Anda di halaman 1dari 8

PELAYANAN INFORMASI OBAT

“ARTIKEL EFEK SAMPING CARBOPLATIN”

Dosen Pengampu :
Dr. Wiwin Herdwiani, M.Sc., Apt.

Disusun Oleh (Kelas A/kelompok 1):

1. Adistia Ovi Vionica 1920384208


2. Agustina Sri Nugrahani 1920384209
3. Ahmad Jauhari 1920384210
4. Ajeng Novita Widyastuti 1920384211
5. Amanda Indahsari 1920384212

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER XXXVIII


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
EFEK SAMPING CARBOPLATIN

PENDAHULUAN

K
anker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang
berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian klinik yang dimaksud dengan
kanker paru primer adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus
(karsinoma bronkus = bronchogenic carcinoma). Kanker paru merupakan penyebab utama
keganasan di dunia, mencapai hingga 13 persen dari semua diagnosis kanker. Selain itu,
kanker paru juga menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki.
Berdasarkan data WHO, kanker paru merupakan jenis kanker terbanyak pada laki-laki di
Indonesia, dan terbanyak kelima untuk semua jenis kanker pada perempuan kanker paru juga
merupakan penyebab kematian akibat kanker terbanyak pada laki-laki dan kedua pada
perempuan (Kemenkes RI, 2017).
Hasil penelitian berbasis rumah sakit dari 100 RS di Jakarta, kanker paru merupakan
kasus terbanyak pada laki-laki dan nomor 4 terbanyak pada perempuan tapi merupakan
penyebab kematian utama pada laki-laki dan perempuan. Data hasil pemeriksaan di
laboratorium Patalogi Anatomi RSUP Persahabatan kanker paru merupakan lebih dari 50
persen kasus dari semua jenis kanker yang didiagnosa. Data registrasi kanker Rumah Sakit
Dharmais tahun 2003-2007 menunjukkan bahwa kanker trakea, bronkus dan paru merupakan
keganasan terbanyak kedua pada pria (13,4%) setelah kanker nasofaring (13,63%) dan
merupakan penyebab kematian akibat kanker terbanyak pada pria (28,94%) (Kemenkes RI,
2017).
Pilihan pengobatan kanker paru sangat tergantung pada stadium penyakit, tampilan
umum penderita, komorbiditas, tujuan pengobatan, dan cost-effectiveness. Modalitas
penanganan yang tersedia adalah bedah, radiasi, kemoterapi, dan terapi target. Penedekatan
penanganan dilakukan secara integrasi multidisiplin. Untuk kemoterapi dapat diberikan
sebagai modalitas neoadjuvant pada stadium dini, atau sebagai adjuvant pasca pembedahan.
Penggunaan kemoterapi terbesar adalah sebagai terapi paliatif pada pasien dengan stadium
lanjut. Ada beberapa jenis kemoterapi yang dapat diberikan. Lini pertama diberikan kepada
pasien yang tidak pernah menerima pengobatan kemoterapi sebelumnya (chemo naïve).
Kelompok ini terdiri dari kemoterapi berbasis-platinum dan yang tidak mengandung platinum
(obat generasi baru). Pilihan utama obat berbasis-platinum adalah sisplatin, diikuti dengan
karboplatin. Efek samping sisplatin yang paling sering ditemukan adalah toksisitas
gastrointestinal. Pada pasien yang mengalami efek samping dengan sisplatin, dapat diberikan
karboplatin (Kemenkes RI, 2017). Carboplatin digunakan secara luas sebagai agen kemoterapi
untuk mengobati berbagai jenis kanker, salah satunya kanker paru-paru non-small cell.
Carboplatin mengganggu repair DNA sehingga menekan dan kemudian membunuh sel
kanker. Namun, pertumbuhan sel jaringan normal juga dapat dipengaruhi oleh carboplatin.
Akibatnya, efek samping yang serius terjadi dalam kemoterapi berbasis carboplatin (Cheng et
al, 2017). Maka dari itu pada artikel ini akan membahas efek samping dari carboplatin
berdasarkan dari beberapa sumber.

