ACARA III
LIPIDA
Nama :
1. Anas Dien Katon Prayoga (PT/08404)
2. Nazwa Luqyana Putri (PT/08450)
3. Salsabila Mahadevi Al Ahnan (PT/08460)
4. Ulinuha Farda Qonita Thufaillah (PT/08466)
5. Hastomo Nur Hidayatulloh (PT/08520)
6. Bayu Rhamadhan Nuriyansyah (PT/08596)
Kelompok : XXXIV
Asisten pendamping : SHINTA JUNI DWI LASTITI
Tanggal Praktikum : Kamis, 25 Februari 2021
Pendahuluan
Lipida merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut non polar (chloroform, ether, benzene, dan aseton).
Walaupun lipida merupakan satu golongan senyawa tersendiri, akan tetapi
sesekali bergabung dengan golongan senyawa lain seperti karbohidrat
dan protein dengan nama glikolipida atau lipoprotein. Senyawa ini
merupakan kandungan makanan yang paling penting, tidak saja karena
nilai energinya tinggi tetapi juga karena asam lemak esensial dan vitamin
larut lemak serta mikronutrien lipofilik lain yang terkandung dalam lemak
makanan alami Lipida memiliki beberapa fungsi, yaitu: sebagai cadangan
energi, pelarut vitamin A, D, E, dan K, penyusun membran sel, Prekursor
untuk sintesis senyawa-senyawa dalam tubuh esensial (contoh: hormon,
vitamin, dan enzim).
Lipida secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu
lipida sederhana dan lipida kompleks. Lipida yang paling sederhana dan
paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusunnya
adalah triasilgliserol, juga sering disebut lemak, lemak netral, atau
trigliserida. Jenis lipida ini merupakan contoh lipida yang paling sering
dijumpai baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Triasilgliserol adalah
komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel
tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpaipada membran.
Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik nonpolar, karenamolekul ini tidak
mengandung muatan listrik atau gugus fungsional denganpolaritas tinggi.
Lipida yang sederhana yaitu terpena, steroida dan prostaglandin,
sedangkan lipida yang kompleks yaitu asilgliserol, fosfogliserida,
sfigolipida dan lilin. Lipida juga terdapat sebagian di makanan ternak.
Sifat umum yang ketiga yaitu adisi. Banyaknya Iod yang diikat oleh
asam lemak menunjukkan adanya ikatan rangkap. Ikatan rangkap asam
lemak tak jenuh dapat mengikat oksigen sehingga membentuk peroksida
yang menyebabkan terjadinya ketengikan. Angka Iod adalah jumlah Iod
yang dapat diikat oleh 100 gram lemak. Ikatan rangkap yang terdapat
pada asam lemak yang tidak jenuh akan bereaksi dengan Iod atau
senyawa - senyawa Iod. Besarnya jumlah Iod yang diserap menunjukkan
banyaknya ikatan rangkap atau tidak jenuh. Adanya ikatan rangkap pada
asam lemak tidak jenuh menyebabkan asam lemak tersebut dapat
mengalami reaksi adisi (missal: hidrogenasi dan halogenasi). Selain reaksi
adisi, adanya ikatan rangkap ada asam lemak juga dapat menyebabkan
terjadinya reaksi reduksi, oksidasi, dan isomerasi, serta lebih reaktif
daripada asam lemak jenuh. Kemudian terdapat istilah Angka Asam, yaitu
jumlah mg basa (missal: KOH, NaOH) yang dibutuhkan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang ada dalam 1 g lemak. Terdapat rumus untuk
perhitungan Angka Asam, yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
A = Jumlah ml KOH untuk titrasi
N = Normalitas KOH
56,1 = Bobot molekul KOH
Untuk membuktikan sifat-sifat yang ada pada lipida. Maka dari itu, pada
praktikum ini dilakukan beberapa pengujian pada lipida, yaitu: uji
kelarutan, uji ketidakjenuhan (Angka Iod dan Angka Asam), uji akrolein,
dan uji noda lemak.
