ACARA III
LIPIDA
Nama :
1. Asra Yuda Kusuma (PT/08861)
2. Taufik Qurrahman (PT/08870)
3. Maratus Sholihah (PT/08885)
4. Ardha Maulana Pramudia (PT/08945)
5. Cryspinus Yones Satrio Padaka (PT/08960)
6. Ikhlasul Amal Nur Baihaqi (PT/08992)
Kelompok : XXXIV
Asisten Pendamping : Artanti Aristawati
Tanggal Praktikum : Jumat, 4 Maret 2022
Pendahuluan
Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air akan
tetapi larut dalam pelarut non polar, seperti khloroform, benzena, ether,
dan aseton. Lipida mempunyai fungsi sebagai cadangan energi, pelarut
vitamin A, D, E, K, penyusun membrane sel, dan prekusor untuk sintesis
senyawa-senyawa yang esensial seperti enzim, hormon, dan vitamin.
Berdasarkan kerangka dasar lipida dibagi menjadi 2 yaitu lipida sederhana
dan lipida kompleks. Lipida sederahana meliputi asam lemak dan gliserol,
sedangkan lipida kompleks merupakan ester asam lemak yang
mengandung gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak, seperti
fosfolipid dan glikolipid (Mamuaja CF, 2017). Contoh dari asam lipida
sederhana adalah terpena, steroida, dan prostaglandin dan contoh dari
lipida kompleks adalah asilgliserol, fosfogliserida, sfingolipida, dan, lilin.
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai
trigliserida atau lemak, dengan gugus fungsional utamanya adalah gugus
karboksil. Atom lemak jenuh maupun tidak jenuh terdiri atas 4 sampai 24
atom karbon, dimana setiap atom C akan berikatan dengan atom hidrogen
atau atom C lainnya yang masing-masing akan membentuk ikatan
kovalen. Berdasarkan strukturnya asam lemak dibagi menjadi dua yaitu
asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah
asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap, sedangkan asam
lemak tak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Contoh
dari asam lemak jenuh adalah asam kaprat dan butirat, sedangkan contoh
dari asam lemak tak jenuh adalah asam oleat dan linoleat. Asam lemak
tak jenuh memiliki beberapa jenis contohnya adalah asam omega. Asam
lemak omega merupakan jenis asam lemak tak jenuh dimana
penamaannya didasarkan pada ikatan rangkap dan dihitung dari atom C
yang dekat dengan gugus methil.
Beberapa sifat lemak dan reaksinya yaitu, saponifikasi, adisi, dan
ransiditas (ketengikan). Saponifikasi (penyabunan) adalah reaksi antara
triasilgliserol dengan basa, dengan angka penyabunan adalah banyaknya
mg basa yang diperlukan untuk proses penyabunan 1 grm lemak. Adisi
adalah pengaruh dari ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tak
jenuh yang menyebabkan terjadinya reaksi adisi seperti hidrogenasi dan
halogenasi. Selain itu, pengaruh lainnya adalah terjadinya reaksi reduksi,
oksidasi, dan isomerisasi. Dalam reaksi adisi terdapat istilah angka Yod,
angka Yod merupakan banyaknya gram Yod yang dapat diikat oleh 100
gram lemak. Ransiditas (ketengikan) adalah reaksi yang diakibatkan
karena hidrolitik dan oksidatif. Hidrolitik adalah hidrolisis lemak oleh enzim
lipase mikrobia, dimana lemak akan terhidrolisis dan melepaskan asam
lemak bebas. Oksidatif adalah reaksi oksidasi pada ikatan rangkap lemak,
dimana akan menghasilkan aldehid, keton, dan asam lemak bebas. Untuk
menghambat reaksi ransiditas dapat digunakan senyawa antioksidan
seperti hidrokenon, vitamin C, vitamin E, dan lainnya.
Tujuan
Praktikum Lipida bertujuan untuk mengetahui adanya kelalrutan
lipida pada beberapa maam pelarut, mengetahui derajat ketidak jenuhan
asam lemak, mengetahui banyaknya asam lemak bebas yang terdapat
dalam suatu lemak atau minyak, mengetahui terjadinya dehidrasi gliserol,
dan mengetahui ada tidaknya asam lemak.
