PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN I: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF LIPID
Kelompok 1
Ainiatul Musaadah 24030120130068
Alyssa Nus Syadiyah 24030120120022
Amalia Salsabila Setiadi 24030120140078
Apreza Triamanda 24030120120030
Pelaksanaan Praktikum:
Hari/Tanggal : Selasa, 13 September 2022
Asisten : Theresia Ananda Pudjowati (24030119140122)
LABORATORIUM BIOKIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
PERCOBAAN I
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF LIPID
I. TUJUAN
Melakukan analisis lipid dalam sampel secara kualitatif dan kuantitatif.
(Murray
et al., 2014)
II.1.2 Fungsi
Lipid
memiliki fungsi untuk menjaga suhu tubuh, melindungi organ tubuh, sumber
asam lemak esensial, mengangkut vitamin yang larut dalam lemak, serta
sebagai pelumas. Lipid disimpan dalam jaringan adiposa untuk isolasi termal
di jaringan subkutan (Sofro & Anurogo, 2013).
II.3 Kolesterol
Kolesterol adalah komponen penting dari semua membrane sel hewan
dan berfungsi sebagai precursor vitamin yang larut dalam lemak dan hormone
steroid seperti kortisol, estradiol, progestin dan testosterone. Pada tumbuhan
yang terkandung adalah sterol daripada kolesterol sebagai komponen structural
membrane sel. Kolesterol tidak dapat larut dalam air (Bhagavan & Ha, 2011).
Kolesterol (3-hidroksi-5,6-kolesterol) adalah steroid dan mengandung
kerangka karbon cyclopentanoperhydro-phenanthrene, yang terdiri dari tiga
cincin beranggota enam dan cincin beranggota lima (Goldman-Cecil, 2021).
Figure 1 Struktur Kolesterol
Fosfatidikolin
(Fitriyaningtyas & Widyaningsih, 2015)
II.5.1.3 Uji Kolesterol
Kolesterol (cholest-5-en-3β-ol) memiliki kromofor penyerap yang
lemah, yang dapat diturunkan melalui reaksi Liebermann-Burchard untuk
mendapatkan bagian kromofor yang menyerap kuat, selanjutnya disebut
sebagai produk Liebermann-Burchard (LBP) . Ini dianggap metode yang
sederhana, lebih murah, sensitif, dan spesifik, yang mencegah penyerapan yang
tidak relevan dari komponen lain dalam matriks. Metode Liebermann-
Burchard, telah digunakan untuk tujuan kualitatif dan karenanya akan
diperlukan untuk dioptimalkan dan divalidasi untuk penggunaan kuantitatif;
menjadikannya alternatif yang dapat diandalkan untuk metode kromatografi
yang mapan. Dalam uji ini digunakan asetat anhidrida dan asam sulfat pekat
(Adu et al., 2019).
II.5.2 Kuantitatif
II.5.2.1 Angka Iod
Bilangan iod adalah jumlah (gram) iod yang diserap oleh 100 gram
minyak, yang mana bilangan ini menyatakan derajat ketidakjenuhan dari
minyak atau lemak. Semakin besar bilangan iod maka semakin tinggi derajat
ketidakjenuhan. Bilangan iod dapat dihitung melalui persamaan di bawah ini,
( B−S ) ×0,1 ×1,269
Bilangan Iod=
0,5
(Ketaren, 2005)
II.5.2.2 Angka Penyabunan
Angka penyabunan yakni banyaknya suatu senyawa yang dibutuhkan
untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Angka penyabunan
menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak yang
disusun oleh lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat
molekul yang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan
sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang besar, maka angka
penyabunan relatif kecil. Tingginya bilangan penyabunan ini disebabkan ikatan
tidak jenuh dapat teroksidasi menghasilkan pembentukan gugus karbonil yang
pada akhirnya dapat juga bereaksi dengan alkali (Azman et al., 2018).
Sifat Kimia
Bersifat korosif dan sangat beracun jika terhirup dan juuga higroskopis.
Dapat larut dalam air dan merupakan oksidator yang kuat (Coalson &
Collins, 1985).
Sifat Fisika
Berbentuk larutan berwarna merah, kuning pucat hingga tidak berwarna.
