PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya:
1. Untuk mengetahui konsep dasar titrasi potensiometri
2. Untuk mengetahui instrument dari titrasi potensiometri
3. Untuk mengetahui bentuk kurva titrasi potensiometri
4. Untuk mengetahui jenis-jenis titrasi potensiometri
5. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan titrasi potensiometri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Titrasi Potensiometri
Potensiometri adalah suatu teknik analisis pengukuran konsentrasi sebagai fungsi dari
potensial dalam suatu sel elektrokimia. Analisis system titrasi potensiometri pada prinsipnya
menggabungkan antara pengukuran potensial dan volume titran. Metode ini sangat berguna
untuk menentukan titik ekuivalen suatu titrasi secara instrument sebagai pengganti indikator
visual. Ketelitian titrasi potensiometri lebih tinggi dibandingkan dengan titrasi visual yang
menggunakan indikator. Titrasi potensiometri dapat diaplikasikan pada titrasi-titrasi redoks,
kompleksometri, asam basa, dan pengendapan.
Alat-alat yang diperlukan dalam titrasi potensiometri adalah electrode pembanding,
electrode indicator dan alat pengukur potensial. Dengan alat tersebut pada prinsipnya akan
mengukur potensial setiap penambahan sejumlah volume titran. Pengukuran potensial dapat
dilakukan secara langsung dengan alat potensiometer atau tidak langsung melalui pengukuran
pH dengan alat pH meter.
b) Jenis-jenis elektroda
Elektroda ialah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau media
non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit, atau vakum). Kegunaan
elektroda yaitu untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur elektron.
1) Elektroda referensi
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu elektrode
pembanding (refference electrode) yang memiliki syarat harga potensial setengah sel
yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang
sedang selidiki.. Pasangan elektrode pembanding adalah elektrode indikator (disebut juga
working electrode) yang potensialnya bergantung pada konsentrasi zat yang sedang
diselidiki. Syaratnya adalah:
Kelebihannya:
Adanya konsentrasi Cl- sehingga potensial elektroda tetap konstan bahkan jika KCl
sebagian menguap
Kerugiannya:
kelarutan KCl sensitif terhadap perubahan suhu. Pada suhu yang lebih tinggi
konsentrasi Cl meningkat, dan menurunkan potensial elektroda
Tidak dapat digunakan pada temperatur di atas 80oC
Kelebihannya:
Dapat digunakan pada temperatur tinggi
Kerugiannya:
Lebih cenderung bereaksi dengan larutan untuk membentuk kompleks perak tidak
mudah larut yang dapat mengganggu jembatan garam antara elektroda dan larutan
2) Elektroda Indicator
Elektroda indikator harus memenuhi beberapa syarat antara lain harus memenuhi
tingkat kesensitivan yang terhadap konsentrasi analit.
Ag++ e Ag E0 = +0,80 V
Pada reaksi sebelumnya, potensial sel berubah-ubah menurut besarnya
aktivitas ion perak (Ag+). Sesuai dengan persamaan Nernst:
b) Elektroda Inert
Elektroda inert merupakan elektroda yang tidak masuk ke dalam reaksi. Salah satu
contohnya adalah platina. Elektroda ini bekerja baik sebagai elektroda indikator untuk
pasangan redoks seperti
Fe3+ + e ↔ F2+
c) Elektroda Membran
Pada elektroda membran, tidak ada elektron yang diberikan oleh atau kepada
membran tersebut. Sebagai gantinya, suatu membran membiarkan ion-ion jenis tertentu
menembusnya, namun melarang ion-ion lain sehingga elektroda ini sering disebut
sebagai elektroda ion selektif (ISE).Setiap ISE terdiri dari elektroda referensi yang
dicelupkan dalam larutan referensi yang terdapat materi tidak reaktif seperti kaca atau
plastik. Membran dalam suatu ISE membran dapat berupa cairan ataupun kristal.
Elektroda membran cair dalam bidang biologi terapan, biasanya elektroda ion selektif
(ISE) etidium (Eth+).
Elektroda Membran terdiri atas eletroda kaca. Elektroda kaca atau elektroda gelas
adalah sensor potensiometrik yang terbuat dari selaput kaca dengan komposisi tertentu.
Gelas/kaca ini bertindak sebagai suatu tempat pertukaran kation.
Keterbatasan elektroda kaca pada kondisi pH yang sangat tinggi (misal NaOH 0,1M
dengan pH = 13) berakibat:
Spesifisitas untuk H+ hilang
Ketergatungan tegangan pH berkurang
Potensial menjadi tergantung pada aNa+
3) Elektroda Gabungan
Elaktroda gabungan merupakan dua elektroda (elektroda referen dan indicator
elektroda) yang digabung menjadi satu. Diman suatu jembatan garam sumbat berpori
harus dicelupkan kedalam larutan ini.
