1. POTENSIOMETRI LANGSUNG
Metode Potensiometri Langsung beradasarkan pada adanya perbedaan potensial yang
terjadi saat suatu elektroda indikator dicelupkan ke dalam larutan uji dan saat elektroda
indikator dicelupkan ke dalam larutan standar.. Dibandingkan metode analisis potensiometri
lainnya, metode analisis potensiometri langsung ini memiliki kelebihan yaitu pemberian
perlakuannya tak merusak komposisi larutan uji. Meskipun begitu, terkadang metode ini
sulit untuk diberlakukan sebab sangat sulit mendapatkan potensial stabil dari pengukuran
dengan voltmeter.
Untuk melakukan metode analisis potensiometri langsung ini diperlukan elektroda
standar (acuan), elektroda indikator (pembanding), dan voltmeter.
Elektroda acuan merupakan elektroda yang telah diketahui potensialnya secara pasti dan
potensialnya bernilai konstan pada temperatur konstan selama pengukuran berlangsung.
Nilai potensial dari elektroda ini juga tidak tergantung pada komposisi dari larutan uji.
Elektroda acuan dapat berupa elektroda hidrogen standar (standard hydrogen electrode),
elektroda kalomel jenuh (saturated calomel electrode), dan elektroda perak-perak klorida.
Elektroda indikator merupakan elektroda yang potensialnya merespons perubahan
aktivitas dalam larutan uji. Elektroda indikator dapat berupa elektroda membran,
elektroda inert, maupun elektroda logam.
Voltmeter merupakan alat ukur potensial listrik.
Untuk rancangan analisis ion besi dengan metode potensiometri langsung ini, pertama-
tama kita harus menentukan senyawa besi yang terdapat dalam tubuh manusia. Besi yang
terdapat dalam tubuh menusia bukanlah besi berupa logam murni tetapi besi yang telah
mengion. Ion besi yang dapat dimanfaatkan dalam tubuh adalah Fe2+ (ferro) sementara ion
Fe3+ (ferri) bersifat toksik bagi tubuh manusia. Kemudian, kita harus memahami bahwa
dalam sampel darah manusia tidak hanya terdapat ion besi tetapi juga terdapat ion-ion
lainnya sebab darah manusia merupakan larutan yang sangat kompleks. Selain itu, darah
sebagai larutan yang mau kita uji hanya dapat diambil dalam jumlah kecil. Berdasarkan
fakta-fakta tersebut, dapat ditentukan instrumen-instrumen yang sesuai untuk melakukan
metode potensiometri langsung ini. Untuk elektroda referensi, dapat digunakan tiga jenis
elektroda yang telah disebutkan, namun disesuaikan lagi dengan kebutuhan. Untuk skala
laboratorium dan jumlah sampel yang sedikit, elektroda hidrogen standar sebaiknya tidak
digunakan dikarenakan elektroda ini membutuhkan tangki gas yang berat, bertekanan dan
kaku untuk beropersi, kemungkinan terbentuknya senyawa yang mudah meledak dalam
proses pemakaian. Hal ini menyebabkan elektroda hidrogen standar tidak sesuai untuk
digunakan sebagai instrumen analisis sampel darah.
Elektroda kalomel dan elektroda perak-perak klorida merupakan elektroda yang umum
digunakan untuk analisis kima skala laboratorium. Perbedaan dari keduanya adalah
elektroda perak-perak klorida dapat digunakan pada kisaran suhu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan elektroda kalomel jenuh. Meskipun begitu, untuk analisis sampel
darah yang tidak membutuhkan suhu yang tinggi tidak diperlukan elektroda perak-perak
klorida sehingga jauh lebih dianjurkan untuk menggunakan elektroda kalomel. Elektroda
kalomel yang dijual di pasaran memiliki beragam konsentrasi larutan kalium klorida, namun
yang umum digunakan adalah elektroda kalomel jenuh dengan larutan KCl berada pada
keadaan jenuh. Meskipun dengan konsentrasi jenuh elektroda ini menjadi lebih peka pada
perubahan suhu, elektroda jenis ini jauh lebih mudah untuk dirangkai. Sampel darah
manusia akan dianalisis dalam laboratorium yang suhunya cenderung dijaga konstan,
sehingga dengan demikian pemilihan elektroda kalomel jenuh sebagai elektroda acuan telah
mencukupi kebutuhan.
Berikutnya, kita harus memilih elektroda indikator yang sesuai untuk metode analisis
ion besi ini. Berdasarkan kekompleksan komposisi larutan dalam sampel darah, tidak
dianjurkan untuk menggunakan elektroda logaam baik jenis pertama, jenis kedua, jenis
ketiga, dan elektroda inert sebagai elektroda indikator. Hal ini dikarenakan sifat elektroda
tersebut yang kurang selektif yaitu tidak hanya mereduksi kation yang perlu direduksi tetapi
juga mereduksi ion-ion lain yang jauh lebih mudah untuk direduksi. Hal ini tentu saja akan
mempengaruhi tingkat keakuratan pengukuran. Elektroda indikator yang lebih dianjurkan
adalah elektroda membran selektif ion. Elektroda membran menggunakan membran untuk
membiarkan ion-ion jenis tertentu menembusnya dan melarang ion lainnya.
2. TITRASI POTENSIOMETRI
Analisis sistem titrasi potensiometri pada prinsipnya menggabungkan antara pengukuran
potensial dan volume titran. Untuk melakukan analisis secara titrasi potensiometri dapat
menggunakan alat yang sifatnya manual maupun dengan sistem rangkaian yang otomatis.
Berikut ini merupakan rangkaian alat titrasi potensiometri secara manual. Dengan alat tersebut
pada prinsipnya kita akan mengukur potensial setiap penambahan sejumlah volume titran. Sistem
pengukuran potensial ini dapat dilakukan langsung maupun dengan sistem tidak langsung. Kedua
sistem ini secara detail akan diuraikan pada bagian ini.
3. ADISI SAMPEL
Langkah – langkah yang akan dilakukan untuk mengetahui kandungan zat besi dengan
sample addition method adalah :
CU=
(
V S +V U ¿ .10 S −V S C S ) (5)
VU
CU=
(
V S +V U ¿ .10 S −V S C S ) (21)
VU