CARBOPLATIN
Carboplatin adalah antineoplastik (agen alkilasi) yang digunakan untuk mengobati
berbagai jenis kanker, seperti kanker paru dan kanker ovarium. Carboplatin juga merupakan
analog dari cisplatin yang mengandung atom platinum (Cheng et al, 2017). Senyawa
koordinasi platinum disini yang secara dominan menghasilkan ikatan silang DNA antar jalur,
sehingga menekan dan kemudian membunuh sel kanker. Carboplatin sebenarnya tidak terikat
dengan dengan protein plasma, namun platinum dari carboplatin menjadi terikat secara
ireversibel dengan protein plasma dan perlahan-lahan dihilangkan dalam waktu paruh minimal
5 hari (A to Z Drug Facts). Dosis yang dapat diberikan untuk kanker paru-paru non-small cell
adalah Carboplatin AUC 6 mg/mL/min IV on day 1 (Dipiro, 2015).

BAGAIMANA DENGAN EFEK SAMPING CARBOPLATIN ?


Literatur Primer
Review adverse event from : Carboplatin-induced hematotoxicity among patients with non-
small cell lung cancer: Analysis on clinical adverse events and drug-gene interactions
Dalam sebuah penelitian dilakukan meta analisis tentang hematotoksisitas yang
melibatkan total 19901 efek samping terhadap pasien kanker paru-paru non-small cell, terdiri
dari 3907 kasus pasien dengan terapi carboplatin dan 5994 kontrol dengan terapi tanpa
carboplatin. Maka didapatkan hasil heterogenitas yang signifikan untuk anemia, neutropenia
dan trombositopenia. Secara keseluruhan, risiko signifikan lebih tinggi dari hematotoksisitas
diamati pada kasus carboplatin.
Berdasarkan analisis gen yang berinteraksi dengan carboplatin diketahui memiliki
serangkaian jalur yang terlibat pada kanker paru-paru dan jenis kanker lainnya, menunjukkan
bahwa data hubungan gen-obat efektif mencirikan mekanisme aksi carboplatin. Selain itu,
dipertimbangkan jalur non-kanker dan menemukan gangguan kuat dalam sel hematopoietic
yang berkaitan dengan perkembangan berbagai darah sel. Carboplatin ditemukan berinteraksi
dengan sejumlah gen yang mengkode sitokin (CSF2, CSF3, EPO, IL11, IL3, IL6 dan TNF),
sitokin reseptor (IL6R), ligan reseptor tirosin-kinase (KITLG) dan glikoprotein permukaan sel
(CD44), yang memainkan peran mendasar dalam pembentukan eritrosit, neutrofil dan
trombosit. Sementara hanya 88 gen dalam genom manusia yang memiliki jalur garis turunan
sel hematopoietik, huubungan 10-205 carboplatin dengan gen termasuk dalam kategori ini.
Artinya menunjukkan bahwa carboplatin sangat mempengaruhi pengembangan sel darah
dengan mengganggu gen tertentu. Bukti-bukti ini mendukung gagasan menjelaskan aksi obat
oleh fungsi biologis gen-obat. Singkatnya, efek samping hematologis adalah secara signifikan
lebih banyak dilaporkan oleh kasus carboplatin daripada kontrol menerima terapi antikanker
lainnya, menyarankan kehati-hatian yang besar harus dilakukan dalam peresepan carboplatin
untuk pasien kanker non-small cell.

