Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

MODUL II
LIPID

DISUSUN OLEH:

NAMA : SERLI ZARIA AYU PRATIWI


NIM : G40122049
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : DEVITA SARI

LABORATORIUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKUL


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

NOVEMBER, 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti
ester, kloroform, aseton, benzena dan karbon tetraklorida. Sifat kelarutan ini
membedakan lipid dari tiga golongan utama lain dari produk alam lainnya,
yaitu karbohidrat, protein, dan asam nukleat, yang pada umumnya tidak larut
dalam pelarut organik. Lipid merupakan golongan senyawa organik kedua
yang menjadi sumber makanan dan kira-kira 40% dari yang kita makan setiap
hari. Lipid dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non-polar yang
mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga
mengandung nitrogen dan fosfor. Apabila lipid dihidrolisis akan menghasilkan
asam lemak (Sloane, 2003).

Lemak (lipid) adalah substansi yang esensial bagi kehidupan manusia. Secara
kimiawi, lipid adalah senyawa yang menghasilkan asam lemak yang bersifat
tidak larut pada lingkungan air, maka transpor lipid dalam plasma terjadi
melalui suatu bentuk kompleks makromolekul yang disebut lipoprotein.
Terdapat 3 kelas lipoprotein utama yaitu chylomicrons (CM), low-density
lipoprotein (LDL), dan high-density lipoprotein (HDL). CM bersifat esensial
dalam transpor lipid eksogen. CM terdiri dari trigliserida (TG), sedangkan
komponen lainnya adalah kolesterol, fosfolipid, dan apolipoprotein spesifik
(Aria, 2002).

Lipid adalah unsur makanan yang penting tidak hanya karena nilai energinya
yang tinggi tetapi juga karena vitamin yang larut dalam bentuk lemak
essensial yang dikandung dalam lemak makanan alam. Dalam tubuh, lemak
berfungsi sebagai sumber energi efisien secara langsung dan secara potensial,
bila disimpan dalam jaringan adiposa lipid mempunyai sifat fisik yang lebih
penting dibanding sifat kimiawi karena mempengaruhi proses pemanfaatan
lemak dalam tubuh Sifat fisik lipid tubuh tergantung pada panjang runtai
karbon dan derajat ketidakjenuhan asam lemak pembentuknya. Jadi titik lebur
asam lemak yang mempunyai jumlah karbon genap bertambah dengan
panjang rantai dan berkurang sesuai dengan ketidakjenuhannya (Berg dan
Van, 1991).

Berdasarkan uraian di atas, yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum


lipid yaitu kurangnya pengetahuan mengenai identifikasi keberadaan lipid di
dalam sampel dan uji kelarutan lipid dalam berbagai pelarut.

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini dilakukan agar praktikan dapat mengetahui bagaimana cara


mengidentifikasi keberadaan lipid di dalam sampel dan menguji kelarutan
lipid tersebut menggunakan berbagai pelarut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Lipid (dari bahasa Yunani lipos, lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau
hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. Lipid tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut non-polar seperti kloroform, eter, dan benzena. Penyusun
utama lipid adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang
bisa beragam jenisnya (Gordon, 1990).

Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu
trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom karbon. Jadi setiap kabon
mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga
molekul asam lemak dalam bentuk ester yang disebut monogliserida atau
trigliserida. Pada lemak, satu molekul gliserol dapat mengikat tiga molekul asam
lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida. R1–COOH, R2–COOH,
dan R3–COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Asam lemak
yang terdapat dialam ialah asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat (Dierks et al,
1985).

Lipid memiliki berbagai fungsi di dalam tubuh, diantaranya adalah menghasilkan


energi yang dibutuhkan, menghasilkan asam lemak esensial, pelumas di antara
persendian, membantu pengeluaran sisa makanan, dan memberi kepuasan cita
rasa. Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, tetapi terdiri dari heberapa
golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid
dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid.
Lemak secara kimia diartikan sebagai ester dari asam lemak dan gliserol (Gabel,
1999).

Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, benzena dan hidrokarbon
lainnya yang polaritasnya sama. Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau
triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan
senyawa ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang (Sloane, 2003).

Senyawa non-polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan
antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur
yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama atau hampir sama.
Ciri-ciri senyawa non-polar yaitu tidak dapat larut dalam air, tidak memiliki kutub
(+) dan kutub (-) akibat meratanya distribusi elektron, dan tidak memiliki
pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau
keelektronegatifannya sama. Contohnya Cl2, PCl5, H2 dan N2 (Gordon, 1990).

Senyawa polar adalah Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut
mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Ciri-ciri senyawa polar yaitu
dapat larut dalam air dan pelarut lain, memiliki kutub positif (+) dan kutub negatif
(-), akibat tidak meratanya distribusi elektron, memiliki pasangan elektron bebas
(bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan
Contoh: alkohol, HCI, PC13, H2O, N2O5 Ariana, (2002).