Memiliki bau tajam yang menyesakkan. Memiliki titik didih 83°C dan titik
leleh -41.6°C (Coalson & Collins, 1985).
Sifat Kimia
Merupakan polisakarida penyimpanan utama dari tanaman (Cornejo-
Ramírez et al., 2018).
Sifat Fisika
Berbentuk padat butiran-butiran kecil atau bubuk dengan tipe butiran-
butiran yang berbeda (Cornejo-Ramírez et al., 2018).
II.6.6 Etanol
Sifat Kimia
Berperan sebagai obat antiseptic, pelarut polar dan disinfektan. Bersifat
mudah menguap. Dapat bercampur dengan etil eter, aseton, kloroform dan
larutan organic lainnya (Pérez-Mañá et al., 2015).
Sifat Fisika
Berbentuk cairan tidak berwarna atau bening dengan bau seperti cuka dan
rasa yang menyengat. Memiliki titik nyala 55°F, massa jenis 6.5 lb/gal.
memiliki titik didih 78.2°C dan titik leleh -114.1°C (Pérez-Mañá et al.,
2015)
II.6.7 PP
Sifat Kimia
Termasuk ke dalam asam yang sangat lemah. Fenolftalein ini tidak larut
dalam air, larutnya dalam alcohol dan eter. Ketika dilarutkan dalam
alcohol, dapat dibuat sebagai indicator asam-basa. Fenolflatein tidak
berwarna dalam larutan asam, tetapi member warna merah muda dalam
larutan basa (Barbosa, 2004).
Sifat Fisika
Fenolflatein berbentuk Kristal kecil berwarna putih atau kuning, tidak
berasa dan tidak berbau. Memiliki titik didih 417.49°C dan titik leleh 258-
263°C (Barbosa, 2004).
II.6.8 Aquadest
Sifat Kimia
Akuades mampu untuk bersifat baik sebagai asam (donor proton) dan basa
(akseptor proton) atau dinamakan sifat zat amfoter. Akuades juga termasuk
dalam golongan senyawa anorganik juga non-logam (Zumdahl, 2020).
Sifat Fisika
Akuades memiliki massa molar yang rendah dari molekul
penyusunnya,memiliki tegangan permukaan, nilai viskositas, panas
penguapan dan entropi penguapan yang luar biasa besar. Semua hal ini
dapat berasal dari interaksi ikatan hydrogen ekstensif yang ada dalam air
(Zumdahl, 2020).
II.6.9 Asetat Anhidrida
Sifat Kimia
Memiliki sifat korosif pada logam, biasa digunakan untuk membuat
plastic, oobat-obatan dan bahan peledak. Dapat larut dalam cairan dingin,
kloroform dan eter, serta sedikit larut dalam karbon tetraklorida (Qazi &
Vincent, 1979).
Sifat Fisika
Berbentuk cairan berwarna bening dengan bau menyengat seperti cuka.
Memiliki titik didih sebesar 283.19℃ dan titik leleh -73℃ (Qazi &
Vincent, 1979).
