Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II

Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

POTENSIOMETRI dan pH Metri


I.

TUJUAN
a. Untuk menentukan konsentrasi larutan standar Fero Sulfat dengan
menggunakan Potensiometer sebagai penunjuk pada titrasi.
b. Untuk menentukan konsentrasi Fero dalam larutan contoh atau Cx.
c. Memahami prinsip kerja Potensiometer dan pH meter.
d. Menentukan pH suatu larutan.

II.

TEORI DASAR
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda

potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Metode potensiometri digunakan untuk
menentukan konsentrasi suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan, dan
menentukan titik akhir titrasi.
Alat-alat yang diperlukan dalam metode potensiometri adalah :
a. Elektrode pembanding (refference electrode)
b. Elektroda indikator (indicator electrode)
c. Alat pengukur potensial
Komponen-komponen tersebut disusun membentuk suatu sel potensiometri.
Sel potensiometri disusun dari dua setengah sel yang dihubungkan dengan
jembatan garam yang berfungsi menyeimbangkan muatan larutan pada masingmasing setengah sel, selain itu juga berfungsi sebagai penghubung antara dua
setengah sel tersebut. Masing-masing setengah sel terdapat elektroda yang
tercelup dalam larutan elektrolit untuk ditentukan konsentrasinya oleh potensial
elektrodanya. Pemisahan elektrode ini diperlukan untuk mencegah terjadinya
reaksi redoks spontan dari larutan-larutan elektrolit yang digunakan dalam sel
potensiometri.
Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode untuk mengukur
konsentrasi suatu larutan, dalam hal ini hubungan antara potensial sel dan
konsentrasi dapat dijelaskan melalaui persamaan Nerst :
E=

Eo RT lnQ
n.F

Dimana :
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

Eo : standar potensial reduksi


R : konsanta gas
T : temperatur ( K )
n : jumlah elektron yang terlibat dalam rekasi reduksi
F : konstanta faraday
Q : reaksi quosien.
Jika temperatur dalam laboratorium 298 K ,maka ln diubah ke log, maka
diperoleh persamaan berikut
E=

Eo 0,05916 logQ
n

Dimana E dinyatakan dalam satuan Volt, mengingat bahwa potensial dari sel
elektrokimia potensiometri adalah :
Ecell = Ec Ea
Potensiometer adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengukur beda
potensial (tegangan) antara dua elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan,
dimana salah satu elektroda merupakan elektroda penunjuk (indicator electrode)
dan elektroda pembanding (reference electrode).
Elemen-elemen yang diperlukan dalam potensiometri antara lain adalah
elektroda pembanding (acuan), elektroda indikator, jembatan garam dan larutan
yang dianalisis.
a) Elektroda pembanding (reference electrode)
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu
elektrode dengan harga potensial setengah sel yang diketahui konstan, dan sama
sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang diselidiki. Suatu
elektrode yang memenuhi persyaratan diatas disebut elektrode pembanding.
Jenis-jenis Elektroda Pembanding :
1) Elektroda Hidrogen Normal (EHN) atau NHE (Normal Hidrogen Electrode)
E = 0,00 volt
2) Elektroda Kalomel

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

Elektroda kalomel terbagi dua yaitu:

Elektroda Kalomel Normal (EKN) atau NCE (Normal Calomel

Electrode), E = + 0,281 Volt.


Elektroda Kalomel Jenuh (EKJ) atau SCE (Saturated Calomel

Electrode), E = + 0,245
3) Elektroda Perak Normal (EPN) atau NSC (Normal Silver Electrode), E = +
0,225 volt
4) Elektroda Thalamide, E = - 0,581 volt dengan T = 0o 135 oC
Digunakan pada industri yang menggunakan system boiler atau system uap
panas dengan suhu di atas 100 oC
b) Elektroda indikator
Elektroda indikator dibagi menjadi dua kategori, yaitu : elektroda logam dan
elektroda membran. Elektroda logam dapat dikelompokkan ke dalam elektroda
jenis pertama (first kind), elektroda jenis kedua (second kind), elektroda jenis
ketiga (third kind).
Kategori elektroda indikator, yaitu :
a. Elektroda logam
Potensial dari elektroda logam ditentukan dari posisi reaksi redoks ketika
elektroda dan larutan bertemu.terdapat tiga macam elektroda logam yaitu
elektroda logam jenis pertama, elektroda logam jenis kedua, dan
elektroda logam jenis ketiga.

