Oleh:
- digunakan untuk
mengkalibrasi elektroda
Elektroda terkalibrasi
3.2.2 Persiapan sampel (ionik tinggi)
Nilai potensial
- diukur dengan
- diukur mV meter
Nilai E
3.2.5 Cara perhitungan
- ditambahkan ke dalam
gelas plastik dengan
elektroda
- dicampurkan
- diukur
- dicampurkan
Nilai mV1 Campuran
Campuran
- diukur
Campuran
- ditentukan
konsentrasi
Konsentrasi nitrat
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel Hasil Pengukuran Larutan Standar NaNO3 atau Kalibrasi Elektroda
No
Larutan LogC atau LogKonsentrasi Potensial (mV)
.
1 Standar 1ppm 0 125,1
2 Standar 10ppm 1 215,9
3 Standar 100ppm 2 266,1
4 Standar 1000ppm 3 494,2
4.1.2 Tabel Hasil Pengukuran Potensial Sampel Air Kran
No
Sampel Potensial (mV) LogC Konsentrasi (ppm)
.
1 1mL air kran 125,1 0.18 1,51
2 10mL air kran 237,7 1,18 15,14
3 1mL air kran + buffer 265,1 1,41 25,7
4 10mL air kran + buffer 281,9 1,56 36,31
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu tentang elektroda selektif ion nitrat. Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui teknik potensiometri langsung dalam pengukuran
analit dan teknik penambahan larutan standar serta mengetahui konsentrasi nitrat
dalam sampel menggunakan elektroda selektif ion nitrat. Wahab (2006)
menyatakan bahwa elektroda selektif ion nitrat (ESI) merupakan metode analisis
kimia yang dilakukan berdasarkan pada penentuan kandungan ion-ion tertentu
yang terdapat dalam sampel Metode Potensiometri didasarkan pada pengukuran
beda potensial yang terjadi antara sepasang Elektroda dalam larutan, yakni
Elektroda Pembanding (EP) dan Elektroda Indikator (EI) ion tertentu dimana
besarannya merupakan fungsi logaritma dari aktifitas ion tertentu yang
ditunjuknya. Elektroda Selektif Ion (ESI) merupakan suatu alat yang digunakan
untuk menentukan secara kuantitatif ion-ion, molekul-molekul, atau spesi-spesi
tertentu, karena elektroda tersebut merupakan elektroda yang akan berubah secara
reversibel terhadap perubahan keaktifan dari spesi-spesi yang akan diukur
(Agustiani, 2007).
Perlakuan pertama pada percobaan kali ini adalah pembuatan kurva
kalibrasi larutan standar NaNO3 1000 ppm. Larutan NaNO3 digunakan sebagai
larutan induk karena memiliki perbandingan mol 1:1 dengan ion nitrat, sehingga
konsentrasi ion nitrat dalam larutan sebanding dengan konsentrasi NaNO3 dalam
larutan. Larutan induk selanjutnya diencerkan sehingga diperoleh konsentrasi
yang bervariasi yaitu 100 ppm, 10 ppm, dan 1 ppm yang digunakan sebagai
larutan standar. Penggunaan variasi konsentrasi tersebut agar dapat diketahui
pengaruh antara konsentrasi dengan potensial yang dihasilkan.menggunakan
larutan yang didalamnya terkandung ion NO3-. Persamaan reaksi dari pengenceran
yang dilakukan yaitu:
NaNO3 (aq) + H2O (l) → Na+ (aq) + NO3- (aq) + H2O (l) (4.1)
Pembuatan kurva kalibrasi ini akan menghasilkan persamaan linier yang
dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi analit yang terkandung dalam
suatu sampel. Pengukuran potensial larutan standari dilakukan dari konsnetrasi
larutan standar terendah terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan apabila pengukuran
dilakukan dari konsentrasi yang lebih tinggi maka akan memungkinkan larutan
tertinggal pada elektroda ataupun gelas beaker sehingga larutan selanjutnya
terkontaminasi, dan konsentrasinya berubah sehingga mempengaruhi nilai
potensial yang dihasilkan. Bailey(1976) menyatakan bahwa elektroda ion selektif
memiliki rentang yang cukup lebar sehingga larutan standar dibuat dengan
konsentrasi yang rendah hingga tinggi. Potensial dari larutan standar kemudian
diukur. Nilai potensial yang dihasilkan diperoleh dari aktivitas ion yang mana
berinteraksi dengan membran.
