BIOKIMIA
LIPID
DPP/DPJ
ASISTEN
OLEH :
HARRY PRANATA PURBA
120410005
I
LABORATORIUM BIOKIMIA
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dikehidupan sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, Lemak dan minyak ditemui dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari
tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak
berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan
minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida.
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa tak larut air yang terdapat di
alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter dan kloroform. Sifat inilah yang
membedakannya dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya.
Lipid adalah senyawa biomolekul yang digunakan sebagai sumber energi dan merupakan komponen
struktural penyusun membran serta sebagai pelindung vitamin atau hormon. Lipid dapat dibedakan
menjadi trigliserida, fosfolipid, dan steroid. Trigliserida sering disebut lemak atau minyak. Disebut
lemak jika pada suhu kamar berwujud padat. Sebaliknya, disebut minyak jika pada suhu kamar
berwujud cair.
Perannya pada kehidupan sehari hari yang cukup banyak maka kita harus mengetahui lemak atau
lipid ini lebih mendalam, Karena ini dianggap penting dalam bahan pangan, maka pada praktikum ini
akan menguji berbagai bahan yang mengandung lipid pada beberapa pelarut.
1.2.
Tujuan
digolongkan
berdasarkan
kejenuhan
ikatan
pada
asam
lemaknya. Adapun
penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh Lemak yang mengandung asam-asam lemak
jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak
babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah
asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi
adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati et
al,2007).
Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis kualitatif
maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah sebagai berikut:
UJI KELARUTAN LIPID
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam
pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan
ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki
sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar. (Garjito,M.1980)
UJI ACROLEIN
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam
bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech
Encyclopedia, uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak
dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian
gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein
(CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih. ( Ketaren,
1986 )
Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang
berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi
membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang
menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif
Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink
kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.(WikiAnswers 2013).
UJI BILANGAN IOD
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan,sedangkan lemak yang
barasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam
lemak jenuh,sedangkan lemak cair atau yang basa disebut minyak mengandung asam lemak tidak
jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda. Untuk
menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan
iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium
mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan
rangkap,makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi.
Dikehidupan sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, Lemak dan minyak ditemui dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari
tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak
berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan
minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida. (Hart, 1987)
3.1.1 Bahan
Minyak Kelapa
Mentega
Margarin
Vitamin E ( tokoferol )
2.
Pelarut :
Eter
Kloroform
Alkohol panas
Alkohol dingin
Basa encer
Asam encer
Aquadest
3.1.2 Alat
Gelas piala
Erlenmeyer
Buret
Batang pengaduk
Pipet tetes
Aluminium foil
Timbangan
1.
2.
Dimasukkan 3 ml air kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 tetes NaCO 0,5N.
Dimasukkan 1 ml minyakke dalam, kemudian dikocok dan dicatat waktu yang dibutuhkan sampai
terjadi emulsi. Percobaan ini diulangi untuk minyak tengik.lalu dilihat lah dan sekaligus buat
pembahasan dari dua contoh ini.
3.
Disediakan 2 buah tabung reaksi, lalu masing-masing diisi dengan 2 ml minyak dan tambahkan 3 ml
air. Diamati apa yang terjadi
4.
Kemudian dimasukkam 1 ml putih telur pada tabung pertama dan pada tabung kedua dimasukkan 1 ml
kuning telur. Selanjutnya kocok dan diamati apa yang terjadi.
3.2.4. Uji ketidakjenuhan
1.
Dimasukkan 1 ml masing-masing bahan percobaan kedalam tabung reaksi yang bersih,kemudian
tambahkan 1 ml benzena.
2.
Dikocok tabung raksi hingga semua bahan larut.
3.
Ditambahkan tetes demi tetes larutan yodium 0,1 N sambil dikocok.
4.
Lalu dilihat perubahan dan perbedaan yang terjadi antara bahan yang satu dengan yang lain.
3.2.5. Ekstraksi dan Uji kholestrol
1.
Diambil otak sapi dengan cara menggores dengan menggunakan kaca halus. Lalu dimasukkan
kedalam erlenmeyer dan ditambahkan eter secukupnya dan ditutup dengan kertas aluminium foil.
2.
Kemudian dikocok dengan menggunakan magnetik stirrer selama 1 jam dan selanjutnya disaring.
3.
Selanjutnya filtratnya diuapkan pada kaca arloji pada ruang asam. Keristal yang diperoleh merupakan
kholestrol.
4.