(a) (b)
(c)
Cara lain yang digunakan jika menggunakan metode secara tidak langsung, yaitu
dengan membuat grafik hubungan antara variabel pH larutan dan volume titran. Cara
pertama adalah dengan membuat grafik hubungan antara pH yang diukur dengan volume
titran yang ditambahkan. Pola bentuk grafiknya dapat dilihat pada gambar. Cara kedua
adalah dengan membuat grafik hubungan antara selisih pH dibagi dengan selisih volume
titran (ΔpH/ΔV) dengan volume titran. Pola bentuk grafiknya dapat dilihat pada gambar 5.
Cara ketiga adalah dengan membuat grafik hubungan antara turunan kedua hubungan pH
dan volume titran (Δ2pH/ΔV2) dengan volume titran. Pola bentuk grafiknya dapat dilihat
pada gambar 5.
(a) (b)
(c)
Ketika H+ sangat kecil, elektroda kaca dapat mendeteksi kation lainnya. Larutannya
akan lebih asam dari pada yang sebenarnya.
Gambar. Pergerseran pengukuran pH dengan elektroda gelas dalam suasana basa
Meskipun membrane gelas selektif terhadap ion H+, elektroda ini juga
merespon ion lain. Hal ini terjadi bila aktivitas ion lain relatif tinggi dibandingkan
aktivitas ion H+. Seperti diketahui, ion Na+ atau K+ merupakan kation yang mirip
dengan ion H+. Jika kita lihat ulang kesetimbangan hidrasi pada elektroda gelas
adalah:
- SiO- Na+ + H+ ↔- SiO- H+ + Na+
Dengan menggunakan prinsip Le Chatelier dapat diprediksi bahwa jika
konsentrasi Na+ tinggi dan H+ rendah, kesetimbangan akan bergeser kekiri, yang
akan mengurangi derajat hidrasi. Perubahan ion H+ ini akan memberikan pengaruh
terhadap nilai potensial antar muka. Perubahan potensial antar muka juga disebabkan
oleh perbedaan aktivitas ion Na+ dalam larutan dan pada permukaan lapisan tipis.
Potensial antar muka karena pengaruh ion Na+ mempunyai tanda yang sama dengan
ion H+. Dengan adanya ion Na+ ini seolah-olah elektroda akan mengandung ion H+
lebih banyak dari fakta yang sebenarnya. Hal ini akan menyebabkan keadaan lebih
asam atau nilai pH yang lebih rendah.
Dalam larutan yang sangat asam, aktivitas air kurang (ia dapat melindungi proton).
Nilai H+ menurun, dan pembacaan pH meningkat. Konsentrasi tinggi garam-garam
terlarut atau penambahan pelarut yang tidak terlarut juga dapat menyebabkan hal
tersebut.
Gambar. Pergerseran pengukuran pH dengan elektroda gelas dalam suasana asam
Suhu
Adanya ion Mn+ dalam larutan ditentukan dengan sel potensiometri melalui
pengukuran potensial. Setiap penambahan larutan H4Y akan menggeser keseimbangan
kekanan dan jumlah Mn+ akan makin berkurang. Perubahan jumlah Mn+ yang makin kecil
akan menurunkan nilai potensialnya.
Jenis elektroda yang digunanan dalam titrasi potensiometri kompekas adalah Ag dan
Hg. Indicator elektrodanya adalah kawat perak. Mengapa pada titrasi potensiometri
pengendapan menggunakan elektroda Ag dan Hg itu agar endapan yang terbentukakan
membebaskan ion terhidrasi dari larutan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Potensiometri adalah suatu teknik analisis pengukuran konsentrasi sebagai fungsi dari
potensial dalam suatu sel elektrokimia. Analisis system titrasi potensiometri pada
prinsipnya menggabungkan antara pengukuran potensial dan volume titran.
Elektroda ialah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau
media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit, atau vakum).
Kegunaan elektroda yaitu untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur elektron.
Grafik hubungan antara variabel potensial dan volume titran digunakan jika
menggunakan metode secara langsung, kurvanya yaitu: (a) kurva titrasi ; (b) kurva
turunan pertama; (c) kurva turunan kedua.
Aplikasi dari titrasi potensiometri reaksi redoks adalah titrasi potensiometri redoks
terhadap ion besi (II) dengan larutan standar serium (IV). Sistem ini dapat dipakai
untuk menentukan kandungan besi (II) dalam berbagai sampel
Salah satu kelebihan titrasi potensiometri adalah dapat digunakan untuk sampel yang
keruh, karena yang diperoleh adalah titik ekivalen bukan titik akhir, sehingga tidak
dibutuhkan perubahan warna.
3.2 Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak
ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk
lebih memperdalam materi mengenai titrasi potensiometri. Alangkah baiknya jika bisa
menguji atau melakukan percobaan dengan metode ini secara langsung.