disusun oleh:
Eka Fuji Astuti (1700532)
Nama Anggota Kelompok :
Dyah Ayu Hanifa ( 1700829)
Hera Herlina (1700697)
Kelompok : 2
(Trilaksani, 2003)
Analisi Kuantitafif
1. Bilangan Penyabunan
Jumlah milligram basa yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak disebut
bilangan penyabunan. Besar kecilnya bilangan penyabunan ini bergantung pada panjang
atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa besarnya
bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut.
(Poedjiadi, dan Supriyanti, 2009)
Penentuan bilangan penyabunan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Lakukan penyiapan sampel dari sampel lipid mudah dengan cara yang sama pada
langkah pengujian kualitatif. Gunakan sampel fraksi 1 untuk analisis angka
penyabunan. 2. Pembuatan KOH alkoholis 0.5 N Ditimbang 6 gram tablet KOH
murni, dilarutkan dengan etanol 95% sampai volume 250 ml. Larutan itu dibiarkan
semalam dalam botol tertutup. Kemudian disaring dan distandarisasi dengan HCl 0.5
N menggunakan indikator phenolftalein.
2) Standarisasi KOH alkoholis 0.5 N. Diambil 10 ml KOH alkoholis 0.5 N yang telah
dibuat menggunakan pipet ukur, masukkan ke dalam erlenmeyer. Titrasi
menggunakan HCl 0.5 N menggunakan indikator pp. Titrasi dilakukan dua kali
(duplo).
3) Titrasi sampel. Timbang 1.0 gr minyak/lemak, lalu masukkan dalam labu alas bulat
volume 100 ml. Tambahkan 25 ml larutan KOH alkoholis 0.5 N yang sudah
distandarisasi. Kemudian direfluk dengan pemanas sampai larutan menjadi jernih (+
30-60 menit). Setelah refluk selesai, dinginkan dan lakukan titrasi seluruh sampel,
dengan HCl 0.5N menggunakan indikator phenolftalein.
4) Titrasi blanko. Lakukan langkah 4 untuk titrasi blanko dengan mengganti sampel
dengan air seberat massa sampel.
5) Penentuan angka penyabunan. Pada penentuan angka penyabunan dengan metode
titrimetri. Anda akan mentitrasi kelebihan KOH yang tidak digunakan untuk
menyabunkan sampel lemak.
6) Angka penyabunan untuk massa sampel yang dianalisis, ditentukan dengan
menggunakan definisi bilangan penyabunan. Bilangan penyabunan menyatakan
jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang
dihasilkan dari hidrolisis sempurna 1 gram lemak / minyak. Karena di dalam 1 ml
KOH 0.5 N terdapat 28.05 mg KOH, maka bilangan penyabunan dihitung dengan
mengalikan nilai titer dengan 28.05. Perhatikan faktor pengenceran dan jumlah
molekul asam lemak yang terdapat dalam sampel anda pada saat menghitung bilangan
penyabunan.
(Tim Praktikum Biokimia. 2021)
Sampel Kulit Ayam
Kulit unggas berfungsi melindungi permukaan tubuh secara mekanik terdapat
kemungkinan memasukan zat-zatnya, mengatur temperatur tubuh, sebagai kelenjar sekresi yaitu
keluarnya keringat, tempat berlangsungnya respirasi. Kulit mempunyai kelenjar minyak yang
terdapat pada pangkal ekor.
(Koswara, 2009).
Struktur dan komposisi kimia kulit unggas secara histologis, kulit hewan pada umumnya
dapat dibagi menjadi tiga yaitu lapisan epidermis, dermis (korium) dan hipodermis (subkutis).
Lapisan epidermis adalah lapisan luar kulit yang tersusun dari lapisan epitel. Sel-sel epitel ini
tidak hanya tumbuh menjadi epidermis, tetapi juga merupakan protein yang disebut keratin.