Elektroda jenis pertama


Elektroda

jenis

pertama

adalah

elektroda

yang

langsung

berkeseimbangan dengan kation yang berasal dari logam tersebut.


Contoh : elektroda tembaga.
Cu2+ + 2e Cu(s)

Elektroda jenis kedua


Elektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya
bergantung pada konsentrasi suatu anion yang dengan ion yang
berasal dari elektroda endapan suatu ion kompleks yang stabil.contoh
elektroda perak untuk halida, reaksinya dapat ditulis,

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

AgCl(s) Ag(s) + Cl

Elektroda jenis ketiga


Elektroda jenis ketiga adalah elektroda logam yang harga potensialnya
bergantung pada konsentrasi ion logam lain. Contoh, elektroda Hg
dapatdigunakan untuk menentukan konsentrasi Ca2+ , Zn2+ ,atau
Cd2+ yang terdapat dalam larutan.

b. Elektroda membran
Elektroda membran telah digunakan dan dikembangakan cukup luas,
karena dapat menentukan ion tertentu. Elektroda membran biasa disebut
dengan elektroda selektif ion (ion selective electrode). Elektroda
membran juga digunakan untuk penentuan pH dengan mengukur
perbedaan potensial antara larutan pembanding yang keasamannya tetap
dan larutan yang dianalisis. Elektroda membran dibagi empat macam
yaitu elektroda membran kaca, elektroda membran cairan, elektroda
padatan dan elektroda penunjuk gas.

Elektroda membran kaca


Kualitas paling bagus yang dijual dipasaran untuk elektroda membran
kaca terbuat dari Corning 015, sebuah kaca yang terdiri dari 22%
Na2O, 6% CaO dan 72% SiO. Ketika dicelupkan ke dalam larutan
berair, maka pada bagian luar dari membran akan terhidrat sampai
10nm sampai beberapa jam. Hasil hidrasi dari membran menghasilkan
muatan negatif, hal ini merupakan bagian dari fungsi kerja membran
silika. Ion natrium, yang mampu bergerak menembus lapisan hidrat
berfungsi sebagai ion penghitung. Ion hidrogen dari larutan berdifusi
kedalam membran dan membentuk ikatan yang lebih kuat dengan
membran sehingga mampu menggeser keberadaan ion Na+ yang
mengakibatkan konsentrasiion H+ meningkat pada membran .
Elektroda membran kaca sering dijual dalam bentuk kombinasi antara
indikator dan elektroda pembanding. Penggunaan satu elektroda
sangat bermanfaat untuk pengukuran pH.
Kelebihan elektroda kaca :

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

Larutan uji tidak terkontaminasi


Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi & tereduksi tidak
berinteferensi
Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk disisipkan dalam
volume larutan yang sangat kecil.
Tidak ada permukaan katalitis yang kehilangan aktivitasnya oleh
kontaminasi seperti platina pada elektroda hidrogen.
Kelemahan elektroda kaca yaitu Pada kondisi pH yang sangat tinggi
(misal NaOH 0,1M dengan pH = 13) berakibat :
spesifisitas untuk H+ hilang
Ketergatungan tegangan pH berkurang
Potensial menjadi tergantung pada aNa+
c. Elektroda membran padat
Elektroda ini menggunakan polikristal yang terdiri dari satuan kristal
garam anorganik. Elektroda selektif ion polikristal ini dibentuk dari pelet
tipis Ag2S atau campuran dari Ag2S dan garam perak atau logam sulfida.
d. Elektroda membran cair
Elektroda membran cair adalah suatu fasa cair spesifik yang dibatasi oleh
suatu dinding yang berpori inert. Cairan spesifik tersebut terdiri atas
senyawa organik dengan berat molekul yang tinggi,tidak larut dalam air
dan memiliki struktur yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion
antara ion bebas dalam larutan yang diukur dengan ion-ion yang terletak
pada pusat kedudukan molekul cairan spesifik tersebut contoh: Na +, K,
Ca2+, Pb2+.
e. Elektroda penunjuk gas
Elektroda ini dirancang untuk mendeteksi konsentrasi gas yang terlarut
dalam larutan.
Titrasi Potensiometri
Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda
indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi
yang diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter
yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan.

