Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rifardi Nurohman

Nim : 1157040048

Kelas : 5B

Tugas pH Potensiometri

A. Prinsip Kerja
Prinsip potensiometri didasarkan pada pengukuran potensial listrik antara
elektroda indikator dan elektroda yang dicelupkan pada larutan. Untuk mengukur
potensial pada elektroda indikator harus digunakan elektroda standar yaitu berfungsi
sebagai pembanding yang mempunyai harga potensial tetap selama pengukuran.
B. Komponen dan Rangkaian Alat
pH meter dan Elektroda ( Indikator, Referensi dan Pengukur potensial)

C. Jenis elektroda
Elektroda referensi dan Elektroda indicator. Di dalam beberapa penggunaan analisis
elektrokimia, diperlukan suatu elektrode pembanding (refference electrode) yang
memiliki syarat harga potensial setengah sel yang diketahui, konstan, dan sama
sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang selidiki.. Pasangan elektrode
pembanding adalah elektrode indikator (disebut juga working electrode) yang
potensialnya bergantung pada konsentrasi zat yang sedang diselidiki. Syaratnya adalah:

Mematuhi persamaan Nersnt bersifat reversible


Memiliki potensial elektroda yang konstan oleh waktu
Segera kembali keharga potensial semula apabila dialiri arus yang kecil
Hanya memiliki efek hysterisis yang kecil jika diberi suatu siklus suhu
Merupakan elektroda yang bersifat nonpolarisasi secara ideal

Elektroda pembanding ada beberapa macam, diantaranya :

a. Elektroda Kalomel (Saturated Calomel Electrode)

Elektroda Kalomel merupakan elektrode yang terdiri dari lapisan Hg yang ditutupi
dengan pasta Merkuri (Hg), Merkuri Klorida /Komel (Hg2Cl2) dan kalium klorida (KCl).
Setengah sel elektrode kalomel dapat ditunjukan sebagai berikut:

KCl || Hg2Cl2 (satd), KCI (x M) | Hg

Dengan x menunjukkan konsentrasi KCl didalam larutan. Reaksi elektroda dapat dituliskan
sebagai:

Hg 2CI2 (s) + 2 e 2 Hg (l) + 2 CI

Potensial sel ini akan bergantung pada konsentrasi klorida x (pada kalomel yang tidak
jenuh), dan harga konsentrasi ini harus dituliskan untuk menjelaskan elektroda. Elektroda
kalomel terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang 5 15 cm dan garis tengah
0,5 1 cm. Pasta Hg/HgCI terdapat di dalam tabung yang lebih dalam, dihubungkan
dengan larutan KCI jenuh melalui lubang kecil. Kontak elektroda ini dengan larutan dari
setengah sel lainnya melalui penyekat yang terbuat dari porselen atau asbes berpori.

b. Elektroda perak / perak klorida

Elektroda perak / perak klorida merupakan electrode yang terdiri dari suatu elektroda
perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan AgCI. Setengah sel
elektroda perak dapat ditulis :

KCl | | AgCI (satd), KCI (xM) | Ag

Reaksi setengah selnya adalah

AgCI (s) + e- Ag (s) + CI-


Biasanya elektroda ini terbuat dari suatu larutan jenuh atau 3,5 M KCI yang harga
potensialnya dalah 0,199 V (jenuh) dan 0.205 V (3,5M) pada 250 C. Kelebihan elektroda
ini dapat digunakan pada suhu yang lebih tinggi sedangkan elektroda kalomel tidak.

c. Elektrode Indikator (Indicator Elektrode)

Elektroda indikator (elektroda kerja) adalah suatu elektroda yang potensial


elektrodanya bervariasi terhadap konsentrasi (aktivitas) analit yang diukur. Elektroda
indikator harus memenuhi beberapa syarat antara lain harus memenuhi tingkat kesensitivan
yang terhadap konsentrasi analit. Tanggapannya terhadap keaktifan teroksidasi dan
tereduksi harus sedekat mungkin dengan yang diramalkan dengan persamaan Nernst.
Elektroda indikator secara umum dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :

a. Elektroda indikator logam

Elektroda logam adalah elektroda yang dibuat dengan menggunakan lempengan


logam atau kawat yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit.