III. METODOLOGI
III.1 Alat
- Gelas Beker 50 mL - Termometer
- Tabung Reaksi - Erlenmeyer 250 mL
- Gelas Ukur - Buret
- Pengaduk - Statif
- Pipet Tetes - Klem
- Penangas Air - Timbangan Analitis
- Pemanas/Kompor - Gelas Beaker
III.2 Bahan
- Minyak Baru dan Tengik - Amilum
- Kloroform - Etanol
- Asam Asetat Glasial - Eter
- KI 10% dan 30% - KOH
- Lesitin (dalam Alkohol) - Alkoholis 0,5 M
- HNO3 pekat - PP
- Ammonium Molibdat - Aquadest
- Kolesterol (dalam Kloroform) - Asetat Anhidrida
- H2SO4 pekat - Na2S2O3 0,1 N
- Hubl A dan B
III.3 Skema Kerja
III.3.1 Kualitatif
III.3.1.1 Uji Peroksida
1 ml Minyak Baru
Tabung reaksi
1 ml Minyak Jelantah
Tabung reaksi
1 ml Minyak Kelapa
Tabung reaksi
Gajih
Tabung reaksi
Tabung Reaksi
2 mL Minyak Baru/Tengik/Hewani/Kelapa/Gajih
Tabung Reaksi
Hasil
1 ml Minyak Baru
Tabung reaksi
1 ml Minyak Hewani
Tabung reaksi
1 ml Minyak Kelapa
Tabung reaksi
III.3.2 Kuantitatif
III.3.2.1 Angka Iod
5 mL minyak kelapa
Erlenmeyer 250 mL
Penambahan 10 mL kloroform
Penambahan 12,5 mL larutan Hubl A
Penambahan 12,5 mL larutan Hubl B, segera ditutup
Penyimpanan dalam kamar gelap selama 1 jam
Penambahan 10 mL larutan KI 30%
Penambahan aquades 100 mL, segera ditutup
Penambahan indikator amilum
Titrasi dengan larutan tiosulfat
Hasil
5 mL minyak jelantah
Erlenmeyer 250 mL
Penambahan 10 mL kloroform
Penambahan 12,5 mL larutan Hubl A
Penambahan 12,5 mL larutan Hubl B, segera ditutup
Penyimpanan dalam kamar gelap selama 1 jam
Penambahan 10 mL larutan KI 30%
Penambahan aquades 100 mL, segera ditutup
Penambahan indikator amilum
Titrasi dengan larutan tiosulfat
Hasil
5 mL blanko
Erlenmeyer 250 mL
Penambahan 10 mL kloroform
Penambahan 12,5 mL larutan Hubl A
Penambahan 12,5 mL larutan Hubl B, segera ditutup
Penyimpanan dalam kamar gelap selama 1 jam
Penambahan 10 mL larutan KI 30%
Penambahan aquades 100 mL, segera ditutup
Penambahan indikator amilum
Titrasi dengan larutan tiosulfat
Hasil
5 mL minyak kelapa
Erlenmeyer 250 mL
Penambahan 2,5 etanol + 0,5 eter
Penggojogan hingga larut
Penambahan 25 mL KOH 0,5 M
Penempatan dalam gelas berisi air
Pemanasan selama 20 menit
Pendiaman dalam suhu ruang hingga dingin
Penambahan indikator phenolptalein
Titrasi dengan HCl 0,5 M hingga larutan jernih
Hasil
5 mL minyak jelantah
Erlenmeyer 250 mL
Penambahan 2,5 etanol + 0,5 eter
Penggojogan hingga larut
Penambahan 25 mL KOH 0,5 M
Penempatan dalam gelas berisi air
Pemanasan selama 20 menit
Pendiaman dalam suhu ruang hingga dingin
Penambahan indikator phenolptalein
Titrasi dengan HCl 0,5 M hingga larutan jernih
Hasil
5 mL blanko
Erlenmeyer 250 mL
Penambahan 2,5 etanol + 0,5 eter
Penggojogan hingga larut
Penambahan 25 mL KOH 0,5 M
Penempatan dalam gelas berisi air
Pemanasan selama 20 menit
Pendiaman dalam suhu ruang hingga dingin
Penambahan indikator phenolptalein
Titrasi dengan HCl 0,5 M hingga larutan jernih
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
NO PERLAKUAN HASIL KET
1. Analisis Kualitatif
a. Uji Peroksida
- Tabung 1: Minyak Baru Tidak ada lapisan ungu -
Analisis Kuantitatif
2.
a. Penentuan Angka Iod
- Blangko Larutan Na2S2O3 7,5 mL
- Minyak Kelapa Larutan Na2S2O3 5,5 mL
- Minyak Jelantah Larutan Na2S2O3 4,5 mL
b. Penentuan Angka
Penyabunan
- Blangko Larutan HCl 31 mL
H 2C O C R1 H 2C OH R1 CHOOH
O
HC O C
O
R2 ++ 3 H2O HC OH + 3 R2 COOH
H 2C O C R3 H 2C OH R3 CHOOH
(Ketaren, 1986)
Indikator PP akan terurai dahulu menjadi tidak berwarna,
kemudian hilangnya proton kedua menjadi ion dengan sistem terkonjugat
menjadi warna merah, sedangkan penambahan proton menghasilkan
kation berwarna merah muda (Ketaren, 1986).
