Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI MINYAK LEMAK, LEMAK DAN LILIN

AHMAD JAUHARI (K1A014001)

RABU, 25 NOVEMBER 2015

LABORATORIUM BIOLOGI MIPA UNRAM – PRODI FARMASI UNRAM

1. PENDAHULUAN lemak, lemak, dan lilin secara fisika dan kimia.


Pada umumnya pengujian sifat ini meliputi
Di alam ini terdapat banyak senyawa,
sifat penyabunan, titik leleh, warna minyak,
salah satunya adalah lipid. Senyawa ini dapat
kelarutan dalam pelarut organik, jumlah ikatan
diperoleh dengan jalan mengekstraksi bahan-
rangkap atau derajat ketidak jenuhan,
bahan alam baik tumbuh-tumbuhan maupun
ketengikan, asam lemak basa, bilangan iod dan
hewan dengan pelarut non polar seperti
bilangan peroksida. Pengujian ini dapat
petroleum eter, benzena, kloroform, dan lain-
bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
lain. Dilihat dari strukturnya senyawa lipid ini
tidak larut dalam air. Senyawa lipid diberi
2. TINJAUAN PUSTAKA
nama berdasarkan sifat fisiknya ( kelarutan )
dari pada secara struktur kimianya. Secara Suatu Lipid didefinisikan sebgai senyawa
umum lipid dibagi menjadi dua golongan organic yang terdapat dalam alam serta tidak
besar, yaitu lipid sederhana dan lipid komplek. larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
Termasuk golongan lipid sederhana adalah organic non polar sperti suatu hidrokarbon
senyawa-senyawa yang tidak mempunyai atau dietil eter (Fessenden & Fessenden,
gugus ester dan tidak dapat dihidrolisis. 1982).
Golongan ini meliputi steroid. Golongan lipid
komplek tersusun oleh senyawa-senyawa yang Lipid adalah  senyawa yang merupakan
mempunyai gugus ester dan dapat dihidrolisis. ester dari asam lemak dengan gliserol yang
Golongan ini meliputi minyak, lemak, dan lilin. kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid
Maka dari itu, sebagai seorang farmasis kita tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
dituntut untuk dapat mengidentifikasi minyak organic se[erti eter, aseton, kloroform, dan

Praktikum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM | 1


benzene (Salirawati et al, 2007). Lipid tidak jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram
memiliki rumus molekul yang sama, akan KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1
tetapi terdiri dari beberapa golongan yang gram lemak disebut bilangan penyabunan
berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia (Salirawati et al, 2007).
yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa Besar kecilnya bilangan penyabunan
golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan tergantung pada panjang pendeknya rantai
fosfolipid (Salirawati et al, 2007). karbon. Semakin pendek rantai karbon,
semakin kecil bilangan penyabunannya
Lipid tidak memiliki rumus molekul
(Salirawati et al, 2007).
yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa
Dengan reagen HubI’s Iod yang berupa
golongan yang berbeda. Berdasarkan
larutan iod dalam alkohol dan mengandung
kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid
sedikit HgCl2, maka kemungkinan hilangnya
dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam
warna iod akan berbeda untuk penambahan
lemak, Lemak dan fosfolipid (Salirawati et al,
jenis minyak yang berbeda, karena kandungan
2007).
ikatan rangkap setiap jenis minyak memang
Lemak dan minyak adalah trigliserida
berbeda. Semakin banyak ikatan rangkap
atau triasilgliserol,kedua istilah ini berarti
semakin cepat warna iod hilang, karena berarti
“triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara
seluruh I2 telah digunakan untuk memutuskan
suatu lemak dan minyak bersifat sebarang:
ikatan rangkap (Salirawati et al, 2007).
pada temperatur kamar lemak berbentuk
Derajat ketiakjenuhan dinyatakan
padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar
dengan bilangan iodin, yaitu jumah garam yang
gliserida pada hewan adalah berupa lemak,
dapat diserap oleh 100 gram lemak untuk
sedangkan gliserida dalam tumbuhan
reaksi penjenuhan. Semakin besar bilangan
cenderung berupa minyak (Fessenden &
Iodin semakin tinggi ketidakjenuhannya
Fessenden, 1982).
(Salirawati et al, 2007).
Proses hidrolisis yang menggunakan
basa akan menghasilkan gliserol dan sabun.
3. ALAT DAN BAHAN
Oleh karena itu sering disebut reaksi
Alat yang digunakan antara lain : Tabung
penyabunan (Saponifikasi). Apabila rantai
reaksi, pipet tetes, lampu spiritus, penangas
karbon pendek, maka jumlah mol asam lemak
air, kertas saring.
besar, sedangkan jika rantai karbon panjang,
Praktikum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM | 2
Bahan yang digunakan antara lain : Minyak diperiksa menggunakan pH stick. Pada
kelapa minyak jagung, minyak kacang, bagian yang lain, dtambahkan dengan
kloroform, etanol, aquadest, HCl 2 N, NaOH 2 larutan KCl lalu dilakukan pengamatan.
N, KCl 2%, air sabun, iodium.  Uji Ketidakjenuhan
Tabung reaksi yang berisi 1 mL kloroform
4. CARA KERJA ditambahkan 0,5 mL larutan iodium.
 Uji Noda Lemak Kemudian ditambahkan tetes demi tetes
Diteteskan sampel-sampel yang akan diuji sampel sambil digojok. Lalu diamati
pada kertas saring, lalu biarkan mengering. hilangnya warna iodium dan pada
Diamati bagaimana hasil noda pada penetesan keberapa warna iodium
permukaan kertas saring tiap-tiap sampel. menghilang.
 Uji Kelarutan
Dua tetes sampel uji dimasukkan kedalam 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

