Anda di halaman 1dari 7

Dasar Dasar Pemeriksaan Dengan Metode Potensiometri Potensiometri merupakan aplikasi langsung

dari persamaan Nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi
arus nol. Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisik kimia yang menggunakan peralatan
listrik untuk mengukur potensial elektroda, besarnya potensial elektroda ini tergantung pada kepekatan
ion-ion tertentu dalam larutan, karena itu dengan memakai persamaan Nernst :

Esel = E°– In Q %3D

Dimana :

E° : standar potensial reduksi

R: konsanta gas

T: temperatur (K)

n: jumlah elektron yang terlibat dalam rekasi reduksi

F: konstanta faraday

Q: reaksi quosien.

Jika temperatur dalam laboratorium 298 K ,maka In diubah ke log, maka diperoleh persamaan berikut

Esel = Eo - log Q Dimana E dinyatakan dalam satuan volt Mengingat bahwa potensial dari sel
elektrokimia potensiometri adalah E°cell = Ekatoda - Eanoda

Esel = Eo - log Q Dimana E dinyatakan dalam satuan volt Mengingat bahwa potensial dari sel
elektrokimia potensiometri adalah E°cell = Ekatoda - Eanoda

Dasar dasar pemeriksaan dengan metode potensiometri Potensiometri merupakan salah satu
pemeriksaan menggunakan peralatan mengukur potensial elektroda, besarnya potensial elektroda ini
tergantung pada fisik kimia yang untuk cara listrik kepekatan ion-ion tertentu dalam larutan, karena itu
dengan memakai persamaan Nernst : E = E° + K log (c) Dimana : E = sel potensial yang diukur E° =
konstan selama pemberian suhu C = konsentrasi yang ditentukan K = RT log ( 10 )/n F Dimana: R = gas
konstan T = suhu absolut F = suhu faraday konstan = nomer dari elektron atau diambil dari satu molekul
yang ditentukan Tetapi dalam kenyataan ( n ) tidak diperlukan, itu terjadi jika ( n ) merupakan muatan
yang sama dan telah terbentuk menjadi ionic dari yang telah ditentukan. Sehingga kepekatan ion dalam
larutan dapat dihitung langsung dari harga potensial yang diukur itu.

Potensial suatu elektroda tidak dapat diukur tersendiri, tetapi dapat ditentukan dengan menggunakan
elektroda indikator dengan elektroda pembanding yang hanya memiliki harga potensial yang tetap
selama pengukuran. Elektroda pembanding yang diambil sebagai baku international adalah elektroda
hidrogen baku. Harga potensial elektroda ini ditetapkan nol pada kesadahan baku ( H* ) = 1 M, tekanan
gas H2 1 atm dan suhu 25° C, sedangkan gaya gerak listrik ( GGL ) pasangan elektroda itu diukur dengan
bantuan potensiometer yang sesuai, dan sering digunakan peralatan elektronik (volt meter ).
Elektroda-elektroda Pada Potensiometri 1. Elektroda pembanding Di dalam beberapa penggunaan
analisis elektrokimia, diperlukan suatu elektroda dengan harga potensial setengah sel yang diketahui,
konstan, dan sama sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang diselidiki. Suatu elektrode
yang memenuhi persyaratan diatas disebut elektrode pembanding (refference electrode ). Ada dua jenis
elektrode pembanding yang akan diuraikan berikut ini.

1. Elektroda pembanding primer Contoh dari elektroda jenis ini adalah elektroda hidrogen standar.
Elektroda ini terbuat dari platina hitam agar penyerapan gas hidrogen pada permukaan elektroda dapat
terjadi secara maksimal, sehingga reaksi H2 2 H* + 2 e Dapat berlangsung dengan cepat dan reversible.
Potensial setengah sel dari elektroda pembanding primer adalah nol volt. Elektroda standar hidrogen
jarang digunakan dalam proses analisis, tetapi hal ini penting karena elektroda standart yang digunakan
untuk menentukan standart potensial sel pada standart setengah sel elektrokimia.

1. Elektroda pembanding sekunder Elektroda standart sekunder adalal elektroda yang sering digunakan
dan banyak terdapat di pasar,karena penggunaannya yang lebih praktis. Ada dua macam elektroda
standart sekunder yaitu elektroda kalomel dan elektroda perak /perak klorida. • Elektroda kalomel
Elektroda ini terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang + 10 cm dan garis tengah o,5 -1cm
yang dicelupkan ke dalam air raksa yang kontak dengan lapisan pasta Hg / HgCl, yang terdapat pada
tabung bagian dalam yang berisi campuran Hg, Hg,Cl2 dan KCI jenuh dan dihubungkan dengan larutan
KCI jenuh melalui lubang kecil. Elektroda perak Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda
calomel,terdiri dari suatu elektroda perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan
AgCI. Jika dibandingkan dengan elektroda kalomel, elektroda perak lebih unggul dalam temperatur yang
tinggi. Namun, elektroda perak/perak klorida mempunyai kecenderungan untuk bereaksi dengan larutan
membentuk kompleks perak yang tidak larut yang memungkinkan menyumbat jembatan garam yang
menghubungkan larutan dan elektroda.