Untuk menguji kholestrol, kristal tadi yang diperoleh tambahkan 2-3 ml kloroform. Melalui dinding
tabung ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat perlahan-lahan serta ditambahkan 3 tetes asam sulfat
oekat. Kemudian diamati dan dicatat apa yang terjadi.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1.
Data ( Terlampir )
4.2.
Pembahasan
Dari hasil percobaan pada uji kelarutan, uji penyabunan, uji noda, dan asam basa terlihat jumlah
dan perbedaan lipid/lemak memilki sifat-sifat tersendiri pada bahan yang diujikan, yaitu minnyak
kelapa sawit, minyak kelapa, margarin dan mentega akan berubah warnanya setelah ditetesi oleh zat-zat
yang telah dilakukan pada percobaab diatas. Komponen bahan yang pertama minyak kelapa
,di
tambahkan eter 5 ml kemudian di kocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu
80 C dan menghasilkan warna kuning, Aroma berbau eter, dan teksturnya terlarut. Kemudian minyak
kelapa di tambahkan klorofrom 5 ml lalu di kocok kuat-kuat setelah itu di masukkan kedalam oven
dengan suhu 80 C dan menghasilkan warna bening, aroma berbau kloroform,dan teksturnya terlarut.
Lalu minyak kelapa di campurkan dengan alkohol dingin sebanyak 5 ml kemudian dikocok kuat-kuat
seielah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 C dan menghasilkan warna putih susu,aroma
tidak berbau,dan teksturnya mengendap.dan yang terakhir alkohol panas ditambahkan alkohol panas
sebanyak 5 ml lalu dikocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 C dan
menghasilkan warna putih susu, aroma berbau alkohol, dan teksturnya mengendap. Kemudian bahan
kedua minyak kelapa sawit, di tambahkan eter 5 ml kemudian di kocok kuat-kuat setelah itu
dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 C dan menghasilkan warna kunning, Aroma berbau eter,
dan teksturnya terlarut. Kemudian minyak kelapa sawit di tambahkan klorofrom 5 ml lalu di kocok
kuat-kuat setelah itu di masukkan kedalam oven dengan suhu 80 C dan menghasilkan warna bening,
aroma berbau kloroform,dan teksturnya terlarut. Lalu minyak kelapa sawit di campurkan dengan
alkohol dingin sebanyak 5 ml kemudian dikocok kuat-kuat seielah itu dimasukkan kedalam oven
dengan suhu 80 C dan menghasilkan warna pitih kekuningan,aroma tidak berbau,dan teksturnya
mengendap.dan yang terakhir alkohol panas ditambahkan alkohol panas sebanyak 5 ml lalu dikocok
kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 C dan menghasilkan warna putih ,
aroma tidak berbau, dan teksturnya terlarut. Bahan ketiga margarin, di tambahkan eter 5 ml kemudian
di kocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 C dan menghasilkan warna
kuning, Aroma berbau eter, dan teksturnya terlarut. Kemudian margarin di tambahkan klorofrom 5 ml
lalu di kocok kuat-kuat setelah itu di masukkan kedalam oven dengan suhu 80 C dan menghasilkan
warna kuning, aroma berbau kloroform,dan teksturnya terlarut. Lalu margarin di campurkan dengan
alkohol dingin sebanyak 5 ml kemudian dikocok kuat-kuat seielah itu dimasukkan kedalam oven
dengan suhu 80 C dan menghasilkan warna bening kekuningan,aroma berbau margarin,dan teksturnya
mengendap.dan yang terakhir alkohol panas ditambahkan alkohol panas sebanyak 5 ml lalu dikocok
kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 C dan menghasilkan warna bening
kekuningan , aroma berbau margarin, dan teksturnya mengendap.dan pada percobaan yang kedua yaitu
menentukan reaksi penyabunan dengan bahan percobaan minyak kelapa sawit dan minyak kelapa.
Percobaan pertama dimasukkan 10 ml minyak kelapa sawit kedalam beaker glas dengan penambahan
bahan larutan 15 ml 0,1 N NaOH kemudian dipanaskan sampai suhu 80 C sambil diaduk dan diamati
apa yang terjadi. Apabila belum terjadi apa-apa terhadap bahan tersebut maka dibiarkan dulu hingga
dingin lalu beaker glas yang berisi minyak kelapa sawit yang diuapkan tadi di tutup dengan kertas
aluminium foil dan disimpan hingga besok dan hasilnya kelihatan. Percobaan ke dua dimasukkan 10
ml minyak kelapa kedalam beaker glas dengan penambahan bahan larutan 15 ml 0,1 N NaOH
kemudian dipanaskan sampai suhu 80 C sambil diaduk dan diamati apa yang terjadi. Apabila belum
terjadi apa-apa terhadap bahan tersebut maka dibiarkan dulu hingga dingin lalu beaker glas yang berisi
minyak kelapa sawit yang diuapkan tadi di tutup dengan kertas aluminium foil dan disimpan hingga
besok dan hasilnya kelihatan.