Literatur Sekunder
Berdasarkan MedlinePlus diinformasikan bahwa carboplatin dapat menyebabkan efek
samping mual muntah, diare, sembelit, luka di mulut dan tenggorokan rasa sakit, terbakar,
atau kesemutan di tangan atau kaki rasa sakit, gatal, kemerahan, bengkak, lecet, atau luka di
tempat obat disuntikkan, rambut rontok, dan kelemahan kehilangan kemampuan untuk
mencicipi makanan. Adapun efek samping yang lebih serius seperti kulit pucat kelelahan atau
kelemahan yang tidak biasa, pingsan, perubahan tiba-tiba dalam penglihatan termasuk
penglihatan warna, penurunan buang air kecil pembengkakan pada wajah, lengan, tangan,
kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah, sesak napas dengan aktivitas sehari-hari atau
saat berbaring, serta sulit mendengarkan.
Literatur Tersier
Berdasarkan A to Z Drug Facts efek samping carboplatin meliputi :
 Muntah merupakan efek samping terkait obat yang sering terjadi dan biasanya berhenti
dalam 24 jam pengobatan. Insiden dan intensitas emesis telah dikurangi dengan
premedikasi antiemetik.
 Reaksi seperti anafilaksis dapat terjadi dalam beberapa menit setelah pemberian.
 Supresi sumsum tulang : Leukopenia, neutropenia, dan trombositopenia tergantung dosis
dan merupakan toksisitas pembatas dosis, yang dapat menyebabkan infeksi atau
perdarahan.
 Neurotoksisitas perifer : Jarang, tetapi kejadiannya meningkat pada pasien yang lebih tua
dari 65 tahun dan pada pasien yang sebelumnya diobati dengan cisplatin.
 Gangguan fungsi ginjal : Pasien dengan gangguan fungsi ginjal (Cr di bawah 60 mL / mnt)
berisiko tinggi mengalami penekanan sumsum tulang yang parah.
Berdasarkan Drug information Handbook (DIH) efek samping carboplatin meluputi :
1. Reaksi alergi: Peningkatan risiko reaksi alergi pada pasien yang sebelumnya terpapar
terapi platinum.
2. Menekan sumsum tulang: Penekanan sumsum tulang, yang mungkin parah terkait
dengan dosis dapat diatasi dengan mengurangi dosis pada pasien dengan penekanan
sumsum tulang dan gangguan fungsi ginjal. Anemia bersifat kumulatif.
3. Gastrointestinal: Mual, muntah, mucositis
4. Kelainan fungsi hati: Dosis tinggi telah menyebabkan kelainan parah pada tes fungsi hati
(Tes fungsi hati meningkat)
5. Kehilangan penglihatan: Kehilangan penglihatan (reversibel) telah dilaporkan jika
penggunaanya dengan dosis yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan.
6. Endokrin & metabolisme: Hipokalemia, hipomagnesemia
7. Ginjal: Nefrotoksisitas

