ACARA VII
DARAH
1. Asra Yuda Kusuma : PT/08861
2. Taufik Qurrahman : PT/08870
3. Maratus Sholihah : PT/08885
4. Ardha Maulana Pramudia : PT/08945
5. Cryspinus Yones Satrio Padaka : PT/08960
6. Ikhlasul Amal Nur Baihaqi : PT/08992
Kelompok : XXXIV
Asisten Pendamping : Artanti Aristawati
Tanggal Praktikum : Senin, 14 Maret 2022
Pendahuluan
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup
(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, dan juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh
manusia terhadap virus atau bakteri (Castaka et al., 2017). Darah
berfungsi untuk mengedarkan oksigen, karbondioksida, nutrient, sisa
metabolisme, senyawa hasil metabolisme (metabolit), dan hormone.
Darah juga berperan untuk menyeimbangkan elektrolit dan pH (sifat
homeostasis darah). Tilman et al. (1998) menyatakan bahwa darah juga
menyediakan sarana dari hasil sisa metabolisme tubuh.
Darah terdiri dari dua bagian yaitu sel darah dan plasma darah. Sel
darah terdiri dari tiga jenis yaitu sel darah merah (eutrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keeping darah (trombosit). Sel darah merah berfungsi untuk
mengikat oksigen dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan
sel darah putih berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, dan kepingan
darah berfungsi dalam proses pembekuan darah. Plasma darah
merupakan komponen cairan yang mengandung berbagai nutrisi maupun
substansi penting lainnya yang diperlukan oleh tubuh manusia, antara lain
protein, albumin, globulin, faktor-faktor pembekuan darah, dan berbagai
macam elektrolit natrium (Na+), kalim (K+), klorida (Cl-), magnesium (Mg2+),
hormone dan sebagainya (Firani, 2018). Volume darah dalam tubuh kira-
kira 4,5liter yang terdiri dari 55% plasma darah dan 45% sel darah. Darah
memiliki tekanan osmotik sebesar 28mmHg dan pH sebesar 7 sampai 7,8.
Isnaeni, (2006) menyatakan bahwa di dalam plasma juga terdapat gas
telarut (O2, CO2, N2), sisa produk jaringan (urea, asam urat, dan kreatinin),
antibodi, antitoksin, hormone dan enzim.
Mekanisme pembekuan darah ialah trombosit akan mengalami
penggumpalan (aglutinasi) karena adanya jaringan yang mengalami
kerusakan atau cedera. Trombosit yang mengalami penggumpalan
disebut tromboplastin yang kemudian bereaksi dengan konvertin. Ion Ca
mengubah protrombin menjadi trombin kemudian trombin bereaksi
dengan ion Ca yang menyebabkan accelerator globulin plasma dari inaktif
menjadi accelerator serum aktif. Protrombin yang berubah menjadi
trombin akan mengaktifkan fibrinogen dan kemudian fibrinogen berubah
menjadi benag-benang halus yang disebut fibrin. Mekanisme pembekuan
darah berlangsung secara bertahap sedemikian rupa sehingga salah satu
faktor koagulasi diubah menjadi aktif diakhiri dengan pembentukan fibrin
(bekuan). Faktor koagulasi atau faktor faktor pembekuan darah adalah
protein yang terdapat dalam darah (plasma) yang berfungsi dalam proses
koagulasi (Desmawati, 2013).
Tujuan Praktikum
Praktikum acara Darah bertujuan untuk mengetahui globulin dan
albumin dalam serum darah serta karakteristiknya. Tujuanya juga untuk
mengetahui adanya senyawa kholrida, fosfat, kasium. Tujuan lainya untuk
mengetahui glukosa, dan pigmen darah di dalam darah.
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum acara darah adalah
tabung reaksi, pipet ukur, bunsen, corong, penjepit, pipet tetes, dan kertas
saring.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum acara darah
adalah serum darah, (NH4)2SO4 jenuh, asam asetat 2%, HNO3 pekat,
NH4OH, gliserol, CuSO4, benzidin, aquadest, amonium sulfat, klorofenol
red, AgNO3, kalium oksalat, Na2CO3, darah, dan H2O2.
Metode
Penggumpalan
Pengendapan Globulin. Pengendapan globulin membutuhkan 1
buah tabung yang diisi dengan 3 ml serum dan ditambahkan dengan 3 ml
larutan (NH4) 2SO4 jenuh lalu digojok, kemudian endapan dipisahkan
dengan penyaring. Fitrat disimpan untuk uji pengendapan albumin dan
ditambhakan 3-5 tetes air lalu digojok.