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari golongan yang berbeda.
Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter dan kloroform.
lipid didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter.
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang
mengandung gugus lain.
Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya
adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh.
Saran
Sedikit saran dari saya kepada asisten lab agar dapat memperhatikan para praktikal yang belum
mengerti dalam menjalankan praktikum tersebut. Kepada asisten lab agar tidak bosan mengajari kami,
dan selalu mengingatkan kami para praktikal. Harapan saya semoga praktikum Biokimia ini dapat
berjalan dengan baik sampai selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Budha,K.1981. Kelapa dan hasil pengolahannya.Fakultas teknologi dan pertanian
Universitas Udayana:
Denpasar
Fessenden dan Fessenden.1982.Kimia Organik II,edisi ketiga.Jakarta: Erlangga
Garjito,M.1980.Minyak:Sumber,penanganan, pengelolahan, dan pemurnian.
Fakultas Teknologi
pertanian UGM: Yogyakarta
Hart, Harold. 1987. Kimia Organik edisi keenam. Jakarta : Erlangga.
Ketaren.1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan.
UniversitasIndonesia press: Jakarta
Pramarsh. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Salirawati et al.2007.belajar kimia menarik. Jakarta: Grasindo
Syamsu,2007. Kimia Organik. Edisi I. Binarupa Aksara : Jakarta.
Trilaksani,W.2013.Antioksidan Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja, dan peran terhadap kesehatan. Laporan
penelitian.Bogor:IPB
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lipid merupakan senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam
air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform,
benzene atau eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun kloroform, benzene
atau eter. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom
karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor
hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut
dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu
sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam
lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya (Poedjadi, 2009). Oleh karena itu, perlu dilakukan
praktikum ini untuk mengetahuai pengaruh jenis pelarut terhadap sifat kelarutan lemak,
mengetahui tingkat ketidakjenuhan berbagai jenis lemak, dan mengetahui sifat
penyabunan dua jenis garam asam lemak (sabun).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahuai pengaruh jenis pelarut
terhadap sifat kelarutan lemak, mengetahui tingkat ketidakjenuhan berbagai jenis lemak,
dan mengetahui sifat penyabunan dua jenis garam asam lemak (sabun).
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga terikat pada
plasma sebagai mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat diekstraksi dengan
pelarut organik seperti eter, benzene dan kloroform dan tetraklormetana. Lipid penting
karena memilki nilai energi yang tinggi, bahan isolasi dan pelindung yang terdapat pada
jaringan-jaringan dibawah kulit dan mengelilingi organ-organ tertentu misalnya jaringan
syaraf (Riawan, 2009).
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting
pada kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif terhadap
kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari
membrane sel, mediator aktivitas aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga
keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ tubuh serta pelarut vitamin A, D, E
dan K. Penambhan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur
makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua
kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram lemak
yang dikonsumsi (Sartika, 2008).
Minyak dan lemak termasuk lipid netral. Minyak dan lemak berperan sangat
penting dalam gizi kita yaitu sebagai sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D,
E dan K. Setiap gram lemak mengandung 2,25 kali dari jumlah kalori yang dihasilkan oleh
satu gram protein atau karbohidrat. Satu gram minyak atau lipid dapat menghasilkan 9
kkal/gram, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak
atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial seperti
asam linoleat, asam linolenat dan asam arkidonat yang dapat mencegah penyempitan
pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol (Winarno dalam Oktaviani, 2009).
Asam lemak adalah bagian penting dari seluruh jaringan tubuh dan merupakan
bagian utama senyawa fodpolipid membran sel. Dalam tubuh, asam lemak tidak hanya
diperkukan untuk sintesa membran, modifikasi protein dan kabohidrat, pembangunan
beberapa elemen struktur dalam sel dan jaringan, menghasilkan senyawa penanda dan
bahan bakar, tetapi juga untuk melarutkan berbagai macam bagian seluler serta
ekstraseluler yang sulit larut dan nonpolar (Tuminah, 2010).