Elektroda indikator Elektroda indikator dibagi menjadi dua kategori, yaitu : elektroda logam dan
elektroda membran. Elektroda logam dapat dikelompokkan ke dalam elektroda jenis pertama (first
kind),elektroda jenis kedua (second kind), elektroda jenis ketiga (third kind) 1. Elektroda logam Potensial
dari elektroda logam ditentukan dari posisi reaksi redoks ketika elektroda dan larutan bertemu.terdapat
tiga macam elektroda logam yaitu elektroda logam jenis pertama, elektroda logam jenis kedua, dan
elektroda logam jenis ketiga. Elektroda jenis pertama Elektroda jenis pertama adalah elektroda yang
langsung berkeseimbangan dengan kation yang berasal dari logam tersebut .Contoh,elektroda tembaga.
Cu2+ + 2e Cu(s) Elektroda jenis kedua Elektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya
bergantung pada konsentrasi suatu anion yang dengan ion yang berasal dari elektroda endapan suatu
ion kompleks yang stabil. Contoh elektroda perak untuk halida, reaksinya dapat ditulis,

AgCl5) Ag(6) + Cl Elektroda jenis ketiga Elektroda jenis ketiga adalah elektroda logam yang harga
potensialnya bergantung pada konsentrasi ion logam lain. Contoh, elektroda Hg dapatdigunakan untuk
menentukan konsentrasi Ca2+ Zn2+ ,atau Cd2+ yang terdapat dalam larutan. 1. Elektroda membran
Elektroda membran telah digunakan dan dikembangakan cukup luas,karena dapat menentukan ion
tertentu. Elektroda membran biasa disebut dengan elektroda selektif ion (ion selective
electrode).Elektroda membran juga digunakan untuk penentuan pH dengan mengukur perbedaan
potensial antara larutan pembanding yang keasamannya tetap dan larutan yang dianalisis.Elektroda
membran dibagi empat macam yaitu elektroda membran kaca, elektroda membran cairan, elektroda
padatan dan elektroda penunjuk gas. Elektroda membran kaca Kualitas paling bagus yang dijual
dipasaran untuk elektroda membran kaca terbuat dari Corning 015, sebuah kaca yang terdiri dari 22%
Na20, 6% CaO,dan 72% SiO. Ketika dicelupkan ke dalam larutan berair, maka pada bagian luar dari
membran akan terhidrat sampai 10nm sampai beberapa jam. Hasil hidrasi dari membran menghasilkan
muatan negatif, hal ini merupakan bagian dari_fungsi kerja membran silika. lon natrium, yang

• Elektroda membran kaca Kualitas paling bagus yang dijual dipasaran untuk elektroda membran kaca
terbuat dari Corning 015, sebuah kaca yang terdiri dari 22% Na20, 6% CaO,dan 72% SiO. Ketika
dicelupkan ke dalam larutan berair, maka pada bagian luar dari membran akan terhidrat sampai 10nm
sampai beberapa jam. Hasil hidrasi dari membran menghasilkan muatan negatif, hal ini merupakan
bagian dari fungsi kerja membran silika. lon natrium, yang mampu bergerak menembus lapisan hidrat
berfungsi sebagai ion penghitung. lon hidrogen dari larutan berdifusi kedalam membran dan
membentuk ikatan yang lebih kuat dengan membran sehingga mampu menggeser keberadaan ion Na*
yang mengakibatkan konsentrasi ion H* meningkat pada membran. Elektroda membran kaca sering
dijual dalam bentuk kombinasi antara indikator dan elektroda pembanding. Penggunaan satu elektroda
sangat bermanfaat untuk pengukuran pH. Kelebihan elektroda kaca antara lain sebagai berikut : •
Larutan uji tidak terkontaminasi • Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi & tereduksi tidak berinteferensi
• Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk disisipkan dalam volume larutan yang sangat kecil. Tidak
ada permukaan katalitis yang kehilangan aktivitasnya oleh kontaminasi seperti platina pada elektroda
hidrogen.