Emulsi merupakan salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampur
atau tidak homogen. Contoh dari emulsi ialah air dan minyak. Zat yang biasanya
menstabilkan emulsi berupa protein. Emulsi dapat di artikan sebagai dispresi atau
suspense mentabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling melarutkan.
Emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat emulsi, dalam hal ini
emulgatornya adalah protein (Salirawati dkk, 2007).

Terdapat berbagai macam uji kelarutan yang berkaitan dengan lipid yang meliputi
analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah uji
kelarutan lipid, uji acrolein, uji kejenuhan pada lipid, uji ketengikan, uji salkowski
untuk kolestrol, uji lieberman buchard, uji penyabunan dan uji bilangan iod
(Kusnandar, 2010).

Uji kelarutan lipid, uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh
sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka
hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat
nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar (Page
dan David, 1985).

Grease spot test merupakan uji yang dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya
gliserol pada suatu larutan. Pada uji ini, eter di gunakan dan dibiarkan menguap
untuk melihat hasil sampel setelah hidrolisis. Tes ini dilakukan menggunakan
kertas transparan. Bila kertas terlihat transparan, maka sampel tersebut
mengandung gliserol. Gliserin dan asam lemak merupakan komponen utama
penyusun lemak dan minyak (Herlina, 2002).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 01 November 2023 pada pukul
07.30 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Biologi Sel dan
Molekul Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, rak

tabung, gunting, kertas minyak, pipet tetes, dan gelas ukur.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah minyak kelapa,


minyak zaitun, mentega, santan, larutan 1% Na2CO3 (Na-karbonat),
akuades, kloroform, alkohol 96%, eter, larutan empedu ayam, kertas
minyak, handscoon dan tisu.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Uji Kelarutan

Pada percobaan uji kelarutan, pertama-tama disiapkan 6 tabung reaksi,


diberi label masing-masing tabung kemudian masing-masing tabung
diisi dengan 2 ml larutan kloroform, alkohol 96%, akuades, eter, larutan
empedu ayam, dan larutan 1% Na2CO3 (Na-karbonat). Diberi label
masing-masing tabung, pada tabung 1 diisi 1 ml kloroform + 2 ml
minyak, tabung 2 diisi 2 ml alkohol 96% + 2 ml minyak, tabung 3 diisi 2
ml aquades + 2 ml minyak, tabung 4 diisi 2 ml eter + 2 ml minyak,
tabung 5 diisi 2 ml empedu + 2 ml minyak, dan tabung 6 diisi 2 ml
Na2CO3 + 2 ml minyak. Kemudian ditutup mulut tabung dengan ibu jari
lalu dikocok secara perlahan. Didiamkan selama 5 menit lalu diamati
kelarutan lemak pada setiap tabung dan dicatat pada pelarut mana
minyak larut dengan sempurna. Diulangi hal yang sama pada sampel
pelarut lainnya dan terakhir didokumentasikan hasil pengamatan yang
telah dilakukan.

3.3.2 Grease Spot Test

Pada percobaan grease spot test, pertama-tama disiapkan 4 kertas


minyak yang, kemudian pada keempat kertas minyak tersebut dioleskan
maisng-masing santan, minyak kelapa, minyak zaitun, dan mentega di
bagian tengah dengan pola melingkar. Tepian kertas minyak diusahakan
untuk lebih luas agar dapat diamati bagian zona beningnya. Kemudian
keempat kertas minyak didiamkan selama 5 menit lalu diamati hasil
yang didapatkan, apakah terlihat zona bening ataupun noda transparan
pada kertas minyak atau tidak. Hasil yang didapatkan kemudian dicatat
dan didokumentasikan.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Uji Kelarutan Lipid

Hasil pengamatan pada praktikum ini :

No Gambar Campuran Keterangan

1 ml kloroform Kloroform terlihat


1. + 2 ml minyak hampir menyatu
dengan minyak

2 ml alkohol Alkohol terlihat


2. 96% + 2 ml tidak menyatu
minyak dengan minyak
2 ml aquades + Aquades terlihat
3. 2 ml minyak tidak menyatu
dengan minyak

2 ml eter + 2 ml Eter terlihat tidak


4. minyak menyatu dengan
minyak

2 ml empedu + Empedu terlihat


5. 2 ml minyak tidak menyatu
dengan minyak

2 ml Na2C03 + Larutan 1% Na-


2 ml minyak karbonat terlihat
6.
tidak menyatu
dengan minyak

4.1.2 Grease Spot Test


Hasil pengamatan pada praktikum ini :

No Gambar Keterangan

Hasil dari Greas spot test


pada santan tidak
menembus kertas karena
santan yang di oleskan
1.
tidak terlalu banyak atau
lemak yang terdapat pada
santan tidak sebanyak
Santan mentega

Hasil dari Grease spot


test pada minyak kelapa
mengandung lemak.
Ditandai dengan adanya
2.
noda transparan pada
kertas

Minyak kelapa

Hasil dari Grease spot


test pada minyak zaitun
mengandung lemak.
Ditandai dengan adanya
3.
noda transparan pada
kertas

Minyak zaitun
Hasil dari Grease spot
test pada mentega
mengandung lemak.
Ditandai dengan adanya
4.
noda transparan pada
kertas

Mentega

4.2 Pembahasan

Lipid merupakan golongan senyawa organik kedua yang menjadi sumber


makanan dan kira-kira 40% dari yang manusia makan setiap hari. Suatu lipid
didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu
hidrokarbon atau dietil-eter (Fessenden and Fessenden, 1997).