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini
bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir
titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek
dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator .Titik akhir
dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume dimana
terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran.
Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri yaitu:

Reaksi pembentukan kompleks ,


Reaksi netralisasi
Reaksi pengendapan dan
Reaksi redoks

Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang


terbentuk akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Umumnya digunakan
elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam dapat dititrasi dengan EDTA.
Reaksi netralisasi terjadi pada titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda
indikatornya elektroda gelas.
Potensiometer berfungsi sebagai penunjuk pada titrasi :
a) Titrasi tidak langsung
E indicator sebagai penunjuk ion yang dititar atau pentitar. Contoh : titrasi
asam basa (HCl dengan NaOH)
b) Titrasi tidak langsung
E indicator sebagai penunjuk ion lain bukan yang dititar atau pentitar,
namun ion lain tersebut terlibat dalam titrasi.
Contoh : penetuan konsentrasi ion Co+2 (Cobalt)
Peralatan yang mempunyai prinsip kerja sama seperti potensiometer dikenal
dengan peralatan pH meter dan ion selektif meter.
pH meter adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengukur beda
potensial diantara dua elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan, dimana salah
satu elektroda merupakan elektroda penunjuk ion hydrogen. Dan elektroda yang

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

satu lagi merupakan elektroda pembanding serta beda potensial yang dihasilkan
dikonfersikan oleh alat menjadi besaran pH.
Ion selektif meter adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi ion-ion tertentu yang dipilih selain dari ion Hidrogen.
Peralatan Potensiometer
Komponen-komponen utama dari peralatan potensiometer adalah:

Sumber arus
Sebagai sumber arus yang digunakan arus searah (DC)

Elektroda
Pada umumnya digunakan elektroda yang disebut dengan elektroda
kombinasi. Di samping menggunakan satu elektroda kadangkala
peralatan dilengkapi dengan thermometer loging untuk membaca suhu

larutan.
Tahanan geser
Digunakan untuk menstandarisasi peralatan dengan menggunakan larutan

buffer (penyangga) yang pH nya telah diketahui.


Recorder
Digunakan untuk membaca atau mencatat besaran pH larutan maupun
beda potensial larutan dinyatakan dalam satuan mV (miliVolt).

Prinsip Kerja :
Elektroda dicelupkan ke dalam aquades dan hidupkan alat. Biarkan stabil
beberapa menit, bila telah stabil angkat elektroda dan celupkan ke dalam larutan
contoh yang akan diukur pH atau mV-nya. Aduk dan biarkan beberapa menit.
Larutan contoh akan mengadakan kontak dengan cairan yang ada dalam elektroda
menghasilkan sinyal listrik berupa tegangan listrik dalam mV untuk larutan. Beda
potensial yang dihasilkan dikonversikan oleh microprocessor menjadi besaran pH.
Sebelum mencatat pH atau mV larutan, terlebih dahulu potensiometer atau
pH meter distandarisasi dengan larutan buffer.
III.

ALAT DAN BAHAN

3.1 ALAT
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

Potensiometer

Gelas Piala 250 mL

Buret 50 mL

Pipet takar 10 mL

Pipet gondok 1, 10 mL

Pipet tetes

pH meter

3.2 BAHAN

3.3
IV.

Aquadest

Larutan Fero Sulfat

Larutan H2SO4 4 N

KMnO4 0,02 N

NH4Cl 0.1 N
GAMBAR ALAT

PROSEDUR KERJA

4.1 CARA KERJA


Larutan titran
1) Dipipet 1 mL larutan Fero Sulfat dan kemudian dimasukkan ke dalam
gelas piala.
2) Setelah itu ditambahkan 10 mL H2SO4 4 N ke dalam gelas piala. Dan
dilarutkan dengan melakukan penambahan aquades hingga volume
menjadi 100 mL.
Pengukuran potensial (mV) dengan Potensiometer :
1) Celupkan kedua elektroda ke dalam larutan standar dan masukkan juga
magnet
2) Letakkan gelas piala tersebut di atas magnetic stirrer atur kecepatan
3) Isi buret mikro dengam larutan KMnO4 0,02 N tepat pada skala nol.
4) Baca mV saat belum ditambahkan KMnO4