b. Elektroda redoks ( inert )

Logam mulia seperti platina, emas, dan paladium bertindak sebagai elektroda
indikator pada reaksi redoks. Fungsi logam semata-mata untuk membangkitkan
kecenderungan system tersebut dalam mengambil atau melepaskan electron; logam itu
sendiri tidak ikut serta secara nyata dalam reaksi redoks, potensialnya merupakan fungsi
Nersnt dari rasio aktivasi aFe2+/aFe3+. Tentu saja, inert merupakan ukuran relatif, dan platina
tidak kebal dari serangan-seranga oksidator kuat, terutama dalam larutan dimana
kompleksasi bias menstabilkan Pt(II) melalui pembentukan spesies.

Platina juga bisa menimbulkan masalah dengan reduktor-reduktor yang sangat kuat:
reduksi H+ (atau H2O) kadang-kadang berlangsung sedemikian lambat sehingga analit-
analit bias direduksi lebih dahulu dalam larutan air tanpa interfensi dari pelarutnya, tetapi
karena H+ e = Hkek2 dikatalis oleh platina, keuntungan kinetik ini mungkin hilang.
Contoh potensial elektroda platina di dalam larutan yanfg mengandung ion-ion
Ce3+ dan Ce4+ adalah,

E = E0 0,059 log [Ce3+]/[Ce4+]

Dengan demikian elektroda platina dapat bertindak sebagai elektroda indikator di


dalam titrasi cerimetri.

D. Cara Pengkalibrasian

Metode Kalibrasi Elektroda Pada metode kalibrasi elektroda, nilai K pada persamaan
sebelumnya didapatkan dengan mengukur Ecell untuk satu atau lebih solusi standar dengan
pX diketahui. Nilai K diasumsikan tidak berubah selama standar digantikan dengan solusi
analyte. Dalam metode ini dibuat suatu seri larutan standar dengan berbagai konsentrasi
dan absorbansi dari larutan tersebut diukur dengan AAS. Langkah selanjutnya adalah
membuat grafik antara konsentrasi (C) dengan Absorbansi (A) yang akan merupakan garis
lurus melewati titik nol dengan slope = .b atau slope = a.b. Konsentrasi larutan sampel
dapat dicari setelah absorbansi larutan sampel diukur dan diintrapolasi ke dalam kurva
kalibrasi atau dimasukkan ke dalam persamaan garis lurus yang diperoleh dengan
menggunakan program regresi linear pada kurva kalibrasi. Kurva Metode Kaliberasi Salah
satu cara untuk mengkonversi penentuan potensiometri dari aktivitas ke konsentrasi adalah
dengan menggunakan kurva empiris kalibrasi.

Cara kurva kalibrasi ini dilakukan jika tidak ada gangguan, karena hanya akan
memberikan hasil yang baik jika tidak ada gangguan, yang disebut gangguan disini adalah
segala sesuatu yang dapat mempengaruhi intensitas pancaran unsur x (unsur yang akan
dianalisis) sehingga nilai intensitas yang dibaca pada alat tidak lagi sesuai dengan
konsentrasi yang sebenarnya. Selain itu, cara kurva kalibrasi dilakukan jika larutan standar
dapat dibuat mendekati komposisi sampel.

E. Rumus yang Digunakan


E = Eo + K log (c)
Dimana : E = sel potensial yang diukur
Eo = konstan selama pemberian suhu
C = konsentrasi yang ditentukan
K = RT log ( 10 ) / n F

Dimana: R = gas konstan


T = suhu absolut
F = suhu faraday konstan
N = nomer dari elektron atau diambil dari satu molekul yang ditentukan

F. Perawatan dan Penyimpanan


Referensi :

Anda mungkin juga menyukai