PRAKTIKUMKIMIA ANALISA
ANALISPOTENSIOMETRI
Nim :D500190145/D500190146/D500190152
Kelompok/Kelas :6F/C
1. Elektroda Pembanding
2. Elektroda Indikator
Elektroda referensi selalu dianggap sebagai anoda atau kutub positif dalam
pengukuran potensiometri, sedangkan elektroda indikator dicelupkan
dalam larutan analit dengan potensial, yang sebanding dengan aktivitas
analit. Elektrode indikator yang digunakan dalam potensiometri haruslah
yang memiliki selektivitas tinggi terhadap analit. Kebanyakan elektroda
indikator digunakan dalam sel potensiometri sebagai jembatan garam yang
mencegah komponen larutan analit bercampur dengan komponen
elektroda referensi (Waji R, 2019)
D. Elektroda
Elektroda merupakan sistem dua fase yang terdiri atas penghantar
elektronik misalnya logam dan sebuah penghantar ionik larutan. Apabila
suatu logam dicelupkan kedalam larutan yang mengandung ionnya.
Misalnya logam seng (Zn) kedalamlarutan seng sulfat maka akan
terbentuk perbedaan potensial antara logam dan larutan itu.
Kegunaan elektroda untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur
elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah perak dan tembaga.
Apanila sebuah elektroda tembaga dan sebuah elektroda perak dicelupkan
ke dalam larutan misalnya larutan elektrolit seimbang cairan badan atau
tubuh maka akan terjadi perbedaan potensial antara potensial kontak kedua
logam tersebut disebut potensial offset elektroda (Gabriel J, 1996).
Pada potensiometri diperlukan dua elektroda yaitu elektroda penunjuk
dan elektroda pembanding. Elektroda penunjuk adalah elektroda yang
berhubungan langsung dengan analit dan besarnya potensial elektroda
berhubungan secara kuantitatif dengan konsentrasi analit. Sedangkan
elektroda pembanding adalah suatu elektroda dengan harga potensial tetap,
tidak berhubungan dengan konsentrasi analit.
H. Analisis polibasis
Analisis polibasis merupakan asam yang mempunyai dua atau lebih
gugus karboksil per molekul dan menghasilkan lebih dari satu gram.
Kurva titrasi asam polibasi menunjukkan lebih dari satu titik akhir,
misalnya H3PO4 merupakan asam tribasic dimana pada kurva titrasinya
memiliki tiga titik akhir. Asam polibasis juga merupakan asam yang
mengandung lebih dari satu ionisasi proton per molekul. Kurva titrasi pH
asam polibasis bergantung pada nilai realatif pK untuk disosiasi berturut-
turut (Wright, 2007).
B. Bahan
Berikut adalah beberapa bahan yang digunakan untuk percobaan
praktikum analisis potensiometri
Tabel 2. Bahan yang di gunakan dalam praktikum potensiometri
Keterangan:
1.Alas
2.Buret
3.Erlenmeyer
4.Kran buret
5.Klem
6.Statif
3
2 2
Keterangan:
1. Elektroda
2. Tombol off/on
3. Layar petunjuk
Labu ukur
250ml
Aquades hingga tanda batas
2. Diagram standarisas
Labu ukur
Aquades hingga tanda batas
100 ml
Dititrasi
tanda batas
Larutan Na2SO3 10 ml +
Gelas beker
Aquades 40 ml +indikator NaOH
250 ml
larutan HCL
MO 2 tetes
Buret
Ukur PH
Dititrasi
Larutan NaHCO3 10 ml +
Gelas beker
Aquades 40 ml +indikator HCL
larutan HCL 250 ml
MO 2 tetes
Buret
Ukur PH
Dititrasi
A. Data Percobaan
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut
DatahasilStandarisasilarutanasamoksalat0,06NdenganlarutanNaOH0,1N
Tabel 3 . Data hasil standarisasi larutan asam oksalat dengana laruta NaOH
No. Larutan Volume( Volume rata-
I I
ml) I
I I rata(ml)
1. Asamoksalat 1 1 1 10
2. NaOH 07 07 07 7
DatahasilPenentuanpHlarutansampelH 2SO4
No VolumeNaO p pHrata-rata
. H H
I II I
(m I
1 0 1,48 1,48 1,54 1,5
2. l)5 1,55 1,58 1,58 1,57
3. 1 1,62 1,62 1,68 1,64
4. 10 1,72 1,72 1,75 1,73
5. 25 1.82 1,83 1,86 1,83
6. 20 1.96 1,95 2,02 1,971,97
7. 35 2,14 2,12 2,18 2,14
8. 30 2,38 2,37 2,02
9. 45 2,84 2,80 2,99 2,25
10.
. 40 9,52 9,58 9,85 2,87
4 9,65
DatahasilPenentuanpHlarutansampelNa 2SO3
Tabel 6 . DatahasilPenentuanpHlarutansampelNaHCO3
B. Pembahasan
Diketahui :
BM HCl = 36,5
Valensi HCl = 1
Volume HCl = ?