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

5) Tambahkan KMnO4 sebanyak 1 mL, setelah penambahan hidupkan


stopwatch setelah 30 detik baru baca mV nya. Begitu seterusnya sampai
didapat E 20 mV
6) Setelah itu penambahan KMnO4 diperkecil yaitu sebanyak 0,1 mL lalu
baca mV setelah 30 detik. Begitu seterusnya sampai didapat E 20
mV.
7) Setelah itu penambahan KMnO4 lebih diperkecil lagi yaitu sebanyak
0,05 mL atau tetes per tetes baca mV setelah 20 detik, lakukan sampai 5
kali. Maka akan didapatkan E >>>
Pengukuran pH :
1) Hidupkan alat atau tekan tombol ON pada alat.
2) Celupkan elektroda pada larutan buffer pH 4,7 dan 10, tunggu sampai
stabil.
3) Set suhu dan set angka sesuai dengan pH Buffer
4) Bilas elektroda, lalu keringkan dengan tissue.
5) Celupkan pada sampel. Ukur suhu, pH, dan mV.
4.2 GAMBAR ALAT

Gambar. Potensiometer

V.

PENGAMATAN
Larutan standar KMnO4 merupakan larutan ungu.
Larutan FeSO4 0,01 N merupakan larutan bening.
Larutan NH4Cl 0,1 N merupakan larutan bening.
Larutan FeSO4 0,01 N + 10 mL H 2SO4 4 N larutan bening + aquades
sampai volume 100 mL larutan bening dititrasi dengan larutan
standar KMnO4 berubah warna dari bening menjadi merah muda
(pink seulas) merupakan titik akhir titrasi.

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

VI.

DATA DAN PERHITUNGAN

6.1 DATA
Titrasi larutan standar KMnO4 dengan FeSO4 0,01 N :
Standar
Volume
KMnO4
0.00
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
1.10
1.20
1.30
1.40
1.50
1.60
1.70
1.80
1.85
1.90
1.95
2.00
2.05
2.10
2.15
2.20
2.25
2.30
2.35
2.40
2.45
2.50
2.55
2.60
2.65
2.70
2.75

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

E
120
268
285
287
294
301
307
313
319
323
327
333
337
341
487
462
455
441
435
430
426
422
419
416
414
411
409
407
406
405
403
412
408
407

E
148
17
2
7
7
6
6
6
4
4
6
4
4
146
25
7
14
6
5
4
4
3
3
2
3
2
2
1
1
2
9
4
1
2

V
0.00
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05

E/V
0.00
170
20
70
70
60
60
60
40
40
60
40
40
1460
500
140
280
120
100
80
80
60
60
40
60
40
40
20
20
40
180
80
20
40

10

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

2.80
2.85
2.90
2.95
3.00
3.05
3.10
3.15
3.20
3.25
3.30

405
404
407
415
429
455
485
644
656
782
900

1
3
8
14
26
30
159
12
126
118
900

0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05

20
60
160
280
520
600
3180
240
2520
2360
18000

Kurva Kalibrasi Standar


V KMnO4 Vs E/V
20000.00
15000.00
E/V 10000.00
5000.00
0.00
0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

V KMnO4

Titrasi larutan Cx dengan larutan standar KMnO4 :


Sampel
Volume
KMnO4
0.00
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
1.10

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

E
213
323
318
316
318
320
324
325

E
110
5
2
2
2
4
1
2

V
0.00
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10

E/V
0
50
20
20
20
40
10
20

11

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

1.20
1.30
1.40
1.50
1.60
1.70
1.80
1.90
2.00
2.10
2.20
2.30
2.40
2.50
2.60
2.70
2.80
2.90
3.00
3.10
3.20
3.30
3.40
3.50
3.60
3.70
3.80
3.90
4.00
4.05
4.10
4.15
4.20
4.25
4.30
4.35

