MODUL II
LIPID
DISUSUN OLEH:
NOVEMBER, 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti
ester, kloroform, aseton, benzena dan karbon tetraklorida. Sifat kelarutan ini
membedakan lipid dari tiga golongan utama lain dari produk alam lainnya,
yaitu karbohidrat, protein, dan asam nukleat, yang pada umumnya tidak larut
dalam pelarut organik. Lipid merupakan golongan senyawa organik kedua
yang menjadi sumber makanan dan kira-kira 40% dari yang kita makan setiap
hari. Lipid dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non-polar yang
mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga
mengandung nitrogen dan fosfor. Apabila lipid dihidrolisis akan menghasilkan
asam lemak (Sloane, 2003).
Lemak (lipid) adalah substansi yang esensial bagi kehidupan manusia. Secara
kimiawi, lipid adalah senyawa yang menghasilkan asam lemak yang bersifat
tidak larut pada lingkungan air, maka transpor lipid dalam plasma terjadi
melalui suatu bentuk kompleks makromolekul yang disebut lipoprotein.
Terdapat 3 kelas lipoprotein utama yaitu chylomicrons (CM), low-density
lipoprotein (LDL), dan high-density lipoprotein (HDL). CM bersifat esensial
dalam transpor lipid eksogen. CM terdiri dari trigliserida (TG), sedangkan
komponen lainnya adalah kolesterol, fosfolipid, dan apolipoprotein spesifik
(Aria, 2002).
Lipid adalah unsur makanan yang penting tidak hanya karena nilai energinya
yang tinggi tetapi juga karena vitamin yang larut dalam bentuk lemak
essensial yang dikandung dalam lemak makanan alam. Dalam tubuh, lemak
berfungsi sebagai sumber energi efisien secara langsung dan secara potensial,
bila disimpan dalam jaringan adiposa lipid mempunyai sifat fisik yang lebih
penting dibanding sifat kimiawi karena mempengaruhi proses pemanfaatan
lemak dalam tubuh Sifat fisik lipid tubuh tergantung pada panjang runtai
karbon dan derajat ketidakjenuhan asam lemak pembentuknya. Jadi titik lebur
asam lemak yang mempunyai jumlah karbon genap bertambah dengan
panjang rantai dan berkurang sesuai dengan ketidakjenuhannya (Berg dan
Van, 1991).
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid (dari bahasa Yunani lipos, lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau
hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. Lipid tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut non-polar seperti kloroform, eter, dan benzena. Penyusun
utama lipid adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang
bisa beragam jenisnya (Gordon, 1990).
Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu
trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom karbon. Jadi setiap kabon
mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga
molekul asam lemak dalam bentuk ester yang disebut monogliserida atau
trigliserida. Pada lemak, satu molekul gliserol dapat mengikat tiga molekul asam
lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida. R1–COOH, R2–COOH,
dan R3–COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Asam lemak
yang terdapat dialam ialah asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat (Dierks et al,
1985).
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, benzena dan hidrokarbon
lainnya yang polaritasnya sama. Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau
triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan
senyawa ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang (Sloane, 2003).
Senyawa non-polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan
antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur
yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama atau hampir sama.
Ciri-ciri senyawa non-polar yaitu tidak dapat larut dalam air, tidak memiliki kutub
(+) dan kutub (-) akibat meratanya distribusi elektron, dan tidak memiliki
pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau
keelektronegatifannya sama. Contohnya Cl2, PCl5, H2 dan N2 (Gordon, 1990).
Senyawa polar adalah Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut
mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Ciri-ciri senyawa polar yaitu
dapat larut dalam air dan pelarut lain, memiliki kutub positif (+) dan kutub negatif
(-), akibat tidak meratanya distribusi elektron, memiliki pasangan elektron bebas
(bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan
Contoh: alkohol, HCI, PC13, H2O, N2O5 Ariana, (2002).
Emulsi merupakan salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampur
atau tidak homogen. Contoh dari emulsi ialah air dan minyak. Zat yang biasanya
menstabilkan emulsi berupa protein. Emulsi dapat di artikan sebagai dispresi atau
suspense mentabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling melarutkan.
Emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat emulsi, dalam hal ini
emulgatornya adalah protein (Salirawati dkk, 2007).
Terdapat berbagai macam uji kelarutan yang berkaitan dengan lipid yang meliputi
analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah uji
kelarutan lipid, uji acrolein, uji kejenuhan pada lipid, uji ketengikan, uji salkowski
untuk kolestrol, uji lieberman buchard, uji penyabunan dan uji bilangan iod
(Kusnandar, 2010).
Uji kelarutan lipid, uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh
sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka
hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat
nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar (Page
dan David, 1985).
Grease spot test merupakan uji yang dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya
gliserol pada suatu larutan. Pada uji ini, eter di gunakan dan dibiarkan menguap
untuk melihat hasil sampel setelah hidrolisis. Tes ini dilakukan menggunakan
kertas transparan. Bila kertas terlihat transparan, maka sampel tersebut
mengandung gliserol. Gliserin dan asam lemak merupakan komponen utama
penyusun lemak dan minyak (Herlina, 2002).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 01 November 2023 pada pukul
07.30 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Biologi Sel dan
Molekul Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako.
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, rak
3.2.2 Bahan
No Gambar Keterangan
Minyak kelapa
Minyak zaitun
Hasil dari Grease spot
test pada mentega
mengandung lemak.
Ditandai dengan adanya
4.
noda transparan pada
kertas
Mentega
4.2 Pembahasan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada uji Grease spot test yang telah diamati pada minyak kelapa, mentega
dan minyak zaitun menunjukkan hasil positif yang mengandung lipid, di
mana kedua jenis minyak ini dan mentega bersifat non-polar atau
mengandung lemak, yang ditandai adanya zona transparan pada kertas
mnyak. Sedangkan pada pengamatan santan yang telah diamati bersifat
negatif tidak mengandung lipid karena tidak ada zona transparan.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini perlu keefektifan dan kerja sama agar praktikum
selanjutnya dapat lebih baik lagi. Serta dalam melakukan praktikum ini
juga perlu ketelitian agar dapat di mengerti secara konsisten.
DAFTAR PUSTAKA
Ariana. (2002). Teknik Pemisahan Dalam Analisis Polar dan Nonpolar. Bogor:
IPB press.
Berg, E., dan van, den. (1991). Miskonsepsi fisika dan remidiasi. Salatiga:
Universitas Satya Wacana.
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. (1997). Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta:
Erlangga.
Gordon, G. (1990). Pengaruh Kadar Asam Lemak Bebas. Bandung (ID): ITB
Press.
Herlina. dan Ginting, A. (2002). Kimia Pangan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
2.
3.
4.
5.