𝑉 𝐵𝑀 𝑁
Dijawab : Massa HCl = 𝑋 𝑋
1000 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟
= 1,8496 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻𝐶𝑙
Volume HCl = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠
1,8496
= 1,19
= 1,5542 ml
Diketahui :
V Pengenceran= 100ml
𝑉 𝐵𝑀 𝑁
Massa asam oksalat = 1000 𝑋 𝑋
𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟
756
= 1990
= 0,3798 gram
BM NaOH = 40 g/mol
NormalitasNaOH= 0,1 N
Valensi NaOH=1
𝑉 𝐵𝑀 𝑁
Massa NaOH = 1000 𝑋 𝑋
𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟
250 40 0,1
= 1000 𝑋 𝑋
1 0,99
1000
= 990
= 1,0101 gram
V NaOH = 7 ml
𝑁 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑋 𝑉 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
Ditanya : N NaOH = 𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
0,06 𝑋 10
= 7
0,6
=
7
= 0,0857 N
5. Pengukuran pH H2SO4
V NaOH= 44ml
𝑉 NaOH X N NaOH
Dijawab : N H2SO4 pekat = 𝑉 H2SO4 encer
0,0857 x 44
= 50
3,7708
=
50
= 0,0754 N
Dijawab :
50 𝑥 0,0754
= 10
3,77
= 10
= 0,377 N
6. Pengukuran pH Na2SO3
V HCl = 5ml
𝑉 𝐻𝐶𝑙 𝑋 𝑁 𝐻𝐶𝑙
Dijawab :N Na2SO3 encer = 𝑉 Na2SO3 𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟
5 𝑥 0,075
=
50
0,375
= 50
= 0,0075 N
V Na2SO3encer = 50ml
0,0075 𝑥 50
=
10
0,375
= 10
= 0,0375 N
V HCl = 26,5 ml
V NaHCO3 encer = 50 ml
𝑉 𝐻𝐶𝑙 𝑋 𝑁 𝐻𝐶𝑙
Jawab : N NaHCO3 encer = 𝑉 NaHCO3 encer
26,5 𝑥0,075
= 50
1,9875
= 50
= 0,0397 N
Jawab :
50 𝑥 0,0397
= 10
0,1985
= 10
= 0,1985 N
5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6
Volume HCl (ml)
5
4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10
Volume HCl (ml)
NaHCO3 merupakan basa sedangkan HCl adalah asam kuat, pada grafik
tersebut menunjukkan jika NaHCO3 semakin dititrasi oleh larutan standar
HCl, pH senyawa tersebut akan semakin menurun. Pada saat NaHCO3
ditetesi indicator metil orange, larutan berwarna kuning muda dikarenakan
NaHCO3 yang bersifat basa yaitu diatas trayek pH metil orange (>4,4).
Namun saat dititrasi dengan HCl dan mencapai titik akhir, larutan berubah
menjadi asam dikarenakan adanya H+berlebih.H+berlebih tersebut
bereaksi dengan indikator metil orange danmenghasilkan perubahan warna
menjadi jingga kemerahan yang menandakan bahwa larutan tersebut
menjadi asam. Pada proses titrasi, basa NaHCO3 dengan asam HCl, maka
OH-pada basa dan H+pada asam akan membentuk air (H2O)
Basset, J., Denny, R.C., Jefery, E.H., dan Meudham, J .1994. “Kimia
Analisis Kuantitatif Organik”. EGC:Jakarta.
Mengetahui,
Dosen pembimbing
A. Data percobaan
Data hasil standarisasi larutan asam oksalat 0,06 N dengan larutan NaOH
0,1 N
Tabel 7. Data hasil standarisasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH
)0 I
1 1,48 1,48 1,54 1,5
2. 5 1,55 1,58 1,58 1,57
3. 1 1,62 1,62 1,68 1,64
4. 10 1,72 1,72 1,75 1,73
5. 25 1.82 1,83 1,86 1,83
6. 20 1.96 1,95 2,02 1,97
7. 35 2,14 2,12 2,18 2,14
1,97
8. 30 2,38 2,37 2,02 2,25
9. 45 2,84 2,80 2,99 2,87
10.
. 40 9,52 9,58 9,85 9,65
4
Grafik Penentuan pH Larutan H2SO4
12
10
8
pH rata rata
0
0 2 4 6 8 10 12
Volume NaOH (ml)
B.Analisis Galat
a. Galat acak
V rata-rata = 7 ml + 7 ml + 7 ml
3
= 7 ml
1
∑𝑅 = √ (7 − 7)2 + (7 − 7)2 + (7 − 7)2
3
1
= √ (0)2 + (0)2 + (0)²
3
1
= √3 (0)
=0
b. Galat sistematis
1
∑𝑠 = 2 × 0,1
= 0,05
c. Galat gabungan
∑ = √∑ 𝑅² + ∑ 𝑆²
= √(0)2 + (0,05)2
= √(0) + (0,0025)
= √0,0025
= 0,05
a. Galat acak
1,5+1,57+1,64+1,73+1,83,1,97+2,14+2,25+2,87+9,65
pH rata – rata = 10
27,15
= 10
=2,715
1
(1,5 − 2,715)2 + (1,57 − 2,715)2 + (1,64 − 2,715)2 + (1,73 − 2,715)2
10
∑ 𝑅 = √+(1,83 − 2,715)2 + (1,97 − 2,715)2 + (2,14 − 2,715)2 + (2,25 − 2,715)2
+(2,87 − 2,715)2 + (9,65 − 2,715)²
1
= √10 (1,7987 + 1,3110 + 1,1556 + 0,9702 + 0,7832
+0,5550+0,3306+0,2162+0,0240+48,0942)
1
= √10 55,2387 = √552,387
= 23,5029
b. Galat sistematis
1
∑ 𝑠 = × 0,1
2
= 0,05
c. Galat gabungan
∑ = √∑ 𝑅² + ∑ 𝑆²
= √(23,5029)2 + (0,05)²
= √(5.523,8630) + (0,0025)
= √5.523,8880
= 2,3502