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum acara lipida adalah
tabung reaksi, rak tabung, pipet ukur, pump pipet, bunsen, droplet, pipet
tetes, erlenmeyer, penjepit, vortex, dan biuret.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum acara lipida
adalah chloroform, ether, akuades, Na2CO3, empedu encer, minyak
kelapa, minyak hewan, minyak jagung, KHSO4 10 %, tepung gandum,
tepung kedelai, indikator PP, gliserol, mentega, pelarut lemak, KOH 0,1 N,
dan Hubl yod.
Metode
Uji Kelarutan dan Terjadinya Emulasi. Disiapkan 5 buah tabung
reaksi, masing-masing tabung ditambahkan dengan khloroform, ether,
akuades, Na2CO3, dan empedu encer sebanyak 2 ml. Kemudian setiap
tabung ditambahkan minyak kelapa sebanyak 3 tetes, masing-masing
tabung digojok dan diamati perubahan yang terjadi.
Uji Angka Yod. Sebanyak 12 ml khloroform di masukkan ke dalam
tabung reaksi, kemudian tambahkan hubis yod sebanyak 12 tetes, larutan
kemudian di homogenkan dengan vortex dan akan menghasilkan larutan
berwarna merah muda kemudian larutan yang telah homogen di bagi
menjadi 4 tabung. Tabung 1 ditambah minyak kelapa setetes demi setetes
sehingga larutan berubah warna dari merah muda menjadi bening,
Tabung 2 ditambah minyak jagung setetes demi setetes hingga warna
larutan berubah dari merah muda menjadi bening, tabung 3 ditambah
minyak hewan setetes demi setetes sehingga warna larutan berubah dari
merah muda menjadi bening, tabung 4 ditambah minyak olive setets demi
setetes hingga larutan berubah warna dari merah muda menjadi bening.
Uji Angka Asam. Disiapkan sebanyak 2 erlenmeyer, erlenmeyer 1
diisi dengan 2,5 gram margarin, erlenmeyer 2 diisi dengan 2,5 gram
minyak kelapa, masing-masing erlenmeyer ditambah 12,5 ml pelarut
lemak kemudian tambah 0,25 ml indikator pp, kemudian di vortex.
Dilakukan titrasi pada masing-masing erlenmeyer dengan KOH o,1 N
hingga berwarna merah muda, jumlah KOH 0,1 N yang dibutuhkan untuk
titrasi di catat. Dilanjutkan dengan perhitungan angka asam dengan
cacatan ml NaOH margarin 5,3 ml.
Rumus angka asam : ml titrasi x 0,1 x 56 : gram sampel =......mg/gram
Bm KOH = 56
N KOH = 0,1
Uji Akrolein. Disiapkan sebnyak 2 tabung reaksi, tabung 1 diisi
dengan 0,5 ml minyak kelapa dan tabung 2 diisi dengan o,5 ml gliserol.
Masing-masing tabung ditambahakan 1 ml KHSO4 kemudian kedua
tabung digojok dan dipanaskan dengan menggunakan bunsen, kemudian
bau yang keluar di catat.
Uji Noda Lemak. Disiapkan 2 buah tabung reaksi, tabung 1 diisi
dengan 0,5 sendok pengaduk tepung gandum, tabung 2 diisi dengan 0,5
sendok pengaduk tepung kedelai, kemudian masing-masing tabung
ditambah 2 ml ether kemudian digojok. Larutan pada masing-masing
tabung diteteskan pada droplet hingga ether menguap, kemuadian diusap
dengan kertas minyak dan noda pada kertas minyak diamati.
Hasil dan Pembahasan
Uji Kelarutan dan Terjadinya Emulsi
Uji kelarutan dan tejadinya emulsi bertujuan untuk mengetahui
adanya kelarutan lipida pada beberapa macam pelarut. Prinsip kerja yang
digunakan pada uji ini yaitu lemak akan larut pada larutan senyawa
organik yang bersifat nonpolar. Hanum (2013) menyatakan bahwa
kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid
dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya tidak akan larut. Hal
tersebut karena lipid memiliki sifat non polar sehingga hanya akan larut
pada pelarut nonpolar. Reagen yang digunakan pada uji ini yaitu
khloroform, ether, akuades, Na2CO3, empedu encer, dan minyak kelapa.