Kelemahan elektroda kaca yaitu pada kondisi pH yang sangat tinggi (misal NaOH 0,1M dengan pH 13)
berakibat : Spesifisitas untuk H*hilang Ketergatungan tegangan pH berkurang • Potensial menjadi
tergantung pada Na* • Elektroda membran padat Elektroda ini menggunakan polikristal yang terdiri dari
satuan kristal garam anorganik. Elektroda selektif ion polikristal ini dibentuk dari pelet tipis Ag,S atau
campuran dari Ag,S dan garam perak atau logam sulfida. Elektroda membran cair Elektroda membran
cair adalah suatu fasa cair spesifik yang dibatasi oleh suatu dinding yang berpori inert. Cairan spesifik
tersebut terdiri atas senyawa organik dengan berat molekul yang tinggi,tidak larut dalam air dan
memiliki struktur yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion antara ion bebas dalam larutan yang
diukur dengan ion-ion yang terletak pada pusat kedudukan molekul cairan spesifik tersebut contoh:
Na+, K,Ca2+ , Pb2+ Elektroda penunjuk gas Elektroda ini dirancang untuk mendeteksi konsentrasi gas
yang terlarut dalam larutan.

Potensiometer berfungsi sebagai penunjuk pada titrasi : 1. Titrasi tidak langsung E indicator sebagai
penunjuk ion yang dititar atau pentitar. Contoh : titrasi asam basa (HCl dengan NAOH) 1. Titrasi tidak
langsung E indicator sebagai penunjuk ion lain bukan yang dititar atau pentitar, namun ion lain tersebut
terlibat dalam titrasi. Contoh : penetuan konsentrasi ion Co2* (Cobalt) Peralatan yang mempunyai
prinsip kerja sama seperti potensiometer dikenal dengan peralatan pH meter dan ion selektif meter. pH
meter adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengukur beda potensial diantara dua elektroda
yang dicelupkan ke dalam larutan, dimana salah satu elektroda merupakan elektroda penunjuk ion
hydrogen. Dan elektroda yang satu lagi merupakan elektroda pembanding serta beda potensial yang
dihasilkan dikonfersikan oleh alat menjadi besaran pH. lon selektif meter adalah suatu peralatan yang
digunakan untuk menentukan konsentrasi ion-ion tertentu yang dipilih selain dari ion Hidrogen.

Peralatan Potensiometer Komponen-komponen utama dari peralatan potensiometer adalah: • Sumber


arus Sebagai sumber arus yang digunakan arus searah (DC) Elektroda Pada umumnya digunakan
elektroda yang disebut dengan elektroda kombinasi. Di samping menggunakan satu elektroda
kadangkala peralatan dilengkapi dengan thermometer loging untuk membaca suhu larutan. Tahanan
geser Digunakan untuk menstandarisasi peralatan dengan menggunakan larutan buffer (penyangga)
yang pH nya telah diketahui. Recorder Digunakan untuk membaca atau mencatat besaran pH larutan
maupun beda potensial larutan dinyatakan dalam satuan mV (miliVolt).

Prinsip Kerja Elektroda dicelupkan ke dalam aquades dan hidupkan alat. Biarkan stabil beberapa menit,
bila telah stabil angkat elektroda dan celupkan ke dalam larutan contoh yang akan diukur pH atau mV-
nya. Aduk dan biarkan beberapa menit. Larutan contoh akan mengadakan kontak dengan cairan yang
ada dalam elektroda menghasilkan sinyal listrik berupa tegangan listrik dalam mV untuk larutan. Beda
potensial yang dihasilkan dikonversikan oleh microprocessor menjadi besaran pH. Sebelum mencatat pH
atau mV larutan, terlebih dahulu potensiometer atau pH meter distandarisasi dengan larutan buffer.
Daftar Pustaka Khopkar, S.M., 2002.Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press Underwood,
A.L.,2001. Analisa Kimia Kuantitatif Jakarta: Erlangga

a. Penentuan Potensiometrik pH Sekarang kita uji dengan singkat arti dari istilah pH yang diukur secara
percobaan, dengan potensiometri langsung. Di tahun 1909, sebelum konsep aktivitas dikembangkan,
seorang ahli biokimia Sorensen mendefinisikan pH dalam pengertian konsentrasi molar H*. pH = - log
[H*] ini memberikan cara yang tepat untuk menggungkapkan nilai [H*] utuk berbagai orde besarnya dan
dari persamaan Nernst, secara ekspisit linier dalam tegangan dari sel yang digunakan untuk mengukur
H*. di tahun 1924, menyadari bahwa potensial elektroda mencerminkan aktivitas selain konsentrasi,
beliau mendefinisikan kembali pH: pH = - log aH* = - log [H*]fH* dimana fh* adalah koefisien aktivitas.
%3D Definisi ini mewakili sudut pandang larutan elektrolit yang lebih canggih,