Tujuan Praktikum
Praktikum lipida bertujuan untuk mengetahui adanya kelalrutan
lipida pada beberapa maam pelarut, mengetahui derajat ketidak jenuhan
asam lemak, mengetahui banyaknya asam lemak bebas yang terdapat
dalam suatu lemak atau minyak, mengetahui terjadinya dehidrasi gliserol,
dan mengetahui ada tidaknya asam lemak.
Metode
Uji Kelarutan dan Terjadinya Emulsi
Sebanyak 5 tabung reaksi disiapkan. Sebanyak 2 ml khloroform, 2
ml ether, 2 ml akuades, 2 ml Na 2CO3, dan 2 ml empedu encer diisikan
pada masing-masing tabung yang berbeda. Sebanyak 3 tetes minyak
kelapa ditambahkan pada setiap tabung. Kelima tabung digojok dan
diamati perubahan yang terjadi.
Uji Angka Iod
Sebanyak 5 tabung reaksi disiapkan. Sebanyak 12 ml chloroform
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah dengan 12 tetes
pereaksi Hubl. Larutan dihomogenkan dengan vortex. Larutan yang telah
homogen dibagi menjadi 4 tabung reaksi. Setetes demi setetes minyak
kelapa, minyak jagung, minyak hewan, dan minyak olive ditambahkan
pada masing-masing tabung yang berbeda hingga warna berubah dari
merah muda menjadi bening. Jumlah tetesan pada setiap tabung dicatat.
Uji Akrolein (Ketengikan)
Sebanyak 2 tabung reaksi disiapkan dan masing-masing tabung
diisikan dengan 0,5 ml minyak kelapa dan 0,5 ml gliserol. Sebanyak 1 ml
KHSO4 ditambahkan pada masing-masing tabung. Kedua tabung digojok
dan dipanaskan dengan bunsen. Bau yang muncul dicatat.
Uji Angka Asam
Sebanyak 2 erlenmeyer disiapkan. Sebanyak 2,5 gram margarin
dan minyak kelapa ditimbang dengan timbangan digital lalu diisikan pada
masing-masing erlenmeyer yang berbeda dengan. Sebanyak 12,5 ml
pelarut lemak ditambahkan pada kedua erlenmeyer lalu ditambahkan 0,25
ml indikator PP. Kedua tabung dihomogenkan dengan vortex. Titrasi
dilakukan pada kedua erlenmeyer dengan KOH 0,1 N hingga berwarna
merah muda. Jumlah KOH 0,1 N yang digunakan untuk titrasi dicatat.
Perhitungan angka asam dilakukan untuk kedua tabung dengan rumus
sebagai berikut.
ml titrasi ( KOH 0,1 N ) x 5,6
Rumus Angka Asam=
ml sampel
Uji Noda Lemak
Sebanyak 2 tabung reaksi disiapkan. Sebanyak 0,5 sendok
pengaduk tepung gandum dan tepung kedelai ditambahkan pada kedua
tabung yang berbeda. Sebanyak 2 ml ether ditambahkan pada masing-
masing tabung lalu digojok. Larutan pada kedua tabung diteteskan pada
droplet. Ether dibiarkan menguap kemudian droplet diusap dengan kertas
minyak. Noda pada kertas minyak diamati.