Efek Samping yang merugikan. Persentase dilaporkan dengan terapi agen tunggal
a. Kejadian lebih dari 10%
1. Sistem saraf pusat : Nyeri (23%)
2. Endokrin & metabolism: Hiponatremia (29%-47%), Hipomagnesemia (29%-43%),
Hipokalsemia (22%-31%), Hipokalemia (20-28%)
3. Gastrointestinal: Muntah (65%-81%), sakit perut (17%), Mual (10%-15%)
4. Hematologi: Myelosupresi, leukopenia (85% tingkat 3/4 : 15%-26%), anemia (71%-
90%; tingkat ¾ : 21%), Neutropenia (67%; tingkat ¾: 16%-21%), trombositopenia
(62%; tingkat ¾: 25%-35%).
5. Hati: Alkaline phosphatase meningkat (24% menjadi 37%), AST meningkat (15%
menjadi 19%).
6. Neuromuskuler & kerangka : kelemahan (11%)
7. Ginjal: Klirens kreatinin menurun (27%), BUN Meningkat (14% menjadi 22%).
b. Kejadian 1-10 %
1. Sistem saraf pusat : Neurotoksisitas (5%)
2. Dermatologis : Alopecia (2% hingga 3%)
3. Gastrointestinal : Sembelit (5%), diare (6%), stomatitis (1%),
4. Hematologi : Komplikasi hemoragik (5%)
5. Hati : Bilirubin meningkat (5%)
6. Lokal : Nyeri di tempat suntikan
7. Neuromuskuler & kerangka: Neuropati perifer (4% hingga 6%; hingga 10% pada
pasien yang lebih tua dan / atau yang sebelumnya dirawat)
8. Mata: Gangguan visual (1%)
9. Otik: Ototoksisitas (1%)
10. Ginjal: Kreatinin meningkat (6% menjadi 10%)
11. Lain-lain: Infeksi (5%), hipersensitif (2%)
c. Kejadian kurang dari 1%
Pasca pemasaran, laporan kasus terbatas pada yang penting atau mengancam jiwa :
Anafilaksis, anoreksia, bronkospasme, gagal jantung, kecelakaan serebrovaskular, emboli,
eritema, demam, sindrom uremik hemolitik (HUS), hiper / hipotensi, malaise, nekrosis
(terkait dengan ekstravasasi), nefrotoksisitas, neurotoksisitas, pruritus, ruam, keganasan
sekunder, urtikaria, kehilangan penglihatan.
Berdasarkan AHFS Drug Information efek samping carboplatin meliputi :
1. Efek Hematologi
Efek samping utama dan pembatasan dosis adalah toksisitas hematologis terkait dosis
(trombositopenia, leukopenia, neutropenia, dan / atau anemia). Pada dosis biasa,
trombositopenia lebih umum dan lebih parah daripada leukopenia. Trombositopenia dapat
bersifat kumulatif dan kadang-kadang memerlukan transfusi.
2. Efek Emetogenik
Carboplatin diklasifikasikan sebagai agen antineoplastik dari risiko emetik sedang (yaitu,
30-90% kejadian emesis tanpa antiemetik) .
3. Neuropati Perifer
Kemungkinan neuropati perifer, umumnya sensorik (mis., Paresthesia). Peningkatan
insiden pada pasien berusia> 65 tahun, 1 orang yang menerima terapi jangka panjang, dan /
atau mereka yang telah menerima terapi cisplatin sebelumnya. Neurotoksisitas perifer yang
diinduksi cisplatin yang sudah ada umumnya tidak memburuk selama terapi carboplatin
4. Efek Otik
Kemungkinan ototoxicity pada pasien yang menerima dosis carboplatin yang biasa dalam
hubungannya dengan siklofosfamid. Penggunaan obat ototoxic secara bersamaan (mis.,
Aminoglikosida, furosemide, ifosfamide) dapat meningkatkan risiko.
5. Efek Pada Mata
Kehilangan penglihatan (terkadang lengkap untuk cahaya dan warna) dilaporkan pada
pasien yang menerima dosis yang lebih tinggi dari biasanya, perbaikan dan / atau
pemulihan total penglihatan telah terjadi dalam beberapa minggu setelah penghentian obat.
6. Efek Pada Hati
Kemungkinan kelainan substansial dalam hasil tes fungsi hati pada pasien yang menerima
dosis tinggi (> 4 kali dosis yang dianjurkan) dan transplantasi sumsum tulang autologous.
7. Efek Pada Morbiditas dan Mortalitas Janin / Neonatal
Dapat menyebabkan kerusakan janin; hindari terapi selama kehamilan. Jika digunakan
selama kehamilan atau jika pasien hamil, tunjukkan potensi bahaya janin.

KESIMPULAN
Berdasarkan penjabaran dari beberapa literatur dapat disimpulkan bahwa banyak
sekali efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan carboplatin. Hal ini dikarenakan
carboplatin juga mempengaruhi pertumbuhan sel jaringan normal. Mual muntah merupakan
samping terkait obat yang sering terjadi dan biasanya berhenti dalam 24 jam pengobatan.
Insiden dan intensitas emesis telah dikurangi dengan premedikasi antiemetik. Sedangkan efek
samping serius yang banyak dilaporkan adalah toksisitas hematologis terkait dosis
(trombositopenia, leukopenia, neutropenia, dan anemia). Sehingga diperlukan kehati-hatian
yang besar dalam peresepan carboplatin untuk pasien kanker non-small cell.

PUSTAKA
1. AHFS Drug Information
2. A to Z Drug Facts
3. Drug information Handbook (DIH)
4. MedlinePlus
5. Kemenkes, RI. 2017. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran “Kanker Paru”. Komite
Penaggulangan Kanker Nasional.
6. Dipiro et al.2015. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition. McGraw-Hill Education.
7. Cheng et al. 2017. Carboplatin-induced hematotoxicity among patients with non-small
cell lung cancer: Analysis on clinical adverse events and drug-gene interactions. Clinical
Research Paper.

Anda mungkin juga menyukai