Secara kimia, lemak dibagi menjadi tiga yaitu lemak sederhana, lemak majemuk
dan turunan lemak. Lemak sederhana yaitu apabila dihidrolisis akan menghasilkan
alkohol, biasanya berupa gliserol serta menghasilkan asam lemak. Lemak majemuk yaitu
apabila dihidrolisis akan mengahasilkan alkohol, asam lemak dan senyawa lainnya seperti
fosfat, asam amino,
mengandung
listrik
basa
atau
organik,
paling
seperti
tidak
kolin
mempunyai
atau
betain.
pengkutuban
Lemak
majemuk
muatan
dalam
molekulnya, sehingga lebih mudah berinteraksi dengan air. Turunan lemak yaitu berbagai
senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis lemak terdahulu,
yang termasuk dalam kelompok ini adalah gliserol dan berbagai alkohol lain yang ikut
menyusun lemak, asam lemak dengan ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dan asam lemak
tanpa ikatan rangkap (jenuh) (Sistiawan, 2011).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
HASIL PENGAMATAN
Minyak Goreng
Aquades
Kloroform
Etanol
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Sifat Penyabunan dari Dua Jenis Garam Asam Lemak
Larutan Uji
Sabun
Deterjen
CaCl2 0,5 %
+3
+2
MgCl2 0,5 %
+2
+2
FeCL2 0,5 %
+1
+1
Aquades
+3
+3
Minyak
+2
+1
Keterangan : +1
: Sedikit Busa
+2
: Banyak Busa
+3
Warna Iodin
Aquades
++
Sebagai control
Minyak Baru
Minyak Bekas
+++
Keterangan :
+
++
PEMBAHASAN
Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat dialam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter (C 2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzene
dan hidrokarbon lainnya. Lemak sederhana merupakan eter dari asam lemak. Hidrolisis
dari suatu lemak akan dihasilkan suatu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak.
Lemak dan minyak keduanya adalah lemak sederhana, perbedaannya terletak pada
banyaknya ikatan rangkap (ketidakjenuhan). Lemak air dalam tempratur kamar disebut
minyak (oil), sedangkan yang berbentuk padat disebut lemak (fat) (Andriyanto, 2013).
Uji kelarutan lemak terhadap tiga pelarut yang digunakan yaitu kloroform,
aquades, dan etanol. Setelah masing-masing pelarut tersebut ditambahkan 2 ml minyak
terjadi penyatuan atau terlarut hanya pada kloroform, sedangkan pada aquades dan
etanol tidak terjadi. Penyatuan yang terjadi dikarenakan kloroform merupakan larutan
non-polar sehingga adanya momen dipole pada zat terlarut maupun pelarutnya sehingga
mampu berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya. Ketidaklarutan yang terjadi pada
aquades dan etanol disebabkan karena kedua larutan tersebut merupakan larutan polar
sedangkan minyak tidak larut dalam larutan polar sehingga sukar terjadinya penyatuan
antara kedua larutan tersebut dengan minyak. Pada aquades, minyak berada pada
bagian atas larutan karena massa jenis minyak lebih kecil daripada massa jenis air.
Sedangkan pada etanol, minyak berada pada bagian bawah karena massa jenis etanol
lebih kecil daripada massa jenis minyak.
Uji penyabunan lemak digunakan 5 jenis larutan yaitu CaCl 2 0,5 %pada gelas piala
1 dan 5, MgCl2 0,5 % pada gelas piala 2 dan 6, FeCl 2 0,5 % pada gelas piala 3 dan 7,
aquades pada gelas piala 4 dan 8, minyak pada gelas piala 5 dan 10. Gelas piala 1-5
diberi sabun sedangkan gelas piala 6-10 diberi deterjen. Larutan CaCl 2 yang diberikan
sabun
menghasilkan
sangat
banyak
sabun
sedangkan
yang
diberikan
deterjen
menghasilkan banayak sabun. Larutan MgCl 2 pada kedua gelas piala yang masing-masing
diisi sabun dan deterjen menghasilkan banyak busa. Larutan FeCl 3 menghasilkan sedikit
busa pada kedua gelas pila. Larutan aquades pada kedua gelas piala menghasilkan
sangat banyak busa dikarenakan air merupakan senyawa polar dan sabun alkalinya
bersifat non-polar sehingga ada gaya tarik menarik yang mengakibatkan gumpalangumpalan berbentuk koloid yaitu busa, aquades merupakan jenis air yang tidak atau
bukan sadah sehingga menghasilkan sedikit busa. Larutan minyak yang diberikan sabun
menghasilkan banyak busa dan pada deterjen menghasilkan sedikit busa. Dari hasil yang
didapat diketahui bahwa hamper pada semua larutan, yang diberikan sabun menhasilkan
busa yang lebih banyak dibandingkan larutan yang diberikan deterjen. Ini disebabkan
karena adanya kesadahan air pada larutan tersebut. Air sadah merupakan air yang
mengandung logam-logam seperti Cu 2+, Mg2+, Fe2+ dan lain sebagainya. Kesadahan air
dapat menurunkan efesiensi dari sabun dan deterjen. Ini dibuktikan dengan adanya
perbedaan jumlah busa yang dihasilkan antara sabun dan deterjen ini dikarenakan sabun
dan deterjen memilki sufaktor yaitu senyawa yang dapat menurunkan tegangan
permukaan air. Jadi sabun memilki efisiensi yang lebih besar disbanding dengan efisiensi
deterjen karena sabun menghasilkan lebih banyak busa dibandingkan dengan deterjen
pada air sadah. Semakin banyak busa yang dihasilkan setiap larutan menandakan tingkat
penyabunan yang terjadi semakin tinggi.