Uji Akrolein
Kesimpulan
Lipid merupakan jenis senyawa yang larut pada larutan non
polar dan tidak larut pada larutan polar. Berdasarkan penyusunnya, asam
lemak terdiri atas lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh tidak
memiliki ikatan rangkap pada rantai karbonnya dan tidak mudah
teroksidasi. Lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap pada rantai
karbonnya dan mudah teroksidasi sehingga mampu meninggalkan abun
ketengikkan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
tingkat kelarutan, ketidak-jenuhan, ketengikkan, dan keberadaan dari lipid
itu sendiri dalam uji larutan yang diuji. Berdasarkan uji kelarutan, dapat
dibuktikan bahwa lipid dapat larut pada kloroform dan eter yang
merupakan larutan non polar dan tidak larut pada air yang merupakan
larutan polar. Untuk mengetahui tingkat ketidak-jenuhan pada lipid,
dilakukan uji angka Yoda dan angka asam. Berdasarkan uji Angka Yod
dihasilkan bahwa minyak kelapa memiliki tingkat kejenuhan paling tinggi
yang ditandai dengan semakin sedikitnya ikatan rangkap yang ada dan
minyak zaitun menjadi lipid yang paling tidak jenuh diantara sampel yang
diuji. Pada uji angka Asam diketahui bahwa margarin memiliki tingkat
keasaman yang lebih tinggi dibandingkan hasil titrasi. Berdasarkan uji
akrolein, diketahui bahwa gliserol memiliki bau yang lebih menyengat atau
lebih tengik dibandingnkan minyak kelapa. Pada uji noda lemak diketahui
bahwa tepung kedelai mengandung lebih banyak lemak sejumlah 8,3%
dibandingkan tepung gandum.
Daftar Pustaka
Fajri, R., Basito, dan D. R. A. Muhammad. 2013. Karakteristik fisikokimia
dan organoleptik food bars labu kuning (Cucurbita maxima) dengan
penambahan tepung kedelai dan tepung kacang hijau sebagai
alternatif produk pangan darurat. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian.
6(2): 103-110.
Hidiarti, O. G. dan M. Srimiati. 2019. Pemanfaatan tepung kulit pisang
kapok (Musa pasadisiaca linn) dalam pembuatan brownies. Jurnal
Ilmiah Kesehatan. 1(1): 32-39.
Laila, Lia., & L. Oktavia. 2017. Kaji eksperimen angka asam dan viskositas
biodiesel berbahan baku minyak kelapa sawit dari PT Smart tbk.
Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri. 2(1):27-31.
Lalopua, V. M. N., I. E. K. Savitri, dan O. F. Zainudin. 2020. Komposisi
asam lemak kerang buah (Donax variabillis) preparasi dengan
pemanasan untuk melepas cangkang. Jurnal TECHNO-FISH. 4(2):
106-121.
Maulinda, L., Z. A. Nasrul, Nurbaity. 2017. Hidrolisis asam lemak dari
buah sawit sisa sortiran. Jurnal Teknologi Kimia Unimal. 6(2): 1-15.
Nurhasnawati, Henny., R. Supriningrum, & N. Caesariana. 2015.
Penetapan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida pada
minyak goreng yang digunakan pedagang gorengan di jl. A. W
sjahranie samarinda. Jurnal Ilmiah Manuntung. 1(1):23-50.
Poedjiadi, A. dan F. M. Supriyanti. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press.
Jakarta.
Rini, W. 2016. Pedoman Cerdas Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap
(RPAL). Huta Publisher. Yogyakarta.
Sihombing, D. O. L., et al. 2014. Fungsi Empedu dalam Pencernaan
Lemak. Universitas Negeri Medan. Medan.
Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Penerbit
Kedokteran EGC. Jakarta.
Susilo, A., Rosyidi, D., Jaya, F., dan Apriliyani, A. W. 2019. Dasar
Teknologi Hasil Ternak. Universitas Brawijaya Press. Malang
Zulkifli, M. dan E. Teti. 2014. Sabun dari Distilat Asam Lemak Minyak
Sawit. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2 (4): 170-177.
Lampiran
DATA HASIL PRAKTIKUM BIOKIMIA
DASAR ACARA III. LIPIDA
Uji Kelarutan
Perlakuan Hasil
Khloroform Larut
Eter Larut
Aquadest Tidak larut
Na2CO3 Terjadi
penyabuna
n
Empedu Terjadi
encer emulsi
Perlakuan Hasil
(tetes)
Minyak 22
Kelapa
Minyak 8
Jagung
Minyak 4
Zaitun
Minyak 46
Hewan
Perlakuan Hasil
titrasi
KOH (ml)
Minyak 3,4
Kelapa
Margarin 6,2
Uji Akrolein
Perlakuan Hasil
Minyak Bau
Kelapa menyengat
Gliserol Bau lebih
menyengat