Lapisan dermis terdiri dari jaringan serat kolagen yang dibangun oleh tenunan pengikat. Lapisan
hipodermis berfungsi pokok sebagai batas antara tenunan kulit dan tenunan daging. Lapisan kulit
unggas umumnya bersifat longgar, terdapat banyak tenunan lemak dan pembuluh-pembuluh
darah.
(Judoamidjoyo, 1981)
Lemak pada ayam menyebar dibawah kulit, hanya sedikit yang terdapat dibawah daging.
(Wahyu 1997).
Pembentukan lemak kulit terjadi adanya kandungan energi yang digunakan dalam tubuh
berasal dari karbohidrat dan cadangan lemak.
(Meliandasari, 2013)
Kandungan Lipid dalam Kulit ayam
Kandungan lemak kulit pada berbagai jenis ayam konsumsi berpengaruh nyata dengan
hasil persentase terendah pada P3 (Ayam kampung) dengan rerata 7,67% dan hasil persentase
tertinggi pada P1 (Ayam broiler) dengan rerata 10,60%.
Sabun yang sudah terbentuk kemudian digaramkan melalui proses salting- out . Proses
salting-out dilakukan dengan menambahkan larutan jenuh NaCl pada larutan sabun agar
membentuk endapan putih yang merupakan endapan asam lemak. Asam lemak yang
terbentuk kemudian dipisahkan dari sabun untuk mengkonfirmasi keberadaan asam lemak
pada sampel. Endapan putih yang diperoleh kemudian dilarutkan dalam air panas dan
direaksikan dengan asam sulfat (berfungsi sebagai penentral NaOH). Jika larutan yan
didapatkan jernih dan tidak ada endapan tersisa maka sampel endapan sudah netral. Jika
sudah netral maka ketika dipanaskan akan membentuk 2 lapisan yang terpisah. Lapisan atas
merupakan minyak atau asam lemak dan lapisan bawah merupakan air. untuk menjenukan
asam lemak dan memisahkan air sebagai pelarut maka dilakukan pemanasan. Jika terbentuk
lapisan asam lemak data didinginkan maka sampel positif mengandung asam lemak.
pada fraksi kedua diduga mengandung koresterol untuk mengkonfirmasi hal tersebut
maka dilakukan uji koresterol melalui penyabunan lemak. Filtrat yang tidak tersabunkan akan
dipanaskan dan diuapkan untuk mengurangi pelarutnya. Ketika sudah jenuh, tahap
selanjutnya adalag direaksikandengan alkohol dan akan membentuk larutan koresterol.
Pengkisatan dilakukan untuk memperoleh Kristal koresterol. Selain itu juga bertujuan untuk
menjenuhkan koresterol dalam pelarut. Jika larutan telah jenuh dan ditambahkan aquades
sebagai pengurang kelarutan akan merbentuk endapan kuning yang merupakan endapan
koresterol. Selain itu dengan panambahan aquades kelarutan kresterol dalam alcohol akan
berkurang kkarena larutnya lakohol dalam air, akibatnya kelarutan koresterol terganggu dan
berkurang sehingga terebentuk endapan.
Untuk memastikan endapan tersebut adalah endapan koresterol maka dilakuka uji
morfologi Kristal. Setelah melalui pengeringan dan dilihat bentuk kristalnya melalui
mikroskop didapatkan Kristal berbentuk batang yang sesuai dengan teoriris morfologi Kristal
koresterol.
UJI KUANTITATIF LIPID
Kadar lemak dari sampel kulit ayam dapat diketahui melalui perhitungan bilangan
penyabunan. Jumlah milligram basa yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak
disebut bilangan penyabunan. Besar kecilnya bilangan penyabunan ini bergantung pada
panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa besarnya
bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Metode penyabunan
yang dilakukan menggunaan KOH dalam etanol dengan di refluks untuk menyempurnakan
reaksi yang terjadi ditandai dengan hasil pada labu sudah homogeny.