Uji ketidakjenuhan lemak, percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya
ikatan tidak jenuh. Pada percobaan ini digunakan 3 jenis sampel yaitu aquades, minyak
baru dan minyak bekas setiap larutan kemudian ditambahkan asam asetat kloroform dan
larutan iodium dan digoyangkan agar tercampur. Pada larutan aquades setelah ditetesi
larutan iodium menghasilkan warna merah muda, warna ini merupakan warna netral
karena aquades hanya sebagai control. Pada larutan minyak baru menghasilkan warna
merah muda bening, warna iodium pada larutan apling pudar daripada yang lain
disebabkan karena minyak baru mempunyai ikatan rangkap paling banyak daripada yang
lain. Iodium tersebut mereduksi
tunggal, karena banyaknya ikatan rangkap yang diputus, maka warna iodium semakin
pudar. Pada larutan minyak bekas menhasilkan warna merah muda keras karena tidak
terjadi pemutusan rantai rangkap oleh iodium. Iodium tidak mampu lagi memutuskan
rantai rangkap pada minyak bekas, karena minyak bekas sudah mengalami proses
pemanasan yang terus menerus sehingga terhidrolisis dan rantai rangkapnya menjadi
ikatan rantai rangkap tidak jenuh. Ketidakjenuhan pada lemak ditunjukkan dengan
kepudaran warna iodium. Semakin pudar warna iodium, maka sampel semakin tidak
jenuh yaitu pada minyak baru.
KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lipid merupakan senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam
air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform,
benzene atau eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun kloroform, benzene
atau eter. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom
karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor
hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut
dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu
sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam
lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya (Poedjadi, 2009). Oleh karena itu, perlu dilakukan
praktikum ini untuk mengetahuai pengaruh jenis pelarut terhadap sifat kelarutan lemak,
mengetahui tingkat ketidakjenuhan berbagai jenis lemak, dan mengetahui sifat
penyabunan dua jenis garam asam lemak (sabun).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahuai pengaruh jenis pelarut
terhadap sifat kelarutan lemak, mengetahui tingkat ketidakjenuhan berbagai jenis lemak,
dan mengetahui sifat penyabunan dua jenis garam asam lemak (sabun).
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga terikat pada
plasma sebagai mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat diekstraksi dengan
pelarut organik seperti eter, benzene dan kloroform dan tetraklormetana. Lipid penting
karena memilki nilai energi yang tinggi, bahan isolasi dan pelindung yang terdapat pada
jaringan-jaringan dibawah kulit dan mengelilingi organ-organ tertentu misalnya jaringan
syaraf (Riawan, 2009).
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting
pada kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif terhadap
kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari
membrane sel, mediator aktivitas aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga
keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ tubuh serta pelarut vitamin A, D, E
dan K. Penambhan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur
makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua
kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram lemak
yang dikonsumsi (Sartika, 2008).
Minyak dan lemak termasuk lipid netral. Minyak dan lemak berperan sangat
penting dalam gizi kita yaitu sebagai sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D,
E dan K. Setiap gram lemak mengandung 2,25 kali dari jumlah kalori yang dihasilkan oleh
satu gram protein atau karbohidrat. Satu gram minyak atau lipid dapat menghasilkan 9
kkal/gram, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak
atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial seperti
asam linoleat, asam linolenat dan asam arkidonat yang dapat mencegah penyempitan
pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol (Winarno dalam Oktaviani, 2009).
Asam lemak adalah bagian penting dari seluruh jaringan tubuh dan merupakan
bagian utama senyawa fodpolipid membran sel. Dalam tubuh, asam lemak tidak hanya
diperkukan untuk sintesa membran, modifikasi protein dan kabohidrat, pembangunan
beberapa elemen struktur dalam sel dan jaringan, menghasilkan senyawa penanda dan
bahan bakar, tetapi juga untuk melarutkan berbagai macam bagian seluler serta
ekstraseluler yang sulit larut dan nonpolar (Tuminah, 2010).