tabung reaksi dan ditambahkan pelarut Uji Noda Lemak

tetes demi tetes hingga larut. Kemudian


dicatat berapa banyak tetes pelarut yang
digunakan hingga larut.
 Uji Pembentukan Emulsi
Dilakukan pengocokan pada tabung reaksi
yang berisi satu tetes dengan lima mL air.
Kemudian diamati perubahan yang terjadi.
Lalu dilakukan percobaan tersebut dengan
penambahan sedikit sabun pada larutan.
 Minyak cacao : Noda cepat memadat,
 Uji Pembentukan Sabun
transparan tetapi pada bagian yang
Dididihkan 1 mL minyak lemak dalam 2 mL
memadat kurang transparan.
larutan NaOH 2 N, kemudian ditambahkan
 Minyak jagung : Luas penyerapan
air lalu diamti perubahan-perubahan yang
minyaknya sama dengan minyak
terjadi. Dibagi larutan menjadi dua bagian.
kelapa, dan tingkat transparan seperti
Pada satu bagian, dilakukan penetralan
minyak kelapa.
dengan menggunakan HCl 2 N dan

Praktikum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM | 3


 Minyak kelapa : Luas penyerapan  Tanpa penambahan sabun : Terbentuk
minyaknya sama dengan minyak dua lapisan yaitu lapisan atas adalah
jagung, dan tingkat transparan seperti minyak dan lapisan bawah adalah air.
minyak jagung.  Dengan penambahan air sabun :
 Cetaceum : Noda lebih cepat memadat Larutan menjadi larut dan membentuk
dibandingkan minyak cacao dan emulsi. Tetapi beberapa saat minyak
memiliki tingkat transparan yang paling kembali berpisah dengan air sabun.
rendah.
Uji Pembentukan Sabun
Uji Kelarutan

 Cetaceum 2 tetes ditambah pelarut


 Minyak Kelapa
etanol sebanyak 7 tetes = Tidak dapat
Dari penambahan dengan 2 mL NaOH
larut.
dihasilkan dua fasa yaitu pada lapisan
 Cetaceum 2 tetes ditambah pelarut
atas minyak berwarna kuning bening
kloroform sebanyak 21 tetes = Dapat
dan lapisan bawah yaitu NaOH
larut.
berwarna bening. Setelah dilakukan
pemanasan, terbentuk dua fasa yaitu
Uji Pembentukan Emulsi
pada lapisan atas bening kemerahan
dan bawah bening. Setelah dibagi dua,
pada tabung yang dinetralkan dengan
HCl tidak terjadi penetralan karena pH
belum mencapai 7 sampai 60 tetes dan
fasa tetap tidak menyatu. Sedangkan
pada tabung yang ditambahkan KCl 15