Jumlah KOH yang ditambahkan harus dalam keadaan berlebih agar lemak yang
terkandung dalam sampel habis bereaksi membentuk dabun dan bersisa KOH saja. Sisa KOH
yang tidak bereaksi dan habis bereaksi dapat ditentukan jumlahnya melalui titrasi dengan HCl
yang terstandarisasi, dengan indicator PP sebagai tanda titik akhir titrasi. Dari titik ekivalen
dapat diketahui banyaknya KOH yang tidak bereaksi. Untuk mengetahui berapa yang
bereaksi maka dilakukan titrasi pada blanko KOH. Dari selisih antara KOH blanko dan KOH
yang tidak bereaksi, dapat diketahui berapa banyak KOH yang digunakan untuk bereaksi.
Jumlah KOH yang menyabunkan asam lemak ekivalen dengan jumlah asam lemak yang
terdapat pada sampel. Dan berdasarkan perhitungan dari sumber didapatkan bilangan
penyabunan asam lemak sebesar 156,7807 dan bilangan penyabunan lemak sebesar 470,3421.
BPL 3 kali dari BPAL, hal tersebut dikarenakan hidrolisis lemak menghasilkan asam lemak.
Dalam melaksanakan percobaan ini ada beberapa hal yang perlu diingat : (1) preparasi
sampl harus optimal sehingga pada proses penyabunan fraksi kedua tersabunkan dengan
sepenuhnya; (2) pada proses refluks harus sempurna sehingga larutan yang dihasilkan
homogeny dan tidak mengganggu proses penyabunan lemak dan mempengaruhi BPL.
E. Kesimpulan
Bedasarkan hasil analisis kulaitatif dan kuantitatif lipid dalam kulit ayam didapatkan
kulit ayam yang digunakan positif mengandung lemak, asam lemak dan koresterol dengan BPL
sebesar 470,3421.
F. Daftar Pustaka
Budha, K. (1981). Kelapa dan Hasil Pengolahan. Denpasar : Universitas Undayana
Judoamijoyo, R.M. (1981). Dasar Teknologi dan Kimia Kulit. Departemen Teknologi Hasil
Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rakhmawati, R & Sulistyoningsih, M. (2019). Kandungan lemak kulit pada berbagai jenis
ayam konsummsi. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 6(2), 2019, 97-100.
Sakinah, S.Q. (2011) . Laporan Praktikum Biokimia: Lipid. Makassar: Laboratorium Terpadu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Tim Praktikum Biokimia. (2021). Petunjuk Praktikum Biokimia. Bandung : FPMIPA UPI
Fikri, A,M. dan Siti, R (2019). Laporan Hasil Praktikum Biokimia Analisa Kualitatif dan
Kuantitatif Lipda Pada Kulit Ayam. Bandung : FPMIPA UPI
LAMPIRAN
A. PRALAB
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif
a. Jelaskan pengertian lipid, lemak, dan minyak?
Jawab :
Lipid, suatu kelompok yang terdiri atas lemak dan senyawa organik yang
memiliki sifat seperti lemak.
Lemak, suatu ester asam lemak dengan gliserol atau suatu trigliserida
Minyak, trigliserida yang pada suhu ruang berwujud cair.
b. Tuliskan pelarut yang baik untuk butir 2a tersebut?
Jawab :
Pelarut yang baik diantaranya, n-heksana, n-oktan, dietil eter dan kloroform
c. Tuliskan prinsip analisis penentuan lipid menggunakan angka penyabunan?
Jawab :
Didasari dengan jumlah mol basa yang ditambahkan pada proses
penyabunan akan bergantung pada jumlah mol asam lemak. Mol asam lemak
dipengaruhi oleh panjang rantai karbonnya. Semakin pendek rantai karbon asam
lemak maka bilangan penyabunan semakin besar, prinsip kerjanya menggunakan
prinsip titrasi.
2) Ekstraksi lipid
4) Reaksi Liberman-Burchard
Analisis Kuantitaif
Jawab :
Jawab :
c. Tentukan berapa jumlah volume HCl yang diperlukan untuk titrasi blanko pada
percobaan yang dilakukan!