Secara kimia, lemak dibagi menjadi tiga yaitu lemak sederhana, lemak majemuk
dan turunan lemak. Lemak sederhana yaitu apabila dihidrolisis akan menghasilkan
alkohol, biasanya berupa gliserol serta menghasilkan asam lemak. Lemak majemuk yaitu
apabila dihidrolisis akan mengahasilkan alkohol, asam lemak dan senyawa lainnya seperti
fosfat, asam amino,
mengandung
listrik
basa
atau
organik,
paling
seperti
tidak
kolin
mempunyai
atau
betain.
pengkutuban
Lemak
majemuk
muatan
dalam
molekulnya, sehingga lebih mudah berinteraksi dengan air. Turunan lemak yaitu berbagai
senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis lemak terdahulu,
yang termasuk dalam kelompok ini adalah gliserol dan berbagai alkohol lain yang ikut
menyusun lemak, asam lemak dengan ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dan asam lemak
tanpa ikatan rangkap (jenuh) (Sistiawan, 2011).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
HASIL PENGAMATAN
Minyak Goreng
Aquades
Kloroform
Etanol
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Sifat Penyabunan dari Dua Jenis Garam Asam Lemak
Larutan Uji
Sabun
Deterjen
CaCl2 0,5 %
+3
+2
MgCl2 0,5 %
+2
+2
FeCL2 0,5 %
+1
+1
Aquades
+3
+3
Minyak
+2
+1
Keterangan : +1
: Sedikit Busa
+2
: Banyak Busa
+3
Warna Iodin
Aquades
++
Sebagai control
Minyak Baru
Minyak Bekas
+++
Keterangan :
+
++
PEMBAHASAN
Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat dialam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter (C 2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzene
dan hidrokarbon lainnya. Lemak sederhana merupakan eter dari asam lemak. Hidrolisis
dari suatu lemak akan dihasilkan suatu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak.
Lemak dan minyak keduanya adalah lemak sederhana, perbedaannya terletak pada
banyaknya ikatan rangkap (ketidakjenuhan). Lemak air dalam tempratur kamar disebut
minyak (oil), sedangkan yang berbentuk padat disebut lemak (fat) (Andriyanto, 2013).
Uji kelarutan lemak terhadap tiga pelarut yang digunakan yaitu kloroform,
aquades, dan etanol. Setelah masing-masing pelarut tersebut ditambahkan 2 ml minyak
terjadi penyatuan atau terlarut hanya pada kloroform, sedangkan pada aquades dan
etanol tidak terjadi. Penyatuan yang terjadi dikarenakan kloroform merupakan larutan
non-polar sehingga adanya momen dipole pada zat terlarut maupun pelarutnya sehingga
mampu berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya. Ketidaklarutan yang terjadi pada
aquades dan etanol disebabkan karena kedua larutan tersebut merupakan larutan polar
sedangkan minyak tidak larut dalam larutan polar sehingga sukar terjadinya penyatuan
antara kedua larutan tersebut dengan minyak. Pada aquades, minyak berada pada
bagian atas larutan karena massa jenis minyak lebih kecil daripada massa jenis air.
Sedangkan pada etanol, minyak berada pada bagian bawah karena massa jenis etanol
lebih kecil daripada massa jenis minyak.