Khloroform, ether, dan akuades berfungsi sebagai pelarut. Na 2CO3
berfungsi sebagai pereaksi penyabunan. Empedu encer berfungsi sebagai
pengemulsi lemak. Sedangkan minyak kelapa berfungsi sebagai substrat
lipida. Hidayanto (2017) menyatakan bahwa lipid adalah molekul polar
yang hanya akan larut dalam pelarut nonpolar (khloroform, eter, metilan,
dan alkohol). Fungsi perlakuan penyamaan volume larutan serta
banyaknya tetes minyak kelapa berfungsi sebagai variable kontrol
sehingga jumlahnya disamakan agar tidak memengaruhi hasil yang
didapatkan sedangkan penggojokan berfungsi untuk meratakan campuran
antara reagen dengan minyak kelapa. Indira (2015) menyatakan bahwa
kocokan dilakukan hingga larutan tercampur rata. Hasil uji kelarutan dan
emulsi dapat diamati pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Hasil Uji Kelarutan dan Terjadinya Emulsi
No. Tabung Perlakuan Hasil
Uji Ketidak-jenuhan
Uji angka iod. Angka yod merupakan banyaknya gram yod yang
dapat diikat oleh 100 gram lemak. Uji yod bertujuan untuk mengetahui
derajat ketidak jenuhan asam lemak. Prinsip kerja yang digunakan ada uji
ini yaitu semakin banyak minyak yang diperlukan maka minyak tersebut
semakin sedikit ikatan rangkapnya yang berarti semakin jenuh lemaknya.
Hanum(2013) menyatakan bahwa reaksi positif ketidak jenuhan asam
lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna
kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali
pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbon asam lemak. Reagen yang digunakan pada uji ini yaitu
khloroform, pereaksi hubl, HgCl2, minyak kelapa, minyak jagung, minyak
zaitun, dan minyak hewan. Khloroform berfungsi untuk melarutkan lemak.
Pereaksi hubl mengandung yod yang berfungsi sebagai pereaksi adisi
ikatan rangkap pada asa lemak. HgCl2 berfungsi sebagai katalisator
reaksi. Sedangkan minyak kelapa, jagung, zaitun, dan hewan berfungsi
sebagai sumber ikatan rangkap. Hidayanto (2017) menyatakan larutan
khloroform yang ditambah asam lemak dicampur dengan unsur halogen,
ia akan mengubah warna larutan unsur halogen(bromin atau iodin)
dimana kondisi terseut sangat ideal jika dijadikan indicator adanya ikatan
rangka dalam suatu larutan asam lemak. Hanum (2013) menyatakan
bahwa pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi
asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi
berikatan tunggal. Hasil uji kelarutan dan emulsi dapat diamati pada tabel
3.2
Tabel 3.2 Hasil Uji Angka Iod
No. Perlakuan Hasil (tetes)
Tabung
Fitriana, Y. A. N. & Fitri, A. S., 2019. Uji Lipid pada minyak kelapa,
Husna, A., Fauziah, D., Azizah, Y. N., Choirul, A., & Pujiyanti, R. 2013.
Monika, A., 2021. Uji Akrolein, Banda Aceh: Syiah Kuala University.
Sukabumi.
Suparno.O., I.K. Kartika, dan Muslich. 2013. Sains dan Teknologi Proses
Utama. Jakarta.
LAMPIRAN
Perlakuan Hasil
Khloroform Larut
Ether Larut
Minyak Kelapa 31
Minyak Jagung 12
Minyak Zaitun 6
Minyak Hewan 52
Margarin 6,7
ml titrasi x 0,1 x 56
=… mg /gram
gram sampel
4,1 x 0,1 x 56
=9,184 mg/gram
2,5
6,7 x 0,1 x 56
=15,008 mg/ gram.
2,5