Pengendapan (Albumin)
Fitrat dari endapan globulin ditambah dengan amonium padat
kemudian digojok lalu disaring dan hasil endapan dari pengendapan
globulin dan pengendapan albumin akan dipindahkan kedalam tabung dan
ditambahkan air dan akan didapatkan perbedaan dari kedua tabung
tersebut.
Globulin akan mengendap pada garam setengah jenuh (amonium
Sulfat) globulin dapat mengendap karena terjadinya proses koagulasi,
endapan (globulin) dilarutkan dalam air maka sedikit yang larut karena
sifat globulin sedikit atau tidak larut dalam air.
Albumin dari fitrat pertama masih tersisa albumin, albumin akan
mengendap pada garam jenuh (amonium sulfat padat). Albumin dapat
mengendap karena proses koagulasi endapan (albumin) dilarutkan dala
air maka akan larut seluruhnya karena sifat albumin larut dalam air.
Zat-zat Bukan Protein Dalam Serum
Deproteinasi serum darah
Dapat dilakukan dengan deproteinasi serum darah yaitu 5 ml serum
darah ditambahkan dengan 10 ml akuades, kemudian dididihkan lalu
ditambah setetes demi setetes larutan asam asetat 2% yang ditambahkan
pada saat pendidihan. Kemudian larutan disaring dan ditambahkan fitrat
dengan indikator kloroform merah, lalu diasamkan hingga pH 5,4 atau
warna indikator cepat hilang kemudian dididihkan lalu disaring dan di bagi
menjadi 4 untuk uji yang selanjutnya.
Uji Klorida
Fitrat yang disediakan tadi ditambahkan dengan HNO3 pekat
kemudian ditambah dengan beberapa tetes larutan AgNO3 lalu amati
endapannya, endapan akan larut lagi bila dituangkan NH4O4 kedalamnya.
Uji Fosfat
Fitrat yang sama diberikan beberapa tetes amonium molibdat dan
ditambahkan dengan 1 tetes HNO3 pekat, kemudian dilakukan
pemanasan dan amati hasil yang diperoleh.
Uji Kalsium
Fitrat yang sama ditambahkan beberapa tetes larutan kalium
oksalat kemudian diamati perubahan yang terjadi.
Uji Glukosa
Sebanyak 2 ml fitrat yang sama ditambahkan 2tetes gluserol
kemudian ditambahkan sedikit bubuk Na2CO4 bebas air lalu ditambahkan
2 tetes larutan Cu2SO4 2,5%, kemudian larutan dididihkan selama
beberapa menit dan amati perubahannya dari warna ungu menjadi coklat.
Pingmen Darah
Uji Benzidin
1 tetes darah diencerkan dengan 10 ml air dan di gojok kemudian
diambil 1 ml dan ditambahkan dengan 1,5 larutan benzidin setelah itu
ditambahkan dengan 0,5 ml H2O2 3%, dan amati perubahan yang terjadi.
Hasil dan Pembahasan
Pengendapan
Pengendapan Globulin. Pada percobaan kali ini bertujuan untuk
mengetahui adanya globulin dalam serum darah dan karakteristiknya. .
Prinsip kerja dari pengendapan globulin adalah globulin akan larut dalam
air, larut dalam larutan garam encer, dan mengendap dengan ammonium
sulfat setengah jenuh. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini ketika
tabung diisi plasma darah dan larutan (NH4)2SO4 diperoleh sedikit
endapan. Endapan yang diperoleh setelah disaring ditambah dengan air
ternyata larut. Menurut Bastiansyah (2012) Menyatakan bahwa larutnya
endapan ketika ditambah dengan air menunjukkan bahwa di dalam serum
terdapat globulin, sebab sifat globulin adalah larut larut dalam air
menandakan adanya globulin karena sifat globulin yang larut dalam air,
larut dalam larutan garam encer, dan mengendap dengan ammonium
sulfat ½ jenuh. Fungsi pemberian (NH4)2SO4 adalah untuk
mendenaturasi protein atau untuk mengurangi daya larut globulin,
sehingga globulin terpisah sebagai endapan. Terbentuknya endapan
dapat dilakukan dengan cara penambahan asam, ion logam, dan
pemanasan. Pengendapan terjadi karena ion garam ammonium sulfat
menarik molekul air dan albumin menjauh dari globulin disebabkan ion
garam ammonium sulfat memiliki muatan berat jenih yang lebih besar
dibanding protein. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh
sesuai dengan literatur bahwa globulin larut dalam air, larutan garam
encer, dan mengendap dengan ammonium sulfat ½ jenuh.