Uji penyabunan lemak digunakan 5 jenis larutan yaitu CaCl 2 0,5 %pada gelas piala
1 dan 5, MgCl2 0,5 % pada gelas piala 2 dan 6, FeCl 2 0,5 % pada gelas piala 3 dan 7,
aquades pada gelas piala 4 dan 8, minyak pada gelas piala 5 dan 10. Gelas piala 1-5
diberi sabun sedangkan gelas piala 6-10 diberi deterjen. Larutan CaCl 2 yang diberikan
sabun
menghasilkan
sangat
banyak
sabun
sedangkan
yang
diberikan
deterjen
menghasilkan banayak sabun. Larutan MgCl 2 pada kedua gelas piala yang masing-masing
diisi sabun dan deterjen menghasilkan banyak busa. Larutan FeCl 3 menghasilkan sedikit
busa pada kedua gelas pila. Larutan aquades pada kedua gelas piala menghasilkan
sangat banyak busa dikarenakan air merupakan senyawa polar dan sabun alkalinya
bersifat non-polar sehingga ada gaya tarik menarik yang mengakibatkan gumpalangumpalan berbentuk koloid yaitu busa, aquades merupakan jenis air yang tidak atau
bukan sadah sehingga menghasilkan sedikit busa. Larutan minyak yang diberikan sabun
menghasilkan banyak busa dan pada deterjen menghasilkan sedikit busa. Dari hasil yang
didapat diketahui bahwa hamper pada semua larutan, yang diberikan sabun menhasilkan
busa yang lebih banyak dibandingkan larutan yang diberikan deterjen. Ini disebabkan
karena adanya kesadahan air pada larutan tersebut. Air sadah merupakan air yang
mengandung logam-logam seperti Cu 2+, Mg2+, Fe2+ dan lain sebagainya. Kesadahan air
dapat menurunkan efesiensi dari sabun dan deterjen. Ini dibuktikan dengan adanya
perbedaan jumlah busa yang dihasilkan antara sabun dan deterjen ini dikarenakan sabun
dan deterjen memilki sufaktor yaitu senyawa yang dapat menurunkan tegangan
permukaan air. Jadi sabun memilki efisiensi yang lebih besar disbanding dengan efisiensi
deterjen karena sabun menghasilkan lebih banyak busa dibandingkan dengan deterjen
pada air sadah. Semakin banyak busa yang dihasilkan setiap larutan menandakan tingkat
penyabunan yang terjadi semakin tinggi.
Uji ketidakjenuhan lemak, percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya
ikatan tidak jenuh. Pada percobaan ini digunakan 3 jenis sampel yaitu aquades, minyak
baru dan minyak bekas setiap larutan kemudian ditambahkan asam asetat kloroform dan
larutan iodium dan digoyangkan agar tercampur. Pada larutan aquades setelah ditetesi
larutan iodium menghasilkan warna merah muda, warna ini merupakan warna netral
karena aquades hanya sebagai control. Pada larutan minyak baru menghasilkan warna
merah muda bening, warna iodium pada larutan apling pudar daripada yang lain
disebabkan karena minyak baru mempunyai ikatan rangkap paling banyak daripada yang
lain. Iodium tersebut mereduksi
tunggal, karena banyaknya ikatan rangkap yang diputus, maka warna iodium semakin
pudar. Pada larutan minyak bekas menhasilkan warna merah muda keras karena tidak
terjadi pemutusan rantai rangkap oleh iodium. Iodium tidak mampu lagi memutuskan
rantai rangkap pada minyak bekas, karena minyak bekas sudah mengalami proses
pemanasan yang terus menerus sehingga terhidrolisis dan rantai rangkapnya menjadi
ikatan rantai rangkap tidak jenuh. Ketidakjenuhan pada lemak ditunjukkan dengan
kepudaran warna iodium. Semakin pudar warna iodium, maka sampel semakin tidak
jenuh yaitu pada minyak baru.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2013. MSDS Asam Sulfat H2SO4. http://mbingboo29.blogspot.com/20 13/01/msdsasam-sulfat,h2so4.html. (Diakses tanggal 15 Oktober 2014).
Anonim2, 2012. MSDS Garam. http://kimorg7.blogspot.com/2012/09/msds-garam. html. (Diakses
tanggal 15 Oktober 2014).
Arofah, C, 2010. Identifikasi Kesalahan Konsep Buffer pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 5
Malang. Jurnal Penelitian. Vol. 2 (34): 1-14.
Azam K., 2012. MSDS Natrium Karbonat.http://khoirulazam89.blogspot.com/2012 /03/msdsnatrium-karbonat.html. (Diakses tanggal 15 Oktober 2014).
Budiman, A.K, 2009. Protein dan Asam Amino. Universitas Sumatra Utara. Sumatra.
Djakani, H, dkk, 2013. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 40-59 Tahun. Jurnal
e-Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.
Fessenden, R.J., 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta.
Fitria,
/2013/05
/larutan-
Trans
Sukabumi.
Soenardi, 2008. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Universitas Ilmu Pangan dan Gizi. Jakarta.
Sumardjo, D., 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program
Strata 1 Fakultas Bioeksakta. EGC. Jakarta.
Tuminah, S., 2010. Efek Perbedaan Sumber dan Struktur Kimia Asam Lemak Jenuh Terhadap
Kesehatan. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol. 38 (1): 43-51
Umar, S., 2008. Analisis Karbohidrat. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. UM Press. Malang.
Waltor M., 2010. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Media Cipta. Jakarta.
Wirahadikusuma, M., 2008. Biokimia Protein Enzim dan Asam Nukleat. ITB- Press. Bandung.