Pengukuran potensial pada larutan standar yaitu menggunakan software
logger lite. Langkah-langkah yang dilakukan pada pengukuran potensial larutan
standar dengan menggunakan logger lite yang pertama yaitu klik tombol new ,
selanjutnya klik experiment, change unit, golling, selanjutnya pilih elektroda mV
dan terakhir klik college. Hasil pengukuran data beda potensial dan konsentrasi
larutan akan tersimpan pada software sehingga terbaca pada layar laptop.
Elektroda yang akan digunakan untuk pengukuran selanjutnya harus dicuci
terlebih dahulu agar sensor tidak terkontaminasi oleh zat lain yang dapat
mengganggu hasil pengukuran. Beda potensial yang diperoleh dari setiap
konsentrasi kemudian diplotkan terhadap log konsentrasi larutan standar sehingga
diperoleh kurva kalibrasi sebagai berikut:
Kurva Kalibrasi
600
500
R² = 0.9
300
200
100
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Log Konsentrasi
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran potensial dilakukan dengan prinsip teknik potensiometri
langsung yang berdasarkan pada perbedaan potensial diantara elektroda kerja
(elektroda selektif ion nitrat) dan elektroda referensi (elektroda Liasetat).
Penambahan buffer digunakan untuk mengatur kekuatan ion dalam larutan.
Pengukuran tersebut menggunakan software logger lite. Teknik potensiometri
langsung dapat digunakan dalam penentuan kadar nitrat pada sampel air kran.
Proses penentuan kadar nitrat ini didasarkan pada pengukuran potensial dari
sampel air kran.
2. Proses penentuan kadar NO3- dalam sampel air kran dilakukan melalui
pengukuran nilai potensial yang dimiliki oleh air keran dengan menggunakan
elektroda selektif ion nitrat. Pengukuran ini menggunakan sensor elektroda
selektif yang terhubung dengan program logger lite. Konsentrasi nitrat dalam
larutan sampel air kran dengan volume 1 mL dan 10 mL tanpa larutan buffer
ialah 1,51 ppm dan 15,14 ppm. Konsentrasi nitrat dalam larutan sampel air
kran dengan volume 1 mL dan 10 mL dengan penambahan larutan buffer
ialah 25,7 ppm dan 36,31 ppm. Konsentrasi sampel air keran tertinggi pada
sampel air keran 10 mL. Hal ini menyatakan bahwa nilai potensial meningkat
seiring meningkatnya konsentrasi.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya yaitu diharapkan lebih teliti dalam
mengukur potensial larutan standar pada metode potensiometri dengan elektroda
nitrat. Potensial yang terukur sangat mempengaruhi kelinearitasan data pada kurva
kalibrasi yang diperoleh. Linearitas yang diperoleh akan mempengaruhi hasil
konsentrasi analit dalam suatu sampel. Elektroda juga harus dikalibrasi terlebih
dahulu sebelum digunakan untuk memastikan apakah alat roda dapat bekerja
dengan baik atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Perhitungan
M 2 .V 2
V1 =
M1
1 ppm . 100 mL
V1 = = 0,1 mL
1000 ppm
M 2 .V 2
V1 =
M1
10 ppm. 100 mL
V1 = = 1 mL
1000 ppm
M 2 .V 2
V1 =
M1
1 ppm 0 125,1
10 ppm 1 215,9
100 ppm 2 266,1
1000 ppm 3 494,2
Kurva Kalibrasi
600
500
R² = 0.9
300
200
100
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Log Konsentrasi