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

327
330
331
335
336
339
341
342
345
347
351
352
354
355
357
361
364
365
368
370
371
373
375
377
379
382
383
387
442
463
486
526
630
783
891
900

3
1
4
1
3
2
1
3
2
4
1
2
1
2
4
3
1
3
2
1
2
2
2
2
3
1
4
55
21
23
40
104
153
108
9
900

0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05

30
10
40
10
30
20
10
30
20
40
10
20
10
20
40
30
10
30
20
10
20
20
20
20
30
10
40
550
420
460
800
2080
3060
2160
180
18000

12

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

Kurva Kalibrasi Standar


V KMnO4 Vs E/V
20000
15000
E/V 10000
5000
0
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
V KMnO4

6.2 PERHITUNGAN
Standarisasi KMnO4 dengan FeSO4
N FeSO4 = 0,01 N
V FeSO4 = 1 mL
V KMnO4 = 3,30 mL
N KMnO4 =
=

( V x N ) FeS O4
V KMn O4
(1 mL x 0,01 N )
3,30 mL

= 0,0030 N
Penentuan Volume larutan tugas (Cx)
N FeSO4 = 0,01 N
N KMnO4 = 0,0030 N
V KMnO4 = 4,35 mL
V FeSO4 =
=

( V x N ) KMn O 4
N FeS O 4
(4,35 mL x 0,0030 N )
0,01 mL

= 1,31 mL
Sampel NH4Cl 0,1 N
Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

13

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

pH

= 6,37

mV

Suhu = 25,1 0C
VII.

PEMBAHASAN
Pada titrasi larutan standar KMnO4 dengan larutan FeSO4 0,01 N yang

didapatkan volume KMnO4 sebesar 3,30 mL yang ditandai dengan besarnya nilai
beda potensial yang didapatkan dari pengukuran menggunakan potensiometer dan
jika dilihat pada kurva kalibrasinya juga dapat diketahui bahwa kurva memiliki
puncak yang paling tinggi atau terjadi lonjakan yang tinggi. Sehingga setelah
dilakukan perhitungan dapat diketahui bahwa konsentrasi KMnO4 adalah 0,0030
N.
Untuk larutan sampel yang ditugaskan didapatkan nilai beda potensial
(E/V) yang tinggi pula, sehingga jika dilihat pada kurva kalibrasi antara
volume KmnO4 dengan nilai beda potensial, didapatkan puncak yang tinggi.
Karena nilai yang berada pada puncak tertinggi tersebut adalah merupakan titik
equivalennya, sedangkan titik akhir titrasi adalah dengan penambahan tetes per
tetes sebanyak 5 kali sehingga larutan berubah warna dari bening menjadi merah
muda (pink seulas). Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan volume
FeSO4 adalah 1,31 mL.
VIII. KESIMPULAN
Jadi, setelah dilakukan praktikum potensiometri ini, maka dapat diketahui
konsentrasi dari larutan standar KMnO4 yang tepat adalah 0,0030 N dan volume
larutan FeSO4 yang dititrasi dengan larutan KMnO4 adalah 1,31 mL.

IX.

DAFTAR PUSTAKA
Darmawangsa. Z. A. 1986. Penuntun Paraktikum Analisis Instrumen.
(dasar-dasar dan Penggunaan). CV Graguna Jakarta. Jakarta.

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

14

Laporan Praktikum Analisis Instrumen II


Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

S.M. Kophlior. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas

Indonesia. Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Potensiometer.
Underwood, A.L. dan R.A. Day. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi

ke-5. Erlangga : Jakarta. Hal 490 542.


http://catatankecilduniaku.wordpress.com/2012/04/18/potensiometri/

http://martinoloth.wordpress.com/2012/06/12/potensiometri/

C KMnO4 = 0,0030 N
Volume Cx = 1,31 mL

Nopriantika
Kelas 3 A/Kel. III A

15

Anda mungkin juga menyukai