Lalu dilakukan titrasi dengan menambahkan HCl 0,5 M sebanyak
30-31 mL hingga larutan tersebut bening. Jika angka penyabunan besar,
maka asam lemak akan semakin kecil dan kualitas minyak akan semakin
bagus, sebaliknya jika angka penyabunan kecil maka asam lemak besar
dan kualitas menurun (Nurdiani et al., 2021). Diperoleh hasil angka
penyabunan yang sama, maka kualitas minyak tersebut juga sama.
VI. PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
VI.1.1 Pada analisis kualitatif lipid dilakukan uji peroksida, uji fosfat dan uji
kolesterol. Diperoleh hasil positif uji peroksida pada semua sampel kecuali
minyak baru tidak terbentuk lapisan ungu. Pada uji fosfat diperoleh hasil
negatif pada minyak jelantah dengan tidak terbentuk warna keruh.
Sedangkan pada uji kolesterol diperoleh semua sampel hasilnya negatif
dikarenakan reagen yang digunakan tidak sesuai.
VI.1.2 Pada analisis kuantitatif dilakukan uji penentuan angka iod dan angka
penyabunan. Diperoleh angka iod pada minyak kelapa sebanyak 6,0912
sedangkan pada minyak jelantah sebanyak 8,6292. Serta diperoleh hasil
angka penyabunan yang sama yaitu 28, hasil yang sama ini menandakan
kualitas minyak sama.
VI.2 Saran
Sebaiknya dapat dilakukan analisis bahan pengganti lain yang lebih
tepat dengan sifat yang serupa untuk menggantikan asam asetat anhidrida
agar hasil ujinya tetap sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Adu, J. K., Amengor, C. D. K., Kabiri, N., Orman, E., Patamia, S. A. G., &
Okrah, B. K. (2019). Validation of a Simple and Robust Liebermann-
Burchard Colorimetric Method for the Assay of Cholesterol in Selected Milk
Products in Ghana. International Journal of Food Science, 2019.
https://doi.org/10.1155/2019/9045938
Azman, A. N., Sumarto, & Edison. (2018). Ekstraksi dan Karakteristik Minyak
Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris) dengan Bahan Pelarut yang
Berbeda. Berkala Perikanan Terubuk, 46(1), 19–27.
Barbosa, J. (2004). Indicators - Acid-Base. In Encyclopedia of Analytical Science:
Second Edition (pp. 360–371). Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/B0-12-
369397-7/00270-3
Bhagavan, N. V., & Ha, C.-E. (2011). Lipids II: Phospholipids,
Glycosphingolipids, and Cholesterol. Essentials of Medical Biochemistry,
209–223. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-095461-2.00017-5
Cheremisinoff, N. P., & Rosenfeld, P. (2009). Handbook of Pollution Prevention
and Cleaner Production Vol. 2: Best Practices in the Wood and Paper
Industries - 1st Edition.
Coalson, J. J., & Collins, J. F. (1985). Nitric acid-induced injury in the hamster
lung. British Journal of Experimental Pathology, 66(2), 205–215.
Cornejo-Ramírez, Y. I., Martínez-Cruz, O., Del Toro-Sánchez, C. L., Wong-
Corral, F. J., Borboa-Flores, J., & Cinco-Moroyoqui, F. J. (2018). The
structural characteristics of starches and their functional properties. CYTA -
Journal of Food, 16(1), 1003–1017.
https://doi.org/10.1080/19476337.2018.1518343
Desitasari, D. (2017). PENGARUH VARIASI LAMA WAKTU PERENDAMAN
SERBUK DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) TERHADAP
PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA PADA MINYAK JELANTAH.
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Fessenden. (1992). Organic Chemistry. Willard Grant Press.
Fitriyaningtyas, S. I., & Widyaningsih, T. D. (2015). PENGARUH
PENGGUNAAN LESITIN DAN CMC TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA,
DAN ORGANOLEPTIK MARGARIN SARI APEL MANALAGI (Malus
sylfertris Mill) TERSUPLEMENTASI MINYAK KACANG TANAH [IN
PRESS JANUARI 2015]. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 3(1), 226–236.
Goldman-Cecil. (2021). Goldman-Cecil. Tratado de medicina interna. Revista
Brasileira de Medicina, 26 Edición(SPEC. ISS.), 988–991.
