Anda di halaman 1dari 2

Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat dimana zat-zat tersebut

tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung
pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Konsentrasi total impuriti
biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi
impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi
akan mengendap (Arsyad, 2001).

Tujuan dilakukan percobaan kali ini adalah untuk mengetahui konsep dasar rekristalisasi
dan mengetahui cara melakukan rekristalisasi

Prinsip dasar proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang dimurnikan
dengan zat pengotornya. Pelarut yang digunakan tidak semua pelarut, hanya pelarut sesuai
yang digunakan. Syarat pelarut yang digunakan adalah pelarutnya tidak bereaksi dengan
zat yang dilarutkan, pelarut hanya dapat melarutkan yang akan dimurnikan dan tidak
melarutkan zat pencemarnya. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik leleh zat yang
dimurnikan agar zat tersebut tidak terurai (Kotz, 2009).

Langkah- langkah rekristalisasi sebagai berikut:


1. Melarutkan zat pada pelarut
2. Melakukan filtrasi graviti
3. Mengambil kristal zat terlarut
4. Mengumpulkan kristal dengan filtrasi vakum
5. Mengeringkan kristal (Syabatini, Annisa. 2010.)
Percobaan kali ini menggunakan Asam salisilat, Asam salisilat memiliki gugus polar dan
nonpolar. Gugus polarnya adalah OH dan gugus nonpolarnya adalah gugus cincin
benzennya. Struktur asam salisilat (di bawah) dapat larut pada sebagian pelarut polar dan
sebagian pelarut nonpolar, namun sukar larut dalam pelarut yang memiliki gugus polar saja
atau nonpolar saja. Hal ini disebabkan karena memiliki gugus polar dan nonpolar dalam
satu gugus, sehingga lebih mudah larut pada pelarut semipolar.

Asam salisilat yang merupakan sampel yang digunakan dan diuji kelarutannya. Sebanyak 5
gram sampel ini dimasukkan ke dalam 15 mL pelarut etanol dan aquadest hangat 40 ml,
Etanol dan aquades merupakan senyawa polar, Sampel aspirin yang kami gunakan larut
dalam etanol. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa senyawa semipolar
hanya larut pada pelarut semipolar. Namun, tidak seharusnya sampel ini tidak larut pada
pelarut etanol dan aquadest karena kedua senyawa tersebut merupakan pelarut polar.
Kesalahan ini disebabkan karena adanya pengotor saat pelarutan, yaitu pencucian alat
yang kurang bersih sehingga terkontaminasi.
Sampel yang telah dipanaskan, kemudian didinginkan dengan memasukkan erlenmeyer ice
bath didapatkan hasil pengamatan bahwa asam salisilat membentuk Kristal. Kristal seperti
jarum yang berukuran besar terbentuk setelah pendinginan dalam pelarut etanol. Sampel
Aspirin yang dilarutkan dalam etanol, mula-mula sedikit larut, dan larut ketika dipanaskan,
lalu terbentuk kristal setelah didinginkan dalam ice bath. Pelarut yang cocok untuk proses
rekristalisasi asam salisilat adalah aquades karena titik didihnya lebih rendah dari pada titik
leleh asam salisilat. Titik didih etanol adalah 78,37C dan titik leleh asam salisilat adalah
159 C.

Tahapan selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan pada suhu kamar.


Tujuannya adalah menguapkan sisa dan menghilangkan pelarut dari kristal agar diperoleh
kristal yang murni. Sampel yang sudah dikeringkan ditimbang, dan didapatkan massa
sampel yang tersisa sebesar 3 gram. Berat sampel ini berkurang sebesar 2 gram. Hal ini
disebabkan pada proses kristalisasi tidak semua sampel menjadi kristal, masih ada sampel
yang terlarut dalam air. Sampel yang larut dalam air membentuk ikatan hidrogen, sehingga
pada proses pendinginan tidak semua sampel berubah menjadi kristal. Adanya pengotor
dapat menghambat sampel menjadi bentuk padat atau kristalnya.

Berat sampel pada proses rekristalisasi ini, dapat ditentukan rendemen dari suatu sampel.
Rendemen bertujuan untuk membandingkan kadar atau prosentase sampel yang
didapatkan dengan massa totalnya. Apabila diketahui rendemennya, maka dapat
menentukan kadar maksimum yang ingin dicapai pada proses rekristalisi atau pemurnian
suatu sampel.

Anda mungkin juga menyukai