Wiratmaja, I. G., dkk., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan Limbah
Rumput Laut Eucheuma cattonii sebagai Bahan Baku. Jurnal ilmiah teknik mesin. Vol. 5
(1): 75-84.
Yuniarti, H., dkk., 2012. Komponen Bioaktif Protein dan Lemak Dalam Susu Kuda Liar. Jurnal
Peneletian Kesehatan. Vol. 40 (2): 66-74.
Disusun oleh:
NAMA
LASINRANG ADITIA
NIM
60300112034
KELAS
BIOLOGI A
KELOMPOK
IV (Empat)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biokimia dengan judul Uji Pembentukan Emulsi
Lipid yang disusun oleh:
Nama
Nim
Kelas
: Lasinrang Aditia
: 60300112034
: Biologi A
Kelmpok
: IV (empat)
Asisten
(Fifi Dismayanti)
60300111011
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui terjadinya
pembentukan emulsi dari minyak.
B. Dasar Teori
Lipid didenifisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang diekstraksi dari
mahluk hidup dengan menggunakan pelarut yang kurang polar atau pelarut nonpolar.
Istilah lipid mencakup golongan senyawa-senyawa yang memiliki keanekaragaman
struktur, dan tidak ada skema penggolongan lipid yang bisa diterima di seluruh dunia.
Ciri khas yang umum dijumpai di semua lipid adalah kandungan hidrokarbonnya
diturunkan dari polimerisasi asetat yang diikuti dengan reduksi
1. Menyiapkan 9 buah tabung reaksi dan mengisinya masing-masing dengan air, bensin,
empedu encer, albumin, Na2CO3, alkohol panas, alkohol dingin, air + minyak kelapa +
minyak zaitun + Na2CO3, serta mentega.
2. Menambahkan 1 ml minyak kelapa pada tiap tabung reaksi.
3. Mengamati kelarutan lemak dengan minyak kelapa.
4. Mencatat hasil yang didapatkan.
b. Uji pembentukan emulsi
1. Menyiapkan 3 buah tabung reaksi.
2. Mengisi masing-masing tabung reaksi, mengisi dengan aquadest pada tabung 1 dan
minyak zaitun, mengisi dengan aquadest, minyak zaitun dan Na2CO3 pada tabung 2 dan
mengisi dengan aquadest, minyak zaitun, Na2CO3, dan larutan sabun pada tabung 3.
3. Mengocok tabung reaksi.
4. Mengamati kelarutan yang terjadi.
5. Mencatat hasil yang didapatkan.
Bahan
Larut
Tidak
larut
Air
Bensin
Keterangan
berwarna bening
Empedu
Albumin
Empedu dibawah
minyak diatas
Minyak diatas
albumin dibawah
5
Alkohol
Na2CO3 dibawah
Minyak ada dibawah
panas
Alkohol
Minyak diatas
Na2CO3
alkohol diatas
Minyak ada dibawah
dingin
alkohol diatas
Larutan berwarna
putih susu, minyak
Air + minyak
+ Na2CO3
kelapa paling di
atas, Na2CO3, dan
minyak zaitun
Minyak di bawah,
Mentega
Larutan berwarna
kuning
Bahan
II
III
Hasil kelarutan
Tidak larut
(Stabil)
Larut (Tidak
Na2CO3
stabil)
Larut (Tidak
stabil)
2. Pembahasan
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol.
Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti ester, aseton,
kloroform, dan benzena. Larutan polar merupakan larutan yang dapat menghantarkan
arus
listrik
sedangkan
larutan
nonpolar
merupakan
larutan
yang
tidak
dapat
sehingga dapat saling berikatan dengan ikatan minyak zaitun. Larutan mengalami emulsi
tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada reagen uji sehingga kondisinya
stabil.
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukannya percobaan ini yatitu
kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat kepolaran zat dan
pelarutnya. Pembentukan emulsi dari minyak kelapa disebabkan karena adanya bantuan
emulgator pada semua bahan yaitu air suling, Na 2CO3, larutan sabun, alkohol, bensin,
empedu, dan alkohol panas. Dan pada pembentukan emulsi dari mentega terbentuk
emulsi pada air suling, alkohol, dan alkohol panas. Sedangkan untuk bahan yang
mengalami kelarutan dan ditandai dengan adanya busa yang terjadi pada bahan air
suling, serta larutan Na2CO3, dan larutan sabun.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp J. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1990.
Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, 1994.
Sutresna, Nana. Kimia. Bandung: Grafindo, 2009.
Taufik. 2010. Metabolisme Lipid. Blog Taufik Chemistry. http://Taufikchemistry.
blogspot.com. (25 Desember 2013).