Gopinath, S. C. B., Anbu, P., Lakshmipriya, T., & Hilda, A. (2013). Strategies to
characterize fungal lipases for applications in medicine and dairy industry.
BioMed Research International, 2013. https://doi.org/10.1155/2013/154549
Gordon, M. H. (2004). Factors affecting lipid oxidation. Understanding and
Measuring the Shelf-Life of Food, 128–141.
https://doi.org/10.1533/9781855739024.1.128
Hamada, D. N. M. M. (2018). Synthesis, Spectroscopic Characterization, and
Time‐Dependent DFT Calculations of 1‐Methyl‐5‐phenyl‐5H‐pyrido[1,2‐
a]quinazoline‐3,6‐dione and Its Starting Precursor in Different Solvents.
ChemistryOpen, 7(10), 814. https://doi.org/10.1002/OPEN.201800146
Haqq, A. A. (2019). Pemanfaatan limbah minyak jelantah penghasil sabun sebagai
stimulus untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1).
Haryadi, W. (1990). Dasar-Dasar Kimia Analitik. Erlangga.
Information, N. C. for B. (2021). Potassium iodide | KI - PubChem.
Ketaren. (2005). Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press.
Ketaren, S. (1986). Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. UI press,
Jakarta.
Li, L. H., Dutkiewicz, E. P., Huang, Y. C., Zhou, H. B., & Hsu, C. C. (2019).
Analytical methods for cholesterol quantification. Journal of Food and Drug
Analysis, 27(2), 375–386. https://doi.org/10.1016/J.JFDA.2018.09.001
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2014). Biokimia harper 29 ed.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
National Center for Biotechnology Information. (2021). ). PubChem Compound
Summary for CID 6212, Chloroform.
Nurdiani, I., Suwardiyono, S., & Kurniasari, L. (2021). Pengaruh Ukuran Partikel
Dan Waktu Perendaman Ampas Tebu Pada Peningkatan Kualitas Minyak
Jelantah. Jurnal Inovasi Teknik Kimia, 6(1).
https://doi.org/10.31942/inteka.v6i1.4451
Pérez-Mañá, C., Farré, M., Pujadas, M., Mustata, C., Menoyo, E., Pastor, A.,
Langohr, K., & De La Torre, R. (2015). Ethanol induces hydroxytyrosol
formation in humans. Pharmacological Research, 95–96, 27–33.
https://doi.org/10.1016/j.phrs.2015.02.008
Qazi, A. H., & Vincent, W. J. (1979). Sampling and analysis of acetic anhydride
in air. American Industrial Hygiene Association Journal, 40(9), 803–808.
https://doi.org/10.1080/15298667991430325
Sofro, H. M. A. U., & Anurogo, D. (2013). 5 menit memahami 55 problematika
kesehatan. D-Medika.
Speight, J. G. (2017). Industrial Organic Chemistry. In Environmental Organic
Chemistry for Engineers. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-804492-
6.00003-4
Wagner, K. (2009). Like Dissolves Like.
Zhang, Q. W., Lin, L. G., & Ye, W. C. (2018). Techniques for extraction and
isolation of natural products: A comprehensive review. In Chinese Medicine
(United Kingdom) (Vol. 13, Issue 1, p. 20). BioMed Central Ltd.
https://doi.org/10.1186/s13020-018-0177-x
Zumdahl, S. S. (2020). water | Definition, Chemical Formula, Structure, & Facts
| Britannica.
LAMPIRAN
1. Perhitungan Uji Iod
Diketahui : Titrasi minyak kelapa = 5,5 mL larutan Na2S2O3
Titrasi minyak jelantah = 4,5 mL larutan Na2S2O3
Titrasi blanko = 7,5 mL larutan Na2S2O3
Ditanya : angka iod minyak kelapa dan minyak jelantah
Jawab :
Angka iod minyak kelapa
(b−a)×0,1 ×0,1269
Angkaiod = × 10 0
0,5
(7,9 mL−5,5 mL ) × 0,1× 0,1269
¿ ×10 0
0,5
2,4 ×0,1 ×0,1269
¿ ×100
0,5
¿ 6,091 2
Uji Peroksida
Uji Fosfat
Uji Kolestrol
UJI KUANTITATIF
Uji Saponifikasi
(minyak jelantah)