Berdasarkan percobaan ini, protein albumin tidak ikut mengendap
karena protein albumin mengendap pada larutan yang bersifat jenuh
sehingga filtrat yang disaring endapannya masih mengandung protein
albumin dan dapat digunakan pada percobaan pengendapan albumin.
Endapan globulin yang telah disaring tadi ditambahkan aquades maka
endapan protein globulin tersebut tidak larut (ditandai dengan laruran
keruh) karena protein globulin sedikit atau tidak larut dalam air sehingga
dalam larutan tersebut masih mengandung protein gobulin.
Pengendapan Albumin
Uji pengendapan albumin bertujuan untuk mengetahui adanya
albumin dalam serum darah dan karakteristiknya. Penambahan
(NH4)2SO4 padat berfungsi untuk mengikat air pada protein yang bersifat
higroskopis dan fungsi dari penambahan air yaitu untuk melarutkan
endapan albumin. Putri et al. (2013) menyatakan bahwa penambahan
(NH4)2SO4 berfungsi untuk membantu pengendapan. Uji pengendapan
albumin dilakukan dengan filtrat dari uji pengendapan globulin ditambah
dengan ammonium sulfat padat berlebih, lalu digojog dengan tujuan agar
larutan homogen. Larutan disaring dengan tujuan memisahkan endapan
dan filtrat lalu endapannya dipindahkan ke dalam tabung dan ditambah
air, lalu digojog Kembali.
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa tabung yang berisi filtrat
(F1) dari uji globulin terdapat endapan yang dapat larut dalam air. Sifat
albumin yaitu tidak larut dalam amonium sulfat jenuh, larut dalam air,
garam encer, dan setengah jenuh. Bila endapan dalam air dapat
disimpulkan di dalam serum darah terdapat protein albumin. Sumardjo
(2009) menyatakan bahwa albumin adalah sekelompok protein yang larut
dalam air dan garam encer. Hasil praktikum telah sesuai dengan literatur.
Deproteinasi serum darah
Deproteinasi serum darah bertujuan untuk menghilangkan protein
dari suatu sampel. Tahap deproteinasi adalah proses penghilangan
protein yang terdapat pada limbah udang (Harjanti, 2014). Prinsip kerja
yang digunakan pada uji ini yaitu larutan yang mengandung darah yang
kemudian dipanaskan dan diberi tambahan asam asetat akan mengendap
kemudian filtrat akan berwarna merah apabila diberi penambahan
indicator klorofenol merah kemudian akan berwarna kuning apabila pH
telah mencapai 5,4. Masindi dan Herdyastuti (2017) menyatakan bahwa
deproteinasi menggunakan pereaksi kimia menyebabkan pemutusan
secara acak pada gugus asetil kitin sehingga menghasilkan derajat
deasetilasi yang tinggi, namun pemutusan protein tidak berjalan maksimal.
Reagen yang digunakan yaitu asam asetat yang berfungsi untuk
menggumpalkan protein dalam darah hingga mencapai titik isoelektrik dan
klorofenol merah sebagai indikator warna merah dengan trayek pH
kuning-merah yaitu 4,8-6,4. Destiarti et al. (2016) menyatakan bahwa
Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi
dengan asam maupun basa dengan adanya perubahan warna sesuai
dengan konsentrasi ion hidrogen melalui proses titrasi. Saraswati (2018)
menyatakan bahwa alkaloid reagensia merupakan reagen yang dipakai
untuk mengendapkan protein seperti asam pikrat, asam gallat, asam
suifolisilat, asam fosfowolframat, asam fosfomolibdat dan lain-lain. Fungsi
perlakuan pemanasan berfungsi untuk mendenaturasi protein dalam
darah.