Praktikum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM | 4


tetes, fasa tetap tetapi lapisan bawah Dari penambahan antara 1 mL kloroform
menjadi lebih banyak. dengan 0,5 iodium memnghasilkan dua fasa
 Minyak Jagung yaitu pada lapisan atas berwarna orange,
Dari penambahan dengan 2 mL NaOH sedangkan lapisan bawah berwarna pink
dihasilkan dua fasa yaitu pada lapisan (Campuran ini dibuat dalam tiga tabung
atas minyak berwarna kuning bening reaksi). Masing-masing tabung ditetesi
(tetapi lebih keruh dibanding minyak sampel :
kelapa) dan lapisan bawah yaitu NaOH  Minyak cacao = Warna iodium hilang
berwarna bening. Setelah dilakukan pada tetesan ke 45.
pemanasan, terbentuk dua fasa yaitu  Minyak jagung = Warna iodium hilang
pada lapisan atas (minyak) kuning pada tetesan ke 45.
keruh dan bawah bening. Setelah dibagi  Minyak kelapa = Warna iodium hilang
dua, pada tabung yang dinetralkan pada tetesan ke 80.
dengan HCl tidak terjadi penetralan
karena pH belum mencapai 7 sampai 60 Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada
tetes dan fasa tetap tidak menyatu. pengamatan uji noda, semua sampel yang
Sedangkan pada tabung yang disaring menggunakan kertas saring
ditambahkan KCl 15 tetes, fasa tetap menunjukan hasil positif mempunyai noda, itu
tetapi lapisan bawah menjadi lebih menandakan bahwa lemak tersebut tidak larut
banyak. dalam air.
Pada uji kelarutan, setelah minyak
Uji Ketidakjenuhan direaksikan dengan etanol dapat dilihat
reaksinya yaitu terbentuk 2 fase dimana etanol
berada dilapisan atas. Etanol hanya dapat
bereaksi/larut sebagian dengan minyak karena
sifat semipolarnya. Reaksi selanjutnya yaitu
mereaksikan minyak dengan larutan kloroform.
Dimana kloroform bersifat nonpolar, sehingga
ketika minyak direaksikan dengan kloroform
keduanya dapat menyatu, karena sifatnya

Praktikum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM | 5


sama nonpolar sehingga keduanya dapat
bereaksi dengan baik. 6. KESIMPULAN
Pada uji pembentukan emulsi, Dari praktikum yang telah dilakukan,
memperlihatkan hasil yang positif ketika dapat disimpulkan bahwa untuk dapat
ditambahkan air sabun. Hal ini dapat terjadi mengidentifikasi minyak lemak, lemak, dan lilin
karena disini air sabun berperan sebagai secara fisika dan kimia dapat dilakukan
emulgator, sehingga dapat terbentuk emulsi. dengan beberapa pengujian antara lain uji
Sedangkan pada uji pembentukan sabun, tidak noda lemak, uji kelarutan, uji pembentukan
dapat membentuk sambun karena kondisi emulsi, uji pembentukan sabun, dan uji
sampel minyak yang digunakan kurang baik ketidakjenuhan. Dimana pada praktikum kali
sehingga ketika direaksikan dengan HCl ini diperoleh hasil positif pada semua
maupun KCl tidak terjadi perubahan apapun. pengujian kecuali pada uji pembentukan
Pada uji ketidakjenuhan, reaksi yang sabun. Hal ini terjadi karena kondisi minyak
terjadi adalah reaksi adisi oleh iodium. Iodium yang kurang baik.
akan memutus ikatan rangkap yang terdapat
molekul zat, kemudian iodium tersebut akan 7. DAFTAR PUSTAKA
menggantikan posisi dari ikatan rangkap Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia
tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah Organik II, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
ikatan rangkap dalam molekul zat akan Salirawati et al. 2007. Belajar Kimia Menarik.
berkurang atau menjadi tidak ada sama sekali Jakarta: Grasindo.
(jika teradisi semuanya oleh iodium). Dengan
adanya reaksi ini, maka warna larutan iodium
akan hilang.

Praktikum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM | 6

Anda mungkin juga menyukai