pH = - log ah* = - log [H*]fH* dimana fi* adalah koefisien aktivitas. Definisi ini mewakili sudut pandang
larutan elektrolit yang lebih canggih, tetapi pada waktu yang sama menarik perhatian ke masalah pokok
yang secara prinsip tidak dapat dipecahkan: dalam istilah termodinamika aktivitas speies ion tunggal
tidak penting secara operasional dalam hal percobaan- percobaan yang dapat dilakukan. pH suatu
arutan yang berdasarkan pada definisi kedua Soresen adalah sebanding dengan kerja yang mana aH*
dalah satu. Tetapi ini hanya suatu percobaan pikiran. Sebenarnya tak ada cara lain untuk memindahkan
kation tanpa memindahkan anion, dan tak ada cara lain untuk memindahkan kation tanpa
memindahkan anion, dan tak ada cara termodinamika yang berlaku untuk memecahkan seluruh kerja
yang diukur menjadi kontribusi ion secara individu.

Satu-satunya jalan keluar adalah cara pragmatis yang secara teoritis tidak setepat-tepatnya; pilih pada
beberapa dasar (ukuran, kerapatan muatan, panas hidrasi, fase bulan, kebijaksanaan yang muncul
dalam mimpi, atau apa saja) dua ion-ion tertentu, M+ dan X, yang mana anda percaya istilah kerja itu
harus sama dan menetukan masing-masing ion tersebut satu setengah kali kerja terukur. Kemudian
perbandingan yang tepat (misalnya, penelitian N+X° dan M*Y ) akan menghasilkan perkiraan aktivitas
ion tunggal untuk spesies lain juga. Telah banyak perdebatan mengenai pilihan M* dan X dan menegenai
derajat ketidakpastian dalam asumsi bahwa aktivitas mereka dalam suatu larutan MX adalah sama.
Kebanyakan orang sekarang Nampak agak puas dengan prosedur yang mengarah ke skala pH yang
praktis atau operasional yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional.

Tinjauan Pustaka Sel Volta Logam tembaga dicelupkan dalam larutan CuSO, dan logam seng dicelupkan
dalam larutan ZnSO,. Kedua larutan dihubungkan dengan jembatan garam. Jembatan garam merupakan
tabung U yang diisi agar-agar dan garam KCl. Sedangkan kedua elektroda (logam Cu dan Zn)
dihubungkan dengan alat penunjuk arus yaitu voltmeter.

Elektroda pada Sel Volta yaitu berupa katoda dan anoda. Katode adalah Elektroda di mana terjadi reaksi
reduksi, berarti logam Cu dalam elektroda positif. Sedangkan Anode adalah Elektroda di mana terjadi
reaksi oksidasi, berarti logam Zn dalam sel volta disebut sebagai elektroda negatif. Fungsi menyetarakan
kation dan anion dalam larutan. Adapun syarat jembatan garam yaitu bisa dilewati ion dan hanya sedikit
melewatkan pelarut. Jembatan garam pada penelitian ini berupa agar yang diisi dengan 3% natrium
klorida. Pemilihan natrium sel volta disebut sebagai menyebabkan difusi ion secara akami dari jembatan
garam adalah klorida dikarenakan kedua sisi reaktor adalah larutan natrium klorida yang berbeda
Perbedaan konsentrasi. konsentrasi akan konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah. Pada natrium
klorida, ion klorida memiliki mobilitas yang lebih besar dibandingkan ion natrium. Haman dkk., (1998).

Potensial Elektroda Banyaknya arus listrik yang dihasilkan dari kedua elektroda di atas dapat ditentukan
besarnya dengan menetapkan potensial elektroda dari Zn dan Cu. Hanya saja potensial elektroda suatu
zat tidak mungkin berdiri sendiri, harus ada patokan yang menjadi standar. Sebagai elektroda standar
digunakan elektroda hidrogen. Jadi, potensial elektroda digambarkan dengan reaksi reduksi. Tetapi jika
zat ternyata lebih mudah melakukan reaksi oksidasi dibanding hidrogen, maka harga elektrodanya
adalah negatif. Dalam hal ini potensial oksidasinya positif, tetapi karena potensial elektroda harus ditulis
reduksi berarti potensial reduksinya adalah negatif. Daftar harga potensial elektroda untuk logam-logam
yang penting sebagai berikut: tensial Tabel 1. Potensial elektroda (Utami, dkk., 2009)

2. Potensial Elektrode Standard elektrode standarad Potensial yang dilambangkan dengan E° adalah
potensial sel yang terdiri atas setengah sel galvani dengan konsentrasi IM pada suhu 25° C dihubungkan
dengan setengah sel hidrogen. Sel hidrogen tersusun dari kawat platina yang dimasukkan ke dalam
larutan H 1 M yang dialiri gas hidrogen pada kondisi tekanan 1 atm. Dengan adanya harga potensial
clektrode setengah sel hidrogen (potensial elektrode standard), sebesar 0 volt, kita dapat mengetahui
potensial elektrode yang lain.

