobatan tingkat lanjut di mana
infeksi bakteri salah satunya adalah pada fase ini pasien lebih cenderung
bakteri Mycobacterium tuberculosis. mengalami peningkatan berat badan.
Hal ini dapat terjadi karena adanya
perubahan fi siologis dalam tubuh, Pencegahan
terutama pada jaringan paru. pencegahan juga dapat
Perubahan yang terjadi pada jaringan dilakukan dengan Perilaku Hidup
paru akan memengaruhi system Bersih dan Sehat (PHBS) yang
barrier atau pertahanan tubuh yang meliputi menjemur alat tidur,
berdampak pada mekanisme klirens membuka pintu dan jendela setiap
microbial pada sistem pernafasan pagi agar udara dan sinar matahari
dalam tubuh. Adanya hiperglikemia bisa masuk sehingga sinar matahari
yang tidak terkontrol berdampak langsung dapat mematikan kuman
pada terganggunya sel beta. Faktor TB, makan makanan bergizi, tidak
kontrol gula darah yang tidak tepat merokok dan minum-minuman
menyebabkan terganggunya system keras, olah raga secara teratur,
imunitas tubuh sehingga mencuci pakaian hingga bersih di air
menyebabkan tingginya prevalensi yang mengalir setelah selesai buang
TB Paru dengan DM pada usia lanjut air besar di jamban/WC, sebelum
(Yanti,2017). dan sesudah makan, beristirahat
cukup, jangan tukar menukar
Pengobatan Tuberculosis peralatan mandi (Nur,dkk.,2015).
Paru 5 cara pencegahan TB meliputi
Pengobatan TB paru terbagi  melaksanakan pengobatan TB
atas 2 fase yaitu fase intensif (2-3 dengan obat anti tuberkulosis
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 (OAT) dengan pengawasan
bulan. Paduan obat yang digunakan hingga dinyatakan sembuh
adalah paduan obat utama dan obat  menutup  mulut dan hidung pada
tambahan. Jenis obat utama (lini I) saat batuk dan bersin bagi
adalah INH, rifamfisin, pirazinamid, penderita TB
 imunisasi BCG pada bayi
mencegah  TB berat pada anak streptomisisin, etambutol,
sejak dini sedangkan obat tambahan laninnya
 membuang dahak di  tempat yang adalah kanamisin, amikasin,
tertutup dan dibuang di tempat kuinolon.
yang mengalir seperti lubang
WC, atau diberi desinfektan
(lisol, detergen, dll) atau
membakar dahak di tempat
pembuangan
 menjaga agar terjadi pergantian
udara dalam rumah dengan cara
membuka jendela setiap hari, dan
menjaga agar seluruh bagian
rumah terkena sinar matahari
(Ernawati, Dkk.,2018)

KESIMPULAN
Tubercolosis paru adalah
penyakit menular yang disebabkan
oleh basil Bakteri Mycobacterium
tuberculosa yang mempunyai sifat
tahan terhadap asam yang masuk
dalam kategori gram positif. Bakteri
ini cenderung sulit untuk diwarnai,
akan tetapi ia akan dengan mudah
mengikat zat warna Ziehl Niehlsen
yang tidak larut dalam alcohol.
Gejala utama yang timbul pada
penderita TB Paru. Penderita
mengalami batuk dalam waktu yang
relatif lama, yaitu kurang lebih
selama tiga minggu. Jenis obat utama
adalah INH, rifamfisin, pirazinamid,

REFERENSI
Artikel Review Jurnal

Darliana, D., 2011, Manajemen Pasien Tuberculosis Paru, Jurnal PSIK, Vol.
2(1).

Ernawati, K., Rifqatussa’adah., Rifda, W., Ndaru, A.D., Titiek, D., 2018,
Penyuluhan cara pencegahan penularan tuberkulosis dan pemakaian
masker di keluarga penderita, Berita Kedokteran Masyarakat, Vol,
34(1).

Gero,S dan Mariana,S.,2017, Pencegahan penyakit TBC paru yang utama di mulai
dari dalam rumah penderita, Jurnal info kesehatan, Vol. 15(1).

Kenedyanti, E dan Lilis, S., 2017, Analisis Mycobacterium Tuberculosis Dan


Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru, Jurnal
Berkala Epidemiologi, Vol.5(2).

Menurut Nur, L.M., Rohmah, S dan Azar, Y.W., 2015, Upaya Keluarga Untuk
Mencegah Penularan Dalam Perawatan Anggota Keluarga Dengan TB
Paru, Jurnal keperawatan, Vol. 6(2).

Yanti, Z., 2017, Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Keberhasilan Pengobatan


Tb Paru Di Puskesmas Tanah Kali ke dinding, Jurnal Berkala
Epidemiologi, Vol. 5(2).

Anda mungkin juga menyukai