Jawab :
d. Ramalk
an perbandingan jumlah volume HCl yang diperlukan untuk titrasi sampel jika
dibandingkan dengan volume HCl yang diperlukan untuk blanko!
Jawab :
Perbandingan 0,7 : 1
B. POSTLAB
a. Buat bagan yang menggambarkan kelarutan asam lemak dalam berbagai pelarut
organik.
Jawab :
Pelarut
Sampel Alkohol
Air Kloroform Eter Alkali Asam Encer Dingin Panas
Minyak kelapa - + + - - - -
Asam oleat + + + - - + +
Mentega - + + - - - -
Gliserol + + - + - + +
Stearat - + + - - - +
Margarin - + + - - - -
Lemak Hewan - + + + - - +
Minyak Tengih - + + + - - +
b. Diskusikan hasil analisis penentuan bilangan penyabunan yang saudara peroleh.
Jawab :
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat molekul (BM) pada minyak /
lemak. Prinsip yang digunakan adalah reaksi penyabunan (hidrolisis dengan basa),
sedangkan metode yang digunakan adalah titrasi asam basa. Angka penyabunan
adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak /
usus ayam.
Sampel yang digunakan adalah usus ayam serta aquades sebagai blanko. Masing
– masing lemak ditambahkan dengan pelarut lemak (95% etanol). Etanol
prosentasenya besar bertujuan untuk mempermudah pengikatan KOH. Setelah itu,
larutan ditambahkan dengan KOH alkoholis sehingga timbul basa. Tujuan dari
penambahan KOH alkoholis adalah untuk menyabunkan minyak yaitu
menghidrolisis lemak sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau
sabun. Menurut Ketaren (1986), reaksi yang terjadi :
Proses hidrolisis dengan menggunakan basa kuat seperti KOH inilah yang
disebut dengan proses penyabunan. Setelah itu, dilakukan pemanasan diatas
penangas air, ketika temperatur naik maka partikel-partikel molekul yang terdapat
dalam larutan bergerak dengan cepat sehingga reaksi dalam larutan tersebut juga
cepat. Kemudian larutan didinginkan dan ditambahkan dengan PP yang berfungsi
sebagai indikator agar dapat menentukan titik akhir titrasi sehingga terjadi perubahan
warna menjadi merah muda. PP merupakan asam diprotik dan tidak berwarna.
Indikator ini terurai dahulu menjadi tidak berwarna dan kemudian hilangnya proton
kedua menjadi ion dengan sistem terkonjugat menghasilkan warna merah dan
penambahan proton menghasilkan kation berwarna merah muda. Menurut Ketaren
(1986), mekanisme yang terjadi pada saat perubahan warna indikator pp yaitu:
Untuk titrasi HCl dan KOH diatas maka digunakan indikator pp disebabkan
trayek pH indikator pp adalah sekitar 8,0 – 9,6 dimana trayek pH ini adalah dekat
dengan pH titik ekuivalen titrasi HCl-KOH yaitu pada pH 7. Pemilihan indikator
yang baik adalah
setidak-tidaknya antara -1 pH titik ekuivalen sa9mpai dengan +1 pH titik
ekuivalen. Jika kita pergunakan indikator MO maka titik akhir titrasi akan terjadi
terlebih dahulu sebelum titik ekuivalen tercapai. Hal ini akan membuat perhitungan
analisis jauh dari akurat.
Reaksi antara KOH dengan HCl :
KCl akan terhidrolis menjadi HCl dan ion OH sehingga ion OH ini yang
membuat larutan menjadi basa.
Angka penyabunan pada usus ayam sebesar 0,1256 g. Berat molekul kecil maka
angka penyabunan besar dan sebaliknya bila usus ayam mempunyai berat molekul
yang besar angka penyabunan kecil. Hal ini karena usus ayam yang disusun oleh
asam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul yang
relatif kecil mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila usus ayam
mempunyai berat molekul yang besar, maka angka penyabunan relatif kecil.