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh diketahui bahwa pada
tabung terdapat endapan dan hasil filtrat yang diperoleh digunakan pada
uji selanjutnya. Uji denaturasi protein dilakukan dengan melarutkan darah
dalam air yang kemudian dipanaskan agar protein yang terkandung dalam
darah terdenaturasi atau hilang. Kemudian 2% asam asetat ditambahkan
ketika proses pendidihan. Hal ini dilakukan agar reaksi yang terjadi
menjadi optimal sehingga terbentuk endapan. Penambahan asam asetat
hingga mencapai titik isoelektrik mengakibatkan kelarutan protein
menurun dan mencapai titik terendah sehingga protein menggumpal dan
mengendap. Poedjiadi, (2009) mengatakan bahwa protein adalah
senyawa yang akan mengalami denaturasi dalam keadaan asam
dan menggumpal apabila dipanaskan. Endapan yang terbentuk disaring
sehingga terpisah dari larutannya. Larutan tersebut ditambahkan dengan
indikator khlororfenol merah yang mengakibatkan larutan berubah menjadi
warna merah. Hal ini menunjukkan bahwa larutan berada pada trayek pH
6,4. Kemudian larutan tersebut diasamkan hingga menunjukkan pH 5,4
yang ditandai dengan berubahnya warna larutan dari merah menjadi
kuning. Bastiansya (2008) menyatakan bahwa konformasi molekul protein
dapat berubah karena pengaruh suhu, pH atau karena terjadinya suatu
reaksi dengan senyawa lain atau ion-ion logam dan peristiwa ini sering
disebut deproteinasi. Larutan yang sudah berwarna kuning dipanaskan
kembali dan endapan yang terbentuk disaring kembali. Berdasarkan hasil
praktikum yang diperoleh diketahui bahwa pada tabung terdapat endapan
dan menghasilkan filtrat yang digunakan pada uji selanjutnya. Hasil yang
didapat sesuai dengan literature.
Uji Khlorida
Uji khlorida bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa khlorida
dalam darah. Prinsip kerja yang digunkan pada uji ini yaitu Cl dalam darah
akan bereaksi dengan AgNO3 yang mengkibatkan terjadinya endapan.
Utary (2016) menyatakan bahwa perak Nitrat (AgNO3) berlebihan
ditambahkan ke sempel yang mengandung ion klorida atau bromide akan
menghasilkan endapan AgCl dengan persamaan sebagai berikut:
AgNO3 berlebih + Clˉ AgCl + NO3ˉ (Utary,2016).
Reagen yang digunakan pada uji ini yaitu HNO 3 pekat yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan perak fosfat dan
menguraikan NaCl, AgNO3 berfungsi untuk menghasilkan Ag+ untuk
bereaksi dengan Cl dan NH 4OH berfungsi untuk melarutkan endapan
AgCl. Asam nitrat dikombinasikan dengan HCl sebagai campuran asam
untuk mendestruksi, dimana HCl bertindak sebagai oksidator. Sehingga
dapat mengubah logam menjadi senyawa logam klorida dan selanjutnya
diubah menjadi kompleks anion yang stabil (Rusnawati et al., 2018).
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh diketahui bahwa pada
tabung terdapat endapan yang kemudian akan larut kembali setelah
penambahan NH4OH. Hal tersebut menunjukkan bahwa darah
mengandung khlorida. Abdul et al. (2016) menyatakan bahwa klorida
merupakan salah satu dari elektrolit dalam tubuh dan anion utama dalam
cairan ektrasel serta klorida punya salah satu peran yaitu dalam
pengaturan volume darah Reakasi dimulai dengan penambahan HNO 3
dan AgNO3 pada filtrat. HNO3 akan menguraikan NaCl yang terdapat
dalam filtrat menjadi Na+ dan Cl- dan AgNO3 terurai menjadi Ag+ dan NO3-.
Ag+ akan berikatan dengan Cl - membentuk endapan AgCl. Selain
menguraikan senyawa tersebut HNO3 juga berfungsi untuk mencegah
endapan perak fosfat(Ag3 PO4) pada reaksi tersebut. Endapan yang sudah
terbentuk diberi penambahan NH4OH sehingga endapan AgCl kembali
Pengendapan
Globulin
Tabung Sampel Hasil
1 Serum darah Endapan Larut
Pengendapan
Albumin
Tabung Sampel Hasil
1 Filtrat (F1) dari uji Endapan Larut
sebelumnya
Uji Khlorida
Tabung Sampel Hasil
1 Filtrat (P) dari uji Endapan larut
deproteinasi serum darah
Uji Fosfat
Tabung Sampel Hasil
1 Filtrat (P) dari uji Endapan warna
deproteinasi serum darah kuning
Uji Kalsium
Tabung Sampel Hasil
1 Filtrat (P) dari uji Endapan putih
deproteinasi serum darah
Uji Glukosa
Tabung Sampel Hasil
1 Filtrat (P) dari uji Larutan berwarna
deproteinasi serum darah hijau
Pigmen Darah
Uji Benzidin
Tabung Sampel Hasil
1 Darah Larutan berwarna biru