Jika sebuah elektrode yang potensial standarnya lebih besar dari hidrogen maka mengalami reduksi
Misalnya reduksi tembaga Cu" menjadi Cu punya potensial elektrode = +0,34 V maka ketika digabungkan
dengan hidrogen pada sistem sel galvani elektron dari elektrode hidrogen mengalir ke elektrode
tembaga. Jika sebuah standarnya lebih kecil dibandingkan dengan potensia lebih mudah akan ah
elektrode potensial electrode hidrogen, maka reduksi dibandingkan dengan hidrogen dan potensial
clektrode tersebut bernilai negatif. Misalkan dalam sistem sel ini elektron akan menggalir dari elektrode
Zn ke elektrode hidrogen. Dengan cara yang sama bisa diperoleh harga potensial elektrode standard dari
berbagai macam elektrode. Intinya jika suatu zat mempunyai E'reduksi besar berarti ia mudah
mengalami reduksi dan susah mengalami oksidasi dan sebaliknya jika suatu zat mempunyai Erodukui
kecil maka mengalami reduksi dan lebih mudah mengalami oksidasi. potensial clektrode Zn"/Zn = -0,76
maka ia sukar

2.1 Gaya Gerak Listrik (GGL) Gaya gerak listrik adalah perubahan dari suatu bentuk energi ke bentuk
energi listrik. Besar gaya gerak listrik dari suatu sumber secara kuantitatif dapat diartikan sebagai energi
setiap satuan muatan listrik yang melalui sumber itu. Secara singkat, gaya gerak listrik adalah energi
persatuan muatan. Gaya gerak listrik sebuah sumber ditulis dengan simbol. Jika muatan yang digerakkan
itu adalah dQ dan usaha yang dibutuhkan dW, maka diperoleh hubungan: E= dW / dQ . .(2.1) Satuan
GGL (e) dapat diperoleh dari hubungan persamaan diatas. Jika anda coba turunkan untuk mencarinya,
anda akan peroleh bahwa satuan GGL adalah J/C atau Volt. Pada saat penghantar dihubungkan dengan
GGL, maka GGL ini ikut dialiri arus listrik (i) sehingga dalam sumber ini timbul tegangan ini disebut
tegangan dalam sumber diberi simbol Vs, menurut hukum Ohm dapat dinyatakan bahwa : V = L.R (2.2)
(Sumber : Sri Suratmi. 1995. Listrik Magnet. Bandung. Hal 99 - 100) 2.1.1 Medan Listrik Medan listrik
adalah sebuah medan vektor yang mana merupakan distribusi vektor-vektor, dimana setiap titik dalam
ruang disekitar sautu objek bermuatan, seperti batang bermuatan, memiliki sebuah vektor (nilai dan
arah). Satuan SI untuk medan listrik adalah Newton per Coulomb (N/C). Didalam medan listrik terdapat
garis garis medan listrik yang mana ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday pada abad ke -19,
membayangkan bahwa ruang disekitar sebuah benda bermuatan dipenuhi oleh garis-garis gaya.
Hubungan antara garis-garis medan dan vektor medan listrik adalah sebagai berikut : (1) disembarang
titik, arah garis medan yang lurus atau arah garis-singgung terhadap garis medan yang melengkung
meruapakan arah E dititik tersebut, dan (2) garis - garis medan

dilukiskan sedemikianrupa sehingga jumlah garis persatuan luas, sebagaimana diukur/dihitung pada
bidang tegak lurus terhadap garis-garis tersebut, adalah sebanding dengan magnitudo E. Sehingga, E
akan bernilai besar bilamana garis-garis medan listrik terkumpul rapat dan bernilai kecil bilamana garis-
garis itu renggang terpencar. "garis-garis medan listrik merentang menjauhi muatan positif (diamana
garis-garis ini bermula), dan menuju muatan negatif (dimana garis-garis ini berakhir)". (Sumber : David
Halliday Dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi 7 Jilid. Jakarta. Hal :24-26: Penerbit Erlangga)

Anda mungkin juga menyukai