Berdasarkan uji kelarutan, pada tabung 1 yang berisi kloroform 1 ml + 2 ml


minyak terlihat tidak tercampur karena kloroform merupakan pelarut non-
polar, tabung 2 yang berisi 2 ml alkohol 96% + 2 ml minyak kelapa terlihat
tidak tercampur karena alkohol merupakan pelarut non-polar, tabung 3 yang
berisi 2 ml akuades + 2 ml minyak kelapa terlihat tidak tercampur karena
aquades merupakan pelarut non-polar, tabung 4 yang berisi 2 ml eter + 2 ml
minyak kelapa tidak terlihat tercampur karena eter merupakan pelarut non-
polar, tabung 5 yang berisi 2 ml larutan empedu encer + 2 ml minyak kelapa
tidak terlihat tercampur karena larutan empedu encer merupakan pelarut non-
polar, dan tabung 6 yang berisi larutan 2 ml 1% Na2CO3 + 2 ml minyak tidak
terlihat tercampur karena Na2CO3 merupakan pelarut non-polar. Hal ini tidak
sesuai dengan apa yang dikatakan Kateren (1986), menyatakan minyak
memiliki sifat umum larut dalam pelarut organik seperti eter, benzena,
aseton, kloroform, dan sedikit larut dalam alkohol.
Berdasarkan uji grease spot test, dapat dilihat pada minyak kelapa, mentega
dan minyak zaitun menunjukkan hasil positif yang mengandung lipid, di
mana kedua jenis minyak ini dan mentega bersifat non-polar atau
mengandung lemak yang ditandai adanya zona transparan pada kertas mnyak.
Sedangkan pada pengamatan santan yang telah diamati bersifat negatif tidak
mengandung lipid, hal ini tidak sesuai dengan pernyataan (Herlina dan
Ginting, 2002) bahwa mentega dan santan tergolong mengandung lemak. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut yaitu, pertama saat
mengusap mentega dan santan terlalu banyak di kertas minyak, kedua waktu
dalam pengamatan terlalu cepat.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi


sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam
pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Uji
kelarutan yang telah diamati larutan kloroform, alkohol, akuades, eter,
empedu encer, dan Na2CO3. Pada larutan-larutan yang telah diamati tidak
terlihat tercampur.

Pada uji Grease spot test yang telah diamati pada minyak kelapa, mentega
dan minyak zaitun menunjukkan hasil positif yang mengandung lipid, di
mana kedua jenis minyak ini dan mentega bersifat non-polar atau
mengandung lemak, yang ditandai adanya zona transparan pada kertas
mnyak. Sedangkan pada pengamatan santan yang telah diamati bersifat
negatif tidak mengandung lipid karena tidak ada zona transparan.

5.2 Saran

Dalam praktikum ini perlu keefektifan dan kerja sama agar praktikum
selanjutnya dapat lebih baik lagi. Serta dalam melakukan praktikum ini
juga perlu ketelitian agar dapat di mengerti secara konsisten.
DAFTAR PUSTAKA

Aria, K. (2002). Biokimia Edisi Keenam. New York: WH Freeman.

Ariana. (2002). Teknik Pemisahan Dalam Analisis Polar dan Nonpolar. Bogor:
IPB press.

Berg, E., dan van, den. (1991). Miskonsepsi fisika dan remidiasi. Salatiga:
Universitas Satya Wacana.

Dierks, W, Weninger, J., Herron, J. D. (1985). Mathematics in the chemistry


classroom: Part 1. The special nature of quantity equations. Journal of
Chemical Education, 62(10), 839-841.

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. (1997). Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta:
Erlangga.

Gabel, D. (1999). Improving teaching and learning through chemistry education


research: A look to the future. Journal of Chemical Education, 76(4), 548-
554.

Gordon, G. (1990). Pengaruh Kadar Asam Lemak Bebas. Bandung (ID): ITB
Press.

Herlina. dan Ginting, A. (2002). Kimia Pangan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Ketaren, S. (2008). Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Jakarta:


Universitas Indonesia (UI-Press).

Kusnandar, F. (2010). Kimia Pangan Komponen Mikro. Jakarta: Dian Rakyat.

Page dan David, S. (1985). Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga.

Salirawati., Herron., Sutiman., Suparno., Utomo. (2007). Belajar Kimia Menarik.


Jakarta: Grasindo

Sloane, E. (2003). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.


LEMBARA ASISTENSI

NAMA : SERLI ZARIA AYU PRATIWI


NIM : G 401 22 049
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : DEVITA SARI

No Hari / Tanggal Koreksi Paraf


.

1. Jum,at 03-11-2023 Revisi

2.

3.

4.

5.

Anda mungkin juga menyukai